Lanjut usia (lansia) merupakan periode dimana organisme telah mencapai kemasakan dalam ukuran dan fungsi dan juga telah menunjukan kemunduran sejalan dengan waktu (Akhmadi, 2009). Pada tahun 1971 lalu penduduk Indonesia yang dikategorikan lansia masih sekitar 4,5%, atau 5,3 juta jiwa, sementara penduduk kategori usia di bawah lima tahun (balita) sebesar 16,1%. Namun pada tahun 2000, jumlah lansia Indonesia sudah mencapai tiga kali lipat yaitu menjadi 14,4 juta jiwa. Pada tahun 2005 kondisi komposisi penduduk Indonesia telah berubah yang menjadikan penduduk lansia mencapai 7% dan balita 8,2%. Disamping itu, ramalan pihak badan kesehatan dunia WHO bahwa penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia (kapanlagi.com, 2008). Peningkatan proposi penduduk lansia mencerminkan adanya perubahaan angka harapan hidup (papalia, olds, Feldman, 2009). Antara tahun 1950-1955. Angka harapan hidup penduduk global adalah 47,7 tahun dan saat ini 69,3 tahun. Peningkataan proposi lansia menyebabkan pergeseran distribusi penduduk menuju kelompok umur yang lebih tua (Penuaan populasi). Hal ini menimbulkan masalah dalam berbagai bidang, seperti halnya bidang kesehatan, tantangan tersebut ialah bagaimana menjaga kesehatan dan kualitas hidup para lansia yang proporsinya teru meningkat. Definisi kesehatan bagi para lansia adalah bahwa kesehatan pada lansia tidak dapat dipisahkan dari identitas dan pengalaman mereka sepanjang hidupnya, serta harus dilihat dari prespektif orang-orang disekitarnya sehingga tercipta suatu pemahaman holistic terhadap tingkah laku kesehatan mereka. Jika kesehatn dipandang seperti ini akan diketahui suatu pemahaman bagaimana para lansia menua secara aktif menurut kending (1996) dalam husein et al. Apabila dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, proses penuaan merupakan suatu perubahan progresif pada organisme yang telah mencapai kematangan intrinsik dan bersifat irreversibel serta menunjukkan adanya kemunduran sejalan dengan waktu. Penuaan pada lansia dapat digambarkan seperti halnya penuaan yang success (Successful agung). Menurut Rowe dan Khan (1987) dalam albert dan freedman (2010), Penuaan yang sukses terdiri dari 3 elemen yaitu ketidakadaan penyakit dan faktor penyakit, penjagaan kemanpuan fisik dan kognitif, keterlibatan dalam aktivitas dan prokdifitas. Meski demikian mereka tidak menjelaskan secara rinci proporsi lansia mana yang memenuhi criteria dari mereka. Setelah itu albert dan freedman menggunakan istilah penuaan optimal (optimal aging). Penuaan optimal didefinisikan sebagai rentang nilai dari berbagi indakor klinis yang nilai yang diharapkan jumlahmya lebih besar dari yang lebih muda. Penuaan optimal juga dapat diartikan sebagai kondisi fungsional lansia yang mncapai kondisi maksimal.sehingga mungkin mereka bisa memanfaatkan masa tuanya dengan bahagia penuh makna, berkulitas Pada hakikatnya menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaiyu : masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa tua berarti mengalami kemunduran baik fisik maupun psikis. Salah satu hal terpenting untuk menjaga penuaan bagi para lansia dengan tetap melanjutkan fungsi khidupannya pada l;evel setinggi mungkin (Christie, 1992 dalam Hays,2005) dalam Srudy Hays (2005) menunjukkan bahwa bagi para lansia, hal ini berarti tetap aktif secara kognitif, fungsional, dan social selama mungkin.Selain itu, lansia juga merupakan populasi yang rentan, terhadap berbagi penurunan fungsional, Di Indonesia belum ada data mengenai prevelansipenurunan kognitif pada lansia.di Indonesia secara keseluruhan (sindhi, 2009).berbagai studi telah dilakukan untuk menemukan gambaran pada lansia. Studi Shindi pada lansia terhadap 300 lansia nondemensia di Puskesmas Tebet Pasar Minggu menunjukkan bahwa 89,6% lansia mengalami penurunan fungsi kognitif ringan.Studi Lestari (2008) di kota bogor 62% lansia mengalami gangguan kognitif, Dan studi oleh sudja (2009) terhadap 306 lansia di Jakarta dan sumedang mengalami gangguan fingsi kognitif 70,9%. Hal ini menunjukkan prevelansi pada lansia besar di Indonesia. Penurunan fungsi kognif pada lansia dapat mempengaruhi kelangsiungan hidup lansia. Ada juga dapat mengalami penurunan hubungan dengan orang lain. Music merupakan slah satu yang di percaya dalam peningkatan kualitas hidup pada lansia terutama pada fungsi kognitif dan fisikbagi lansia. Mendengar music bagi lansia merupakan hal yang dapat memberikan identitas diri mereka selain itu dapat mempengaruhi kerja kognitif pada lansia baik jangka pendek maupun jangka panjang. Saat kita sedang mendengarkan music, vocal, paduan suara atau bermain music hal tersebut juga memiliki hubungan positif pada fungsi kognitif pada lansia. B. Perumusan Masalah Bertambahnya porposi pada lansia menyebabkan adanya tantangan tersendiri dalam berbagi bidang. Di bidang kesehatan masyarakat tantangan tersebut ialah bagaimana cara menjaga status kesehatan dan kualitas hidup para lansia agar maksimal. Salah satu cara mencpai penuaan optimal yaitu dengan cara menjaga aktivitas fisik, kognitif, dan social para lansia sebaik mungkin. Meski demikian lansia merupakan rentan terhadap penurunan fungsi kognitif dan dengan adanya penelitian yang menunjukkan perevelasi penurunan fungsi kognitif yang besar terjadi di Indonesia. Musik merupaka suatu cara yang dipercaya dalam meningkatkan kontribusi kognitif pada lansia. Hal itu didukung dengan berbagai studi yang menunjukkan dengan pengaruh signifikan pada berbagi aspek kemampuan kognitif lansia. Selain itu kebanyakan music sebagai interverensi tidak membahas pengaruh music itu sendiri . Oleh karena itu peneliti tertarik untukstudi melakukan aktivitas musical sepanjang hidup dengan funsi kognitif dan fungsi psikis pada lansia di Panti Al Barokah di Pedurungan, Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang :Apakah Ada Hubungan Aktivitas Musikal terhadap fungsi fisik dn kognitif pada lansia di Panti Al Barokah di pedurungan ?” C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitiaan ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas musical terhadap fungsi fisik dan kognitif pada lansia di Panti Al Barokah di pedurungan. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui gambaran karakteristik pada lansia (umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, pendidikan, penyakit) di Panti al Barokah di Pedurungan b. Mengetahui gambaran aktivitas musical (Seperti bermain music, mendengarkan musik dan bernyanyi)lansia di Panti Al Baroka di Pedurungan. c. Mengetahui gambaran fungsi kognitif pada lansia di Panti Al Barokah di Pedurungan d. Mengetahui gambaram hubungan antara aktivitas musical dan fungsi kognitif pada lansia di Panti Al Barokah di Pedurungan e. Mengetahui gambaran fungsi fisik pada lansia di Panti Al Barokah di Pedurungan f. Mengetahui gambaran hubungan antara Aktivitas musical dan fungsi kognitif pada Lansia di Panti Al Barokah Pedurugan g. Mengetahui gambaran hubungan antara Aktivitas Musical dan fungsi fisik dan fungsi Kognitif pada lansia di Panti Al BArokah di Pedurungan. D. Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan bermanfaat bagi : 1. Bagi Masyarakat Diharapkan penelitian mampu menambah penegtahuan masyarakat, khususnya dalam mningkatkan derajat kesehatan para lansia sehingga mencapai level seoptimal mungkin 2. Bagi Peneliti Sebagai sarana salah satu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama mengikuti masa perkuliahan di Program Studi Ilmu Keperawatan dan merupakan wawasan yang dapat menambah ilmu serta pengetahuan yang berkaitan dengan masalah pada lansia 3. Bagi Peneliti selanjutnya Diharapkan hasil penelitian ini menjadi acuan bagi peneliti lain dalam mengembangkan penelitian sejenis dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut. 4. Bagi Institusi Semoga penelitian ini bisa sebagai bahan tambahan dan masukan untuk melakukan kegiatan yang dilaksanakn institusi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori Ada beberapa landasan teori yang emdasari penelitian ini yatu : lansia, Activitas musical, Funsi fisik dan Fungsi Kognitif yang akan dibahas secara terperinci dalam penelitian ini. 1. Pengertian Lansia Lansia adalah suatu keadaan yang ditandai oleh gagalnya seorang dalam mempertahankan kesetimbangan terhadap kesehatan dan kondisi stres fisiologis.Lansia juga berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual biasanya terjadi pada usia 60 tahun (UU No. 13 Tahun 1998) dan 60-74 tahun 2. Penuan optimal Penuaan optimal menjadi suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua, dengan mengalami bebgai proses : Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda. Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda. Tidak ada suatu faktor pun yang ditemukan dapat mencegah proses menua. Teori Biologis Tingkat Perubahan Genetika Gen yang diwariskan dan dampak lingkungan Kerusakan oleh radikal bebas Lingkungan Meningkatnya pajanan terhadap hal- hal yang berbahaya Integritas system tubuh untuk melawan kembali Neuroendokrin Kelebihan atau kurangnya produksi hormone Teori Psikologis Tingkat proses Kepribadian Introvert lawan ekstrovert Maturasi sepanjang rentang kehidupan Disengagement(pemutusan) Antisipasi menarik diri Membantu mengembangkan usaha Kontinuitas Pengembangan indivudualitas Kompensasi melalui pengorganisasian diri sendiri