Definisi
Hipoglikemia adalah keadaan di mana konsentrasi glukosa darah <60 mg/dl atau 80
mg/dl disertai gejala klinis. Hipoglikemi dapat terjadi pada pasien diabetes mellitus (DM)
maupun non-DM.
Klasifikasi
Hipoglikemia tidak selalu menunjukkan gejala yang sama untuk setiap orang.
Hipoglikemia akut menunjukkan gejala dan Triad Whipple merupakan panduan klasifikasi
klinis hipoglikemia yang bermanfaat. Triad tersebut meliputi:
a) Keluhan yang menunjukkan adanya kadar glukosa darah plasma yang rendah
b) Kadar glukosa darah yang rendah (< 3 mmol/L hipoglikemia pada diabetes)
c) Hilangnya secara cepat keluhan-keluhan sesudah kelainan biokimiawi dikorekasi
Akan tetapi pasien diabetes (dan insulinoma) dapat kehilangan kemampuannya untuk
menunjukkan atau mendeteksi keluhan dini hipoglikemia. Dengan menambah kriteria klinis
pada pasien diabetes yang mendapat terapi, hipoglikemia akut dibagi menjadi hipoglikemia
ringan, sedang dan berat.
Berdasarkan beratnya gejala, hipoglikemia dapat dibedakan menjadi:
1. Hipoglikemia ringan (gejala ringan atau tidak ada gejala)
2. Hipoglikemia sedang (terdapat gejala tetapi dapat diatasi sendiri oleh pasien)
3. Hipoglikemia berat (gejala yang timbul sangat berat sehingga membutuhkan bantuan
orang lain untuk mengatasinya)
Epidemiologi
Kejadian hipoglikemia pada suatu populasi sulit diketahui. Pasien dan dokter sering
mengaitkan gejala (misalnya kecemasan, iritabilitas, kelaparan) terhadap hipoglikemia tanpa
memastikan adanya kadar gula darah yang rendah pada pasien. Prevalensi hipoglikemia
sebenarnya (kadar gula darah di bawah 50 mg / dL) umumnya terjadi pada 5-10% orang dengan
gejala hipoglikemia.
Rata-rata kejadian hipoglikemia ringan adalah 1-2 episode per pasien per minggu pada DM
tipe 1, dan 0,3-0,7 episode per pasien per minggu pada DM tipe 2 yang diobati dengan insulin.
Etiologi
Obat-obatan Anti Diabetik Oral dapat menyebabkan hipoglikemia. Selain itu ada juga obat-
obatan yang dapat menyebabkan hipoglikemia. Obat-obat ini dibedakan berdasarkan potensi
menurunkan gula darah menjadi 3 jenis:
1) Obat dengan risiko sedang: Cibenzoline, gatifloxacin, pentamidin, kuinin, indometasin,
glukagon (saat endoskopi).
2) Obat dengan risiko ringan: klorokuineoksalin sulfonamid,
artesunat/artemisin/artemeter, IGF-I, litium, propoksifen/dekstropropoksifen.
3) Obat dengan risiko sangat lemah: ACE-I, ARB, penyekat B, levofloksasin, mifepriston,
disopramid trimetoprin- sulfametoksasol, heparin dan 6-merkaptopurin.
Pada Pasien DM
Defisiensi insulin endogen, yang sekaligus menandakan telah teadi penurunan respon
glukagon
Terapi DM secara agresif
Riwayat Hipoglikemia
Latihan jasmani dengan intensitas menengah hingga berat
Tidur
Gagal ginjal
Gagal hati
Pasca persalinan pada ibu yang menggunakan terapi insulin saat hamil
Asupan makan tidak adekuat
Pada Pasien Non DM
Pasien yang sakit atau dalam pengobatan
Obat
- Alkohol
- Obat lain
Penyakit kritis
- Gagal hati, ginjal atau jantung
- Sepsis (termasuk malaria)
- Inanition (kurang asupan nutrisi)
Defisiensi hormon
- Kortisol
- Glukagon dan epinefrin (pada DM yang sudah mengalami defisiensi insulin)
Tumor non-sel islet
Pasien yang tampak sehat
Hiperinsulinisme endogen
- Insulinoma
- Gangguan sel- ß fungsional (nesidioblastosis)
- Hipoglikemia akibat insulin autoimun
- Insulin sekretagog
- Lainnya
Hipoglikemia accidental, surreptitious, malicious
Faktor Risiko
- Terutama pada penderita diabetes mellitus
- Kesalahan medikasi (sulfonilurea/insulin) dapat menyebabkan hipoglikemia.
- Kurang makan atau makan dalam porsi kecil.
- Aktivitas yang berlebihan.
- Konsumsi alkohol berlebih, usia tua, penyakit ginjal, obesitas.