Anda di halaman 1dari 8

PESONA MASJID TIBAN TUREN MALANG

Pada tanggal 21 sampai dengan 23 maret 2017 MTsN 1 Surakarta melaksanakan kegiatan
study tour di Malang, Jawa Timur. Objek wisata yang dikunjungi adalah Masjid Tiban Turen,
Jatim Park 2, dan Museum Angkut. Objek wisata yang pertama kami kunjungi adalah Masjid
Tiban Turen.

Masjid adalah rumah/bangunan tempat sembah yang umat islam. Masjid Tiban Turen
adalah Masjid sekaligus pondok pesantren yang terletak di Malang. Masjid Turen memiliki 10
lantai. Nama pondok pesantren Salafiyah adalah Bihaaru Bahri ‘asali Fadlaalir Rahmah yang
terletak di Jalan KH. Wahid Hasyim Gang Anggur No. 10, RT 07/ RW 06 DesaSananrejo, turen,
Kabupaten Malang. Menurut salah seorang panitia, ponpes tersebut artinya segarane, segara,
madune, Fadhole Rohmat. Rintisan ponpes Bi Ba’dahfadlrah ini dimulai pada 1963 oleh Romo
Kyai Haji Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al-Mahbub Rahamat Alam, atau yang akrab
disapa Romo Kyai Ahmad.

Ponpes ini dibangun sejak tahun 1978 di areal seluas 4 hektare, dan kira kira baru 1,5
hektare dari luas tanah itu yang digunakan untuk bangunan utamanya. Lebih dari itu, arsitektur
yang dipakai bukan dari ilmu dan imajinasi seorang arsitek yang handal. Tapi, dari hasil
istikharah si pemilik pondok, KH. Ahmad Bahru Mafdlaludin Sholeh. Romo Kyai juga
ngepaskan amalan amalan. Mungkin karena itu, banyak berita bahwa bangunan ini adalah masjid
tiban (tiba tiba ada). Padahal ini masjid ponpes.

Sejak tahun 1978, Kyai Ahmad, murid Kyai Sahlan di Sidoarjo ini memilih Turen untuk
mendirikan ponpesnya. Sejak itulah, dengan dibantu oleh para santrinya, Kyi Ahmad mulai
pembangunan ponpes dengan alat pertukangan sederhana dan proses belajar sendiri. Santri Kyai
Ahmad ada 32 yang sudah berkeluarga dan tinggal di sini. Sedangkan yang belum berkeluarga
ada 37 orang. Semua santri itulah yang menjadi tukang sekaligus mandor bangunan ini.

Lamanya proses pembangunan ponpes ini mengisyaratkan perlunya kesabaran dan


keikhlasan. Tiap detil ornament harus digarap dengan sabar dan teliti. Selain pekerjaan yang tak
mudah itu, sebagai tukang, para santri bukan orang yang dibayar. Keikhlasanlah yang akhirnya
menjadi oase di dalam hatinya.

Arsitektur bangunan yang mengagumkan dapat dilihat mulai pos depan masjid yang
bergaya seperti candi hingga komplesks di dalam bangunan utama. Kubah kubah yang bergaya
India yang diukir tulisan Arab konon semua dikerjakan oleh santri pondok sendiri. Masjid ini
terdiri dari 10 lantai yang dapat ditelusuri menggunakan lift atau tangga. Ornamen ornament
ethnic dengan gaya Arab berlapis warna emas menghiasi dinding berbagai ruangan dan koridor.
Di lantai dasar, biasa membeli aneka cindera mata untuk oleh oleh. Sedangkan di lantai teratas,
akan disuguhi pemandangan indah dari keseluruhan areal masjid.

1
Di bagian belakang adalah bangunan ponpes yang masih dalam tahap pengerjaan. Meski
demikian, Nampak anggun dan mewah dengan unsure seni yang terdapat dalam ornamen
ornamennya. Di bagian dalam terdapat beberapa musholla. Masjid ini selain untuk ibadah, juga
sebagai pemersatu umat islam dalam mengkaji islam. Karena selain masjid, tempat ini juga
sebagai ponpes ntuk mempelajari islam lebih dalam lagi.

Bangunan utama pondok dan masjid tersebut sudah mencapai 10 lantai, tingkat 1 sampai
dengan 4 digunakan sebagai tempat kegiatan para santri pondok. Lantai 6 seperti ruang keluarga.
Sedangkan lantai 5,7,8 terdapat toko toko kecil yang dikelola oleh para santriwati (santri wanita ).
Berbagai macam makanan ringan dijual dengan harga murah, selain itu ada juga barang barang
yang dijual berupa pakaian muslim, sarung, jilbab, tasbih, dan sebagainya.

Tak hanya unik, di dalam pondok pesantren tersebut juga terdapat kolam renang,
dilengkapi perahu yang hanya khusus untuk dinaiki wisatawan anak anak. Di dalam komplek
pondok pesantren itu juga terdapat berbagai jenis binatang seperti kijang, monyet, kelinci, aneka
jenis ayam, dan burung.

Arsitek dari pembangunan pondok pesantren ini bukanlah seorang yang belajar dari ilmu
arsitektur perguruan tinggi, melainkan hasil dari istikharah pemilik pondok, romo kiai ahmad.
Karenanya, bentuknyamenjadi sangat unik seperti perpaduan antara timur tengah, china, dan
modern. Untuk pembangunannya pun tidak menggunakan alat alat berat dan modern seperti
halnya untuk membangun gedung bertingkat. Semuanya dikerjakan oleh para santri yang
berjumlah 250 orang dan beberapa penduduk di sekitar pondok. Romo kiai sudah mulai
membangun pondok dengan material apa adanya. Contohnya, waktu itu adanya baru batu merah
saja maka batu merah itulah yang dipasang denganluluh (adonan) dari tanah liat (lumpur atau
lendok)

Masjid turen ini memiliki banyak sekali kegunaan, bukan hanya digunakan untuk
beribadah umat muslim saja, masjid ini memiliki bentuk arsitektur yang sangat indah sehingga
cocok digunakan sebagai tempat wisata yang dapat dikunjungi oleh orang-orang dari berbagai
daerah dan sekaligus juga dapat menambah wawasan pengunjung tentang corak agama isam. Tak
hanya itu masjid turen pun merupakan sebuah masjid sekaligus pondok pesantren bagi setiap
murid yang ingin mempelajari lebih dalam tentang agama islam.

2
Daftar Pustaka :

1. https://id.m.wikipedia.org .
2. https://daerah.sindonews.com .
3. www.keluargabiru.com .
4. masjid-malang-ajaib-tiban.blogspot.co.id .
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) .
6. Brosur Masjid Tiban Turen .

3
4
5
6
7
8

Anda mungkin juga menyukai