PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan dengan jumlah lansia telah menjadi masalah besar bagi
pelayanan psikiatri. Lebih banyak orang hidup sampai tua, dimana mereka
fisik. Penurunan intelektual mulai terlihat pada dewasa muda, dan semakin jelas
pada usia tua. Kesulitan mengingat berbentuk lambatnya dan buruknya daya ingat,
lupa yang ringan biasanya lupa nama atau hal lain yang relatif tidak penting.
dari masyarakat sejalan dengan itu terjadi penyempitan minat dan pandangan
lampau dan mempunyai pandangan konservatif. Perubahan ini semakin cepat pada
orang tua yang menderita penyakit mental. Penyakit mental pada orang tua sangat
bervariasi, maka terjadilah masalah besar, seperti masalah sosial dan ekonomi
maupun medis yang muncul akibat demensia senilis dan demensia multi infark
penyakit ini sering terjadi bahkan meningkat karena populasi orang tua bertambah
dan tidak tersedianya tindakan pencegahan atau pengobatan. Banyak orang tua
yang menderita demensia juga menderita penyakit fisik penyerta lain. Lanjut usia
atau lansia identik dengan demensia atau pikun dan perlu diketahui bahwa pikun
bukanlah hal yang normal pada proses penuaan. Lansia dapat hidup normal tanpa
mengalami berbagai gangguan memori dan perubahan tingkah laku seperti yang
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep teori dari demensia?
2. Bagaimana asuhan keperawatan dari demensia?
C. Tujuan
Berangkat dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan ini adalah untuk:
1. Tujuan Umum
a. Kelompok mampu menjelaskan konsep dan asuhan keperawatan pada pasien
dengan demensia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui konsep medis dari demensia
b. Mengetahui asuhan keperawatan dari demensia
D. Manfaat
1. Kelompok mampu memahami konsep dan asuhan keperawatan pada lansia
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi
dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir
2. Epidemiologi
Peningkatan angka kejadian kasus demensia berbanding lurus dengan
tahun menderita demensia dan meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai
lebih 45 % pada usia diatas 85 tahun. Pada negara industri kasus demensia 0.5 –
1.0 % dan di Amerika jumlah demensia pada usia lanjut 10 – 15% atau sekitar 3 –
4 juta orang.
Demensia terbagi menjadi dua yakni Demensia Alzheimer dan Demensia
maju Amerika dan Eropa sekitar 50-70%. Demensia vaskuler penyebab kedua
sekitar 15-20% sisanya 15- 35% disebabkan demensia lainnya. Di Jepang dan
Alzheimer.
3. Etiologi
Demensia disebabkan oleh :
3
a. Kondisi akut yang tidak diobati atau tidak dapat disembuhkan, bila kondisi
kemungkinan bahwa kondisi ini akan menjadi kronik dan karenanya dapat
menyebabkan stroke.
c. Penyakit Parkinson : demensia menyerang 40% dari pasien-pasien ini.
d. Penyakit prion (Protein yang terdapat dalam proses infeksi penyakit
Creutzfeldt-Jakob).
e. Infeksi human imuno defesiensi virus (HIV) dapat menyerang system saraf
4. Patofisiologi
Penyakit Alzheimer mengakibatkan sedikitnya dua per tiga kasus demensia.
genetika berperan dalam hal itu. Teori-teori lain yang pernah popular, tetapi saat
ini kurang mendukung, antara lain adalah efek toksik dari aluminium, virus yang
biokimia. Dr. Alois Alzheimer pertama kali mendeskripsikan dua jenis struktur
kaitan dini penyakit Alzheimer yang tampak sebagai sesuatu yang diturunkan
4
telah menjalani penelitian, dan beberapa diantaranya mengalami mutasi pada gen
APP-nya. Mutasi gen APP lainnya yang berkaitan dengan awitan lambat AD dan
penyakit Alzheimer dengan menurunnya alel apo E4 pada kromosom 19. Simpul
neurofibriler adalah sekumpulan serat-serat sel saraf yang saling berpilin yang
disebut pasangan filamen heliks. Peran spesifik dari simpul tersebut pada penyakit
ini sedang diteliti. Asetilkolin dan neurotransmiter merupakan zat kimia yang
sistem saraf. Protein dalam cairan serebrospinal yang jumlahnya sudah meningkat
sekalipun pada penyakit Alzheimer tahap awal. Penemuan yang ada menunjukan
namanya, berkembang menjadi infark multiple di otak. Namun, tidak semua orang
demensia multi infark mengalami penyakit yang tiba-tiba, lebih dari sekedar
deteriorasi linear pada kognisi dan fungsi, dan dapat menunjukan beberapa
5. Klasifikasi
a. Menurut umur:
1) Demensia senilis yaitu demensia yang terjadi pada usia > 65 tahun.
2) Demensia prasenilis yaitu demensia yang terjadi pada usia < 65 tahun.
b. Menurut perjalanan penyakit:
1) Reversibel
5
2) Irreversibel (normal pressure hidrosefalus, subdural hematoma, vitamin B
kognitif, yang meliputi kemunduran daya mengingat dan proses berfikir. Prilaku
yang dialami demensia ini adalah mudah lupa atau pikun. Walaupun pennyebab
demensia tipe Alzheimer belum diketahui secara pasti, beberapa penelitian telah
demensia tipe Alzheimer sehingga faktor genetik sangat dianggap berperan dalam
yang multipel yang menyebabkan suatu pola gejala demensia, yang biasanya juga
disebut demensia multi infark. Demensia vascular ini sering terjadi pada laki-laki
khususnya pada mereka dengan hipertensi yang telah ada sebelumnya atau faktor
6
2) Pseudo-demensia
6. Manifestasi Klinik
Secara umum tanda dan gejala demensia meliputi :
a. Gangguan daya ingat
b. Perubahan kepribadian
c. Orientasi
d. Gangguan bahasa
e. Psikosis
f. Mudah tersinggung, bermusuhan
g. Gangguan lain: Psikiatrik, Neurologis, Reaksi Katastropik, Sindroma
Sundowner
h. Kesulitan mengatur penggunaan keuangan
i. Tidak bisa pulang kerumah jika berpergian
j. Perilaku yang inadekuat
k. Rasa takut
l. Curiga
m. Mudah tersinggung
n. Agitatif
o. Hiperaktif
p. Siaga tinggi ( hyperalet )
7. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis demensia ditegakkan berdasarkan penilaian menyeluruh, dengan
serta adanya penyakit lain (misalnya tekanan darah tinggi atau kencing manis).
a. Dilakukan pemeriksaan kimia darah standar. Pemeriksaan CT scan dan MRI
tersisa tampak kacau dan di seluruh jaringan otak tersebar plak yang terdiri
7
f. B12: dapat menentukan secara nyata adanya kekurangan nutrisi
g. Tes deksamentason depresan (DST): utnuk menangani depresi
h. EKG: mungkin tampak normal, perlu untuk menentukan adanya insufisiensi
jantung
i. EEG: mungkin normal atau memperlihatkan beberapa gelombang (membantu
alam perasaan yang melayang, perubahan persepsi sensori (salah satu dari
gangguan kognitif)
l. Scan otak, seperti PET, BEAM, MRI: dapat memperlihatkan daerah otak
DAT.
m. Scan CT: dapat memperlihatkan adanya ventrikel otak yang melebar, adanya
atrofik kortikal
n. CCS: munculnya protein abnormal dari sel otak sekitar 90% merupakan
8. Penatalaksanaan
a. Cholinergic-enhancing agents
Untuk terapi demensia jenis Alzheimer, telah banyak dilakukan penelitian.
keberhasilan sama sekali. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa demensia
obat kombinasi ini harus hati-hati karena dapat terjadi interaksi yang mengganggu
sistem kardiovaskular.
8
b. Cholinedan lecithin
Defisit asetilkolin di korteks dan hipokampus pada demensia Alzheimer dan
choline dan lecithin merupakan salah satu pilihan dan memberi hasil lumayan,
choline memiliki sedikit perbaikan terutama dalam fungsi verbal dan visual.
Dengan lecithin hasilnya cenderung negatif, walaupun dengan dosis yang berlebih
sehingga kadar dalam serum mencapai 120 persen dan dalam cairan serebrospinal
dalam terapi demensia, ialah nicer goline dan co-dergocrine mesylate. Keduanya
e. Dihydropyridine
Pada lansia dengan perubahan mikrovaskular dan neuronal, L-type calcium
9
Nimodipin bermanfaat untuk mengembalikan fungsi kognitif yang menurun pada
sangat dianjurkan sebagai terapi alternatif untuk lansia terutama yang mengidap
hipertensi esensial.
Hal yang dapat kita lakukan untuk menurunkan risiko terjadinya demensia
a. Mencegah masuknya zat-zat yang dapat merusak sel-sel otak seperti alkohol
setiap hari.
c. Melakukan kegiatan yang dapat membuat mental kita sehat dan aktif
f. Mengurangi stress dalam pekerjaan dan berusaha untuk tetap relaks dalam
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
10
Identitas pasien meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa/latar
b. Keluhan utama
Keluhan utama atau sebab utama yang menyebabkan pasien datang berobat
(menurut pasien dan atau keluarga). Gejala utama adalah kesadaran menurun.
c. Faktor predisposisi
yang terdapat. Dari gejala-gejala psikiatrik tidak dapat diketahui etiologi penyakit
tersebut, tetapi perlu dilakukan pemeriksaan intern dan nerologik yang teliti.
sekelilingnya.
gangguan jaringan fungsi otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat
gangguan pembuluh darah otak, tumor otak dan sebagainya) atau yang terutama di
luar otak atau tengkorak (tifus, endometriasis, payah jantung, toxemia kehamilan,
d. Pemeriksaan fisik
11
Kesadaran yang menurun dan sesudahnya terdapat amnesia. Tensi menurun,
takikardia, febris, BB menurun karena nafsu makan yang menurun dan tidak mau
makan.
e. Psikososial
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
c. Risiko jatuh
3. INTERVENSI
12
Perubahan Pro Pasien tidakTUK 1 TUK 1
ses Pikir. mengalami Setelah di lakukan a. Sapa pasien dengan
gangguan prosespertemuan selama 4 x baik verbal maupun
pikir 15 menit selama 6 jam, non verbal.
di harapakan pasien b. Perkenalkan diri
dapat membina dengan sopan
hubungan saling c. Jelaskan tujuan
percaya dengan kriteria pertemuan
hasil : d. Jujur dan menepati
Pasien menunjukkan janji
rasa senang ekpresi e. Tunjukkan sifat
wajah bersahabat mau empati dan menerima
berjabat tangan ada pasien dengan apa
kontak mata,mau duduk adanya
berdampingan f. Berikan perhatian
kepada pasien dan
perhatikan kebutuhan
dasar.
TUK 2
TUK 2 a. Beri kesempatan bagi
Setelah dilakukan pasien untuk mengenal
pertemuan 2 x 15 menit barang milik
selama 6 jam dalam 1 pribadinya misalnya
pekan pasien mampu tempat tidur, lemari,
mengenal/berorientasi pakaian dll.
terhadap waktu,orang b. Beri kesempatan
dan tempat dengan kepada pasien untuk
kriteria hasil: pasien mengenal waktu
mampu menyebutkan dengan menggunakan
mana orang yang ada di jam besar, kalender
13
sekitarnya, pasien yang mempunyai
mampu menyebutkan lembar perhari dengan
hari dan tempat yang di tulisan besar.
kunjunginya. c. Beri kesempatan
kepada pasien untuk
menyebutkan namanya
dan anggota
keluarga terdekat
d. Beri kesempatan
kepada pasien untuk
mengenal dimana dia
berada.
e. Berikan pujian jika
pasien dapat menjawab
dengan benar
TUK 3
a. Observasi kemampuan
pasien untuk
melakukan aktifitas
TUK 3 sehari-hari
Setelah dilakukan b. Beri kesempatan
pertemuan 2 x 15 menit kepada pasien untuk
selama 6 jam dalam 1 memilih aktifitas yang
pekan Pasien mampu dapat dilakukannya.
melakukan aktiftas c. Bantu pasien untuk
sehari-hari secara melakukan kegiatan
optimal dengan kriteria yang telah dipilihnya
hasil pasien mampu d. Beri pujian jika pasien
memenuhi kebutuhan dapat melakukan
sehari-harinya secara kegiatannya.
mandiri. e. Tanyakan perasaan
14
pasien jika mampu
melakukan
kegiatannya.
f. Bersama pasien
membuat jadwal
kegiatan sehari-hari.
TUK 4
a. Keluarga mampu
mengorientasikan
pasien terhadap waktu,
orang dan tempat
b. Diskusikan dengan
TUK 4 keluarga cara-cara
Setelah dilakukan mengorientasikan
pertemuan 2 x 15 menit waktu, orang dan
selama 2 hari keluarga tempat
mampu pada pasien
mengorientasikan c. Anjurkan keluarga
pasien terhadap waktu, untuk menyediakan
orang dan jam besar, kalender
tempat dengan kriteria dengan tulisan besar
hasil keluarga mampu d. Diskusikan dengan
memberi pengarakan keluarga kemampuan
yang tepat tentang yang pernah dimiliki
waktu dan tempat serta pasien
orang di sekitarnya dan e. Anjurkan kepada
keluarga mampu keluarga untuk
memberikan sikap yang memberikan pujian
terapeutuk pada pasien terhadap
kemampuan yang
masih dimiliki oleh
15
pasien
f. Anjurkan keluarga
untuk memantau
kegiatan sehari-hari
pasien sesuai
denganjadwal yang
telah dibuat.
g. Anjurkan keluarga
memberikan pujian
jika pasien
melakukan kegiatan
sesuai dengan jadwal
kegiatan yang sudah
dibuat
TUK 5
a. Menyediakan
sarana yang
dibutuhkan pasien
untuk melakukan
orientasi.
TUK 5 b. Anjurkan keluarga
Setelah dilakukan untuk membantu
pertemuan 2 x 15 menit pasien melakukan
selama 1 pekan kegiatan
keluarga sesuai kemampuan
dapat Menyediakan yang dimiliki.
sarana yang dibutuhkan
pasien untuk melakukan
orientasi realitas dengan
kriteria hasil: pasien
16
padat /mampu hal-hal
atau sesuatu yang TUK 6
pernah atau sedang di a. Membantu pasien
alaminya dalam melakukan
aktiftas sehari-hari.
TUK 6 b. Anjurkan keluarga
Setelah dilakukan untuk memantu lansia
pertemuan 2 x 15 menit melakukan kegiatan
selama 1 pekan sesuai kemampuan
keluarga yang dimiliki
mampu Membantu c. Bantu keluarga
pasien dalam memilih kemampuan
melakukan aktiftas yang dilakukan pasien
sehari-hari. keluarga saat ini
mampu mendampingi
pasien dalam
beraktifitas dan
membimbing pasien
dengan baik.
4. IMPLEMENTASI
Implementasi disesuaikan dengan intervensi
5. EVALUASI
a. Pasien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Pasien mampu mengenal/berorientasi terhadap waktu orang dan tempat.
c. Pasien mampu meklakukan aktiftas sehari-hari secara optimal.
17
d. Keluarga mampu mengorientasikan pasien terhadap waktu, orang dan tempat.
e. Tersedianya sarana yang dibutuhkan pasien untuk melakukan orientasi
realitas.
f. Terbantunya pasien dalam melakukan aktiftas sehari-hari.
18
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan
fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran.Demensia adalah gangguan kronis
dengan awitan lambat dan biasanya berprognosis buruk. Demensia adalah
keadaan dimana seseorang mengalami penurunan kemampuan daya ingat dan
daya ingat dan daya pikir dan kemampuan kemampun tersebut menimbulkan
gangguan terhadap fungsi kehidupan sehari-hari.Demensia dikenal sebagai
keadaan organik kronika atau sindroma otak kronika atau kegagalan otak.
Laporan Departemen Kesehatan tahun 1998, populasi usia lanjut diatas 60
tahun adalah 7,2 % (populasi usia lanjut kurang lebih 15 juta). Peningkatan angka
kejadian kasus demensia berbanding lurus dengan meningkatnya harapan hidup
suatu populasi . Kira-kira 5 % usia lanjut 65 – 70 tahun menderita demensia dan
meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun mencapai lebih 45 % pada usia diatas 85
tahun. Pada negara industri kasus demensia 0.5 –1.0 % dan di Amerika jumlah
demensia pada usia lanjut 10 – 15% atau sekitar 3 – 4 juta orang.
Demensia terbagi menjadi dua yakni Demensia Alzheimer dan Demensia
Vaskuler. Demensia Alzheimer merupakan kasus demensia terbanyak di negara
maju Amerika dan Eropa sekitar 50-70%. Demensia vaskuler penyebab kedua
sekitar 15-20% sisanya 15- 35% disebabkan demensia lainnya. Di Jepang dan
Cina demensia vaskuler 50 – 60 % dan 30 – 40 % demensia akibat penyakit
Alzheimer.
B. Saran
Sebaiknya dalam pembuatan Askep lebih sering diberikan seperti ini agar
kami selaku mahasiswa lebih proaktif dan lebih mandiri pada penemuan ilmu-
ilmu keperawatan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Fikriyah, 2014, Konsep Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Penyakit Demensia,
(online), Available : https://www.scribd.com/ (Diakses 10 Maret 2015
Pukul 11.23 WITA)
Isaacs, A., 2004. Keperawatan Kesehatan jiwa dan Psikiatrik. Jakarta: EGC.
Kaplan dan Sadock, 1997, Sinopsis Psikistri, Jakarta: Bina Rupa Aksara.
20
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA
DENGAN DIMENSIA
DISUSUN OLEH:
1. Anis Rusli
2. Martha Nainggolan
3. Erma
4. I Gede Ngurah A
5. Nur Halimah
KATA PENGANTAR
21
Puji serta syukur kelompok panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmatnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan Gerontik
tepat pada waktunya, dimana makalah ini kami beri judul “Asuhan Keperawatan
Pada Lansia Dengan Dimensia”.
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Keperawatan Gerontik yang berjumlah 3 SKS. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada anggota kelompok yang telah bekerja sama dalam
mengerjakan makalah ini, sehingga dapat selesi tepat waktu. Untuk Ibu/bapak
dosen pembimbing makalah ini kami sebagai kelompok sangat berterima kasih
atas bimbingan dan arahan yang telah diberikan.
Akhir kata, semoga makalah kami dapat memberi pandangan dan tambahan ilmu
pengetahuan bagi pembaca khususnya dalam ilmu keperawatan.
Penyusun
22