Anda di halaman 1dari 4

NO KLASIFIKASI STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITY THREAT

1 M5-MONEY 1. Sudah ada tarif 1. Belum 1. Pendapatan 1. Pengadaan,


pelayanan. memperhitungkan pegawai pemeliharaan, dan
2. Retribusi yang efisiensi meningkat. perbaikan.
penggunaan dana. 2. Adanya anggaran
terjangkau.
dari pemerintah.
3. Adanya
Rencana Kerja,
Rencana Bisnis
anggaran, dan
remunarasi.

1 Money (M4)
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Tarif pelayanan sesuai Perda 0.3 3 0.9 S–W
2. Retribusi yang terjangkau 0.4 3 1.2 3–2
3. Adanya Rencana Kerja, Rencana 0.3 3 0.9 =1
Bisnis anggaran, dan remunarasi.

TOTAL 1 3

WEAKNESS
1 2 2
1. Belum memperhitungkan efisiensi
penggunaan dana

TOTAL 1 2

Eksternalfaktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Pendapatan pegawai meningkat 0.5 3 1.5 O–T
2. Adanya anggaran dari pemerintah 0.5 2 1 2.5 - 2
= 0.5
TOTAL 1 2.5
TREATHENED
1. Pengadaan, pemeliharaan, dan 1 2 2
perbaikan

TOTAL 1 2

1. M1-MAN
a. Dari perhitungan kebutuhan ketenagaan menurut tingkat ketergantungan pasien
kurang, kenapa hal ini bisa terjadi karena tidak cukupnya tenaga yang di miliki oleh
ruangan hanya 3 perawat untuk yang dinas pagi, 3 perawat untuk yang dinas sore dan
3 perawat untuk yang jaga malam serta ada 3 perawat lagi yang libur sedangkan jika
dilihat dari perhitungan diatas pada pagi hari membutuhkan 6 perawat, 5 perawat sore
hari dan 3 perawat di malam hari.Tenaga administrasi di ruangan hanya ada satu
orang dan hanya masuk di jam kerja sehingga menambah beban kerja perawat yang
dinas sore dan malam, karena perawat yang dinas sudah merangkap menjadi ketua
tim dan perawat pelaksana, dengan tidak adanya administrasi di dinas sore dan malam
perawat harus merangkap lagi menjadi admistrasi jika pasien membutuhan
administrasi, jadi beban kerja perawat semakin banyak.
b. Kurangnya kesadaran perawat dalam melakukan timbang terima secara optimal
berdasarkan SPO yang sudah ditentukan yaitu sebagian perawat pulang sebelum
timbang terima selesai. Serta masih adanya presensi yang tidak diisi oleh beberapa
perawat
2. M2-MATERIAL
a. Berdasarkan Depkes RI tahun 2008 pemisahan sampah medis dan non medis sesuai
dengan standart, harus ada pemisahan limbah benda tajam, infeksius, plastic dan lain-
lain. Namun saat ini masih ada pembuangan limbah tidak sesuai dengan standart
seperti membuang bungkus spuid di tempat sampah medis dan benda tajam di
tempat sampah medis.
b. Berdasarkan Kepmenkes tahun 2004, instrument kesehatan harus lengkap sesuai
standart peralatan kesehatan Rumah Sakit tipe B. Namun masih ada instrument
kesehatan yang kurang dan belum sesuai dengan standart salah satunya seperti set alat
luka yang hanya memiliki 2 set rawat luka.
c. Tidak adanya dokumentasi inventaris di setiap ruangan.
3. M3-METHOD
a. MPKP di Ruang Imam Bonjol menggunakan metode tim. Metode Tim yaitu
pengorganisasian pelayanan keperawatan yang di pimpin oleh perawat yang
berpengalman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya dan membawahi
beberapa perawat pelaksana. Sedangkan di Ruang Imam Bonjol ketua tim merangkap
menjadi perawat pelaksana dan bertanggung jawab atas 12 orang pasien pada setiap
timnya. Namun pada kenyataannya kerja perawat fleksibel, tetapi pada
pendokumentasiannya sesuai dengan tim masing-masing.
b. Discharge Planing di ruangan sudah ada SOP, dan discharge planning diberikan pada
saat pasien pulang. Pelaksanaan discharge planning perawat tidak pernah memberikan
brosur maupun leaflet pada pasien atau keluarga pasien pada saat akan pulang,
pendidikan kesehatanhanya diberikan dengan menggunakan komunikasi verbal
langsung pada keluarga pasien.
c. Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan membahas asuhan keperawatan pada kasus
tertentu yang dilakukan oleh perawat konsuler, kepala ruangan, Kabid yang
melibatkan seluruh anggota tim dan semua disiplin ilmu. Jadwal ronde keperawatan
di ruang Imam Bonjol 3 bulan sekali namun ronde keperawatan tidak pernah
dilakukan diruang Imam Bonjol hal ini dikarenakan kurangnya waktu, keterbatasan
tenaga serta sulitnya mengumpulkan multi disiplin ilmu untuk berkumpul membahas
suatu kasus langka atau kasus yang sulit ditangani.
4. M4-MACHINE
Berdasarkan standar Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Malang No 33 tahun
2015 tentang tata tertib dan peraturan di Rumah sakit Umum daerah Kanjuruhan
Kepanjen Kabupaten Malang masih banyak tata tertib yang tidak dipatuhi salah satunya
masih ada anak di bawah umur 12 tahun keluar masuk ruangan.
Dari identifikasi masalah tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan masalah manajerial yang ada
di Imam Bonjol adalah
1. Jumlah tenaga perawat masih kurang dari kebutuhan
2. Presensi tidak diisi secara rutin karena kurangnya kesadaran dan tanggungjawab perawat
3. Pelaksanaan timbang terima belum terlaksana secara optimal karena kurangnya kesadaran
dan tanggungjawab perawat
4. Pemisahan sampah medis dan non medis belum sesuai standar
5. Kurangnya instrument kesehatan (misalnya rawat luka set, manometer)
6. Tidak adanya dokumentasi inventaris di setiap ruangan.
7. Ronde keperawatan belum pernah dilaksanakan
8. Saat discharge planing, keluarga jarang diberikan media KIE seperti leaflet
9. Masih ada keluarga pasien yang tidak memakai masker ketika masuk keruang isolasi

Anda mungkin juga menyukai