Anda di halaman 1dari 2

Tenggelamnya HMAS Perth

 Ketika Perang Pasifik pecah, Australia terancam serangan Jepang dari Indonesia maupun
Papua Nugini dan kepulauan Solomon.
 Australia menolak keinginan Inggris yang berusaha mendominasi pertahanan wilayahnya
lewat pengaturan dari London, dan menginginkan sebuah badan antarSekutu di Pasifik.
Awalnya dibentuk Eastern Council di bawah Churchill, yang mengikutsertakan Belanda dan
wakil Persemakmuran (Australia, Selandia Baru dan India-Birma), yang kemudian
menyetujui pembentukan ABDACOM untuk mempertahankan zona yang disebut Rintangan
Malaya. Namun, daerah ABDA tidak mencantumkan Australia, yang ditempatkan di bawah
perlindungan US Navy (dan Anzac Force) yang bertanggung jawab atas Australia dan
wilayah di sebelah timur Filipina. Australia sendiri dijadikan pangkalan transit bantuan ke
Indonesia.
 Sebagai dukungan terhadap pertahanan Rintangan Malaya (Semenanjung Malaya, Sumatra,
Jawa dan Australia Utara) dan untuk mengamankan basis laut dan udara di Darwin guna
menghentikan gerak maju Jepang ke selatan, Australia mengirimkan kontingen pasukan ke
Timor (Sparrow Force), Jawa (Black Force), Maluku (Gull Force), Sumatra selatan dan
Singapura
 Di bawah ABDACOM, kapal-kapal Australia ditugaskan untuk mengawal konvoi ke
Singapura, baik dari India/Sri Lanka maupun Indonesia (terutama beroperasi di Selat
Malaka). Kapal-kapalnya adalah HMAS Hobart, Perth, Vampire, Vendetta, Yarra, Swan, dan
Warrego.
 Selain itu, ada Grup Penyapu Ranjau dan Anti-Kapal Selam, terdiri atas Ballarat,Wollongong
dan Toowoomba. Mereka beroperasi di perairan Bangka, selatan Sumatra dan Selat Sunda.
 Hobart dan Perth adalah kapal terbesar Australia dari jenis kapal penjelajah. Keduanya
veteran pertempuran di Laut Tengah.
 ABDACOM memiliki banyak kendali berkaitan dengan kepentingan nasional dan masalah
komunikasi
 Perth sebenarnya hendak ditahan di AZAC Area sampai kapal Canberra laik laut tetapi
karena kerusakan USS Houston dan USS Marblehead dalam pertempuran di Selat Makassar,
yang menyebabkan Sekutu kekurangan kapal penjelajah, makan Perth diminta AS untuk
dikirim ke Area ABDACOM.
 Tanggal 2 Februari, setelah Singapura terkepung dan ancaman invasi Jepang ke JAwa
semakin kuat, Laksamana Hart membentuk Gugus Penyerang ABDA untuk mengulangi
kesuksesan Sekutu dalam Pertempuran Laut di Balikpapan. Orang yang dipilih Laksamana
Karel Doorman, yang sayangnya berlatar penerbang AL, dan tidak berpengalaman
memimpin kapal perang. Namun, pilihan diambil untuk “menenangkan” Belanda yang marah
tidak dapat jatah panglima AL ABDA.
 Menjelang pecahnya Pertempuran di Laut Jawa, Hobart dan Perth dikirim untuk bergabung
dengan Gugus Penyerang Gabungan Doorman untuk mengejar konvoi Jepang yang menuju
utara P. Jawa. Namun, hanya Perth yang dapat bergabung di Tanjung Perak karena Hobart
menunggu pengisian bahan bakar di Tanjung Priok.
 Ada pendapat bahwa karena Hec Waller, kapten kapal Perth, merupakan perwira senior yang
paling berpengalaman dalam perang di laut, seharusnya memimpin Gugus Penyerang
Gabungan. Namun, kesepakatan politik ABDA dan hierarki kaku dalam kepangkatan
angkatan laut membuatnya harus memainkan peranan sebagai bawahan.
 Ketika Doorman tenggelam dalam kekacauan Pertempuran di Laut Jawa, sebagai perwira
paling senior yang masih hidup, Waller membawa Perth dan Houston ke Tanjung Priok
untuk mengisi bahan bakar dan amunisi—yang ternyata sangat minim diperoleh. Pada saat
itu, Hobart dan sisa Gugus Penyerang Barat ABDAFloat, termasuk Hobart, pergi untuk
menyerang konvoi Jepang lainnya pimpinan Imamura. Namun, karena tidak berhasil
menemuinya, mereka meloloskan diri lewat Selat Sunda ke Padang, lalu pergi ke Srilanka.
 Perth dan Houston diperintahkan pergi ke Australia untuk meloloskan diri karena semua
orang tahu Jawa akan jatuh. Selat Sunda dijadikan jalur pelarian karena dianggap masih
aman. Padahal, sebuah pesawat pengintai Sekutu telah memergoki konvoi Jepang yang
hendak memasuki selat itu pada siang harinya, tetapi laporannya tidak diteruskan ke
laksamana yang bertanggung jawab sekalipun berada satu gedung dengan komandan darat
yang menerima laporan. Akibatnya, kedua kapal pergi ke Selat Sunda tanpa tahu musuh telah
tiba walau banyak yang pesimis berhasil lolos karena ancaman pesawat terbang Jepang.
 Perth dan Houston tiba di Selat Sunda saat pasukan Imamura sedang mendarat. Pecah
pertempuran tidak seimbang, di mana kedua kapal ditenggelamkan. Dari 686 awaknya, 351
tenggelam, termasuk kapten kapalnya. 106 lainnya mati di kamp tawanan Jepang.

Sumber
Hancurnya Armada Sekutu: Kisah Pertempuran di Laut Jawa - Nino Oktorino
Australia in the War of 1939–1945: Series Two Navy. Jil. 1 - G. Hermon Gill.
Cruiser: The Life and Loss of HMAS Perth. Mike Carlton

Anda mungkin juga menyukai