Anda di halaman 1dari 5

BAB I

LANDASAN TEORI

Visual display sendiri merupakan alat untuk menyampaikan informasi atau pesan melalui indera
pengelihatan, maka dari itu sangat erat hubungannya dengan indra pengelihatan yaitu mata manusia
dan display itu sendiri. Visual display yang baik adalah yang dapat menyampaikan pesan yang dapat
dimengerti dan dipahami bagi penerima informasi. Display merupakan bagian dari lingkungan yang
perlu memberi informasi kepada pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar (Sutalaksana,1979).
Salah satu jenis display yang sering kita jumpai adalah visual display, jenis display ini memanfaatkan
indra pengelihatan sebagai penerima informasi. Proses perancangan suatu display harus sangat
diperhatikan, agar pesan yang ada didalamnya dapat tersampaikan dengan mudah dan tepat. Ada 3
kriteria dasar yang harus diperhatikan dalam membuat display (Nurmianto, 1991) :

a. Pendeteksian
Kemampuan dasar dari display untuk dapat diketahui keberadaannya atau fungsinya.
Untuk visual display harus dapat dibaca, contohnya : petunjuk umum penggunaan roda
setir pada mobil dan untuk auditory display harus bisa didengar, contohnya: bel rumah.
b. Pengenalan
Setelah display di deteksi, pesan dari display tersebut harus bisa dibaca atau didengar
c. Pemahaman
Dalam pembuatan display tidaklah cukup apabila hanya memenuhi 2 kriteria diatas,
display harus dapat dipahami sebaik mungkin sesuai dengan pesan yang disampaikan.

Alat utama untuk menyampaikan informasi itu adalah mata manusia. Berikut merupakan fungsi dari
organ-organ mata beberapa diantaranya adalah kornea, iris, aqueous humor, lensa mata, pupil, otot
mata, vitreus humor, bintik kuning, retina dan saraf optik. Yang pertama adalah lapisan tembus cahaya
di bagian depan mata adalah kornea, di belakang kornea terdapat iris, selain memberi warna pada
mata, iris juga mampu mengubah ukurannya secara otomatis sesuai kekuatan cahaya yang masuk
dengan bantuan otot yang ada pada iris. Contoh, ketika berada berada di tempat setiap iris akan
membesar untuk memasukan cahaya, ketika di tempat terang iris akan mengecil untuk mengurangi
cahaya. Lalu ada juga Aqueous humor yang merupakan cairan kornea dan lensa mata serta berfungsi
untuk membiaskan cahaya kedalam mata. Ada juga Lensa mata yang berperan penting mengatur letak
bayangan agar tepat jatuh di bintik kuning juga untuk memfokuskan serta meneruskan cahaya yang
akan masuk ke mata supaya jatuh di retina. Retina yaitu lapisan pada dinding belakang bola mata
tempat bayangan dibentuk, retina cukup peka terhadap cahaya, khususnya pada bitik kuning. Retina
sendiri berfungsi menangkap serta meneruskan cahaya dari lensa hingga ke saraf mata. Ada juga
Pupil yaitu celah yang dibentuk oleh iris berfungsi sebagai pengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk kedalam mata. sedangkan otot mata berfungsi untuk menyangga lensa mata dan mengatur
cembung cekungnya lensa mata saat melakukan pengelihatan jarak dekat dan jarak jauh. Selanjutnya
adalah vitreus humor yaitu cairan bening yang mengisi rongga mata dan berfungsi meneruskan cahaya
dari lensa mata ke retina. Ada juga bintik kuning yaitu lengkungan pada retina yang merupakan bagian
yang paling peka terhadap cahaya. Dan yang terakhir adalah Syaraf optik yaitu penerus rangsang
cahaya dari retina ke otak sehingga semua informasi yang akan dibawa oleh saraf nantinya diproses di
otak dan dengan demikian kita bisa mendeskripsikan sesuatu yang kita lihat. Dengan demikian
terdapat koordinasi dari semua hal diatas sebagai prosedur cara kerja mata.

Informasi dapat juga diberikan dalam bentuk kode warna. Dalam perancangan Visual Display
sebaiknya tidak menggunakan lebih dari 5 warna. Hal ini dikarenakan ada beberapa orang yang
mungkin mengalami buta warna. Warna merah dan hijau sebaiknya tidak digunakan bersamaan begitu
pula warna kuning dan biru karena pada penderita buta warna meraka biasanya tidak dapat
membedakan kedua pasangan warna tadi. Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dalam
penggunaan warna pada pembuatan display, (Bridger, R.S , 1995) diantaranya :

 Kelebihan :
 Tanda untuk data lebih spesifik
 Informasi lebih mudah diterima
 Mengurangi tingkat kesalahan
 Lebih natural
 Member dimensi lain
 Kekurangan :
 Tidak bermanfaat bagi yang buta warna
 Menyebabkan fatique
 Membingungkan
 Menimbulkan reaksi
 Informal

Selain kekurangan dan kelebihan, berikut merupakan beberapa arti penggunaan warna pada sebuah
display. Berikut adalah arti penggunaan warnanya:

Merah menunjukkan Larangan


Biru menunjukkan Petunjuk
Kuning menunjukkan Perhatian

Dalam perancangan sebuah display sebaiknya kita juga perlu memperhatikan penggunaan warna, dan
disesuaikan dengan makna pesan dari simbol atau tulisan yang digunakan. Jangan sampai karena
warna yang digunakan terlalu kontras atau terlalu gelap menyebabkan orang lain sebagai penerima
informasi tidak dapat membaca dengan jelas apa isi pesan tersebut. Adapun prinsip- prinsip yang
harus diperhatikan dalam merancang visual display (Bridger, R.S ,1995) :

1) Proximity
Jarak terhadap susunan display yang disusun secara bersama-sama dan saling memiliki
dapat membuat suatu perkiraan atau pernyataan. Artinya display yang dibuat dapat
dimengerti tanpa harus melihat dengan jelas, namun dapat mengerti apa yang dimaksud,
misalnya bunyi sirine ambulance, perlintasan kereta api, dan lain-lain.
2) Similarity
Menyatakan bahwa item-item yang sama akan dikelompokkan bersama-sama (dalam
konsep warna, bentuk dan ukuran) bahwa pada sebuah display tidak boleh menggunakan
lebih dari 3 warna.
3) Symetry
Menjelaskan perancangan untuk memaksimalkan display, artinya elemenelemen dalam
perancangan display akan lebih baik dalam bentuk simetrikal, yaitu antara tulisan dan
gambar harus seimbang.
4) Continuity
Menjelaskan sistem perseptual mengekstrakan informasi kualitatif menjadi satu kesatuan
yang utuh. Hubungan satu display dengan yang lain saling berkelanjutan membentuk satu
kesatuan.

Berdasarkan hasil penelitian tentang berapa jauh orang dapat melihat huruf menyimpulkan bahwa
untuk huruf yang berwarna putih dengan dasar hitam perbandingan 1:13,3 merupakan yang paling
baik, dalam arti kata dapat dilihat dari tempat yang paling jauh terhadap yang lainnya yaitu dari jarak
36,5 meter. Sedangkan untuk huruf yang berwarna hitam dengan dasar putih, perbandingan 1:8
merupakan perbandingan terbaik, yaitu dapat dilihat dari jarak 33,5 meter.

Tabel 1.1 Jarak Antara Rata-Rata Dalam Meter untuk Bisa Melihat Huruf
Warna Perbandingan Tebal dan Tinggi Huruf

Huruf 1 : 40 1 : 20 1 : 13,3 1 : 10 1:8 1 : 6,6 1 : 5,8 1:5

Putih 33,9 35,8 36,5 35,5 34,7 33,4 31,4 29,4

Hitam 25,2 28,0 31,1 32,7 33,5 33,1 32,1 29,9

(Sumber: Sutalaksana 1979)

Dalam visual display, banyak sekali hal-hal yang terkait, antara lain hubungan antara visual acuity dan
visual angle dan semua itu sangat tergantung dengan akomodasi mata manusia. Visual acuity sendiri
merupakan tingkat kejelasan atau ketajaman penglihatan, kemampuan mata untuk memebedakan
secara cermat sebuah objek atau tulisan atau pesan secara jelas. Kemampuan ini dipengaruhi oleh tipe
dari target dan detailnya. Visual angle adalah sudut yang berhadapan oleh objek pada mata. Pada
dasarnya akomodasi mata manusia adalah kemampuan yang dimiliki mata manusia untuk menebal dan
menipiskan organ mata manusia yaitu lensa. Mata bekerja secara bersamaan, pada saat melihat benda
dekat dia akan menipiskan lensa atau mencekungkan lensanya, namun jika melihat benda yang jauh
dia akan menebalkan lensa atau mencembungkan lensa.

Visual display dibagi menjadi dua yaitu visual display statis dan dinamis. Visual display statis, adalah
display yang memberikan informasi secara statis yaitu tetap dan tidak berubah, contohnya teks, simbol
dan poster sedangkan visual display dinamis dapat diartikan merupakan display yang memberikan
informasi secara dinamis yang dapat berubah sesuai pengukuran. Visual display dinamis dapat dibagi
lagi menjadi 3 yaitu counter, moving scale with fixed indicator dan fixed scale with moving indicator,
dapat diberikan contoh counter merupakan visual display yang bersifat dinamis dengan postur seperti
pemberian informasi dengan cepat, sedangkan moving scale with fixed indicator merupakan visual
display yang bersifat dinamis dengan postur skala yang bergerak dengan pointer (penunjuk) yang
tetap, dan yang terakhir adalah fixed scale with moving indicator yaitu visual display yang bersifat
dinamis dengan postur skala yang tetap dengan pointer (penunjuk) yang bergerak.
BAB II
PENGUMPULAN DATA

2.1. Visual Acuity

Anda mungkin juga menyukai