Bipolar
Soal SOCA
Wanita, datang dengan keluhan sulit tidur dan merasa sedih sejak 2 minggu yang lalu. Ia tidak semangat
kerja, sulit konsentrasi, sering mengurung diri, sering mendengar suara-suara yang berkata bahwa dirinya
jelek. Ia merasa tidak berguna dan ingin bunuh diri.
2 tahun yang lalu: masuk ke RS karena gelisah, energi meningkat, tidak tidur. 2 minggu kemudian pulang
dari RS, langsung kerja. Merasa sehat dan tidak control lagi. Diberikan Risperidon.
5 bulan yang lalu: semangat, energi meningkat, mempunyai banyak ide-ide dan harus segera dilakukan,
tidak lelah dan tidak butuh tidur. Sering belanja barang-barang mewah, bagi-bagi uang ke teman.
Mendengar suara-suara yang berkata bahwa teman-temannya iri kepadanya.
PF: normal.
Pemeriksaan mental:
Kooperatif, tampak sedih. Bicara spontan, lambat, volume pelan, koheren. Waham nihil. Halusinasi
auditorik.
Jawab:
WD: Ganggu Afektif Bipolar tipe I Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
DD:
Gangguan Depresi berat – kalau datang dengan depresi
Kriteria Gangguan Depresi Berat + tidak ada riwayat episode manik, hipomanik, campuran
sebelumnya
Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik
Kriteria Episode depresi berat + waham, halusinasi, atau stupor depresif
Gangguan Bipolar II
Gangguan siklotimik
- Ketidak-stabilan menetap dari afek (min 2 tahun), meliputi banyak periode depresi ringan dan
hipomania ringan, diantaranya tidak ada yang cukup parah atau cukup lama untuk memenuhi
keriteria gangguan afektif bipolar/gangguan depresif berulang
- Setiap episode mood swing tidak memenuhi kriteria u/ kategori manapun yang disebut dalam
episode manik atau episode depresif
Mania dengan Gejala Psikotik
- G.K mania berat
- Harga diri membumbung dan gagasan kebesaran dapat berkembang menjadi waham
kebesaran, iritabilitas dan kecurigaan menjadi waham kejar
Gangguan Distimik – kalau datang dengan depresi
- Afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah/jarang sekali cukup parah u/
memenuhi kriteria gangguan depresif berulang ringan/sedang.
- Biasanya mulai pada usia dini dari masa dewasa dan berlangsung sekurang2nya brapatahun,
kadang2 u/ jangka waktu tidak terbatas
- Tidak ada riwayat episode manik, hipomanik, campuran sebelumnya
Gangguan mood akibat kondisi medis umum
SOCA BARBIE 2017
DD Bipolar II:
Gangguan Bipolar I
Gangguan Depresif Berat
Gangguan kepribadian borderline
Bipolar I Bipolar II
Major depressive disorder Major depressive disorder
Major depressive disorder may also be accompanied by Perhaps the most challenging differential diagnosis to
hypomania or manic symptoms (i.e., fewer symptoms or consider is major depressive disorder, which may be
for a shorter duration than required for mania or accompanied by hypomania or manic
hypomania). When the individual presents in an episode symptoms that do not meet full criteria (i.e., either fewer
of major depression, one must depend on corroborating symptoms or a shorter duration than required for a
history regarding past episodes of mania or hypomania. hypomanie episode). This is specially true in evaluating
individuals with symptoms of irritability, which may be
SOCA BARBIE 2017
Symptoms of irritability may be associated with either associated with either major depressive disorder or
major depressive disorder or bipolar II disorder.
bipolar disorder, adding to diagnostic complexity.
Other bipolar disorders Cyclothymic disorder
Diagnosis of bipolar I disorder is differentiated from In cyclothymic disorder, there are numerous periods of
bipolar II disorder by determining whether there have hypomanic symptoms and numerous periods of
been any past episodes of mania. Other specified and depressive symptoms that do not meet symptom or
unspecified bipolar and related disorders should be duration criteria for a major depressive episode. Bipolar
differentiated from bipolar I II disorder is distinguished from cyclothymic disorder by
and II disorders by considering whether either the the presence of one or more major depressive episodes.
episodes involving manic or hypomanic symptoms or the If a major depressive episode occurs after the first 2
episodes of depressive symptoms fail to meet the full years of cyclothymic disorder, the additional diagnosis of
criteria for those conditions. bipolar II disorder is given.
Bipolar disorder due to another medical condition may
be distinguished from bipolar
I and II disorders by identifying, based on best clinical
evidence, a causally related medical
Condition
Generalized anxiety disorder, panic disorder, Schizophrenia spectrum and other related psychotic
posttraumatic stress disorder, or other disorders
anxiety disorders Bipolar II disorder must be distinguished from psychotic
These disorders need to be considered in the differential disorders (e.g., schizoaffective disorder, schizophrenia,
diagnosis as either the primary disorder or, in some and delusional disorder). Schizophrenia, schizoaffective
cases, a comorbid disorder. A careful history of disorder, and delusional disorder are all characterized by
symptoms is needed to differentiate generalized anxiety periods of psychotic symptoms that occur in the absence
disorder from bipolar disorder, as anxious ruminations of prominent mood symptoms. Other helpful
may be mistaken for racing thoughts, and efforts to considerations include the accompanying symptoms,
minimize anxious feelings may be taken as impulsive previous course, and family history.
behavior. Similarly, symptoms of posttraumatic stress
disorder need to be differentiated from bipolar disorder.
It is helpful to assess the episodic nature of the
symptoms described, as well as to consider symptom
triggers, in making this differential diagnosis.
Substance/medication-induced bipolar disorder Panic disorder or other anxiety disorders
Response to mood stabilizers during a Anxiety disorders need to be considered in the
substance/medication induced mania may not differential diagnosis and may frequently be present as
necessarily be diagnostic for bipolar disorder. There may co-occurring disorders.
be substantial overlap in view of the tendency for
individuals with bipolar I disorder to overuse substances
during an episode. A primary diagnosis of bipolar
disorder must be established based on symptoms that
remain once substances are no longer being used.
Attention-deficit/hyperactivity disorder Substance use disorders
This disorder may be misdiagnosed as bipolar disorder, Substance use disorders are included in the differential
especially in adolescents and children. Many symptoms diagnosis.
SOCA BARBIE 2017
Definisi
Gangguan afektif episode berulang (sekurang-kurangnya 2 episode), dengan gejala-gejala manik,
hipomanik, depresif, dan campuran muncul silih berganti setiap episode. Terdapat periode
sembuh/bebas gejala antar episode. Gangguan berlangsung seumur hidup.
Menimbulkan hendaya psikososial berat
Episode manik muncul tiba-tiba, berlangsung antara 2 minggu sampai 4-5 bulan
Episode depresi cenderung berlangsung lebih lama rata-rata sekitar 6 bulan dan jarang melebihi 1 tahun
kecuali pada usia lanjut.
Kedua macam episode ini seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental
lain (adanya stres tidak esensial untuk penegakan diagnosis).
Kriteria Diagnostik
Episode depresi (F32) = Major depressive disorder (MDD)/ Episode Depresi Mayor
Gejala utama berupa sindroma depresi
Gejala utama:
1) Mood: depresi
2) Motivasi: kehilangan minat & kegembiraan
3) Motorik: berkurangnya energi yang menuju meningkat keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata
sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas
Gejala tambahan:
1. Konsentrasi dan perhatian berkurang
2. Harga diri & kepercayan diri berkurang
3. Gagasan tentang rasa bersalah & tidak berguna
4. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
5. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri
6. Tidur terganggu
7. Nafsu makan berkurang
Berlangsung minimal 2 minggu, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar
biasa beratnya dan berlangsung cepat.
Menyebabkan hendaya berat dalam fungsi psikosialnya
Kategori diagnosis episode depresif ringan, sedang, berat hanya digunakan untuk episode depresif tunggal
(yang pertama). Episode depresif berikutnya harus diklasifikasi di bawah salah satu diagnosis gangguan
depresif berulang.
- Episode Depresif Ringan = 2 GU + 2 GT + tidak boleh ada gejala yang berat diantarnya + hanya sedikit
kesulitan dalam pekerjaan & kegiatan sosial ang biasa dilakukannya.
- Episode Depresif Sedang = 2 GU + min 3 GT + kesulitan nyata u/ meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan,
dan urusan rumah tangga
- Episode Depresif berat = 3 GU + min 4 GT (bbrp diantaranya harus berintensitas berat) + sangat tidak
mungkin/sangat terbatas melakukan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga
- Episode Depresi Berat dengan Gejala Psikotik = Episode Depresif Berat + gejala psikotik (waham: ide
ttg dosa, kemiskinan, malapetaka yang mengancam; halusinasi: auditorik/olfatorik: suara
menghina/menuduh, bau kotoran/daging membusuk)
SOCA BARBIE 2017
D. Selama periode gangguan mood, ≥ 3 gejala (4 jika mood hanya mudah tersinggung) berikut ini menetap:
1) Harga diri yang melambung/kebesaran 7) Keterlibatan yang berlebihan dalam
2) Kebutuhan tidur berkurang aktivitas yang menyenangkan yang
3) Logorhoe lebih banyak bicara memiliki kemungkinan tinggi adanya
dibandingkan biasanya/tekanan u/ terus akibat yang menyakitkan (co: belanja
berbicara Eforia/kegembiraan berlebih boros, tidak pilih-pilih dalam hubungan
4) Flight of ideas seksual, investasi bisnis yang bodoh)
5) Iritabilitas & Distraktibilitas 8) Impulsif
6) Agresif, Agitatif 9) Meningkatnya energi/Hiperaktif
10) Gairah seksual meningkat
Manik Hipomanik
C. Gejala tidak memenuhi kriteria u/ episode C. Episode disertai oleh suatu perubahan fungsi
campuran jelas yang tidak karakteristik dari orang
tersebut jika tidak simptomatis
D. Gangguan mood cukup parah untuk
D. Gangguan mood dan perubahan fungsi dapat
menyebabkan gangguan dalam fungsi dilihat oleh orang lain
pekerjaan atau dalam aktivitas sosial E. Gangguan mood tidak cukup parah untuk
lazimnya atau hubungan dengan orang lain, menyebabkan gangguan dalam fungsi
atau membutuhkan hospitalisasi u/ pekerjaan atau pekerjaan, atau
mencegah bahaya bagi diri sendiri atau membutuhkan hospitalisasi, dan tidak
orang lain, atau terdapat gejala psikotik terdapat gejala psikotik
Menimbulkan hendaya fungsi F. Idem manik poin E
psikososial berat
E. Gejala bukan karena efek fisiologis langsung
dari suatu zat (misanya, obat yang
disalahgunakan, medikasi, atau terapi lain)
atau suatu kondisi mdis umum (misalnya,
hipotiroidisme)
Berdasarkan keparahannya:
- Hipomanik = gejala lebih ringan dari mania, afek meninggi/berubah + peningkatan aktivitas (menetap
selama sekurang-kurangnya beberapa hari berturut-turut) + fungsi psikososial relatif masih baik
- Manik = gejala berat, perubahan afek harus disertai dengan energi bertambah sehingga aktivitas
berlebihan, logorhoe, kebutuhan tidur berkurang, ide-ide perihal kebesaran/grandiose ideas, terlalu
optimistik + hendaya fungsi psikososial berat
- Manik dengan Gejala Psikotik = gk mania tapi lebih berat + harga diri yang membumbung dan gagasan
kebesaran dapat berkembang menjadi waham kebesaran (delusion of grandeur), iritabilitas, dan
kecurigaan menjadi waham kejar (delusion of presecution)
Menurut DSM-V:
Gangguan Bipolar I
A. ≥ 1 episode manik dan kadang juga terdapat episode depresi berat
B. Bisa terdapat gejala psikotik
Gangguan Bipolar II
A. ≥ 1 episode depresi berat
B. ≥ 1 episode hipomania
C. Tidak pernah ada episode manik
D. Gejala mood dalam kriteria A dan B tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan skizofektif, dan tidak
bertumpang tindih dengan skizofrenia, gangguan skizofreniform, gangguan delusional, atau gangguan
psikotik YTT
E. Gejala menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi sosial,
pekerjaan, atau fungsi penting lain
Sebutkan episode sekarang atau paling akhir:
- Hipomanik
- Depresi
Gangguan Bipolar Campuran = periode minimal 1 minggu dimana episode depresi, manik, hipomanik terjadi
hampir setiap hari
Epidemiologi
- Prevalensi cukup tinggi 10-15%, merupakan masalah kesehatan no. 4 terbesar (1990)
- masalah kesehatan no. 2 terbesar (2020)
- GB I 1%
- GB II 4%
- ♂:♀ = GB I 1:1 & GB II 1:2
- Status Sosial Ekonomi : SES tinggi > rendah SES
SOCA BARBIE 2017
- For both BPI and BPII, the age range is from childhood to 50 years, with a mean age of approximately 21
years. Most cases of bipolar disorder commence when individuals are aged 15–19 years. The second
most frequent age range of onset is 20–24 years.
Faktor Risiko
(Bipolar I)
Environmental.
more common in high-income than in low-income countries (1.4 vs. 0.7%). Separated, divorced, or widowed
individuals have higher rates of bipolar I disorder than do individuals who are married or have never been married,
but the direction of the association is unclear.
Genetic and physiological.
A family history of bipolar disorder is one of the strongest and most consistent risk factors for bipolar disorders. There
is an average 10-fold increased risk among adult relatives of individuals with bipolar I and bipolar II disorders.
Magnitude of risk increases with degree of kinship. Schizophrenia and bipolar disorder likely share a genetic origin,
reflected in familial co-aggregation of schizophrenia and bipolar disorder.
Course modifiers.
After an individual has a manic episode with psychotic features, subsequent manic episodes are more likely to include
psychotic features. Incomplete interepisode recovery is more common when the current episode is accompanied by
moodincongruent psychotic features.
(Bipolar II)
Genetic and physiological.
The risk of bipolar II disorder tends to be highest among relatives of individuals with bipolar II disorder, as opposed to
individuals with bipolar I disorder or major depressive disorder. There may be genetic factors influencing the age at
onset for bipolar disorders.
Course modifiers.
A rapid-cycling pattern is associated with a poorer prognosis. Return to previous level of social function for individuals
with bipolar II disorder is more likely for individuals of younger age and with less severe depression, suggesting adverse
effects of prolonged illness on recovery. More education, fewer years of illness, and being married are independently
associated with functional recovery in individuals with bipolar disorder, even after diagnostic type (I vs. II), current
depressive symptoms, and presence of psychiatric comorbidity are taken into account.
Etiologi
1. Dysregulation theory
Mood diatur oleh beberapa mekanisme homeostasis. Jika terjadi kegagalan dari salah satu mekanisme
ini akan terjadi gangguan mood seperti mania atau depresi.
2. Chaotic attractor theory
Defek biokimia dapat menyebabkan disregulasi sintesis neurotransmiter
3. Kindling theory
Beberapa gangguan psikiatri disebabkan oleh cumulative subclinical changes pada sistem limbik.
Akumulasi ini secara progresif akan menyebabkan neuron semakin mudah tereksitasi sehingga
menimbulkan gejala yang dapat dioservasi secara klinis
4. Cathecolamine theory
- Abnormalitas noadrenergik, terutama norepinefrin (NE) dan metabolitnya yaitu MHPG. Pada individu
dengan gangguan bipolar kadar MPHG nya lebih rendah dibandingkan depresi unipolar. Pada cairan CSF
pasien mania kadar NE dan MHPG ditemukan meningkat.
- ↑ epinephrine and norepinephrine mania
SOCA BARBIE 2017
Small abnormal areas in the white matter o brain (especially in the frontal lobe)
9. Genetic & family theory
Family studies gangguan bipolar diturunkan
- First-degree relatives/sanak saudara derajat pertama dari penderita gangguan bipolar memiliki
kemungkinan 8-18x lebih besar menderita gangguan bipolar. Kemungkinan menderita gangguan
mood akan menurun jika family relatives degree semakin melebar. Contoh: kakak (First-degree
relatives) akan lebih besar kemungkinannya daripada sepupu (second-degree relatives)
- Jika satu orangtua menderita GB 15-30% anaknya menderita gangguan mood
- Jika kedua orangtua menderita GB 50-70% anaknya menderita gangguan mood
Twin studies
- Kembar monozigot 33-90% berisiko GB
- Kembar dizigot 5-25% GB
Adoption studies
- Anak biologis dari orang tua penderita gangguan mood tetap berisiko menderita gangguan mood
meskipun dibesarkan oleh keluarga angkat yang tidak menderita gangguan.
Genetic studies
- Perubahan pada lokus MAFD 1 sampai 9
- Gen ANK3 (ankyrin G) dan CACNA1C (alpha 1C subunit of the L-type voltage-gated calcium
channel), CLOCK genes
- Kromosom 5, 11, X
Faktor Psikososial
1) Peristiwa kehidupan dan stres lingkungan
Peristiwa kehidupan yang menyebabkan stres lebih sering mendahului episode pertama gangguan
mood daripada episode selanjutnya karena stres yang menyertai episode pertama menyebabkan
perubahan biologi otak yang bertahan lama perubahan keadaan fungsional berbagai
neurotransmiter dan sistem signaling intraneuronal (hilangnya neuron,& penurunan kontak sinaptik)
berisiko lebih tinggi menderita episode gangguan mood selanjutnya, bahkan tanpa adanya stresor
eksternal
2) Psychodynamic factors
Banyak praktisi melihat dinamika penyakit manik-depresif karena dihubungkan melalui satu jalur
umum. Depresi sebagai manifestasi dari kehilangan (yaitu hilangnya harga diri dan rasa tidak berharga).
Mania berfungsi sebagai pertahanan terhadap perasaan depresi.
Pharmacological factors
Pengobatan antidepresan berisiko menyebabkan episode manik. Co: pasien depresi unipolar dengan
pengobatan antidepresan akan memicu risiko terjadinya mania/gangguan bipolar
Obat penurun tekanan darah: reserpine depletes catecholamines from nerve terminals depression
Drugs used to treat depression and drugs of abuse (e.g. cocaine) ↑ monoamines (serotonin,
norepinephrine, or dopamine) trigger mania
SOCA BARBIE 2017
Patofisiologi
Diagnosis
Kriteria diagnosis PPDGJ III dan DSM-V
Wawancara Psikiatri
Pemeriksaan Status Mental
Episode Depresi
Deskripsi Umum
- Menggengam tangan, menarik-narik rambut (gejala agitasi)
- Postur membungkuk, tidak terdapat pergerakan spontan, pandangan mata putus asa, memalingkan
pandangan
- Retardasi Psikomotor: tampak serupa dengan pasien skizofrenia katatonik
Mood, afek, perasaan
- Depresi
Bicara
- Tidak/kurang spontan (berespon dengan kata tunggal dan respon rhadap pertanyaan melambat)
- Kecepatan dan volume bicara menurun
Gangguan presepsi
Pasien terdepresi dengan waham/halusinasi disebut menderita episode depresi berat dengan ciri
psikotik.
Waham/halusinasi sesuai mood terdepresi (mood congruent) waham bersalah, memalukan, tidak
berguna, kemiskinan, kegagalan, kejar, penyakit somatik terminal (co: kanker dan otak “yang
membusuk”)
Waham/halusinasi tidak sesuai mood terdepresi (mood incongruent) tema kebesaran berupa
tenaga, pengetahuan, dan harga diri yang melambung. Co: keyakinan bahwa seseorang dikejar-kejar
karena ia adalah Mesias
Halusinasi juga terjadi pada episode depresi berat dengan ciri psikotik tapi relatif jarang
Isi Pikir
- Pandangan negatif tentang dunia dan dirinya sendiri
- Per tentang kehilangan, bersalah, bunuh diri, kematian
- Penghambatan pikiran (thought blocking)
- Miskin isi pikir
Sensorium dan kognisi
SOCA BARBIE 2017
a. Orientasi
Pasien yang paling terdepresi berorientasi terhadap orang, tempat, dan waktu. Walaupun bbrp
pasien mungkin tidak memiliki cukup energi/minat u/ menjawab pertanyaan ttg hal tsb selama
wawancara
b. Daya ingat
50-70% mengalami gangguan kognitif (pseudodemensia depresif), mengeluh sering gangguan
konsentrasi dan mudah lupa
Pengendalian impuls
10-15% melakukan bunuh diri, 2/3 gagasan bunuh diri
Pasien depresi dengan ciri psikotik kadang2 berpikiran membunuh orang lain yang terlibat di dalam
sistem wahamnya
Pertimbangan dan tilikan
Judgement paling baik dinilai dengan meninjau kembali tindakan mereka belum lama berselang dan
perilaku selama wawancara
Tilikan pasien terhadap gangguannya seringkali berlebihan terlalu menekankan gejalanya,
gangguannya, dan masalah hidupnya. Sukar u/ meyakinkan pasien bahwa perbaikan pasien
memungkinan
Reliabitas
Semua informasi yang didapatkan dari pasien terlalu menonjolkan hal yang buruk dan menekan yang
baik
Episode Manik
Deskripsi Umum
- Tereksitasi
- Banyak bicara
- Kadang menggelikan
- Sering hiperaktif
- Kadang gejala psikotik dan terdisorganisasi jelas terlihat perlu pengikatan fisik n suntik sedatif IM
Mood, afek, perasaan
- Euforia, tetapi dapat lekas marah
- Toleransi frustasi rendah perasaan kemarahan dan bermusuhan
- Emosi labil dari tertawa jadi lekas marah jadi depresi dalam menit-jam
Bicara
Tidak dapat disela saat berbicara, rewel ganggu orang
Saat mania menjadi lebih kuat, pembicaraan menjadi lebih lantang, lebih cepat, dan sulit untuk
dimengerti.
Saat keadaan teraktivasi meningkat, pembicaraan menjadi penuh gurauan, kelucuan, sajak,
permainan kata-kata, dan hal-hal yang tidak relevan.
Saat tingkat aktivitas lebih meningkat lagi, asosiasi menjadi longgar. Kemampuan untuk
berkonsentrasi menghilang, menyebabkan gagasan yang meloncat-loncat (flight of ideas), gado-gado
kata (word salad), dan neologisme.
Pada kegembiraan manik akut, Pembicaraan mungkin sama sekali inkoheren dan tidak dapat
dibedakan dari pembicaraan orang skizofrenik.
SOCA BARBIE 2017
Gangguan presepsi
Waham pada 75 % dari semua pasien manik.
Waham sesuai mood kesehatan, kemampuan, atau kekuatan yang luar biasa.
Waham dan halusinasi yang aneh dan tidak sesuai mood juga ditemukan pada mania.
Isi Pikir
- Tema kepercayaan diri dan kebesaran diri
- Seringkali mudah dialihkan perhatiannya.
- Fungsi kognitif aliran gagasan yang tidak terkendali dan dipercepat
Sensorium dan kognisi
Secara kasar, orientasi dan daya ingat adalah intak, walaupun beberapa pasien manik mungkin sangat
euforik sehingga mereka menjawab secara tidak tepat. Gejala disebut "mania delirium" (delirious mania)
Pengendalian impuls
Kira-kira 75 % senang menyerang atau mengancam. Pasien manik memang bensaha melakukan bunuh
diri atau pembunuhan, tetapi insidensi perilaku tersebut tidak diketahui. Pasien yang mengancam orang
penting (seperti Presiden Amerika Serikat) lebih sering menderita gangguan bipolar I daripada skizofrenia
Pertimbangan dan tilikan
Gangguan pertimbangan mungkin melanggar peraturan dengan kartu kredit, aktivitas seksual, dan
finansial, kadang-kadang melibatkan keluarganya di dalam kejatuhan finansial. Pasien manik juga
memiliki sedikit tilikan terhadap gangguan yang dideritanya.
Reliabitas
Terkenal tidak dapat dipercaya dalam informasinya. Kebohongan dan penipuan sering ditemukan pada
mania
Tatalaksana
Mood stabilizers control manic or hypomanic episodes
o Lithium Carbonate
o Valproic acid
o Divalproex sodium
o Carbamazepine
o Lamotrigine
Antipsychotics Atypical Jika depresi atau mania menetap meskipun telah diberikan pengobatan
dapat ditambah dengan pemberian obat antipsikotik (monoterapi atau diberikan bersamaan dg
mood stabilizer)
o Olanzapine
o Risperidone
o Quetiapine
o Aripiprazole
o Ziprasidone
o Lurasidone
o Asenapine
Antipsychotics Typical
o Halperidol
o Chlorpromazine (CPZ)
SOCA BARBIE 2017
Combination therapy
Bipolar depression - unresponsive to monotherapy combination of lithium with lamotrigine.
Alternatively, consider short-term augmentation of antidepressant agents with a selective serotonin
reuptake inhibitor (SSRI), serotonin norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI), bupropion, and
monoamine oxidase inhibitor (MAOI); patients using this treatment strategy must be closely
monitored for triggering of manic symptoms.
Severe mania or severe mixed episodes consider adding clozapine for augmentation, and closely
monitor the patient for metabolic or other adverse effects.
Against the use of gabapentin and tricyclic antidepressant agents (TCAs) for monotherapy or
augmentation in patients with acute bipolar depression, except in cases in which there was: (1) a
previous good response during depression without a switch to mania or (2) a history of treatment of
refractory depression.
SOCA BARBIE 2017
Psychotherapy
Interpersonal and social rhythm therapy (IPSRT). IPSRT focuses on the stabilization of daily rhythms,
such as sleeping, waking and mealtimes. A consistent routine allows for better mood management.
People with bipolar disorder may benefit from establishing a daily routine for sleep, diet and exercise.
Cognitive behavioral therapy (CBT). The focus is identifying unhealthy, negative beliefs and behaviors
and replacing them with healthy, positive ones. CBT can help identify what triggers your bipolar episodes.
You also learn effective strategies to manage stress and to cope with upsetting situations.
Psychoeducation. Learning about bipolar disorder (psychoeducation) can help you and your loved ones
understand the condition. Knowing what's going on can help you get the best support, identify issues,
make a plan to prevent relapse and stick with treatment.
Family-focused therapy. Family support and communication can help you stick with your treatment plan
and help you and your loved ones recognize and manage warning signs of mood swings.
certain mental illnesses. ECT may be an option for bipolar treatment if you don't get better with medications,
can't take antidepressants for health reasons such as pregnancy or are at high risk of suicide.
Transcranial magnetic stimulation (TMS) is being investigated as an option for those who haven't responded
to antidepressants.
ECT efektif u/ mania dan depresi psikotik
Prognosis
25-50% of individuals with bipolar disorder attempt suicide, and 11% successfully commit suicide.