PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
sel darah merah. Gejala pertama biasanya terjadi 10 hari sampai 4 minggu setelah
infeksi, meskipun mereka dapat muncul pada awal 8 hari atau selama setahun
kemudian. Kemudian gejala yang terjadi pada siklus 48 sampai 72 jam (Mc
Evoy,2004).
Mayoritas gejala disebabkan oleh rilis besar merozoit ke dalam aliran
darah, anemia akibat penghancuran sel darah merah, dan masalah yang
disebabkan oleh sejumlah besar hemoglobin bebas dilepaskan ke sirkulasi setelah
sel darah merah pecah. Malaria juga dapat menular sejak lahir (dari ibu ke bayi
yang dikandungnya) dan transfusi darah. Nyamuk malaria yang menjadi vektor
penyebab malaria dapat dibawa ke daerah beriklim sedang, tetapi parasit hilang
selama musim dingin (Mc Evoy,2004).
Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk
anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak
dengan membelah diri (Haryanto,1999).
3
Sporozoit infeksius dari kelenjar ludah nyamuk anopheles betina dimasukkan
kedalam darah manusia melalui tusukan nyamuk tersebut. Dalam waktu tiga
puluh menit jasad tersebut memasuki sel-sel parenkim hati dan dimulai stadium
eksoeritrositik dari pada daur hidupnya. Didalam sel hati parasit tumbuh menjadi
skizon dan berkembang menjadi merozoit (10.000-30.000 merozoit, tergantung
spesiesnya) . Sel hati yang mengandung parasit pecah dan merozoit keluar dengan
bebas, sebagian di fagosit. Oleh karena prosesnya terjadi sebelum memasuki
eritrosit maka disebut stadium preeritrositik atau eksoeritrositik yang berlangsung
selama 2 minggu. Pada P. Vivax dan Ovale, sebagian tropozoit hati tidak
langsung berkembang menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman
yang disebut hipnozoit. Hipnozoit dapat tinggal didalam hati sampai bertahun-
tahun. Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga
dapat menimbulkan relaps (kekambuhan). Siklus eritrositik dimulai saat merozoit
memasuki sel-sel darah merah. Parasit tampak sebagai kromatin kecil, dikelilingi
oleh sitoplasma yang membesar, bentuk tidak teratur dan mulai membentuk
tropozoit, tropozoit berkembang menjadi skizon muda, kemudian berkembang
menjadi skizon matang dan membelah banyak menjadi merozoit. Dengan
selesainya pembelahan tersebut sel darah merah pecah dan merozoit, pigmen dan
sisa sel keluar dan memasuki plasma darah. Parasit memasuki sel darah merah
lainnya untuk mengulangi siklus skizogoni. Beberapa merozoit memasuki eritrosit
dan membentuk skizon dan lainnya membentuk gametosit yaitu bentuk seksual
(gametosit jantan dan betina) setelah melalui 2-3 siklus skizogoni darah.
4
ookista. Didalam ookista dibentuk ribuan sporozoit dan beberapa sporozoit
menembus kelenjar nyamuk dan bila nyamuk menggigit/ menusuk manusia maka
sporozoit masuk kedalam darah dan mulailah siklus pre eritrositik
(Haryanto,1999).
C. Antiamuba
Amubiasis adalah suatu infeksi usus besar yang disebabkan oleh
Entamoebahistolytica, suatu parasit bersel tunggal. Parasit ini memiliki 2 (dua)
bentuk dalam siklus hidupnya, yaitu bentuk aktif (trofozoit) dan bentuk pasif
(kista). merupakan salah satu penyakit parasit yang endemik dan banyak
menimbulkan kematian dibanyak negara,terutma didaerah tropis yang
sanitasinyan relatif rendah.
Bentuk amuba dan cara penularannya :
Bentuk kista
Merupakan bentuk yang tidak aktif dari amuba yang memiliki membran
pelindung yang ulet dan tahan getah lambung.
Bentuk minuta (kecil)
Bila makanan yang terinfeksi oleh kista amuba masuk ke usus manusia, kista akan
pecah dan berkembang menjadi bentuk aktif yang disebut tropozoit,
memperbanyak diri dengan pembelahan dan hidup dari bakteri-bakteri yang ada di
usus, akibatnya terjadi luka-luka kecil pada mukosa usus sehingga menimbulkan
kejang perut, diare berlendir dan berdarah.
Bentuk Histolitika
Pada kasus tertentu tropozoid melewati dinding usus, berkembang menjadi 2 kali
lebih besar, lalu menerobos ke organ-organ lain (jantung, paru-paru, otak
khususnya hati) di sini tropozoid - tropozoid ini hidup dari eritrosit dan sel-sel
jaringan yang dilarutkan olehnya dengan jalan fagositosis sehingga jaringan yang
ditempatinya akan mati (nekrosis).(Williams,1997)
5
BAB III
METODE PERCOBAAN
Dicatat
HASIL
6
BAB IV
34
% Parasit yang memiliki bentuk ring = 133 x 100 % = 25,56 %
14
% Parasit yang berbentuk schizon = 133 x 100 % =10,52 %
Parasitemia :
sel yang terinfeksi
ƶ̄ = x 100%
jumlah eritrosit
Perhitungan parasitemia :
48
ƶ̄ = x 100%
133
ƶ̄ = 36,09 %
7
4.2 Pembahasan
Plasmodium merupakan genus protozoa parasit. Penyakit yang disebabkan
oleh genus ini dikenal sebagai malaria. Parasit ini senantiasa mempunyai dua
inang dalam siklus hidupnya, vektor nyamuk dan inang vertebra. Sekurang-
kurangnya sepuluh spesies lain menjangkiti hewan lain, termasuk burung, reptilia
dan hewan pengerat.
Hasil yang di dapat setelah melihat dari mikroskop yaitu, terdapat ring ada
34, schizon ada 14, jumlah eritrosit ada 133 dan total jumlah sel yang terinfeksi
ada 15. Preparat gametosit Plasmodium falciparum bentuknya tidak bulat atau
berbentuk seperti bulan sabit dengan ujung yang runcing/bulat dengan inti
padat/bulat.
8
BAB V
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
Perhitungan
34
% Parasit yang memiliki bentuk ring = 133 x 100 % = 25,56 %
14
% Parasit yang berbentuk schizon = 133 x 100 % =10,52 %
Parasitemia :
15
ƶ̄ = x 100%
133
ƶ̄ = 11,27%
11