Anda di halaman 1dari 48

PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG

DIBAHAS :
II Size Reduction

III Storage

IV Reaktor

V Crystallization

VI Heat treatment

VII Separation & filter


Peralatan yang dipergunakan untuk mengubah
ukuran partikel material menjadi lebih kecil /
mereduksi ukuran partikel
1. Bradford Breaker
2. Jaw Crusher
3. Hammer / Impaction Crusher
4. Cone / Gyratory Crusher
5. Roll Crusher
6. Grinding Mill
7. Ball Mill
1. Bradford Breaker

 Biasa digunakan untuk bahan


tambang yang mudah rapuh, seperti:
batu bara
 Tujuan : memperkecil ukuran batu
bara dan membuang rapuhan 
hasil berupa batu bara kasar.
1. Bradford Breaker

5
2. Jaw Crusher
 Alat pemecah batuan alam
 Prinsip : dengan menggerakkan satu sisi
crusher dan sisi yang lain tetap/diam.
 Umumnya sebagai crusher primer
(penghancuran tahap pertama)
 Kapasitas ditentukan oleh ukuran
crusher
 Efektif untuk batuan jenis sedimen
hingga granit.
2. Jaw Crusher
3. Hammer Crusher

 Umumnya digunakan di industri


semen.
 Mengubah ukuran batuan menjadi
serbuk
 Komponen utamanya adalah rotor
dengan hammer yang berputar
cepat dan menghancurkan batuan
yang masuk feeder.
3. Hammer Crusher
10
4.Cone Crusher
 Biasanya untuk pasir dan kerikil
serta material dengan ukuran
awal tidak terlalu besar
 Umum digunakan sebagai mesin
pemecah batu sekunder
(penghancuran tahap kedua)
dan tersier (penghancuran tahap
ketiga)
4. Cone Crusher
5. Roll Crusher
 Kapasitastergantung pada jenis
batuan, ukuran crusher, ukuran
batuan yang diinginkan, ukuran
roda dan kecepatan roda
berputar.
5. Roll Crusher
6. Grinding Mill
 Digunakan untuk pengolahan produk mineral
“bubuk”.
 Menghasilkan bubuk dari berbagai jenis material
mineral yang tidak mudah terbakar dan tidak
mudah meledak, seperti: kuarsa, fluorida, kapur
putih, semen klinker, granit, magnesium,
kromium oksida hijau, bijih emas, tanah liat
merah, tanah liat , kaolin, dan lain-lain.
 Biasanya material pertama akan dihancurkan
oleh jaw crusher kemudian dikirim melalui
conveyor dan dihancurkan dengan grinding mill
6. Grinding Mill
7. Ball Mill
 Merupakan alat untuk penggilingan berbagai
macam material menjadi bubuk halus.
 Umumnya dipergunakan dalam industri
pengolahan semen, produk silikat, bahan
bangunan, pupuk kimia, gelas, keramik, dll
7. Ball Mill
Peralatan yang dipergunakan untuk menyimpan
material baik sementara (selama waktu
tinggal) atau setelah jadi produk

◦ Silo
◦ Large Bulk Storage
◦ Medium Bulk Storage
◦ Small Bulk Storage
1. Silo
1. Silo
 Untuk menyimpan material bulk
seperti biji-bijian, batu bara, semen,
karbon hitam, produk makanan,
serbuk gergaji dll.
 Jenis silo
Silo Tower : berbentuk tabung
Silo bunker : berupa bola
Bag silo : berupa kantong plastik
besar
2. Large Bulk Storage
2. Large Bulk Storage

 Untuk menyimpan material


dalam bentuk bulk dalam
jumlah besar.
 Yang umum digunakan :
Container
Tangki
3. Medium Bulk Storage
3. Medium Bulk Storage
 Material bulk yang disimpan
dalam jumlah tidak banyak.
 Biasanya berupa kontainer
ukuran sedang
 Untuk keperluan handling, dapat
dibuatkan frame.
4. Small Bulk Storage
4. Small Bulk Storage
 Alat penyimpan material dalam
bentuk bulk dengan ukuran kecil
 Beberapa contoh penggunaannya :
◦ Drum
◦ Kantong
 Tempat terjadinya reaksi untuk mendapatkan
produk yang diinginkan, merupakan suatu bejana
tempat berlangsungnya reaksi kimia (baik reaksi
kimia atau nuklir, dan bukan secara fisika)
Perancangan suatu reaktor kimia harus
mengutamakan
 Efisiensi kinerja reaktor, hasil yang lebih besar
dari pada masukan (input)
 Biaya yang minimum, baik itu biaya modal
maupun operasi.
 Faktor keselamatan
 Biaya operasi, termasuk besarnya energi
dibutuhkan, harga bahan baku, upah operator,
dll.
1. Reaktor Batch
2. Reaktor Differensial
3. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk
(CSTR)
4. Reaktor Integral (Fixed Bed
Reaktor)]
5. Reaktor berpengaduk yang berisi
solid (SCSR)
6. Reaktor Transport
7. Reaktor Transport dengan
Tipe Reaktor
Resirkulasi
1. Reaktor Batch

Pengaduk/stirrer

• Stirrer  konsentrasi
disemua titik
sama/homogen
• Kontak antara reaktan
dengan katalis lebih
baik
• Reaktan dan katalis
dimasukkan secara
bersamaan

Jaket pemanas/pendingin
1. Reaktor Batch
 Biasanya cocok digunakan untuk produksi
berkapasitas kecil, misal: proses pelarutan
padatan, pencampuran produk, reaksi kimia,
farmasi dan fermentasi.
 Beberapa ketetapan menggunakan reaktor tipe
batch :
 Selama reaksi berlangsung tidak terjadi
perubahan temperatur (isothermal)
 Pengadukan dilakukan dengan sempurna,
konsentrasi di semua titik dalam reaktor
homogen pada waktu yang sama
Konstruksi Reaktor Batch
 Tersusun oleh sebuah
tangki dengan pengaduk
serta sistem pendingin
atau pemanas yang
menyatu dengan reaktor.
 Tangki ini memiliki
ukuran yang mulai dari
< 1 L sampai 15.000 L
 Batch reactor biasanya
terbuat dari baja,
stainless steel atau baja
berlapis kaca.
2. Reaktor diferensial

ΔL
FA0
FA0

Katalis
2. Reaktor diferensial
 Digunakan dilaboratorium untuk
menentukan laju reaksi sebagai fungsi
konsentrasi
 Berupa pipa yang diisi sedikit katalis
 Konversinya sangat kecil (katalis sedikit)
 Konsentrasi reaktan relative konstan
 Biaya operasinya murah
 Jarang digunakan untuk sistem
multikomponen
3. Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (CSTR-
Continuous Stirred Tank Reactor)

Inlet

Outlet
 Katalis dimasukkan bersama feed, dan meninggalkan reaktor
bersama produk
 Dapat digunakan hanya 1 unit atau dipasang secara seri dengan
tujuan untuk meningkatkan konversi reaksi
4. Reaktor Integral
 Reaktor bentuk pipa yang diisi dengan katalis
padat
 Mudah dalam konstruksinya
 Kontak antara reaktan dan katalis lebih besar
 Untuk reaksi yang sifatnya sangat endothermis
atau exothermis  kondisi isothermal susah
dijaga
 Kerusakan katalis selama reaksi akan
menyebabkan laju reaksi berubah

Inlet Outlet

Katalis
5. Reaktor berpengaduk yang
berisi solid (SCSR)
Inlet

Outlet

Katalis
5. Reaktor berpengaduk yang
berisi solid (SCSR)
 Stirred Contained Solids Reactor/SCSR
 Katalis padat diisikan pada padle dari
pengaduk yang berputar dengan
kecepatan tinggi
 Kondisi isothermal dapat terjaga dan
kontak katalis dengan fluida terjadi
dengan baik
 Untuk ukuran katalis solid yang kecil
(powder), kesulitan : ukuran screen pada
padle agar katalis tidak keluar
6. Reaktor Transport
 Digunakan pada kondisi temperatur
tinggi, tekanan tinggi dengan berbagai
macam komposisi reaktan gas.
 Digunakan dalam proses produksi
gasoline dari fraksinasi petroleum
 Salah satu reaktan bergerak membawa
katalis sepanjang reaktor
 Kerusakan katalis dapat diminimalkan
 Konstruksinya lebih mudah dibandingkan
CSTR
 Pemisahan katalis dan reaktan gas yang
cukup sulit
7. Reaktor Transport dengan
Resirkulasi
 Dengan resirkulasi gas dan katalis
menghasilkan pengadukan yang
sempurna
 Distribusi produk dan parameter
kinetik sedikit berbeda karena
adanya pencampuran antara katalis
baru dan yang sudah terpakai
 Konstruksinya sedikit sulit karena
adanya proses sirkulasi
 Peralatan yang dipergunakan untuk mengubah
materi dari bentuk liquid (slurry) menjadi solid
(powder/crystal).
 Pembentukan kristal padat ini berasal dari
larutan yang homogen dimana larutan ini dibuat
dalam kondisi lewat jenuh (supersaturated yaitu
kondisi dimana pelarut/ solvent mengandung
zat terlarut melebihi kemampuan pelarut untuk
melarutkan zat terlarut.
 Untuk memeperoleh hasil baik, diperlukan
kondisi supersaturasi lebih dahulu.
 Contoh : pembuatan gula pasir, pembuatan
pupuk

41
CRYSTALLIZATION
 Kristal terbentuk dari larutan lewat jenuh
(supersaturated) melalui 2 langkah, yaitu:
1. nukleasi, pembentukan inti kristal.
2. pertumbuhan kristal
 Mekanisme nukleasi pada sistem padat-
cair dibagi dalam 2 kategori, yaitu:
1. Primary nucleation.
2. Secondary nucleation (contact
nucleation)

42
CRYSTALLIZATION
1. Primary nucleation.
◦ Nukleasi akibat penggabungan molekul-molekul
solut membentuk clusters yang kemudian tumbuh
menjadi kristal.
◦ Dalam larutan supersaturasi, terjadi penambahan
solut sehingga mendifusi ke clusters dan tumbuh
menjadi lebih stabil.
◦ Ukuran kristal besar, maka solubility kecil,
sebaliknya ukuran kristal kecil maka solubility besar.
Oleh karenanya, jika ada kristal yang berukuran
lebih besar maka kristal akan tumbuh, sedangkan
kristal kecil akan terlarut lagi.

43
CRYSTALLIZATION
2.Secondary nucleation (contact
nucleation)
◦ Nukleasi terjadi jika kristal bertabrakan
dengan bahan lain, pengaduk,
dinding/pipa tangki.
◦ Nukleasi dapat dipercepat dengan
adanya bibit kristal, energi aktivasinya
lebih kecil dari pada primary nucleation.
◦ Seeding : menambah bibit kristal
(berukuran kecil) pada awal sintesa

44
CRYSTALLIZATION
Dengan dasar bahwa kristalisasi terjadi jika
kondisi larutan supersaturasi, maka kristaliser
harus berfungsi tempat membuat larutan
supersaturasi.
 Klasifikasi alat dalam membuat kondisi ini:
1.Mendinginkan larutan tanpa penguapan.Contoh :
tank and batch type.
2.Menguapkan solven dengan sedikit atau tanpa
pendinginan. Contoh: rangkaian evaporator-
kristaliser
3.Kombinasi pendinginan dan evaporasi dalam
adibatic evaporator vacuum crystalizer. Contoh :
vacuum crystalizer
 Secara umum terdapat Horizontal Crystallizer dan
Vertical Crystallizer.

45
Horizontal Crystallizer
46
Vertical Crystallizer

Basic Forced Draft Tube Baffle Induced


Circulation Circulation Circulation Circulation

47
SELAMAT
BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai