Tutor:
Tutor:
Dr. drg. Maharani Laillyza Apriasari, Sp. PM
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
lah maka penyusun dapat menyelesaikan makalah tutorial yang berjudul
”Saya Kesulitan Mengunyah Pasca Kecelakaan” dengan tutor Dr. drg.
Maharani Laillyza Apriasari, Sp. PM.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 1
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
1.1 Skenario .................................................................................................... 2
1.2 Identifikasi dan Klarifikasi Istilah Asing ................................................. 2
1.4 Analisis Masalah ...................................................................................... 2
1.5 Problem Tree ............................................................................................ 3
1.6 Sasaran Belajar ......................................................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
2.1 Anatomi Mandibula dan TMJ .................................................................. 5
2.2 Definisi Fraktur Mandibula ...................................................................... 6
2.3 Etiologi Fraktur Mandibula ...................................................................... 6
2.4 Epidemiologi Fraktur Mandibula ............................................................. 6
2.5 Biomekanika Fraktur Mandibula.............................................................. 8
2.6 Klasifikasi Fraktur Mandibula................................................................ 11
2.7 Gejala Klinis Fraktur Mandibula ............................................................ 12
2.8 Pemeriksaan Penunjang Fraktur Mandibula........................................... 13
2.9 Penatalaksanaan Fraktur Mandibula....................................................... 14
2.10 Komplikasi Fraktur Mandibula .............................................................. 15
2.11 Prognosis Fraktur Mandibula ................................................................. 16
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................. 17
3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 17
3.2 Saran ....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Skenario
Saya Kesulitan Mengunyah Pasca Kecelakaan
Pasien datang dengan keluhan terasa ada hambatan saat membuka mulut dan
timbul nyeri pada daerah dekat telinga kiri saat membuka mulut disertai
perubahan gigitan terbuka disisi sebelah kiri. Pasien mengalami hal tersebut sejak
1 minggu yang lalu setelah terjatuh dari sepeda motor dan terbentur pada dagu
bawah sebelah kanan. Pasien juga mengeluh tidak dapat menggerakkan rahang
bawah ke kanan
2
1.4 Problem Tree
MANDIBULA
FRAKTUR
ANATOMI MANDIBULA
MEDIKAMENTOSA PEMBEDAHAN
3
1.5 Sasaran Belajar
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
MUSKULUS TEMPORALIS
Bila berkontraksi menyebabkan mandibula terangkat keatas dan tertarik ke
belakang. Ikut berfungsi untuk menutup mulut.
2. M. Masseter
O: Arcus Zygomaticus
I: Angulus Mandibularis Pars Lateral
MUSKULUS MASSETER
Kontraksi otot Masseter menyebabkan mandibula terangkat ke atas dan gigi
merapat dan gerakan memajukan mandibula kedepan.
3. M. Pterygoideus Lateral
O: Lateral Pterygoid Plat pars Lateral
I: Leher Processus Codylaris
MUSKULUS PTERIGOIDEUS LATERAL (EKSTERNA)
Menghasilkan gerakan sliding kedepan pada persendian temporo
mandibular dan otot ini aktif waktu gerakan protrusi dan membuka mulut.
4. M. Pterygoideus Medial
O: Lateral Pterygoid Plat Pars Media
I: Angulus Mandibula Parss Media
MUSKULUS PTERIGOIDEUS MEDIALIS (INTERNA)
Kontraksi mandibula terangkat ke atas , otot ini juga aktif mendorong
mandibula ke depan.[11][12]
ANATOMI TMJ
6
2.2 DEFINISI FRAKTUR MANDIBULA
Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang epifisis atau tulang
rawan sendi. Fraktur juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
tulang retak, pecah, atau patah, baik tulang maupun tulang rawan Bentuk dari
patah tulang bisa hanya retakan saja, sampai hancur berkeping-keping.[4]
2. Keadaan Patologis
Fraktur patologis akibat ekspansi kista, neoplasma (primer/sekunder),
desinfeksi, misalnya osteomielitis yang melemahkan mandibula sehingga
trauma kecil sekalipun, seperti makan yang dapat menyebabkan fraktur
tulang.[2]
7
anak lakilaki, insiden terjadinya fraktur meningkat
secara bertahap dari bayi sampai umur 16 tahun.[1]
8
berinsersi pada kapsul sendi) saat mulut membuka lebih lebar. Sedangkan otot
yang berperan untuk menutup mulut adalah m. Temporalis dan masseter dan
diperkuat lagi oleh m. Pterigoideus medialis. Kekuatan dinamis dari otot
pengunyah orang dewasa pada gigi seri ± 40kg, geraham ±90kg, sedang kekuatan
menggigit daerah incisivus ±10kg, molar ±15 kg.
9
Kekuatan torsional pada mandibula terdapat pada bagian symphisis
mandibula, hal ini disebabkan karena banyaknya muskulus dasar mulut yang
melekat pada bagian ini sehingga apabila terjadi fraktur pada bagian ini maka
dapat timbul rotasi. Stabilisasi fragmen tulang yang fraktur di regio ini digunakan
dua miniplate dengan jarak antar plat kurang lebih 5mm untuk menetralkan
kekuatan rotasi pada daerah symphisis tersebut. Selain menggunakan dua
miniplate dapat juga digunakan SNT plate untuk fraktur di regio symphisis.[9][10]
10
MEKANISME INJURI
11
favourable dan unfavourable berdasarkan arah satu garis fraktur terhadap
gaya otot yang bekerja pada fragmen tersebut. Disebut favourable apabila
arah fragmen memudahkan untuk mereduksi tulang waktu reposisi
sedangkan unfavourable bila garis fraktur menyulitkan untuk reposisi.
4. Berdasar beratnya derajat fraktur, dibagi menjadi fraktur simple/closed
yaitu tanpa adanya hubungan dengan dunia luar dan tidak ada
diskontinuitas dari jaringan sekitar fraktur. Fraktur compound atau open
yaitu fraktur berhubungan dengan dunia luar yang melibatkan kulit,
mukosa atau membran periodontal.
5. Berdasar tipe fraktur dibagi menjadi fraktur greenstick (incomplete);
fraktur yang biasanya didapatkan pada anak-anak karena periosteum tebal.
Fraktur tunggal ; fraktur hanya pada satu tempat saja. Fraktur multiple;
fraktur yang terjadi pada dua tempat atau lebih, umumnya bilateral.
Fraktur komunitif ; terdapat adanya fragmen yang kecil bisa berupa fraktur
simple atau compound.
6. Selain itu terdapat juga fraktur patologis ; fraktur yang terjadi akibat
proses metastase ke tulang, impacted fraktur ; fraktur dengan salah satu
fragmen fraktur di dalam fragmen fraktur yang lain. Fraktur atrophic;
adalah fraktur spontan yang terjadi pada tulang yang atrofi seperti pada
rahang yang tak bergigi. Indirect fractur ; fraktur yang terjadi jauh dari
lokasi trauma.[1][8][4]
12
Gejala pada fraktur mandibula biasanya,
• Timbul rasa nyeri terus menerus pendarahan oral
• Fungsi berubah
• Terjadi pembengkakan,
• Krepitasi
• Sepsis pada fraktur terbuka
• Deformitas.
Jika fraktur ini mengenai korpus mandibula,akan terlihat gerakan
yangabnormal pada tempat fraktur sehingga gerakan mandibula menjadi terbatas
dan susunan gigi menjadi tidak teratur. Sebagian besar fraktur mandibula terjadi
tanpa terbukanya tulang dan tanpa kerusakan jaringan keras atau lunak.[7]
13
2.9 PENATALAKSANAAN FRAKTUR MANDIBULA
Tujuan penatalaksannan Fraktur mandibula:
• Memperoleh reduksi anatomi dari garis fraktur
• Mendapatkan kembali oklusi sebelum cidera
• Imobilitas mandibula dalam periode teertentu untuk penyembuhan
• Menjaga nutrisi yang adekuat
• Mencegah infeksi[2]
1. Closed Reduction
Pada prinsipnya, terapi fraktur konservatif dapat menggunakan metode :
Yang dicekatkan ke gigi pasien sebagai pegangan (ligature dental, splint
dental, arch bar) Splin protesa digunakan pada rahang yang tidak bergigi,
dapat dicekatkan dengan sekrup osteosintesis ke tulang atau dengan
circumferential wiring.
Yang bertumpu ke struktur tulang ekstra oral (head chin splint dan gips
pada fraktur hidung)
14
rahang atas dan bawah, setelah proses ligasi selesai barulah dilakukan MMF.
MMF dilakukan dengan menggunakan karet (rubber) maupun menggunakan
kawat 0,4 mm.
2. Tipe Indirek
Pada pasien sebelumnya dilakukan pencetakan dari rahang atas dan bawah
dengan menggunakan alginate, kemudian dilakukan pembuatan arch bar sesuai
dengan bentuk rahang pasien. Keuntungannya adalah bentuk arch bar sesuai
dengan bentuk rahang dan gigi pasien. Selain itu, pada model dan articulator dapat
dapat dilakukan penyesuaian oklusi. Kerugiannya adalah diperlukan tambahan
waktu dan biaya untuk pembuatannya.
iii.Splin Protesa
Digunakan pada fraktur rahang tidak bergigi, jika pasien mempunyai gigi
tiruan lengkap maka sebelumnya dapat dilakukan duplikasi dari gigi tiruan itu
terlebih dahulu. Selanjutnya prinsipnya adalah pemasangan protesa ke dalam
mulut untuk digunakan sebagai alat bantu guna mendapatkan oklusi dan artikulasi
yang baik. Selain itu, MMF juga dapat dilakukan lewat protesa ini. Protesa dapat
difiksasi di mulut menggunakan sekrup osteosintesi (umumnya diperlukan 3-4
sekrup per rahang).
Open Reduction
Perawatan fraktur dengan reduksi terbuka ialah perawatan pembukaan dan
reduksi terhadap area fraktur secara langsung dengan tindakan pembedahan.
Terapi fraktur dengan metode open reduction diindikasikan pada :
· Fraktur multiple dan comminuted
· Fraktur terbuka
· Fraktur pada rahang yang atrofi
· Fraktur yang terinfeksi
· Fraktur pada pasien yang tidak dapat dilakukan terapi konservatif seperti pada
pasien epilepsy, ketergantungan alcohol, keterbelakangan mental.
Terapi fraktur sebaiknya dilakukan secepat mungkin, penundaan
perawatan akan berakibat pada kalsifikasi tulang pada posisi yang salah dan juga
meningkatkan resiko infeksi. Meskipun secara umum fraktur oran dan
maksilofasial sebaiknya dirawat secara terbuka, namun tidak semuanya
membutuhkan. Pada fraktur tanpa displacement umumnya tidak perlu intervensi
bedah. Material yang digunakan untuk fiksasi pada terapi fraktur dengan open
reduction antara lain kawat, pelat dan sekrup, miniplat, mikroplat.[7]
2.10 KOMPLIKASI
Komplikasi yang paling sering terjadi pada fraktur mandibula adalah infeksi
seperti osteomyelitis. Parestesia juga dapat terjadi secara berkepanjangan pada
area faktor akibat kerusakan saraf yang terjadi di awal cedera. Fraktur yang terjadi
disekitar kondilus, sudut, dan ramus mandibula memiliki kemungkinan terjadinya
trismus setelah mengalami trauma diantara otot dan tulang atau comminuted pada
daerah fraktur.[5]
15
2.11 PROGNOSIS
Prognosis pada kasus fraktur tergantung dari tingkat keparahan serta tata
laksana dari tim medis terhadap pasien dengan korban fraktur. Jika
penanganannya cepat, maka prognosisnya akan lebih baik dan juga sebaliknya.
Sedangkan dari tingkat keparahan, jika fraktur yang dialami ringan, maka proses
penyembuhan akan berlangsung dengan cepat dengan prognosis yang baik. Tetapi
jika pada kasus yang berat prognosisnya juga akan buruk. Selain itu penderita
dengan usia yang lebih muda akan lebih bagus prognosisnya dibandingkan
penderita dengan usia lanjut.[7]
16
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Fraktur mandibula adalah terputusnya kontinuitas strukur tulang pada
mandibula yang disebabkan oleh trauma baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tujuan dari perawatan fraktur mandibula utamanya adalah untuk
mengembalikan fungsi mengunyah dan bicara. Hal ini dapat dicapai dengan
pemilihan modalitas yang tepat, teknik operasi yang benar terutama dalam
pencapaian oklusi mandibula, serta perawatan pasca operasi dan rehabilitasi.
Dalam tatalaksana fraktur mandibula perlu dipahami biomekanik mandibula
sehingga dapat diperkirakan letak fiksasi yang benar dan didapatkan hasil
yang memuaskan.
3.2 SARAN
Melalui penyusunan makalah ini diharapkan kita lebih mengetahui tentang
Fraktur Mandibula. Kemudian setidaknya kita mampu menerapkan semua
ilmu-ilmu yang telah kita dapat dalam makalah ini dalam kehidupan sehari-
hari.
17
DAFTAR PUSTAKA
18