Anda di halaman 1dari 5

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Pengukuran Variabel Definisi Operasional


Dosen Pengampu: Prof. drg. Dwi Prijatmoko.,S.H., Ph.D

Disusun oleh
WIDY JATMIKO
NIM 151610101075
Kelompok B

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2017
A. SKALA LINKERT (METHOD OF SUMMATED RATING)
Pengertian
Metode ini merupakan metode penskalaan pernyataan sikap dengan
menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan skala serta tidak
menggunakan kelompok penilai. Dalam skala Linkert, kuantifikasi dilakukan
dengan menghitung respon kesetujuan atau ketidaksetujuan (dalam suatu
kontinum) terhadap objek sikap tertentu. Skala model Linkert, kategori respon
terdiri dari lima, mulai dari sangat setuju, setuju, tidak pasti, tidak setuju, sangat
tidak setuju. Bila pernyataan itu sifatnya favorable atau positif skornya 5 – 4 – 3 –
2 – 1 dan jika unfavorable atau negaatif skornya 1 – 2 – 3 – 4 – 5 (Nasir et al.,
2011). Prosedur konstruksi skala Linkert adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi objek-objek sikap serta jelaskan secara spesifik
2. Kumpulkan item-item opini tentang objek sikap. Semua item harus
menyatakan sesuatu yang positif atau negatif
3. Uji cobakan item-item tersebut pada sekelompok responden, tiap responden
menunjukkan suatu tingkat persetujuan untuk tiap item
4. Beri skor untuk tiap responden, kemudian jumlahkan skor tersebut untuk
tiap responden
5. Korelasikan skor tiap item dengan skor total untuk tiap responden
6. Hilangkan item yang korelasinya tidak signifikan atau korelasinya negatif.
Perhatikan keseimbangan antara item positif dan negatif
7. Setelah langkah-langkah tersebut dilakukan maka sebagai hasilnya akan
diperoleh sejumlah pernytaaan untuk mengukur sikap yang dapat dipercaya
untuk dapat digunakan dalam penelitian, karena hanya item yang signifikan
saja yang dipergunakan dalam instrumen penelitian (Nasir et al., 2011).

Kelebihan dan Kelemahan Skala Linkert


Tabel 1. Kelebihan dan kelemahan skala Linkert
Kelebihan Kelemahan
1. Dalam menyusun skala, item-item 1. Hanya dapat mengurutkan
yang tidak jelas korelasinya masih individu dalam skala, tetapi tidak
dapat dimasukkan dalam skala dpat membandingkan berapa kali
individu lebih baik dari individu
lainnya
2. Lebih mudah membuatnya daripada 2. Terkadang total skor dari individu
skala thurstone tidak memberikan arti yang jelas,
banyak pola responsi terhadap
beberapa item akan memberikan
skor yang sama
3. Dapat memberikan keterangan yang 3. Validitas dari skala Linkert masih
lebih nyata tentang pendapat atau perlu penelitian empirik
sikap responden
Sumber : Sugiono, 2010
B. SKALA GUTTMAN (SCALOGRAM)
Pengertian
Merupakan skala kumulatif dan mengukur satu dimensi saja dari satu
variabel yang multi dimensi, sehingga skala ini memiliki sifat undimensional.
Skala pengukuran ini akan didapatkan jawaban yang tegas diantaranya ya dan
tidak, benar dan salah, dan lain sebagainya. Data yang diperoleh bisa berupa data
interval atau rasio dikotom (dua alternatif). Penelitian menggunakan skala
Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang dinyatakan (Nasir et al., 2011). Skala Guttman memiliki
beberapa ciri khusus diantaranya :
1. Merupakan skala kumulatif
2. Digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas, tegas, dan konsisten
3. Data yang diperoleh dapat berupa data interval dan ratio dikotom
4. Mengukur satu dimnsi saja dari suatu variabel multidimensi
5. Data dapat berupa pilihan ganda atau cheklist (Supriyanto, 2007).
Untuk menysun skala Guttman adalah sebagai berikut :
1. Sususnlah sejumlah pertanyaan yang relevam dengan masalah yang ingin
diteliti
2. Lakukan penelitian pada sejumla sampel dari populasi yang akan diteliti,
sampel yang diteliti minimal besarnya 50
3. Jawaban yang diperoleh dianalisis, dan jawaban yang ekstrim dibuang.
Jawaban ekstrim merupakan jawaban yang disetujui atau tidak disetujui oleh
lebih dari 80% responden
4. Susunlah jawaban pada tabel Guttman
5. Hitunglah koefisien reprodusibilitas dan koefisien skalabilitas dengan rumus
sebagai berikut:
𝑒
𝑘𝑟 = 1 −
𝑛
𝑒
𝑘𝑠 = 1 −
𝑝

Nilai kS > 0,60 dan kr > 0,90 maka skala Guttman dapat digunakan untuk
mengukur variabel penelitian (Nasir et al, 2011).

Kelemahan Skala Guttman


1. Skala ini bisa jadi tidak mungkin menjadi dasar yang efektif baik untuk
mengukur sikap terhadap objek yang kompleks satau untuk membuat
prediksi tentang perilaku objek tersebut.
2. Satu skala bisa asaja mempunyai dimensi tunggal untuk satu kelompok
tetapi ganda untuk kelompok lain, ataupun berdimensi satu untuk satu waktu
dan mempunyai dimensi ganda untuk waktu yang lain (Nasir et al., 2011).
C. SKALA DEFRENSIAL SEMANTIK
Skala ini merupakan salah satu dri skala faktor yang dikembangkan untuk
menganailisi dua masalah. Metode ini didasarkan pada proporsi bahwa suatu
objek memiliki berbagai dimenssi pengertian konotatif yang berada dalam ruang
ciri multidimensi yang disebut ruang semantik. Metode ini dibuat dengan
menempatkan dua skala penilaian dalam titik ekstrim yang berlawanan yang
disebut bipolar. Biasanya di antara titik ekstrim terdapat 5 – 7 skala dimana
responden menilai suatu konsep atau lebih pada setiap butir skala. Skala
pengukuran ini tersusun dalam satu garis kontinyu yang jawaban paling postifnya
berada dibagian paling kanan garis sedangkan jawaban paling negatif berada pada
bagian kiri garis atau sebaiknya. Data yang diperoleh dari penggunakan skala
defrensial semantik adalah data interval (Nasir et al., 2011). Skala defrensial
semantik memiliki ciri khusus yaitu:
1. Disebut juga skala perbedaan
2. Berisikan serangkaian karakteristik bipolar yang mempunyai tiga dimensi
yaitu:
a. Potensi : kekuatan atau atraksi fisik suatu objek
b. Evaluasi : ada menguntungkan dan merugikan pada objek
c. Aktivitas : tingkatan gerakan suatu objek (Nasir et al.,2011)

D. SKALA RATING
Pada skala Likert, skala Guttman dan Semantik diferensial data yang
diperoleh adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Pada rating scale yaitu data
mentah yang dapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif. Rating scale digunakan untuk mengukur sikap, gejala atau fenomena
sosial misalnya : ekonomi, ipteks, instansi, kinerja dosen, kegiatan PBM,
kepuasan pelanggan, produktivitas kerja, motivasi pegawai, dan lain-lain
(Neuman, 2006).

Contoh
Peneliti ingin mengetahui seberapa harmoniskah hubungan suami istri untuk
menciptakan keluarga sejahtera. Berilah tanda pada angka yang sudah disediakan.
Instrumen tersebut apabila dijadikan angket kemudian disebarkan kepada 25
responden, sebelum analisis maka dapat ditabulasi seperti berikut :

Σ𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑢𝑚 = 5 × 10 × 25 = 1250

Rekapitulasi data dari 25 responden

Jika jumlah skor hasil pengumpulan data = 1000, dengan demikian keharmonisan
hubungan suami istri untuk menciptakan keluarga sejahtera, menurut persepsi 25
responden yaitu :

1000
× 100% = 80%
1250
Apabila diinterpretasi nilai 80% terletak pada daerah kuat.

DAFTAR PUSTAKA
Nasir ABD, Muhith A, Ideputri ME. 2011. Buku Ajar: Metodologi Penelitian
Kesehatan- Konsep Pembuatan Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa
Kesehatan. Yogyakarta: Nuhamedika
Neuman, W. 2006. Social Reserach Methods: Qualitative and Quantitative
Research. USA: University of Wisconsin
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Supriyanto, S. 2007. Metode Riset. FKM: Universitas Airlangga Surabaya: Tidak
dipublikasikan

Anda mungkin juga menyukai