Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

AKB di Indonesia dinilai masih sangat tinggi angkanya dibanding negara-

negara di Asia Tenggara. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50 %

kematian bayi pada periode neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan.

BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat badan saat lahir kurang dari 2500

gram. Bayi dengan berat badan lahir rendah jika tidak mendapatkan perawatan

intensif dapat menyebabkan kematian. Pada bayi BBLR sangat perlu dilakukan

pencegahan asfiksi, pemberian ASI sedini mungkin untuk memenuhi nutrisiny,

pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan BB secara terus menerus.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Meningkatkan kualitas dan keterampilan bidan dalam memberikan

asuhan pada bayi baru lahir dengan BBLR untuk menurunkan AKB

2. Tujuan Khusus

- Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman bidan dalam melaksanakan

menejemen kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada BBL dengan

BBLR

- Memperluas dan meningkatkan kualitas asuhan kebidanan.

1
BAB II

TINJAUAN TEORI

BBLR (berat bayi lahir rendah) adalah bayi baru lahir yang berat badannya

saat lahir kurang dari 2500 gram.

Berkaitan dengan tahapan hidupnya, BBLR dibedakan menjadi :

1. BBLR, berat lahir 1500-2500 gram

2. BBL sangat rendah, berat lahir <1500 gram

3. BBL ekstrem rendah, berat <1000 gram

ETIOLOGI

Bayi dengan berat lahir rendah dapat terjadi karena gangguan pertumbuhan

saat kehamilan. Gangguan ini berasal dari berbagai faktor antara lain:

1. Faktor ibu

- Penyakit DM, nefritis akut,hipertensi,TBC,jantung

- Pendarahan antepartum placenta [revia

- Trauma fisik dan psikologis

- Gizi jelek

- Anemia

- Obat-obatan, rokok, alkohol.

2. Faktor Janin

- Hidramnion

- Kehamilan ganda

- Kehamilan kromosom

3. Faktor Lingkungan

- Tempat tinggal yang tidak menunjang kesehatan; mudah terjadi infeksi

- Radiasi

2
- Zat – zat racun

BBLR mungkin terjadi dikarenakan oleh :

- Dismatur ; cukup

- Prematur ; kurang bulan

o Tanda Bayi Prematur

1. BB < 2500 gram LK < 33 cm

PB < 45 cm LD < 30 cm

2. Masa gestasi < 37 minggu

3. Kepala > badan

4. Kulit tipis tranparan

5. Lainnya banyak, terutama pada dahi, pelipis, telinga dan lengan.

6. Lemak subkutan kurang

7. Ubun–ubun dan sutura lebar

8. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh labia mayora

pada bayi perempuan dari pada bayi laki–laki testis belum turun.

o Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematur:

- Syndrom gangguan pernafasan idiopatik

- Pnemonia apirasi karena reflek menelan dan batuk belum sempurna

- Pendarahan spontan dalam ventrikel otak lateral akibat anomix otak ( erat

kaitannya dengan gangguan pernafasan)

- Hyperbilirubinemia karena fungsi hati belum matang

- Hipotemi.

o Tanda Bayi Dismatur

Sama dengan tanda prematur hanya saja;

- Umur Gestan > 37 minggu (aterm)

- Lanugo sudah berkembang

3
- Genetalia eksterna sudah sempurna.

o Beberapa penyakit yang berhubungan dengan dismature

- Syndrom aspirasi mekonium

- Hipoglikemia

- Hyperbilirubinemia

- Hipotermia.

PENATALAKSANAAN

BBLR sangat membutuhkan perawatan yang intensif karena sangat rentan

terhadap hipotermi, infeksi, dan mempunyai resiko kematian yang

tinggi( Depkes.2001), Oleh karena itu yang harus diperhatikan dalam BBLR;

1. Mempertahankan suhu tubuh

2. Mencegah infeksi dengan ketat

3. Pengawasan nutrisi

4. Penimbangan ketat

o Penanganan di BPS / PUSKESMAS/RS

BBLR yang terdapat di BPS / puskesmas penatalaksanaannya antara lain;

1. Keringan secepatnya dengan handuk kering dan bersih

2. Kain yang bersih secepatnya diganti dengan yang kering, bersih agar tetap

hangat

3. Langsung dilakukan kontak kulit bayi dengan ibu

4. Berikan penghangatan yaitu sinar lampu 60 watt

5. Berikan 02 bantuan

6. Kepala bayi terutama ubun-ubun besar untuk mengurangi evaporasi.

7. Tali pusat dirawat,dijepit,dipotong,diikat, lalu dibungkus kasa steril kering,

lalu dijaga tetap bersih.

8. Berikan ASI bila bayi bisa menelan, bila bayi tidak bisa menelan rujuk.

4
o Penanganan BBLR di Rumah sakit antara lain:

1. Sama dengan perawatan di PUSKESMAS

2. Berikan asupan nutrisi (ASI) lewat sonde, pemberian dilakukan secara

bertahap sesuai dengankemampuan bayi menyerap zat-zat makanan/ASI yang

diberikan.

3. Bila tidak mungkin diinfus dengan dextrose 10 % + bicarbonat natrium 45 %

ASI.

4. Pemberian antibiotik.

Jenis Antibiotik Dosis Frekuensi


- Benzin penicilin 500.000 u/Kg BB/hr/per IM Tiap 12 jam
50mg/Kg BB/hr IM/IV
- Injeksiampicilin Tiap 8 jam
Dikombinasi dengan
- Injeksiaminogluko 2.5 mg/Kg BB/hr per IM/IV Tiap12jam
sida (gentamicin) 50 mg/Kg BB/hr
- Eritromicin Dalam 3dosis

5
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASKEB PADA BAYI BARU LAHIR PADA BAYI NY. E
DENGAN BBLRS DAN IKTERIK

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 10 Januari 2009
Waktu : 21.30 WIB
Tempat : RB AL AZIZIAH NURUSSYIFA
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
a. Identitas Bayi
Nama : By. Aisyah
Tanggal/jam lahir : 7 Januari 2009 /
Jenis Kelamin: Perempuan

b. Identitas Orang tua

Nama Ibu : Ny. E Nama Ayah : Tn. T


Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : islam
Pendidikan :D-III Pendidikan : D-I
Pekerjaan : Personal Manager Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Singosari I no.
19 Sidorejo Kidul Salatiga

2. Alasan Datang :
Bayi aisyah datang dari IGD pada tanggal 10 January 2009, lahir
spontan premature 6 bulan pada tanggal 7 januari 2009.

3. Riwayat kesehatan ibu/keluarga :


Dahulu : Ibu tidak pernah menderita penyakit DM, asma, jantung
hipertensi, TBC, PMS, dan HIV/AIDS.
Sekarang : Ibu tidak sedang menderita suatu penyakit apapun.
Keluarga :Dalam keluarga tidak ada yang pernah menderita penyakit
DM, asma, jantung hipertensi, TBC, PMS, dan HIV/AIDS.

4. Riwayat kesehatan anak :


Bayi lahir premature pada tanggal 7 januari 2009, disebabkan karena
ketuban pecah dini, dengan BB 1150 gram, LK : 26 cm, LD : 24 cm,
PB : 25 cm, warna kulit agak kuning.
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas :
Ibu hamil yang pertama, HPHT 21 juni 2008, pernah periksa hamil 6
x di bidan dan dokter. Bayi lahir premature pada tanggal 7 januari
2009, disebabkan karena ketuban pecah dini, dengan BB 1150 gram,

6
LK : 26 cm, LD : 24 cm, PB : 25 cm, warna kulit agak kuning.
Plasenta lahir lengkap, nifas normal.
6. Pola kebiasaan sehari-hari :
Pola Nutrisi : sementara nutrisi didapat dari infuse D5 %
Pola Eliminasi : Bayi sudah BAB dan BAK normal, tidak ada

kelainan
Pola Istirahat : Bayi sering tidur
Pola Aktifitas : Bayi bergerak aktif
A. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran :
Vital Sign : N =...158…x/mnt
RR=…76…x/mnt
S =…36,6..°C

Pengukuran Antropometri :
BB : 1150 gram Lingkar Kepala/LK : 26 cm
PB : 25 cm Lingkar Dada/LD : 24 cm
Lingkar lengan :
Apgar Score :

Apperance Pulse Grimace Activity Respiratory Score

1 1 2 1 1 2 7
menit

5 2 2 1 1 2 8
menit

10 2 2 2 1 2 9
menit

2. Status Present :
Kepala : mesocepal, tidak ada caput succedanum, tidak ada

chepal hematome
Muka : tidak oedema, ikterik
Mata : simetris, reflek mata baik, conjungtiva tidak anemis,

sclera ikterik
Hidung : simetris, bersih, terdapat nafas cuping hidung
Mulut : normal, bibir tidak sianosis
Telinga : normal, tidak ada sekret
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan limfe
Dada : normal, terdapat retraksi dada, simetris pernafasan tidak

teratur
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Pulmo/cor : pernafasan tidak teratur, bunyi kantung reguler

7
Abdomen : tidak ada distensi abdomen, tidak ada benjolan

abnormal
Genetalia : normal, labia mayora sudah menutupi labia minora
Punggung : normal tidak ada kelainan
Anus : normal, BAB +
Ekstremitas : normal, lengkap, tidak ada kelainan
Kulit : kemerahan
Reflek :
Rotting reflek : +
Sucking reflek: +
Grasp reflek : +
Moro reflek : +
Tonic neek reflek: +
Babinski reflek : +
B. DATA PENUNJANG :
Pemeriksaan laboratorium tanggal 10 January 2009 pukul 15.00 WIB
 Bilirubin total : 12,9 mg/dl, harga N sampai I
 Bilirubin total : 1,8 mg/dl, harga N sampai 0,25
 Bilirubin indireck : 11,1 mg/dl

II. ANALISA
By. Aisyah umur 4 hari dengan BBLR dan Ikterik, therapy amoxan 2 x 50
mg, vit K 1 x 1 mg, infuse D5 % 4 tetes per menit dan be nutrion 2 tetes per
menit.

III. PLANNING
1. Mengobsbservasi keadaan umum dan vital sign
Hasil : HR : 154 x/menit
RR : 68 x/menit
Suhu : 36,8ºC
2. Mengobservasi Oksigen 2 liter/menit
Hasil : oksigen lancar 2 liter/menit
3. Beri therapy sesuai advise dokter
Hasil : amoxan 2 x 50 mg telah di injeksi
4. Jaga kehangatan bayi dengan memberi lampu pada box bayi
Hasil : bayi terjaga kehangatannya
5. Timbang berat badan tiap hari
Hasil : berat badan bayi masih tetap 1150 gram

BAB IV

8
PEMBAHASAN

Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan penulis, dapat ditemukan

bahwa bayi Aisyah merupakan bayi dengan berat rendah (BBLR) dan ikterik. Hal

tersebut dapat diketahui melalui tanda-tanda :

- Berat badan bayi waktu lahir 1150 gram

- Dari hasil laboratorium

Penanganan BBLR di BP RSUD Salatiga ini dinilai sudah cukup memenuhi

standart teori yang telah ditetapkan bayi Aisyah Setelah mendapat penanganan

sekarang bayi dalam tahap observasi.

9
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

- BBLR memerlukan perawatan yang sensitif karena mempunyai resiko

kematian

- Perlu penyuluhan bagi ibu dan keluarga bayi mengenai penyakit yang dapat

menyerang BBLR tanda dan gejala serta cara penanganannya.

- Diperlukan petugas yang terampil untuk menangani BBL

B. SARAN

- Perawatan intensif pada BBLR harus terus dijaga mutunya.

- Meningkatkan mutu dari pelayanan ANC untuk mengurangi angka kejadian

BBLR.

10
DAFTAR PUSTAKA

Syaifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dengan Neonatal. Jakarta : YBP. Sarwono Prawiroharjo.

Syaifudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP.

11

Anda mungkin juga menyukai