(DIARE AKUT)
23/05/2013 by Belajar Menjadi
Posted on
Lebih under Uncategorized
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare atau dikenal dengan sebutan mencret memang
merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada
masa kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit
yang banyak menjadi penyebab kematian anak yang
berusia di bawah lima tahun (balita). Karenanya,
kekhawatiran orang tua terhadap penyakit diare adalah
hal yang wajar dan harus dimengerti. Justru yang
menjadi masalah adalah apabila ada orang tua yang
bersikap tidak acuh atau kurang waspada terhadap
anak yang mengalami diare. Misalnya, pada sebagian
kalangan masyarakat, diare dipercaya atau dianggap
sebagai pertanda bahwa anak akan bertumbuh atau
berkembang. Kepercayaan seperti itu secara tidak
sadar dapat mengurangi kewaspadaan orang tua.
sehingga mungkin saja diare akan membahayakan
anak. (anaksehat.blogdrive.com).
Menurut data United Nations Children’s Fund (UNICEF)
dan World Health Organization (WHO) pada 2009, diare
merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita di
dunia, nomor 3 pada bayi, dan nomor 5 bagi segala
umur. Data UNICEF memberitakan bahwa 1,5 juta anak
meninggal dunia setiap tahunnya karena diare
B. Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1.A. PENGERTIAN DIARE
Pengertian diare menurut Hendarwanto (1999) buang
air besar defikasi dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan sehingga kandungan air pada tinja
lebih banyak dari keadaan normal, yaitu 100 – 200 ml
sekali. Menurut Ngastiah (1999) diare adalah keadaan
frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi
dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi
feces encer, dapat berwama hijau atau bercampur
lendir dan darah. Sedangkan menurut WHO (1980)
diare adalah defikasi encer lebih dari 3 kali sehari
tanpa/ dengan daerah/ sendiri didalam tinja.
1. Faktor infeksi
a) Infeksi enteral
1. Faktor makanan
2. Faktor psikologis
1.E. Penatalaksanaan
Penanggulangan kekurangan cairan merupakan
tindakan pertama dalam mengatasi pasien diare. Hal
sederhana seperti meminumkan banyak air putih atau
oral rehidration solution (ORS) seperti oralit harus cepat
dilakukan. Pemberian ini segera apabila gejala diare
sudah mulai timbul dan kita dapat melakukannya
sendiri di rumah. Kesalahan yang sering terjadi adalah
pemberian ORS baru dilakukan setelah gejala dehidrasi
nampak.
1.F. Komplikasi
Menurut Broyles (1997) komplikasi diare ialah:
dehidrasi, hipokalemia, hipokalsemia, disritmia jantung
(yang disebabkan oleh hipokalemia dan hipokalsemia),
hiponatremia, dan shock hipovolemik.
1.G. PATOFISIOLOGI
PATHWAYS
Faktor infeksi Faktor malabsorbsi
Gangguan peristaltik
merusak mukosa
lumen
usus Endotoksin berlebih
Hipersekresi cairan
dan elektrolit
Hiperperistaltik
Diare
Hipokalemia
1. Gangguan osmotik
2. Gangguan sekresi
2. Gangguan gizi
3. Hipoglikemia
1.H. KOMPLIKASI
2. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik,
isotonik/ hipertonik)
3. Renjatan hipovolemik
4. Hipokalemia/ dengan gejala meteorismus, hipotoni
otot, lemah, takikardia,perubahan EKG
5. Hipoglikemia
6. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa
usus dan defisiensi enzim laktosa
7. Kejang, pada dehidrasi hipertonik
8. Malnutrisi energi protein (muntah dan mual bila
lama/ kronik)
1. 1. Pengkajian (Anak Usia 3 Tahun)
2. Keluhan Utama : Buang air berkali-kali
dengan konsistensi encer
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada umumnya anak masuk Rumah Sakit
dengan keluhan buang air cair berkali-kali baik
disertai atau tanpa dengan muntah, tinja dpat
bercampur lendir dan atau darah, keluhan lain
yang mungkin didapatkan adalah napsu makan
menurun, suhu badan meningkat, volume
diuresis menurun dan gejala penurunan
kesadaran
2) Natal
Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-
obatan, orang yang menolong persalinan, penyulit
persalinan.
3) Post natal
Berat badan nomal 2,5 Kg – 4 Kg, Panjang Badan
normal 49 -52 cm, kondisi kesehatan baik, apgar score ,
ada atau tidak ada kelainan kongenital.
4) Feeding
Air susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun),
jadwal makan/jumlahnya, pengenalan makanan lunak
pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan, masalah-
masalah feeding (vomiting, colic, diare), dan
penggunaan vitamin dan mineral atau suplemen lain.
5) Penyakit sebelumnya
Penyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit,
penyembuhan, kompliksi, insiden penyakit dalam
keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap
rawat inap sebelumnya.
6) Alergi
Apakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim.
Obat-obatan, binatang, tumbuh-tumbuhan, debu rumah
8) Imunisasi
Polio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada
usia 3 tahun, reaksi yang terjadi adalah biasanya
demam, pemberian serum-serum lain, gamma
globulin/transfusi, pemberian tubrkulin test dan
reaksinya.
9) Tumbuh Kembang
Berat waktu lahir 2, 5 Kg – 4 Kg. Berat badan
bertambah 150 – 200 gr/minggu, TB bertambah 2,5
cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6 bulan. Gigi
mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan, mulai duduk sendiri
pada usia 8-9 bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada
usia 10-12 bulan.
1.Riwayat Psikososial
Anak sangat menyukai mainannya, anak sangat
bergantung kepada kedua orang tuanya dan
sangat histeris jika dipisahkan dengan orang
tuanya. Usia 3 tahun (toddlers) sudah belajar
bermain dengan teman sebaya.
2.Riwayat Spiritual
Anak sudah mengenal beberapa hal yang bersifat
ritual misalnya berdoa.
3.Reaksi Hospitalisasi
Kecemasan akan perpisahan : kehilangan interaksi
dari keluarga dan lingkungan yang dikenal,
perasaan tidak aman, cemas dan sedih
Perubahan pola kegiatan rutin
Terbatasnya kemampuan untuk berkomunikasi
Kehilangan otonomi
Takut keutuhan tubuh
Penurunan mobilitas seperti kesempatan untuk
mempelajari dunianya dan terbatasnya
kesempatan untuk melaksanakan kesenangannya
1. Aktivitas Sehari-Hari
1. Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110-
120 ml/kg/hari
2. Output cairan :
b) Antropometri
c) Pernafasan
d) Cardiovasculer
e) Pencernaan
f) Perkemihan
Volume diuresis menurun.
g) Muskuloskeletal
h) Integumen
i) Endokrin
j) Penginderaan
k) Reproduksi
l) Neorologis
3) Personal Sosial
Intervensi
Rasional
Pertahankan tirah baring dan pembatasan aktivitas
selama fase akut.
Menurunkan kebutuhan metabolik
Intervensi
Rasional
Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan
lutut fleksi.
Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan
mengurangi nyeri
Intervensi
Rasional
Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti pembelajaran,
termasuk pengetahuan tentang penyakit dan
perawatan anaknya.
1.5. Implementasi
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan
rencana tindakan yang telah direncanakan sebelumnya
1.Evaluasi
Evaluasi merupakan pengukuran keberhasilan
sejauhmana tujuan tersebut tercapai. Bila ada yang
belum tercapai maka dilakukan pengkajian ulang,
kemudian disusun rencana, kemudian dilaksanakan
dalam implementasi keperawatan lalau dievaluasi, bila
dalam evaluasi belum teratasi maka dilakukan langkah
awal lagi dan seterusnya sampai tujuan tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
A.H. Markum, 1991, Buku Ajar Kesehatan Anak, jilid I,
Penerbit FKUI