Dokter keluarga adalah dokter yang bertanggung jawab atas pelayanan
kesehatan kesehatan secara komprehensif dan berkelanjutan kepada
setiap individu yang berhak mendapatkannya tanpa memandang usia ,
jenis kelamin dan penyakit. Dokter keluarga berperan untuk
mempromosikan kesehatan , memberikan edukasi untuk pencegahan
penyakit dan memberikan pengbatan kepada pasien. Dokter keluarga
melayani individu yang di titik fokuskan pada keluarga , komunitas dan
selalu menghormati otonomi pasien (WONCA, 2011)
Ini untuk tinjauan pustaka bab II
Kedokteran keluarga adalah dokter yang melayani masyarakat dan
menyediakan perawatan kesehatan berkelanjutan dan menyeluruh
kepada keluarga, individu dan merujuk pasien ke tempat pelayanan lain
jika terdapat indikasi . Dokter keluarga mempunyai tanggung jawab
sebagai pelayan kesehatan menyeluruh dan berkesinambungan, serta
bertindak sebagai pengatur pelayan kesehatan. Pelayanan dokter
keluarga tidak dibatasi oleh usia, jenis kelamin , dan jenis penyakit
tertentu (AAFP) https://www.aafp.org/about/policies/all/fmquality
care.html
Secara umum terdapat 9 prinsip dasar dari pelayanan dokter keluarga yaitu:
1. Pelayanan holistik dan komprehensif
pelayanam dokter keluarga secara menyeluruh yang meliputi 5 aspek yaitu aspek
personal, klinis, internal, eksternal dan fungsional. Dimana dokter keluarga aktif
melakukan kunjungan, edukasi, penyuluhan dan pencegahan. Sedangkan
pelayanan komprehensif adalah pelayanan yang berpusat pada 5 levels of
preventions yang terdiri dari health promotion, general and specific protection,
early diagnosis, disability limitation dan rehabilitation
2. Pelayanan yang kontinu
Dokter keluarga harus menjaga kontinuitas pelayanan dalam arti, pemantauan
kepada pasien dilakukan secara terus-menerus mengunakan rekam medis pasien
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
Bagaimanapun dokter keluarga harus berupaya menerapkan seluruh tingkat
pencegahan. Dengan demikian ia harus memberikan ceramah kesehatan dan
vaksinasi, menyelengarakan Keluarga Berencana (KB) dan Kesehatan Ibu Anak
(KIA)
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
Koordinasi ini dilakukan ketika pasien memerlukan beberapa konsultasi
spesialistis atau pemeriksaan penunjang dalam waktu yang bersamaan. Selain itu
koordinasi pun dilakukan dengan keluarga dan lingkungannya una meningkatkan
efisiensi pengobatan.
5. Penanganan individu bagi setiap pasien sebagai integral dari keluarganya
Titik tolak pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan personal seorang individu
sebagai bagian integral dari keluarganya.
6.Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
tempat tinggalnya.
Dalam mengobati pasien, dokter keluarga tidak boleh lupa bahwa pasien
merupakan bagian integral dari keluarga dan komunitasnya. Kesembuhan penyakit
sangat dipengaruhi lingkungannya dan sebaliknya penyakit pasien dapat
mempengaruhi lingkungannya juga.
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hokum
Sadar etika dalam praktiknya diwujudkan dalam perilaku dokter dalam
menghadapi pasiennya tanpa memandang status social, jenis kelamin,jenis
penyakit, ataupun sistem orang yang sakit. Semua harus dilayani secara
professional. Demikian pula dengan sadar hokum, sangat dekat dengan perilaku
dokter untuk tetap bekerja dalam batas-batas kewenangan dan selalu mentaati
kewajiban yang digariskan oleh hukum yang berlaku di daerah tempat praktiknya.
8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapa dipertanggung jawabkan
9. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
(Azwar, A.(2010). Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. 2st ed, Yayasan Penerbitan Ikatan
Dokter Indonesia, Jakarta, pp 2-10, 47-53.)