Anda di halaman 1dari 8

TRIDER (NATRIURETIC PEPTIDE METER) – INOVASI

SENSOR PENDETEKSI B-TYPE NATRIURETIC


PEPTIDE SALIVA BERBASIS ENZIM
PROTEASE PADA PASIEN GAGAL
JANTUNG (HEART FAILURE)

Widy Jatmiko, Alifia Wandansari, Ditha Rizky Ika Putri N

ABSTRAK
Latar Belakang: Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu
memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolism.
Prevalensi gagal jantung di Indonesia sebesar 0,3%. Pemeriksaan penunjang untuk
gagal jantung umumnya dilakukan dengan teknik ekokardiogram dan
elektrokardiogram, akan tetapi memiliki kelemahan yaitu kurang akurat, perlu
keahlian khusus, dan tidak universal pada semua pasien. Oleh karena itu
diperlukan alat diagnosis yang mudah dan universal penggunaannya sehingga
hasilnya akurat yaitu menggunakan alat Trider (Natriuretic Peptide Meter).
Tujuan: Untuk mengkaji metode deteksi gagal jantung meggunakan Trider
berbasis enzim protease dengan sampel saliva pasien.Metode: Penulisan karya
ilmiah ini menggunakan metode study literature dengan menggunakan literature
berupa jurnal nasional dan internasional, text book. Pembahasan: Prinsip kerja
Trider menggunakan enzim protease sebagai bireceptor yang terimmobilisasi pada
transduser. Bioreceptor tersebut akan berinteraksi dengan substrat kimia berupa B-
type natriuretic peptide (BNP) yang terdapat pada specimen saliva. Hasil interaksi
antara substrat (BNP) dengan enzim protease akan menghasilkan perubahan
fisikokimia. Perubahan fisikokimia yang terjadi akan diteruskan ke transduser dan
diubah menjadi sinyal elektronik. Selanjutnya, sinyal elektroik yang keluar dari
tansduser ini kemudian di proses dalam suatu sistem elektronik. Berdasarkan
penelitian didapatkan nilai kadar BNP saliva pasien gagal jantung 5,87 ng/mL
dibandingkan dengan kontrol 5,64 ng/mL dengan sensitivitas sebesar 100%.
Sehingga, saliva berpotensi digunakan sebagai specimen untuk mendeteksi BNP
dengan menggunakan Trider. Kesimpulan: BNP saliva akan berikatan dengan
enzim protease sehingga terjadi perubahan fisikokimia, selanjutnya perubahan
tersebut akan diubah mennjadi sinyal elektrik yang akan menunjukkan nilai kadar
BNP saliva

Kata kunci: BNP, Saliva, Trider, Gagal Jantung

PENDAHULUAN diperlukan peningkatan tekanan yang


abnormal pada jantung untuk
Gagal jantung adalah keadaan memenuhi kebutuhan metabolisme
di mana jantung tidak mampu jaringan [1]. Angka kejadian gagal
memompa darah untuk mencukupi jantung semakin meningkat dari
kebutuhan jaringan melakukan tahun ke tahun, data WHO tercatat
metabolisme dengan kata lain, 1,5% sampai 2% orang dewasa di

1
Amerika Serikat menderita gagal lanjut. Sehingga hasil yang
[8,9]
jantung dan 700.000 diantaranya didapatkan kurang valid . Oleh
memerlukan perawatan di rumah karena itu diperlukan metode
sakit per tahun [2]. Berdasarkan data, diagnosis yang mudah dan universal
prevalensi gagal jantung di Indonesia sehingga hasil yang didapatkan
[3]
sebesar 0,3% . Hal ini akurat yaitu menggunakan Trider.
menyebabkan penyakit gagal jantung Trider atau (natriuretic peptide
menjadi salah satu masalah meter) merupakan suatu inovasi alat
kesehatan yang serius di Indonesia. pengukur kadar B-Type Natriuretic
Pemeriksaan penunjang yang Peptidae (BNP) yang dapat
dapat dilakukan untuk membantu digunakan untuk membantu
menegakkan diagnosis pasien gagal menegakkan diagnosis pasien gagal
jantung (heart failure) adalah jantung (heart failure) secara cepat,
ekokardiogram dan tepat, dan akurat. Pemeriksaan dapat
elektrokardiogram (EKG). dilakukan menggunakan sampel
Ekokardiogram memberikan berupa saliva pasien untuk
informasi langsung pada volume mendapatkan kadar BNP. BNP
ruang, ventrikel sistolik dan fungsi adalah neurohormon yang
diastolik, ketebalan dinding, dan disekresikan terutama di ventrikel
fungsi katup. Sedangkan, EKG jantung dalam menanggapi ekspansi
merupakan suatu sinyal yang volume dan tekanan yang berlebihan
dihasilkan oleh aktivitas listrik otot [10]. Pada pasien yang mengalami
jantung sehingga yang dapat gagal jantung terjadi peningkatan
memberikan informasi tentang irama kadar BNP dalam plasma [11].
jantung [4,5,6,7]. Penggunaan Trider sebagai alat
Pemeriksaan penunjang diagnosis gagal jantung memiliki
ekokardiograf dan EKG masih keunggulan antara lain bersifat non-
memiliki keterbatasan. invasive, cukup mudah, dan relatif
Ekokardiografi kurang valid untuk karena sampel yang digunakan
diagnosis pasien dengan gagal merupakan saliva. Salain itu,
jantung yang penyebabnya tidak biosensor berbasis enzim memiliki
biasa dan bila dibutuhkan evaluasi sensitiftas dan spesifitas yang cukup
lebih lanjut. Selain itu dibutuhkan baik digunakan untuk membantu
keahlian khusus untuk mendapatkan menegakkan diagnosis [12].
gambar yang optimal dan keahlian
membaca hasil tes untuk menentukan Rumusan Masalah
diagnosisnya [4,5,6,7]. Kelemahan
Adapun rumusan masalah
pemeriksaan penunjang gagal
dari karya ilmiah ini adalah
jantung (heart failure) menggunakan
bagaimana metode deteksi gagal
EKG adalah sinyal hasil rekaman
jantung meggunakan Trider
EKG sering dipengaruhi oleh sumber
(natriuretic peptide meter) berbasis
noise yang tidak diinginkan,
enzim protease dengan sampel saliva
kesalahan ketika mendeteksi dan
pasien?
mengklasifikasikan gelombang, serta
kesulitan mendapatkan sinyal karena
Tujuan
sistem electrode-skin, sehingga akan
menyulitkan dokter dalam Adapun tujuan penulisan
melakukan analisa sinyal EKG lebih karya ilmiah ini adalah untuk

2
mengkaji metode deteksi gagal ini menggunakan teknik analisis
jantung meggunakan Trider model Miles and Huberman.
(natriuretic peptide meter) berbasis Aktivitas analisis data kualitatif
enzim protease dengan sampel saliva dilakukan secara interaktif dan
pasien. berlangsung secara terus menerus
sampai tuntas, sehingga datanya
Manfaat
jenuh [13]. Aktivitas analisis data
Penulisan karya ilmiah ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi, meliputi data reduction (reduksi
1. lembaga kesehatan, dapat data, data display (penyajian
menggunakan metode deteksi data), dan conclusion drawing atau
gagal jantung meggunakan Trider verification (simpulan atau
(natriuretic peptide meter) verifikasi).
berbasis enzim protease dengan
sampel saliva sehingga efektif HASIL DAN PEMBAHASAN
dan efisien sebagai metode
Trider atau (natriuretic peptide
pemeriksaan penunjang gagal
mater) merupakan suatu biosensor
jantung,
atau suatu alat analitik yang
2. masyarakat, dengan adanya alat
mengintegrasikan biomolekul
Trider masyarakat dapat
dengan trandsuer artifisial untuk
menggunakan dengan mudah
mendeteksi dan mengkuantifikasi
untuk mendeteksi kadar B-Type
keberadaan molekul tertentu secara
Natriuretic Peptide pada saliva
spesifik [12]. Trider berbasis enzim
sehingga dapat menjadi dasar
protease digunakan untuk mengukur
penegakan diagnosis gagal
kadar B-Type Natriuretic Peptidae
jantung.
(BNP) dalam membantu
3. penelitian lebih lanjut, dapat
menegakkan diagnosis pasien gagal
digunakan sebagai bahan rujukan
jantung (heart failure) secara cepat,
atau studi pendahuluan dalam
tepat, dan akurat. Trider yang
penelitian lanjutan.
merupakan suatu biosensor terdiri
dari beberapa komponen yaitu
METODE bioreseptor (biomolekul), transduser,
Teknik yang dilakukan untuk dan amplifier. Bioreseptor berfungsi
mengumpulkan data dalam penulisan sebagai elemen pengindra biologis
karya tulis ilmiah ini adalah studi yang menghasilkan sinyal biokimia,
kepustakaan. Studi kepustakaan sedangkan transduser artifisial
merupakan suatu teknik menterjemahkan sinyal tersebut
menjadi sinyal elektrik atau digital
pengumpulan data dengan [14]
.
menghimpun dan menganalisis
Trider memiliki bioreseptor
dokumen-dokumen, baik dokumen berupa enzim protease. Enzim
tertulis (jurnal, text book, dan protease akan terimmobilisasi pada
artikel ilmiah), gambar maupun transduser. Immobilisasi bisa
elektronik. Hasil penelitian juga dilakukan dengan adsorpsi fisik,
akan semakin kredibel apabila menggunakan membrane atau
didukung foto-foto atau karya tulis perangkap matriks, dan membuat
akademik dan seni yang telah ada ikatan kovalen antara biomolekul
[13]
. Dalam penulisan karya ilmiah denga transduser (gambar 1) [15].

3
Prinsip penggunaan enzim sebagai katalitiknya dan mendeteksi
[14]
bioreseptor memanfaatkan reaksi reaksinya .

Gambar 1. Immobilisasi enzim pada tranduser [15].

Prinsip kerja Trider pada protease akan menghasilkan


dasarnya sama dengan biosensor perubahan fisikokimia. Perubahan
pada umumnya. Saliva pasien akan fisikokimia yang terjadi akan
ditampung pada tabung atau spiton diteruskan ke transduser dan diubah
yang terdapat pada alat. Enzim menjadi sinyal elektronik.
protease yang terimmobilisasi pada Selanjutnya, sinyal elektroik yang
transduser akan berinteraksi dengan keluar dari tansduser ini kemudian di
substrat kimia (biomolekul) berupa proses dalam suatu sistem elektronik
B-type natriuretic peptide (BNP) (gambar 2 dan 3) [14]. Keunggulan
yang terdapat pada saliva yang akan penggunaan biosensor dalam hal
dideteksi. Hasil interaksi antara deteksi adalah memiliki presisi atau
substrat (BNP) dengan enzim akurasi, sensitifitas dan spesifitas
[14]
yang baik .

Gambar 2. Prinsip kerja Trider [14].

4
Gambar 3. Desain alat Trider

BNP digunakan sebagai lebih lama dan relatif mahal. Hal ini
biomarker karena merupakan berbeda jika menggunakan sampel
neurohormon yang disekresikan berupa saliva pasien. Sampel berupa
terutama di ventrikel jantung dalam saliva diambil dengan teknik non-
menanggapi ekspansi volume dan infasif, tidak rumit karena tidak ada
tekanan yang berlebihan, sehingga penggumpalan, mudah dilakukan dan
BNP ini dihasilkan oleh setiap relatif murah.
individu [10,15]. Pada pasien yang Saliva merupakan ultrafiltrat
normal BNP ini dihasilkan dengan dari plasma [18]. Sehingga protein
kadar yang normal sedangkan pada pada plasma akan terdeteksi pada
pasien yang mengalami gagal saliva. Sebanyak 27% dari semua
jantung terjadi peningkatan kadar protein di saliva ada pada plasma dan
BNP dalam plasma [11,16]. Kadar hampir 40% protein yang
BNP pada orang lanjut usia yang menandakan adanya penyakit seperti
sehat batas kisaran BNP adalah 97 kanker, penyakit kardiovaskular dan
pg/mL, namun ketika BNP ini stroke dapat ditemukan pada saliva
[19]
kadarnya melebihi 97 pg/mL maka . Berdasarkan penelitian
dapat ditegakkan diagnosis gagal didapatkan nilai kadar BNP saliva
jantung [17]. pasien gagal jantung (5,87 ng/mL)
Pengukuran kadar BNP saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan
masih menggunakan sampel darah kontrol (5,64 ng/mL). Nilai
pasien. Namun, sampel darah sensitivitas BNP saliva sebsar 100%.
menyebabkan ketidak nyamanan dan Sehingga, saliva berpotensi
memar pada pasien. Hal ini digunakan sebagai specimen untuk
dikarenakan pengambilan darah mendeteksi BNP dengan
dilakukan secara invasif dan kadang menggunakan Trider.
rumit karena adanya penggumpalan.
Selain itu, pengambilan sampel darah

5
Gambar 4. Sensitivitas dan Spesifitas BNP pada sampel saliva

6
KESIMPULAN Cardiovasc Imaging 2010;3:429–
439.
Berdasarkan pembahasan tersebut,
7. Paterson DI, O’Meara E, Chow BJ,
dapat disimpulkan, BNP saliva akan
Ukkonen H, Beanlands RS. Recent
berikata dengan ezim protease sehingga
advances in cardiac imaging for
terjadi perubaha fisikokimia, selanjutnya
patients with heart failure. Curr
perubahan tersebut akan diubah mennjadi
Opin Cardiol 2011;26:132–143.
sinyal elektrik yang akan menunjukkan
8. Malmivuo J & Plonsey R (1995)
nilai kadar BNP saliva.
Bioelectromagnetism. Oxford
University Press, New York.
DAFTAR PUSTAKA
9. Pahlm O & S¨ornmo L (1984)
1. Saputra, Lyndon,. Dr., 2013, Buku Software QRS detection in
Saku Harrison Kardiologi, ambulatory monitoring - a review.
(diterjemahkan oleh: Fajar Arifin Med Biol Eng Comput 22: 289–
297.
Gunawijaya), Tanggerang :
10. Johnson NP, Kirkeeide RL, Gould
Karisma Publishing Group. KL. B-type natriuretic peptide
2. Djausal, Anisa Nuraisa, Oktafany. levels in heart failure patients with
Gagal jantung kongestif. Jurnal preserved and reduced ejection
Medula Unila 2016: 5(1): 1 fraction. JACC 2013; 62(6): 567.
3. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 11. Maries L, Manitiu I. Diagnostic
2013.LaporanHasilRisetKesehatan and prognostic values of B-type
Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: natriuretic peptides (BNP) and N-
Badan Litbangkes, Depkes RI. terminal fragment brain natriuretic
2013:91. peptides (NT-pro-BNP).
4. Borlaug BA, Paulus WJ. Heart Cardiovasculer Journal of Africa
failure with preserved ejection 2013; 24(7): 286 – 289
fraction : pathophysiology, 12. Sunarko B. 2005. Biosensor:
diagnosis, and treatment. Eur Paduan Biologidan Elktrokimia.
Heart J 201;32:670-679
Bandung: Pustaka Ilmu.
5. Paulus WJ, Tschope C, Sanderson
JE, Rusconi C, Flachskampf FA, 13. Sugiono. 2012. Metode Penelitian
Rademakers FE, Marino P, Kuantitatif dan Kualitatif.
Smiseth OA, De Keulenaer G, Bandung: CV. Alfabeta.
Leite-Moreira AF, Borbely A, Edes 14. Ekosari. 2010. Biosensor untuk
I, Handoko ML, Heymans S, bioinformatika. Yogyakarta: UGM
Pezzali N, Pieske B, Dickstein K, Perss
Fraser AG, Brutsaert DL. How to 15. Amine A, Arduini F, Moscone D,
diagnose diastolic heart failure: a Palleschi G. Recent advances in
consensus statement on the
biosensors based on enzyme
diagnosis of heart failure with
normal left ventricular ejection inhibition. Journal of Biosensors
fraction by the Heart Failure and and Bioelectronics 2015; 12(5): 1
Echocardiography Associations of – 14.
the European Society of 16. Wang H, Littleton T, Sonya J.
Cardiology. Eur Heart J Wilson, Ros F, Richard D, et al.
2007;28:2539–2550. The role of B-type natriuretic
6. Marwick TH, Raman SV, Carrio I,
peptide in the evaluation of
Bax JJ. Recent developments in
heart failure imaging. JACC congestive heart failure patients in
emergency department. Journal of
7
Clinical Diagnostic 2012; 4(2): 11
– 17.
17. Alehagen, U.; Goetze,J.P,;
Dahlstrom,U. Reference intervals
and decision limits for B-type
natriuretic peptide(BNP) and its
precursor (Nt-proBNP) in the
elderly. Clin Chim Acta, v.382, n.
1-2, p. 8-14,2007.
18. Ritschel WA, Thompson GA.
Monitoring of drug concentration
in saliva: a non invasive
pharmacokinetic procedure.
Metode Find Exp Clin Pharmacol
2003: 5(5);11-25
19. Joharimoghadam, Adel, Masih
Tajdini, Ali Bozorgi.Salivary B-
type natriuretic peptide: a new
method for heartfailure diagnosis
and follow up. Journal of Polish
Heart. 2016;2-7

Anda mungkin juga menyukai