Anda di halaman 1dari 12

Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi

Akuntansi: Bukti Empiris dari Indonesia

Hadri Kusuma
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia
Email: hkusuma@fe-uii.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini menguji relevansi informasi laporan keuangan dalam menguji dampak praktek
manajemen laba terhadap relevansi informasi laporan keuangan. Dua informasi keuangan yang
digunakan yaitu laba dan nilai buku. Penelitian ini memisahkan proksi manajemen laba discretionary
accruals menjadi short-term dan long-term discretionary accruals. Hasil pengujian terhadap 495 sampel
perusahaan yang terdaftar di BEJ selama kurun 2003-2005 menunjukan bahwa laba dan nilai buku
ekuitas tidak kehilangan relevansinya sebagai indikator untuk menilai kinerja suatu perusahaan.
Penelitian ini juga menemukan bahwa, manajemen laba tidak memiliki dampak apapun terhadap
relevansi laba dan nilai buku ekuitas ketika manajemen laba dilakukan melalui short-term dan long-
term discretionary accruals.

Kata kunci: laba, nilai buku, manajemen laba, discretionary accruals, short-term, long-term
discretionary accruals.

ABSTRACT

This research provides the relevant of accounting information and the effect for earnings
management practice. Two financial information that used in this research are earnings and book value.
This research separate earnings management discretionary accruals in short term and long term
discretionary accruals. The object are 495 companies that listing in Jakarta Stock Exchange in 2003-
2005. The research indicates that earnings and book value relevant as an indicator to appraisal
performance of a company. This research also indicates that earning management have not any effect to
the relevant of earnings and book value when earnings management do through short term and long term
discretionary accruals.

Keywords: earnings, book value, earnings management, discretionary accruals, short-term, long term
discretionary accruals.

PENDAHULUAN bila secara statistik berhubungan dengan harga


saham: penurunan dan peningkatan laba ber-
Tujuan laporan keuangan adalah untuk me- hubungan dengan penurunan atau kenaikan
nyediakan informasi yang berguna untuk pengam- harga saham (Ball dan Brown 1968. Demikian
bilan keputusan. Untuk memfasilitasi tujuan halnya dengan nilai buku, relevansi nilai buku
tersebut, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) berasal dari perannya sebagai suatu proksi untuk
menetapkan suatu kriteria yang harus dimiliki nilai adaptasi dan nilai penolakan (Burgstahler
informasi akuntansi agar dapat digunakan dalam dan Dichev 1997).
proses pengambilan keputusan. Kriteria utama Masalah akan terjadi ketika relevansi laba
adalah relevan dan reliable. Informasi akuntansi dan nilai buku sebagai alat pengukur kinerja peru-
dikatakan relevan apabila dapat mempengaruhi sahaan dihadapkan dengan praktek manipulasi
keputusan dengan menguatkan atau mengubah (earnings management) yang dilakukan manajer.
pengharapan para pengambil keputusan, dan Relevansi laba suatu perusahaan yang terindikasi
informasi tersebut adalah reliabel apabila dapat melakukan earnings management seharusnya
dipercaya dan menyebabkan pemakai informasi akan lebih rendah dari perusahaan yang tidak
tergantung dengan informasi tersebut. melakukan earnings management. Akibatnya,
Komponen penting dalam laporan keuangan para pelaku pasar akan berpindah dari laba ke
yang seringkali dijadikan sebagai alat untuk nilai buku dalam proses penilaiannya terhadap
menginformasikan kinerja perusahaan adalah suatu perusahaan. Studi terdahulu telah mem-
laba dan nilai buku. Laba memiliki nilai relevansi buktikan bahwa earnings management menyebab-
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU

1
2 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 8, NO. 1, MEI 2006: 1-12

kan penurunan nilai relevan yang signifikan dalam model-model tersebut. Hal yang sama juga
terhadap laba dan nilai buku (Habib 2004). Akan diungkapkan oleh Hansen (1999), yang mem-
tetapi penelitian sebelumnya juga tidak mem- buktikan bahwa terdapat perubahan variabel-
buktikan perpindahan fokus penilaian perusahaan variabel struktural perusahaan yang bukan
ke nilai buku ketika laba tersebut tidak lagi semata-mata diakibatkan oleh diskresi manajer
relevan untuk menilai perusahaan (Whelan dan dalam laporan keuangan, melainkan berhubungan
McNamara 2004). dengan tujuan dan sifat estimasi diskresi akrual.
Penelitian yang menguji relevansi informasi Oleh karena itu, variabel tersebut mengakibatkan
akuntansi yang diwakili oleh laba dan nilai buku adanya error dalam pengukuran manajemen laba
di Indonesia masih sedikit. Penelitian-penelitian yang berdasarkan pada model Jones, model Jones
yang ada umumnya menguji relevansi laba dan yang dimodifikasi, dan model DeAngelo. Kothari et
nilai buku yang dihubungkan dengan: pengaruh al. (2002), juga menambahkan bahwa model-model
kebijakan pembagian deviden, kualitas akrual dan tersebut gagal dalam mengestimasi porsi discretio-
ukuran perusahaan (Anggono dan Baridwan nary total akrual dan mungkin akan menye-
2003), dampak krisis keuangan 1997-1998 babkan masalah yang serius dalam menarik
(Mayangsari 2004), market value (Indra dan Syam kesimpulan.
2004; Suwardi 2005). Model baru yang ditawarkan oleh Whelan dan
Tidak ada penelitian di Indonesia yang meng- McNamara (20004) merupakan pengembangan
uji dampak manajemen laba (earnings manage- model lama, seperti model Jones (1991) dan
ment) terhadap relevansi laba dan nilai buku. Dechow (1994). Perbedaanya dengan model lama
Sejauh ini hanya terdapat dua literatur mengenai adalah, discretionary accruals yang masih dipecah
dampak manajemen laba terhadap relevansi laba lagi menjadi komponen short-term discretionary
dan nilai buku yang dapat ditemukan, yaitu accruals dan long-term discretionary accruals. Oleh
penelitian yang dilakukan Habib (2004) dengan karena itu pemisahan tersebut diharapkan dapat
bukti dari jepang dan penelitian Whelan dan lebih menjelaskan peran dari masing-masing
McNamara (2004) dengan bukti dari Australia. komponen discretionary accruals dalam memanaj
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk laba. Bukti dari penelitian Whelan dan McNamara
menguji relevansi laba dan nilai buku dalam (2004) menunjukkan, long-term dan short-term
penilaian perusahaan dan menguji pengaruh discretionary accruals mempunyai efek yang
manajemen laba terhadap relevansi kedua berbeda terhadap relevansi informasi laporan
informasi akuntansi tersebut. keuangan. Efek tersebut tidak bisa diungkap
Umumnya penelitian-penelitian terdahulu dengan model lama, sehingga semakin menun-
menggunakan pendekatan aggregate accruals jukkan kelemahan dari model-model lama yang
untuk mengukur keberadaan manajemen laba. hanya berorientasi pada short-term focus. Pene-
Pendekatan ini berusaha memisahkan total akrual litian ini mengikuti model baru yang ditawarkan
menjadi komponen non-discretionary accruals oleh Whelan dan McNamara tersebut.
(merupakan komponen akrual diluar kebijakan
manajemen) dan discretionary accruals (Kompo- MANAJEMEN LABA
nen akrual yang berada dalam kebijakan
manajemen atau manajer melakukan intervensi Sampai saat ini manajemen laba belum
dalam proses pelaporan keuangan.). didifinisikan secara akurat dan berlaku secara
Salah satu kelebihan pendekatan aggregate umum. Walupun demikian Dechow dan Skinner
accruals adalah pendekatan tersebut berpotensi (2000) menyebutkan dua definisi yang sudah
untuk dapat mengungkap cara-cara untuk me- dapat diterima secara luas, yaitu: menurut Schiper
naikkan atau menurunkan keuntungan, karena (1989) manajemen laba adalah suatu intervensi
cara-cara tersebut kurang mendapat perhatian yang disengaja dilakukan dengan maksud tertentu
untuk diketahui oleh pihak luar (Gumanti 2000). terhadap proses pelaporan keuangan eksternal
Akan tetapi penggunaan model discretionary untuk memperoleh beberapa keuntungan pribadi.
accruals (aggregate accruals) menuai banyak Dan menurut Healy dan Wahlen (1999), mana-
kritikan dari para peneliti diantaranya Gomez, et jemen laba terjadi ketika para manajer meng-
al. (1999). Mereka beralasan bahwa pada model- gunakan judgment dalam pelaporan keuangan
model tersebut (aggregate accruals/discretionary dan penyusunan transaksi untuk merubah
accruals) tidak mengindahkan hubungan antara laporan keuangan yang menyesatkan terhadap
arus kas dan akrual, sehingga beberapa non- pemegang saham atas dasar kinerja ekonomi
discretionary accruals telah salah klasifikasi dan organisasi atau untuk mempengaruhi hasil sesuai
diklasifikasikan sebagai discretionary. Kesalahan dengan kontrak yang tergantung pada angka-
tersebut berakibat pada kesalahan spesifikasi angka akuntansi yang dilaporkan. Kedua pen-

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU
Kusuma: Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi 3

dapat tersebut secara implisit dapat diartikan merupakan nilai yang relevan bila mengandung
bahwa manajemen laba erat kaitanya dengan variabel yang dapat digunakan dalam model
motivasi-motivasi yang mendasari manajer me- penilaian atau memprediksi variabel-variabel
lakukan manajemen laba, sasaran-sasaran yang tersebut. Ketiga, hubungan statistik digunakan
ingin dicapai manajer, dan penggunaan judgment- untuk mengukur apakah investor benar-benar
judgment dalam pelaporan keuangan. menggunakan informasi tersebut dalam pene-
Dua motivasi utama para manajer melakukan tapan harga, sehingga nilai relevan diukur dengan
manajemen laba, yaitu tujuan oportunis dan kemampuan informasi laporan keuangan untuk
informasi (signaling) kepada investor. Tujuan mengubah harga saham karena menyebabkan
oportunis mungkin dapat merugikan pemakai investor memperbaiki ekspektasinya. Terakhir,
laporan keuangan karena informasi yang disam- relevansi nilai diukur dengan kemampuan infor-
paikan manajemen menjadi tidak akurat dan juga masi laporan keuangan untuk menangkap
tidak menggambarkan nilai fundamental peru- berbagai macam informasi yang mempengaruhi
sahaan. Sikap oportunis ini dinilai sebagai sikap nilai saham. Sejalan dengan penelitian sebelum-
curang manajemen perusahaan yang diimpli- nya, maka penelitian kali ini menggunakan
kasikan dalam laporan keuangannya pada saat interpretasi keempat.
menghadapi intertemporal choice (Kondisi yang Studi mengenai relevansi informasi akuntansi
memaksa eksekutif tersebut menggunakan sudah berlangsung sejak lama. Beberapa peneliti-
keputusan tertentu dalam melaporkan kinerja an yang mengawali studi-studi tersebut antara
yang menguntungkan bagi dirinya sendiri ketika lain, (Ball dan Brown 1968). Kedua penelitian
menghadapi situasi tertentu). Sikap curang ter- tersebut menguji relevansi nilai laba. Variabel laba
sebut didefinisikan sebagai satu atau lebih diduga memiliki nilai relevan karena memiliki
tindakan yang disengaja dan didesain untuk hubungan statistik dengan harga saham yang
menipu orang lain sehingga menyebabkan hilang- mencerminkan nilai perusahaan (Ball dan Brown
nya kekayaan (Beneish 2001). (1968). Nilai buku diduga memiliki nilai relevan
Tujuan informatif (signaling) kemungkinan karena nilai buku merupakan pengganti (proksi)
besar membawa dampak yang baik bagi pemakai untuk pendapatan normal masa depan yang
laporan keuangan. Manajer berusaha menginfor- diharapkan (Ohlson 1995), dan perannya sebagai
masikan kesempatan yang dapat diraih oleh suatu proksi untuk nilai adaptasi dan nilai
perusahaan di masa yang akan datang. Sebagai penolakan (Burgstahler dan Dichev 1997). Studi
contoh, karena manajer sangat erat kaitanya terkini membuktikan bahwa laba dan nilai buku
dengan keputusan yang berhubungan dengan masih tetap memiliki nilai relevan. Nilai laba dan
aktivitas investasi maupun operasi perusahaan, nilai buku mempunyai kaitan dengan negative
otomatis para manajer memiliki informasi yang earnings (Shamy dan Kayed 2005), non-infor-
lebih baik mengenai prospek perusahaan masa mation based trading (Dontoh et al. 2005),
datang. Oleh karena itu, manajer dapat meng- accounting reforms (Naceur dan Nachi 2006), dan
estimasi secara baik laba masa datang dan profit and loss firms (Franzens dan Radha-
diinformasikan kepada investor atau pemakai krishnan 2006).
laporan keuangan lainya. Manajer dapat meng- Di Indonesia, penelitian Indra dan Syam
gunakan diskresi akrual untuk merefleksikan (2004) dan Suwardi (2005), membuktikan rele-
kinerja perusahaan tersebut melalui laporan laba vansi laba dan nilai buku menunjukkan pening-
(Gul et al. 2003). katan dari waktu ke waktu dan sebagai dasar
ekspektasi investor masa mendatang. Relevansi
RELEVANSI LABA DAN NILAI BUKU laba dan nilai buku juga berhubungan dengan
kebijakan pembagian deviden, kualitas akrual dan
Dalam literatur akuntansi, relevansi informasi ukuran perusahaan (Anggono dan Baridwan
akuntansi (informasi laporan keuangan) didefnisi- 2003). Dari hasil penelitian-penelitian tersebut
kan dengan berbagai cara. Lev (1989) menyebut- dapat diindikasikan bahwa laba dan nilai buku
kan bahwa relevansi nilai akuntansi dicirikan oleh masih merupakan variabel penting dalam proses
kualitas informasi akuntansi. Francis dan penilaian perusahaan. Oleh karena itu rumusan
Schipper (1999) memberikan pemahaman yang hipotesis dalam penelitian ini:
lebih komprehensif dengan menyebutkan empat
Hipotesis 1: Laba dan Nilai Buku memiliki nilai
kemungkinan interpretasi konstruk relevansi
relevan.
nilai. Pertama, informasi laporan keuangan
mempengaruhi harga saham karena mengandung Relevansi nilai laba dan buku dalam menentu-
nilai intrinsik saham sehingga berpengaruh pada kan nilai perusahaan ketika perusahaan memanaj
harga saham. Kedua, informasi laporan keuangan laba masih merupakan pertanyaan yang belum

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU
4 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 8, NO. 1, MEI 2006: 1-12

terjawab. Beberapa studi menunjukkan bahwa melalui short-term discretionary


kedua variabel tersebut dapat saling mengganti- accruals.
kan, ketika nilai relevan laba berkurang maka Hipotesis 2B: Relevansi nilai laba berkurang dan
relevansi nilai buku akan meningkat (Anggono relevansi nilai buku meningkat,
dan Baridwan 2003 dan Collins et al. 1997). Ketika ketika perusahaan memanaj laba
perusahaan melakukan praktek manajemen laba, melalui long-term discretionary
gambaran laba tidak lagi dapat mewakili kinerja accruals.
perusahaan secara fair, sehingga akan mengu-
Hipotesis 2C: Relevansi nilai laba berkurang dan
rangi reliabilitas dari laba itu sendiri. Dengan
relevansi nilai buku meningkat, ke-
demikian informasi laba menjadi kurang relevan,
tika perusahaan memanaj laba
dan selanjutnya pasar akan berpindah dari laba ke
melalui total discretionary accruals.
nilai buku dalam fokus penilaianya (Whelan dan
McNamara 2004). Penelitian yang dilakukan Dengan karakteristik yang dimiliki masing-
Habib (2004) mendukung perpindahan fokus peni- masing jenis akrual tersebut, pasar mungkin akan
laian investor dalam menentukan nilai perusaha- menganggap penggunaan short-term discretionary
an. accruals untuk tujuan signaling. Hal ini mungkin
Bagaimana peran sumber manajemen laba disebabkan karena pasar menganggap bahwa
(short-term, long-term, total discretionary accruals) manajer tidak akan cukup berani untuk melaku-
dalam mempengaruhi relevansi laba dan menye- kan manipulasi dengan kesempatan yang kecil.
babkan fokus penilaian pasar berpindah ke nilai Sementara itu, pasar mungkin akan menganggap
buku juga masih belum jelas. Short-term dan long- penggunaan long-term discretionary accruals ada-
term accruals memiliki karakteristik yang ber- lah usaha manajer untuk membodohi pelaku
beda. Short-term accruals memiliki jangka waktu
pasar, karena sifat dari akrual tersebut yang
yang relatif pendek untuk dapat kembali, biasanya
memberikan kesempatan bagi manajer untuk
sampai kuartal pertama atau satu tahun buku
melakukan manipulasi (Whelan dan McNamara
(Dechow 1994). Sedangkan long-term accruals
memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun buku 2004). Dengan demikian dampak yang ditimbul-
untuk kembali (Dechow 1994). Manajer dapat kan penggunaan long-term discretionary accruals
mengambil keuntungan dari perbedaan karakte- akan lebih besar dibanding dengan short-term
ristik tersebut. Manajer akan menghadapi kesu- discretionary accruals.
litan dalam memanipulasi data akuntansi apabila Hasil penelitian Whelan dan McNamara
harus memanaj akrual dengan short-term (2004) menunjukan bahwa manajemen laba
discretionary accruals, karena pasar berharap melalui total discretionary accruals tidak memiliki
akrual jenis ini akan kembali secepatnya (Whelan dampak terhadap relevansi laba dan nilai buku.
dan McNamara 2004). Sebaliknya, manajer akan Manajemen laba melalui short-term discretionary
lebih mudah untuk memanipulasi data akuntansi accruals dan long-term discretionary accruals
melalui long-term discretionary accruals, karena terbukti mengurangi relevansi laba tapi tidak
tindakan manajer tersebut tidak dapat dideteksi mempunyai dampak terhadap relevansi nilai
untuk beberapa periode akuntansi berikutnya buku. Hipotesis yang digunakan untuk membukti-
(Whelan dan McNamara 2004). kan prediksi jenis akrual tersebut adalah:
Menurut Dechow (1994), jika akrual ditujukan Hipotesis 3: Manajemen laba melalui long-term
untuk mengurangi masalah timing dan matching accruals memiliki dampak yang lebih
dalam arus kas, penggunaan short-term accruals besar pada relevansi nilai laba dan
ditujukan untuk lebih mengurangi masalah timing
nilai buku daripada manajemen laba
dan matching. Sementara itu, tidak terdapat
melalui short-term accruals.
kejelasan alasan penggunaan long-term accruals
untuk mengakomodasi tujuan tersebut. Hal ini
dikarenakan penggunaan akrual jenis long-term METODE PENELITIAN
dipengaruhi oleh proses politis (Watts dan
Zimmerman (1989). Bukti dari penelitian Richard- Populasi dalam penelitian mencakup semua
son et al. (2001) juga menyebutkan bahwa peng- perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek
gunaan long-term accruals lebih memberikan Jakarta, dari tahun 2003-2005. Sampel dalam
informasi kedepan bagi SEC (Securities Exchange penelitian kali ini ditentukan dengan kriteria
Commisison) dibanding short-term accruals. sebagai berikut: (1) Perusahaan mempublikasikan
Oleh karena itu, penelitian ini menguji peran laporan keuangan dengan menggunakan tahun
masing-masing sumber manajemen laba tersebut buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember.
dengan hipotesis sebagai berikut: Langkah ini perlu ditempuh untuk meningkatkan
Hipotesis 2A: Relevansi nilai laba berkurang dan komparabilitas perusahaan dalam sample (2)
relevansi nilai buku meningkat, Perusahaan yang bergerak di bidang keuangan,
ketika perusahaan memanaj laba perbankan, asuransi dan institusi keuangan lainya

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU
Kusuma: Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi 5

tidak diikutkan dalam pemilihan sampel. Hal ter- Short-term accruals menurut Dechow (1994)
sebut dimaksudkan untuk menghindari industri dan Whelan dan McNamara, (200) didefinisikan
dengan aturan khusus yang mungkin dapat sebagai berikut:
mempengaruhi penggunaan discretionary accruals STACCi,t = ∆ARi,t + ∆INVi,t + ∆OCAi,t - ∆APi,t -
(3) Industri dengan jumlah perusahaan yang ∆TXPi,t - ∆OCLi,t (2)
kurang dari sepuluh perusahaan dalam setiap Dimana:
tahunnya, tidak termasuk dalam pemilihan STACCi,t = Short-term Accruals perusahaan i
sampel. Hal ini untuk menghindari bias estimasi pada tahun t
dalam model regresi OLS (Ordinary Least Square) ∆ARi,t = Piutang Dagang tahun t dikurangi
yang digunakan dengan variabel dummy sebagai piutang tahun t-1 perusahaan i
indikator manajemen laba. ∆INVi,t = Persediaan tahun t dikurangi perse-
diaan tahun t-1 perusahan i
Dengan kriteria di atas jumlah sampel yang ∆OCAi,t = Aktiva lancar lainya tahun t di-
diperoleh dapat dilihat pada tabel 1. kurangi aktiva lancar lainya tahun i
∆APi,t = Hutang dagang tahun t dikurangi hu-
Tabel 1. Komposisi Sampel
tang usaha tahun t-1 perusahaan i
2003 2004 2005 Total ∆TXPi,t = Hutang pajak tahun t dikurangi hu-
Seluruh perusahaan terdaftar tang pajak tahun t-1 perusahaan i
di BEJ 333 330 321 984
Dikurangi industri
∆OCLi,t = Hutang lancar lainya tahun t di-
perbankan, asuransi dan kurangi hutang lancar lainya t-1
keuangan lainya (61) (60) (64) (185) perusahaan i.
Dikurangi Industri kurang
dari 10 perusahaan (98) (97) (97) (292) Sesuai dengan definisi total accruals, yaitu
Dikurangi perusahaan gabungan short-term dan long-term accruals, maka
suspended dan laporan
keuangan tidak lengkap (2) (2) (8) (12)
long-term accruals dicari dengan mengurangkan
172 171 152 495 total accruals dengan short-term accruals.
LTACCi,t = ACCi,t – STACCi,t (3)
Dimana:
Variabel utama dalam penelitian ini adalah LTACCi,t = Long-term accruals perusahaan i pada
harga saham, laba, dan nilai buku, dan discretio- tahun t
nary accruals. Harga saham (P) yang digunakan ACCi,t = Total Accruals perusahaan i pada ta-
adalah harga saham per lembar pada akhir bulan hun t
Maret, atau tiga bulan setelah tahun buku yang STACCi,t = Short-term accruals perusahaan i ta-
berakhir 31 Desember. Metode ini ditempuh agar hun t
harga saham telah menggambarkan informasi
secara penuh laporan tahunan (Cheng et al. 1996). Untuk menentukan ada atau tidaknya reka-
Sesuai dengan penelitian Dechow (1994); Cheng et yasa laba, langkah pertama yang digunakan
al (1996) dan Whelan dan McNamara (2004), laba dalam model terdahulu adalah dengan meng-
(E) adalah laba sebelum pos luar biasa per lembar. hitung total akrual, kemudian memisahkan non-
Nilai buku (BV) adalah nilai buku ekuitas per discretionary accruals (akrual yang wajar) dan
lembar. Sama halnya dengan laba, jumlah lembar discretionary accruals (akrual tidak normal dan
saham yang digunakan sebagai deflator adalah merupakan pilihan pihak manajemen). Oleh sebab
jumlah lembar saham yang beredar pada tanggal itu, komponen discretionary accruals dijadikan
indikator terhadap manajemen laba. Meskipun
neraca.
demikian, model-model lama tersebut mengan-
Dengan mengikuti prosedur penelitian
dung kelemahan, yaitu terlalu short-term focus
Whelan dan McNamara (2004), total akrual me-
(Whelan dan McNamara, 2004). Untuk mengatasi
rupakan selisih antara Laba sebelum pos luar
masalah tersebut, maka perlu dilakukan pemisah-
biasa dengan kas dari operasi.
an dari komponen discretionary accruals menjadi
ACCi,t = EARNi,t – CFOi,t (1) short-term, long-term dan total discretionary
Dimana: accruals. Persamaan 1, 2 dan 3 sebelumnya
ACCi,t = Total akrual perusahaan i pada tahun t digunakan untuk mencari besarnya nilai variabel
EARNi,t = Laba sebelum pos luar biasa perusaha- total discretionary accruals, short-term discretio-
an i pada tahun t nary accruals, dan long-term discretionary
CFOi,t = Kas dari operasi perusahaan i pada accruals.
tahun t Model Jones (1991) digunakan untuk menges-
timasi total discretionary accruals dengan formula
sebagai berikut.

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU
6 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 8, NO. 1, MEI 2006: 1-12

ACC i, t  1   ∆REVi, t   PPE i, t  (4) ble, dan provisi tidak lancar (non-current provi-
= ϕ1   + ϕ2   + ϕ3  
 TA  + ε i, t
TA i, t -1  TA i,t


 TA
 i, t -1

  i, t -1 
sion).
Dimana: LTACC i, t  1   PPE i, t 
= η 1   +η2
  TA
+

ACCi,t = Akrual perusahaan i tahun t (diperoleh TA i, t -1 TA
 i, t -1   i, t -1 
dari persamaan 1)
TAi,t-1 = Total aktiva perusahaan i tahun t-1  INTi, t   NCP i, t 
η 3   +η4  + ε i ,t (8)
∆REVi,t = Pendapatan tahun t dikurangi penda-   TA 
 TA i, t -1   i, t -1 
patan tahun t-1 perusahaan i
PPEi,t = Nila bruto tanah, bangunan, dan per- Dimana:
lengkapan perusahaan i tahun t LTACCi,t = Long-term accruals perusahaan i
∑i,t = error untuk perusahaan i tahun t tahun t (didapat dari persamaan 3)
TAi,t-1 = Total aktiva perusahaan i tahun t-1
Koefisien estimasi dari persamaan 4 PPEi,t = Nilai bruto Tanah, bangunan, dan
( ϕ1 , ϕ 2 , ϕ 3 ) digunakan untuk menghitung akrual perlengkapan perusahaan i tahun t
yang diharapkan untuk tiap-tiap perusahaan. INTi,t = Intangible perusahaan i akhir tahun t
Karena estimasi tersebut diasumsikan meng- NCPi,t = Provisi tidak lancar perusahaan i
gambarkan non-discretionary accruals, perbedaan tahun t
dengan estimasi diatas dengan akrual sebenarnya εi,t = error, perusahaan i tahun t
dianggap total discretionary accruals, DACC).
Metode yang sama dengan metode peng-
ACC   1  hitungan total dan short-term discretionary
DACC i, t = i, t
−  j1  +
 accruals, masih digunakan dalam mengukur long-
TA i, t -1   TA i, t -1  term discretionary accruals, LTDSCC:
LTACCi,t   1   PPE i,t 
 ∆REVi,t   PPEi,t  LTDACCi,t = − h1   + h2 
  TA  +

+ j2   + j3 
  TA 
 (5) TA i,t -1   TA i,t -1   i, t -1 

 TAi,t -1   i,t-1   INT i, t   NCP i, t  


h3   + h4   (9)
 TA   TA 
Short-term accruals yang diharapkan untuk  i, t -1   
i, t -1  

industri diukur dengan komponen pendapatan


model Jones (1991). Semua pengujian relevansi nilai dalam pene-
litian ini menggunakan model Ohlson (1995).
STACC i, t  1   ∆REVi, t  Model tersebut mengggambarkan harga pasar (P)
= γ 1   + γ 2
  TA
 + ε i,t (6)
 surat berharga sebagai fungsi nilai buku per
TA i,t -1  TA i, t -1   
i, t -1
lembar saham (BV) dan laba per lembar saham.
Dimana:
STACCi,t = Short-term accruals perusahaan i Pit = α0 + α1 Eit + α2 BVit + τit (10)
tahun t (dari persamaan 2) Dimana:
TAi,t-1 = Total aktiva perusahaan i tahun t-1 Pit = Harga saham perusahaan i pada akhir
∆REVi,t-1 = Pendapatan tahun t dikurangi penda- bulan ketiga tahun t+1
patan tahun t-1 perusahaan i Eit = Laba sebelum pos luar biasa per lembar
εi,t = error, perusahaan i pada tahun t saham perusahaan i tahun t
BVit = Nilai buku ekuitas per lembar saham
Sama halnya dengan menghitung total discre- perusahaan i tahun t
tionary accruals, perbedaan estimasi persamaan 6 τit = error term, perusahaan i tahun t
dengan short-term accruals sebenarnya (actual)
dianggap short-term discretionary accruals, Dari persamaan 10 tersebut, α1 dan α2 menun-
STDACC. jukkan relevansi laba dan nilai buku secara ber-
turut-turut. Hipotesis pertama menduga bahwa
STACC   1  laba dan nilai buku memiliki nilai relevan. Oleh
− g 1  +
i, t
STDACC = karena itu, dari persamaan 11 tersebut koefisisien
i, t
TA i, t -1  
  TA i, t -1  α1 dan α2 seharusnya bernilai positif dan signi-
fikan untuk menunjukkan keterkaitan positif
 ∆REV i, t  antara harga saham dengan laba dan nilai buku.
g 2  

(7) Dalam kaitanya untuk menguji relevansi laba
 TA i, t -1   dan nilai buku apabila terdapat praktek mana-
jemen laba, maka model Ohlson (1995) tersebut
Estimasi long-term accruals yang diharapkan, diperluas dengan memasukkan variabel dummy
dibentuk dengan variabel tanah, bangunan, dan seperti persamaan berikut:
perlengkapan (property, plant, equipment), intangi-
Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra
http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU
Kusuma: Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi 7

Pit = α0 + α1 Dit + α2 Eit + α3 Eit Dit + α4 BVit + α5 α4 dan α5 berturut-turut. Koefisien α6 menun-
BVit Dit + ϖit (11) jukkan relevansi nilai buku ketika tidak ada
manajemen laba, sementara α7 dan α8 secara
Dit merupakan variabel dummy dan bernilai 1 berturut-turut menunjukkan relevansi nilai buku
(0) bila suatu perusahaan melakukan (tidak ketika terdapat manajemen laba melalui short-
melakukan) manajemen laba. Indikator manaje- term discretionary accruals dan long-term
men laba diperoleh dengan jalan membagi sampel discretionary accruals.
atas dasar discretionary accruals tiap-tiap industri Sesuai dengan hipotesis ketiga, maka diharap-
menjadi 4 kelompok atau quartile. Kelompok kan koefisien α5 pada persamaan 12 lebih kecil
sampel pada kuartil paling atas (bawah) dika- dari α4. yang menunjukkan relevansi laba menu-
tegorikan sebagai kategori melakukan (tidak run ketika manajemen laba dilakukan melalui
melakukan) manajemen laba. Prosedur ini juga long-term discretionary accruals dibanding short-
dilakukan terhadap short-term, long-term dan total term discretionary accruals. Sebaliknya pada α8
discretionary accruals). Untuk perusahaan-peru-
diharapkan lebih besar dari α7, karena nilai buku
sahaan yang masuk dalam kuartil kedua dan diharapkan positif. Wald test digunakan unntuk
ketiga atau tengah, sengaja tidak diikutkan untuk
menguji besarnya α5 < 4 dan α8>α7.
mendapatkan gap yang cukup lebar antara peru-
sahaan yang diindikasi melakukan manajemen
laba dengan yang tidak (Whelan dan McNamara, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2004). Hal tersebut juga dimaksudkan agar hasil
pengujian lebih presisi dan tepat sasaran. Statistik Deskriptif
Persamaan 11 tersebut digunakan untuk
menguji hipotesis 2A, 2B, dan 2C. koefisien α1 Tabel 2 menunjukkan statistik deskriptif
merupakan variabel intercept yang digunakan variabel-variabel penelitian dari sampel sebanyak
untuk menilai relevansi dari masing-masing 151 perusahaan atau total 495 observasi selama
sumber manajemen laba (short-term dan long-term tiga tahun. Pengurangan jumlah sampel tersebut
discretionary accruals) secara parsial. Koefisisen α2 setelah menghilangkan perusahaan-perusahaan
menunjukkan relevansi laba ketika tidak terdapat yang tidak memiliki nilai dummy variabel, atau
manajemen laba, α3 sebaliknya menunjukkan perusahaan yang tidak jelas apakah perusahaan
relevansi laba ketika terjadi manajemen laba. Oleh tersebut melakukan manajemen laba atau tidak,
karena ituu, α2 + α3 menunjukkan respon total dan bilamana melakukan manajemen laba,
terhadap laba ketika terdapat manajemen laba. apakah pada short-term, long-term atau keduanya,
Koefisisen α4 menunjukkan relevansi nilai buku sehingga diperoleh kategori sampel seperti tertera
ketika tidak ada manajemen laba, α5 sebaliknya. dalam tabel 2.
α4 + α5 pada persamaan 11 merupakan respon
total terhadap nilai buku ketika terdapat mana- Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
jemen laba. Dari definisi makna koefisien tersebut,
sesuai dengan hipotesis 2A, 2B, dan 2C, maka Seluruh Perusahaan n = 151
P E BV
diharapkan koefisien α3 bernilai negatif yang
Mean 1922.05298 0.171116088 1.263221923
berarti penurunan relevansi nilai laba dan α5 SD 7646.51455 0.80551069 3.716589628
bernilai positif yang menunjukkan meningkatnya Min. 20 -0.99072936 -1.922115744
relevansi nilai buku. Max. 80000 6.257617466 30.79389641
Untuk menguji hipotesis ketiga, di memasuk-
kan variabel-variabel dummy secara terpisah (1) Tidak ada Manajemen (2) Manajemen Laba
Laba (n = 29) Short dan Long-term
menurut masing sumber manajemen laba yaitu
(n = 24)
short-term discretionary accruals dan long-term P E BV P E BV
discretionary accruals sebagai berikut: Mean 1499.655 -0.027 0.829 523.75 0.076 0.423
SD 3562.965 0.323 1.948 484.30 0.134 0.334
Pi,t = α0 + α1Sit + α2Lit + α3Eit + α4EitSit + α5EitLit Min. 20 -0.991 -1.642 35 -0.072 0.061
+ α6BVit + α7BVitSit + α8BVitLit + ζit (12) Max. 17800 1.171 6.398 2100 0.597 1.139
Sit bernilai 1 (0) jika terdapat (tidak terdapat) (3) Manajemen Laba (4) Manajemen Laba
indikasi manajemen laba melalui short-term dis- Short-term (n = 52) Long-term (n = 46)
cretionary accruals. Variabel Lit juga bernilai 1 (0) P E BV P E BV
jika terdapat (tidak) indikasi manajemen laba Mean 2325.769 0.217 1.855 2461.52 0.294 1.305
melalui long-term discretionary accruals. Koefisien SD 11072.095 0.877 5.591 6804.27 1.082 2.699
α3 pada persamaan 12 menunjukkan relevansi Min. 25 -0.562 -1.922 20 -0.359 -1.921
Max. 80000 4.999 30.794 40000 6.258 12.734
laba ketika tidak ada manajemen laba. Relevansi
laba ketika terdapat manajemen laba melalui Catatan:
short-term discretionary accruals dan long-term E - Laba sebelum pos luar biasa per lembar pada saat t
discretionary accruals ditunjukkan oleh koefisien BV - Nilai buku ekuitas per lembar pada saat t

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU
8 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 8, NO. 1, MEI 2006: 1-12

P - Harga saham per lembar pada saat t + 3 bulan stabilitas kepada pasar tidak terbukti pada data
deskriptif ini.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tabel 3 menunjukan nilai korelasi dari harga
saham dengan laba per lembar dan harga saham
Tabel 2 menunjukan bahwa secara garis besar dengan nilai buku ekuitas per lembar. Ketika
harga saham, laba per lembar, dan nilai buku tidak terdapat manajemen laba, tabel 3 menun-
ekuitas per lembar pada perusahaan yang tidak jukan nilai buku ekuitas per lembar menunjukkan
melakukan manajemen laba. Perusahaan yang korelasi yang lebih kuat dengan harga saham (ρ =
melakukan manajemen laba melalui short-term 0,713 p = 0,000) dibanding laba per lembar (ρ =
atau long-term discretionary accruals memiliki 0,676 p = 0,000). Sementara itu, pada perusahaan
nilai rata-rata yang lebih kecil dari, namun lebih dengan manajemen laba melalui short-term dan
besar dari nilai perusahaan yang melakukan long-term hasil korelasi justru menunjukan hasil
manajemen laba melalui kedua short dan long- sebaliknya. Laba per lembar memiliki nilai yang
term kecuali pada nilai laba. Hal ini sangat lebih kecil namun tidak signifikan (ρ = 0,240 p =
mengejutkan mengingat secara teori, manajemen 0,129) dibanding nilai buku ekuitas per lembar (ρ =
laba akan mengakibatkan penurunan harga 0,573 p = 0,002). Hal ini sesuai dengan dugaan
saham atau hanya terjadi pada perusahaan yang semula bahwa manajemen laba mengurangi
berkinerja buruk seperti yang telah dibuktikan relevansi laba dan meningkatkan relevansi nilai
oleh Whelan dan McNamara (2004). Dengan buku ekuitas.
demikian secara deskriptif hasil ini bertolak
belakang dengan hasil penelitian sebelumnya. Di Tabel 4. Estimasi Koefisien Variabel Bebas
samping itu, perbedaan hasil dengan penelitian Koefisien Uji Hipotesis
terdahulu juga ditemukan pada perusahaan yang (t-statistik) 1 2A 2B 2C 3
melakukan manajemen laba secara long-term. α1 5864,219 -572,433 -482,852 -1197,393 -573,163
(20,849)*** (-1,151) (-1,016) (-3,820)*** (-0,706)
Harga saham dan laba per saham pada α2 198,595 4370,063 9449,465 9518,74 -384,388
perusahaan tersebut memiliki nilai yang lebih (3,407)*** (-6,913)*** (13,661)*** (18,854)*** (-0,461)
α3 - 325,879 -5031,373 -4196,102 5724,104
besar dari perusahaan yang melalui manajemen (-0,386) (-4,872)*** (-6,619)*** (2,241)**
laba short-term, kecuali nilai buku ekuitas. Hal ini α4 - 546,448 -15,804 -11,291 2103,612
(3,307)*** (-0,227) (-0,249) (0,700)
sekali lagi menunjukan bahwa terdapat perbedaan α5 - 82,704 512,893 54,221 -1619,564
peran dari short-term dan long-term discretionary (0,391 (1,830)* (0,412) (-0,593
accruals. α6 - - - - 937,494
(2,093)**
α7 - - - - -602,711
Tabel 3. Korelasi variabel penelitian dengan (-1,152)
α8 - - - - -115,26
harga saham (-0,185)
Adj R2 0,700 0,697 0,660 0,857 0,674
Sampel Korelasi dengan Harga Saham N 495 258 252 256 151
EPS BVPS n
Tidak ada Manajemen Laba 0.676*** 0.713*** 29 Catatan:
Manajemen Laba melalui *,**,*** Signifikan pada 10%, 5%, 1%, two tailed
Short dan Long-term 0.240 0.573*** 24 berturut-turut
Manajemen Laba hanya 1 adalah relevansi laba dan nilai buku Pt = α0 + α1 Et + α2
melalui Short-term 0.784*** 0.751*** 52 BVt + τt
Manajemen Laba hanya
melalui Long-term 0.942*** 0.891*** 46
2A, 2B dan 2C merupakan manajemen laba melalui
Semua Perusahaan 0.792*** 0.773*** 151 short-term, long-term atau total discretionary accruals
Catatan : yang didasarkan kuartil dengan rumus Pt = α0 + α1 Dt +
*** Signifikan pada 1% (1-tailed) α2 Et + α3 Et Dt + α4 BVt + α5 BVt Dt + ϖt
3 merupakan manajemen laba melalui short-term dan
Seperti yang ditunjukkan oleh komponen long-term discretionary accruals Pi,t = α0 + α1St + α2Lt +
standar deviasi, data deskriptif pada tabel 2 juga α3Et + α4EtSt + α5EtLt + α6BVt + α7BVtSt + α8BVtLt + ζt
menunjukkan perbedaan pola dengan hasil
temuan penelitian terdahulu. Pada perusahaan Pada perusahaan manajemen laba melalui
tanpa manajemen laba terindikasi memiliki nilai short-term discretionary accruals, ditemukan kore-
standar deviasi yang lebih kecil dibandingkan lasi laba dengan harga saham (ρ = 0,784 p = 0,000)
dengan perusahaan yang melakukan manajemen lebih besar dari korelasi nilai buku ekuitas per
laba melalui short-term maupun long-term, kecuali lembar (ρ = 0,751 p = 0,000). Nilai-nilai tersebut
pada perusahaan dengan manajemen laba melalui juga lebih besar pada perusahaan tanpa mana-
gabungan short dan long-term discretionary jemen laba. Hal ini mengindikasikan manajemen
accruals. Dengan demikian ungkapan bahwa peru- laba melalui short-term discretionary accruals
sahaan dengan manajemen laba melakukan pera- tidak membuat relevansi laba dan nilai buku
taan laba (smooth) untuk memperlihatkan ekuitas melemah, tetapi semakin meningkat. Pola

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU
Kusuma: Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi 9

yang sama juga ditemukan pada perusahaan yang menyatakan bahwa relevansi laba akan
manajemen laba melalui long-term discretionary menurun dan sebaliknya relevansi nilai buku
accruals, dimana korelasi laba lebih kuat dengan ekuitas akan meningkat ketika perusahaan
harga saham (ρ = 0,942 p = 0,000) dibanding nilai melakukan manajemen laba melalui short-term
buku ekuitas dan harga saham (ρ = 0,891 p = discretionary accruals gagal didukung.
0,000) dan lebih kuat dibanding pada perusahaan Dengan masih menggunakan persamaan 11,
tanpa manajemen laba. hipotesis 2B diuji untuk sampel 252 perusahaan
Tabel 4 menunjukkan hasil dari persamaan yang melakukan manajemen laba melalui long-
regresi 10 dengan menggunakan sampel seluruh term discretionary accruals. Hasil pada tabel 4
perusahaan selama 3 tahun. Pada hipotesis 1 telah menunjukan bahwa koefisien D (α1 = -482,852, p =
disebutkan bahwa laba dan nilai buku ekuitas 0,311) yang tidak signifikan menunjukkan bahwa
memiliki nilai relevan. Nilai α1 dan α2 secara manajemen laba melalui long-term discretionary
berturut-turut menggambarkan relevansi laba dan accruals tidak memiliki nilai relevan. Pasar meres-
nilai buku ekuitas. Hasil pada tabel 4 menunjukan pon positif dan signifikan terhadap laba ketika
bahwa laba dan nilai buku memang memiliki nilai perusahaan tidak melakukan manajemen laba (α2
relevan karena masing-masing koefisien menun- = 9449,465, p = 0,000). Namun tidak demikian
jukkan nilai positif dan signifikan (α1 = 5864,219, p halnya dengan nilai buku ekuitas yang bernilai
= 0,000; α2 = 198,595 p = 0,001). Dengan demikian negatif dan tidak signifikan (α4 = -15,804, p =
hipotesis 1 terbukti. Nilai adjusted R2 ditemukan 0,821). Untuk menentukan apakah hipotesis 2B
memiliki nilai lebih tinggi dari penelitian sebelum- terbukti atau tidak ditempuh dengan menganalisis
nya. Hasil ini menunjukkan laba per lembar dan koefisien α3 dan α5. Pada tabel 4 menunjukkan
koefisien α3 bernilai negatif dan signifikan yang
nilai buku per lembar memiliki peran yang cukup
berarti manajemen laba menyebabkan penurunan
vital dalam proses penilaian perusahaan di Indo-
relevansi laba sebesar (α3 = -5031,373 p = 0,000).
nesia.
Selanjutnya pada koefisien α5 menunjukkan nilai
Hasil pengujian hipotesis 2A juga ditunjukkan
positif dan signifikan meskipun hanya pada
pada tabel 4. Pengujian dilakukan pada sampel
tingkat 10% yaitu (α5 = 512,893, p = 0,069).
258 perusahaan selama tiga tahun yang terin-
Dengan demikian hipotesis 2B terbukti karena
dikasi melakukan manajemen laba hanya melalui
mendukung pernyataan bahwa relevansi laba
short-term discretionary accruals. Hasil persamaan akan berkurang dan relevansi nilai buku ekuitas
11 menunjukan tidak signifikannya koefisien akan meningkat ketika perusahaan melakukan
dummy (α1 = -572,433, p = 0,251) dan mengindi- manajemen laba melalui long-term discretionary
kasikan bahwa manajemen laba melalui short- accruals.
term discretionary accruals tidak memiliki nilai Tabel 4 menunjukkan hasil dari regresi per-
relevan. Koefisien α2 menunjukkkan reaksi pasar samaan 11 terhadap 256 perusahaan yang me-
terhadap laba tanpa ada manajemen laba (α2 = lakukan manajemen laba melalui total discre-
4370,063, p = 0,000). Untuk perusahaan dengan tionary accruals. Tabel 4 menunjukan hasil yang
manajemen laba melalui short-term discretionary berbeda dari hasil dua uji hipotesis sebelumnya.
accruals ditunjukkan oleh koefisien α3. Sesuai Koefisien D benilai signifikan (α1 = -1197.393, p =
dengan dugaan semula, perusahaan dengan 0,000). Akan tetapi, karena koefisien α1 bernilai
manajemen laba akan mengurangi relevansi laba. negatif, hal tersebut berarti manajemen laba
Hal ini ditunjukan dengan koefisien α3 yang melalui total discretionary accruals tidaklah rele-
bernilai negatif (α3 = -325,879, p = 0,700). Akan van. Koefisien laba menunjukkan nilai positif yang
tetapi koefisien tersebut tidak signifikan. signifikan ketika tidak terdapat manajemen laba
Reaksi pasar terhadap nilai buku ekuitas dan mengalami penurunan relevansi yang juga
apabila tidak terdapat manajemen laba ditunjuk- signifikan ketika perusahaan tersebut terlibat
kan oleh koefisien α4, dan menunjukkan hasil yang dalam manajemen laba (α2 = 9518,74, p = 0,000; α3
positif dan signifikan (α4 = 546,448, p = 0,001). = -4196,102, p = 0,000). Hasil tersebut tersebut
Selanjutnya reaksi pasar terhadap nilai buku pada tidak ditemukan pada komponen nilai buku
perusahaan dengan manajemen laba digambarkan ekuitas. Koefisien kedua komponen tersebut
pada koefisien α5 yang menunjukkan hasil yang bernilai tidak signifikan (α4 = -11,291, p = 0,804; α5
tidak signifikan meskipun positif (α5 = 82,704, p = = 54,221, p = 0,681). Hal ini berarti nilai buku
0,696). Dengan melihat koefisien α3 dan α5 pada ekuitas mengalami penurunan ketika tidak ada
persamaan 11 secara pooled dapat disimpulkan manajemen laba namun tidak signifikan, akan
bahwa manajemen laba mengurangi relevansi tetapi relevansi nilai buku justru mengalami
nilai laba tetapi tidak signifikan, juga tidak menye- peningkatan walaupun tidak signifikan ketika ada
babkan peningkatan relevansi nilai buku ekuitas manajemen laba. Hal ini dapat diinterpretasikan
secara signifikan. Dengan demikian hipotesis 2A bahwa ketika perusahaan tidak melakukan mana-

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU
10 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 8, NO. 1, MEI 2006: 1-12

jemen laba, laba per lembar menjadi instrumen pengujian pada long-term discretionary accruals
lebih diperhatikan oleh pasar dibandingkan yang bertolak belakang dengan hasil dari penguji-
dengan nilai buku ekuitas dalam menilai kinerja an pada hipotesis 2B, dapat disebabkan oleh offset
perusahaan. Secara keseluruhan hasil pada tabel 4 dari hasil pengujian pada short-term discretionary
dapat diartikan bahwa relevansi laba memang accruals yang memperlihatkan hasil yang tidak
mengalami penurunan yang signifikan ketika signifikan.
perusahaan melakukan manajemen laba akan
tetapi tidak diikuti oleh peningkatan relevansi KESIMPULAN
nilai buku ekuitas yang signifikan. Dengan demi-
kian hipotesis 2C tidak terbukti karena tidak Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji
mendukung hipotesis 2C yang menyebutkan relevansi laba dan nilai buku ekuitas dalam
bahwa relevansi laba akan menurun dan relevansi
konteks perusahaan-perusahaan di Indonesia.
nilai buku ekuitas akan meningkat ketika mana-
Seperti yang telah dihipotesiskan sebelumnya
jemen melakukan manajemen laba melalui total
bahwa, manajemen laba akan mengurangi rele-
discretionary accruals.
Tabel 4 menunjukkan regresi persamaan 12 vansi laba namun akan menyebabkan pening-
pada sampel 151 perusahaan yang melakukan katan relevansi nilai buku ekuitas perusahaan.
manajemen laba melalui kedua short-term dan Manajemen laba melalui short-term discretionary
long-term discretionary accruals. Dari tabel 4 ter- accruals terbukti tidak memiliki dampak apapun
lihat bahwa relevansi laba memiliki nilai positif terhadap relevansi laba maupun relevansi nilai
dan signifikan pada level 5% ketika tidak ada buku. Namun, manajemen laba terbukti meng-
manajemen laba baik melalui short-term maupun akibatkan penurunan relevansi nilai laba tetapi
long-term (α3 = 5724,104, p = 0,027). Namun ketika tidak memiliki dampak terhadap nilai buku
terdapat manajemen laba baik melalui short-term ekuitas, ketika perusahaan melakukan manaje-
atau long-term, relevansi laba mengalami penu- men laba melalui total discretionary accruals.
runan tetapi tidak signifikan (α4 = 2103,612, p = Adapun ketika dilakukan pengujian secara
0,485; α5 = -1619,564, p = 0,554). Reaksi pasar bersama-sama antara manajemen laba melalui
terhadap nilai buku ekuitas ketika tidak terdapat short-term dan long-term discretionary accruals
manajemen laba juga bernilai positif dan seperti ditunjukkan pada pengujian hipotesis tiga,
signifikan pada level 5% (φ6 = 937,494, p = 0,038). keduanya tidak memiliki dampak yang signifikan
Sama halnya dengan koefisien interaksi variabel terhadap relevansi laba maupun nilai buku
laba (α4 dan α5) yang tidak signifikan, koefisien ekuitas. Dengan demikian tidak dapat ditemukan
interaksi nilai buku juga mengalami hal yang atau ditentukan alat manajemen laba manakah
sama (α7 = -602,711, p = 0,251). Hal ini berarti nilai yang memiliki dampak terbesar terhadap rele-
buku ekuitas memang mengalami penurunan
vansi laba dan nilai buku.
walau tidak signifikan ketika perusahaan melaku-
Penurunan relevansi laba ketika perusahaan
kan manajemen laba melalui short-term. Nilai α8
sebesar -115,26 dengan p = 0,853) berarti juga melakukan manajemen laba seperti yang ditun-
tidak menyebabkan penurunan yang signifikan jukkan pada pengujian hipotesis 2B dan 2C
terhadap relevansi nilai buku ekuitas ketika mungkin disebabkan oleh anggapan pasar bahwa
perusahaan melakukan manajemen laba melalui ketika perusahaan melakukan manajemen laba
long-term discretionary accruals. Dari data pada maka angka laba yang dilaporkan tidak dapat
tabel 4 tersebut dapat diartikan bahwa perusaha- mencerminkan nilai sebenarnya sehingga angka
an yang melakukan manajemen laba baik melalui tersebut tidak dapat dipercaya. Meskipun demiki-
short-term maupun long-term discretionary an, tidak signifikannya relevansi laba pada
accruals, tidak memiliki dampak yang berarti ter- pengujian hipotesis 2A dan hipotesis 3, mungkin
hadap relevansi laba dan nilai buku ekuitas baik disebabkan oleh ketidakmampuan pasar dalam
secara short-term maupun long-term. Dengan membedakan antara alat manajemen laba secara
demikian, hasil tersebut gagal mendukung hipo- short-term maupun long-term. Sementara itu,
tesis ketiga yang pada awalnya diharapkan nilai dampak terhadap nilai buku yang tidak signifikan
α5 lebih kecil dari α4 dan α8 lebih besar dari α7. seperti ditunjukkan dalam pengujian hipotesis 2A,
Oleh karena itu pengujian dengan Wald test untuk 2C, dan 3 tersebut dapat disebabkan oleh
menentukan mana dampak yang lebih besar anggapan pasar bahwa laba masih menjadi prima-
antara long term dan short term accruals tidak dona sebagai alat pengukur kinerja perusahaan,
perlu dilakukan. Perbedaan hasil ini dengan karena bagaimanapun juga organisasi yang profit
penelitian Whelan dan McNamara (2004) mung-
oriented tujuan utamanya adalah untuk men-
kin disebabkan oleh ketidakmampuan pelaku
dapatkan laba yang sebesar-besarnya.
pasar di Indonesia membedakan bentuk manaje-
men laba. Selain itu, tidak signifikannya hasil

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU
Kusuma: Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi Informasi Akuntansi 11

Meskipun hasil penelitian belum dapat mem- Ball, R., and P. Brown. 1968. An Empirical
berikan gambaran yang kongkrit mengenai Evaluation of Accounting Numbers. Journal
sumber manajemen laba mana yang memiliki of Accounting Research 6 (Autumn): 159-178.
pengaruh terbesar terhadap relevansi laba dan
Beneish, M. D. 1997. Detecting GAAP Violation:
nilai buku ekuitas, dengan pengujian secara ter- Implications for Assessing Earnings Mana-
pisah dapat terlihat bahwa manajemen laba gement Among Firms with Extreme Finan-
melalui long-term discretionary accruals memiliki cial Performance. Journal of Accounting and
dampak terbesar terhadap relevansi laba dan nilai Public Policy 16: 271-309.
buku ekuitas. Hal ini dibuktikan dengan ter-
dukungnya hipotesis 2B. Beneish, M.D. 2001. Earnings Management: A
Hasil tersebut semakin menguatkan alasan Perspective, Kelley School of Business, India-
penelitian sebelumnya bahwa terdapat perbedaan na University.
peran diantara masing-masing sumber atau alat
Burgstahler, D., and I. Dichev. 1997. Earnings,
dalam memanaje laba. Salah satu alasan yang
Adaptation, and Equity Value. The Account-
mungkin menyebabkan pasar merespon lebih kuat ing Review 72: 187-215.
terhadap manajemen laba melalui long-term
discretionary accruals adalah adanya anggapan Cheng, C. S., C. Liu, and T. F. Schaefer 1996. Ear-
bahwa manajemen laba jenis tersebut cenderung nings Performance and the Incremental
lebih beresiko tidak dapat kembali karena jagka Information Content of Cash Flows from
waktu yang panjang, disamping ketidakmampuan Operations. Journal of Accounting Research
pasar membedakan short dan long-term discre- 34 (1): 173-181.
tionary accruals.
Collins, D., E. Maydew, and I. Weiss. 1997.
Kemungkinan kelemahan dalam penelitian ini Changes in the Value-Relevance of Earnings
terletak pada penentuan nilai laba sebelum pos and Book Values over the Past Forty Years.
luar biasa. Sebagai alternatif dalam menang- Journal of Accounting and Economics 24 (1):
gulangi masalah tersebut maka untuk peru- 39-67.
sahaan-perusahaan yang tidak memiliki pos luar
biasa, nilai laba dapat digantikan jenis laba yang Dechow, P. M. and D. J. Skinner. 2000. Earnings
memiliki kemiripan sifat dengan laba sebelum pos Management: Reconciling the Views of
luar biasa. Prosedur tersebut mungkin dapat Accounting Academics, Practitioners, and
mengurangi akurasi hasil penelitian, sehingga Regulators. Accounting Horizons 14 (2): 235-
diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat 250.
menggunakan variabel laba yang lebih seragam. Dechow, P. M. 1994. Accounting earnings and cash
Disamping itu, jumlah sampel penelitian selama flows as measures of firm performance: The
tiga tahun sebesar 495 perusahaan mungkin role of accounting accruals. Journal of
masih dianggap kurang mencukupi untuk dapat Accounting and Economics 18: 3-42.
menghasilkan suatu kesimpulan penelitian yang
dapat digeneralisasi. Dontoh, A., Radhakrishnan, S., Ronen, J. 2005.
Oleh karena itu jumlah sampel observasi The Declining Value Relevance of Accounting
harus mendapatkan perhatian khusus dalam Information and Non-Information-Based
penelitian sejenis selanjutnya. Terakhir, topik Trading: An Empirical Analysis, Contempo-
yang diangkat dalam penelitian masih dianggap rary Accounting Research.
baru dalam literatur manajemen laba. Penelitian Francis, J., and K. Schipper. 1999. Have Financial
ini memfokuskan semua perusahaan dengan Statements Lost Their Relevance? Journal
kriteria yang telah ditentukan. Pada penelitian of Accounting Research 37 (2): 319-352.
selanjutnya mungkin dapat dikembangkan
dengan penambahan analisis dampak industri Franzens, L., dan Radhakrishnan, S. 2006. The
atau dengan fokus industri tertentu. Value-Relevance of Earnings and Book Value
Across Profit and Loss Firms: The Case of
R&D Spending, School of Management, Uni-
DAFTAR PUSTAKA versity of Dallas at Texas, March.

Anggono, A. dan Zaki Baridwan.2003. Pengaruh Gomez, X.G., Okumura, M., and Kunimura, M.,
Kebijakan Pembagian Deviden, Kualitas 1999. Discretioanry Accruals Models and
Akrual, dan Ukuran Perusahaan pada The Accounting Process, Working Paper,
Relevansi Nilai Deviden, Nilai Buku, dan Nagoya University.
Laba, Simposium Nasional Akuntansi VI, Gul, F.A., Leung, S., and Srinidhi, B. 2003. Infor-
Ikatan Akuntan Indonesia. mative and Opportunistic Earning Manage-

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU
12 JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 8, NO. 1, MEI 2006: 1-12

ment and The Value Relevance of Earnings:


Some Evidence on the Role of IOS, Depart-
ment of Accountancy, City University of
Hongkong.
Gumanti, T.A. 2000. Earnings Management:
Suatu Telaah Pustaka, Jurnal Akuntansi
dan Keuangan, Vol.2 No.2 (104-115).
Habib, A. 2004. Impact of Earnings Management
on Value-Relevance of Accounting Informa-
tion: Empirical Evidence from Japan, Mana-
gerial Finance 30 (11).
Hansen, G.A. 1999. Bias and Measurement Error
in Discretionary Accruals Models, Smeal
College of Business Administration, Penn
State University.
Healy, P. M. and J. M. Wahlen. 1999. A Review of
the Earnings Management Literature and
Its Implications for Standard Setting.
Accounting Horizons 13 (4): 365-383.
Indra dan Syam, F. 2004. Hubungan Laba, Nilai
Buku, dan Total Arus Kas dengan Martket
Value: Studi Akuntansi Relevansi Nilai,
Simposium Nasional Akuntansi VII, Ikatan
Akuntan Indonesia.
Jones, J. J. 1991. Earnings Management During
Import Relief Investigations. Journal of
Accounting Research 29 (2): 193-228.
Kothari, S.P., Leone, A.J., and Wesley, C.E. 2002.
Performance Matched Discretionary Accruals
Measures, William E. Simon Graduate
School of Business Administration, Univer-
sity of Rochester.
Mayangsari, S. 2004. Analisa Terhadap Relevansi
Nilai (Value-Relevance) Laba, Arus Kas, dan
Nilai Buku Ekuitas: Analisa Diseputar
Periode Krisis Keuangan, Simposium Nasio-
nal Akuntansi VIII.
Naceur, S.B., and Nachi, W. 2006. Does The
Tunisian Accounting Reform Improve the
Value Relevance of Financial Information?,
Union Internationale de Banque.
Ohlson, J. 1995. Earnings, Book Values, and Divi-
dends in Equity Valuation. Contemporary
Accounting Research 11(2) Spring: 661-687.
Richardson, S., R.G. Sloan, M. Soliman, and I.
Tuna. 2001. Information in Accruals about
the Quality of Earnings. Working Paper,
University of Michigan Business School.
Schipper, K. 1989. Commentary on Earnings
Management. Accounting Horizons 3: 91-
102.

Jurusan Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi - Universitas Kristen Petra


http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartmentID=AKU

Anda mungkin juga menyukai