Anda di halaman 1dari 4

TERMINOLOGI

1. CEA : Carcinoembryonic antigen (CEA) adalah protein yang dihasilkan oleh epitel saluran cerna
janin yang juga dapat diekstraksi dari tumor saluran cerna orang dewasa. Pemeriksaan CEA
mengukur konsentrasi CEA dalam darah. Pada saat bayi lahir, konsentrasi CEA akan menjadi
sangat rendah. Pada orang dewasa, CEA biasanya ditemukan pada konsentrasi yang sangat rendah
dalam darah, namun dapat meningkat dengan terjadinya jenis kanker tertentu sehingga dapat
digunakan sebagai penanda tumor. Pemeriksaan CEA membutuhkan sampel darah yang diambil
dari pembuluh darah vena di lengan.

Manfaat Pemeriksaan:
Penanda untuk berbagai jenis kanker dikombinasikan dengan penanda tumor yang lain; memantau
pengobatan kanker, termasuk respon terhadap pengobatan dan kekambuhan; sebagai indikator dari
jumlah atau ukuran kanker, dan menentukan prognosis serta stadium kanker; menentukan
metastasis kanker.
2. Kolonoskopi : Kolonoskopi adalah sebuah prosedur yang melibatkan pemasukan alat berbentuk
pipa ke dalam usus besar untuk menentukan ada tidaknya polip atau pertumbuhan yang mengarah
pada munculnya kanker. Ini adalah prosedur pencegahan kanker yang sangat penting.
3. Adenocarcinoma : jenis kanker yang terbentuk di kelenjar penghasil mukus di seluruh tubuh,
seperti paru paru, prostat, kerongkongan,pancreas dan kolorektal
4. Kolostomi :

IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa penyebab diare yang tidak sembuh sejak dua bulan yang lalu yang terkadang disertai darah
pada Tn. Saekum (70th) ?
Terjadi diare kronik pada pasien. Penyebab penting sebagai salah satu etiologi diare kronik adalah
kanker kolorektal dan adanya pertumbuhan berlebih bakteri usus halus atau dikenal sebagai SIBO
(small intestinal bacterial overgrowth).
Diare kronis dapat terjadi pada kelainan endokrin, kelainan pankreas, kelainan hati, infeksi,
keganasan, dan sebagainya. Berdasarkan mekanisme patofisiologi yang mendasari terjadinya,
diare kronis diklasifikasikan menjadi 3 golongan yaitu: diare sekretorik, diare osmotik dan diare
inflamasi.
Klasifikasi lain ada juga yang membagi menjadi 3 jenis yaitu diare cair (watery diarrhea), yang
mencakup diare sekretorik dan diare osmotik, diare imflamasi dan diare berlemak (fatty diarrhea)
Diare sekretorik terjadi karena gangguan transportasi cairan dan elektrolit melewati mukosa
enterokolik. Ditandai diare cair, dengan volume feses yang besar, tanpa rasa nyeri dan menetap
dengan puasa. Diare osmotik terjadi bila ada asupan makanan, penyerapan yang berkurang, solute
osmotik aktif dalam lumen yang melampaui kapasitas resorpsi kolon. Kandungan air feses
meningkat sebanding dengan jumlah solut. Diare osmotik ditandai keluhan yang berkurang saat
puasa dan menghentikan agen penyebab. Diare inflamasi umumnya disertai dengan nyeri, demam,
perdarahan, atau tanda inflamasi yang lainnya. Mekanismenya tidak hanya melalui eksudasi saja,
tergantung lokasi lesi, dapat melalui malabsorpsi lemak, gangguan absorpsi air dan atau elektrolit
dan hipersekresi atau hipermotilitas karena pelepasan cytokines dan mediator inflamasi yang lain.
Ditandai dengan adanya leukosit atau protein yang berasal dari leukosit seperti calpotrectin pada
analisa feses. Proses inflamasi yang berat dapat menyebabkan terjadi kehilangan protein
eksudatif yang memicu terjadinya edema anasarka.
a. Diare cair (watery diarrhea):
Diare osmotik: osmotik laxative, malabsorpsi karbohidrat

Diare sekretorik: Sindrom kongenital, misalnya congenital chloridorhea. Toksin bakterial, ileal
malabsorpsi asam empedu ileum. Inflamatory bowel disease (IBD) terdiri dari kolotis ulseratif, dan
penyakit Chron•s, kolitis mikroskopis, dan divertikulitis. Vaskulitis, keracunan dan obat.
Penyalahgunaan laxative (stimulant laxative). Gangguan motilitas atau regulasi berupa diare
postvagotomy, postsympathectomy, diabetes autonomik neuropati, irritable bowel syndrome.

Penyakit endokrin: Hipertiroidism, Addison•s disease, gastrinoma, VIPoma, somatostatinoma,


carsinoinoid sindrom, mastositosis, feokromasitoma.

Tumor lain: karsinoma kolon, limfoma, villous


adenoma.
Diare sekretorik idiopatik: diare sekretorik epidemik
(Brained), idiopatik diare sekretorik sporadik.
b. Diare inflamasi
Inflamatory bowel disease: colitis ulserative, penyakit Chron•s, diverticulitis, ulcerative
jejunoileitis.
Penyakit infeksi:
Kolitis pseudomembranosa. Infeksi bakteri invasive seperti TBC, yersinosis.Infeksi viral ulceratif:
citomegalo, herpes simplek Iinfeksi parasit invasif: amebiasis, strongiloides.
Kolitis iskemik, kolitis radiasi, keganasan
(karsinoma kolon, limfoma).

c. Diare berlemak (fatty diarrhea)


Sindrom malabsorpsi Penyakit mukosa (celiac sprue, whipple disease). Sindrom usus pendek,
pertumbuhan bakteri berlebih diusus halus (SIBO), iskemik mesenterik. Maldigesti: insufisiensi
eksokrin pankreas, konsentrasi asam empedu liminal inadequat.

2. Apakah ada hubungan jenis kelamin dan umur dengan keluhan diare seperti Tn.Saekum?
Kanker colorectal sering terjadi pada usia tua. Lebih dari 90% penyakit ini menimpa penderita di
atas usia 40 tahun, dengan insidensi puncak pada usia 60-70 tahun (lansia).

3. Mengapa ada benjolan di perut kanan bawah sejak satu minggu ini, badan letih, berat badan turun
10kg dalam 3 bulan ini?
Gejala klinis kanker kolorektal pada lokasi tumor di kolon kiri berbeda dengam kanan. Tumor di
kolon kiri sering bersifat skirotik sehingga lebih banyak menimbulkan stenosis dan obstruksi
karena feses sudah menjadi padat. Tumor pada kolon kiri dan rektum menyebabkan perubahan pola
defekasi seperti konstipasi atau defekasi dengan tenesmi, semakin distal letak tumor feses semakin
menipis atau seperti kotoran kambing atau lebih cair disertai darah atau lendir. Pada kanker kolon
kanan jarang terjadi stenosis karena feses masih cair. Gejala umumnya adalah dispepsia, kelemahan
umum penurunan berat badan dan anemia. Pada kanker di kolon kanan didapatkan masa di perut
kanan bawah

4. Mengapa belum ada perubahan pada Tn.Saekum yang sudah diberi obat diare oleh mantri?
5. Apakah ada hubungan dengan kebiasaan Tn.Saekum yang kurang suka makan sayur buah, sering
merokok, jarang berolahraga dengan keluhannya?
Komposisi makanan merupakan faktor penting dalam kejadian adenokarsinoma kolon dan rektum.
Makanan yang berasal dari daging hewan dengan kadar kolesterol yang tinggi serta kurang
mengkonsumsi makanan yang mengandung serat dapat menyebabkan karsinoma kolorektal
(Tambunan, 1991). Selain itu juga, insiden kanker ini tinggi kalori dan tinggi lemak hewani yang
dikombinasikan dengan gaya hidup yang kurang melakukan aktivitas fisik (sedentary lifestyle).
Sebuah studi epidemiologi juga mengindikasikan bahwa konsumsi daging hewan, merokok, dan
alkohol merupakan faktor resiko dari kanker kolorektal.
Sedangkan kandungan sayuran yang bersifat antikarsinogenik seperti folat, antioksidan dan
pemicu enzim yang mendetoksifikasi, ikatan karsinogen lumen, fermentasi serat untuk
menghasilkan asam lemak volatile yang protektif, dan mengurangi waktu kontak dengan
epithelium kolorektal karena waktu transitnya lebih cepat.

6. Apa interpretasi dari hasil pe.fisik : KU lemah, gizi kurang, vital sign dalam batas normal?
7. Apa interpretasi dari pem.abdomen : tidak ada distensi, perut supel, teraba masa di kuadran kanan
bawah kenyal padat, terfiksir dengan nyeri tekan minimal?
8. Apa interpretasi dari pemeriksaan colok dubur tidak didapatkan massa?
9. Apa indikasi dokter mengatakan bahwa kemungkinan Tn.Saekum menderita tumor colon?

10. Apa pemeriksaan dan terapi lebih lanjut pada tumor colon?

Pemeriksaan laboratorium : CEA


Pemeriksaan patoloi anatomi
Radiologi : foto polos abdomen, double kontras dengan barium enema, CT scan MRI
Kolonoskopi

Penatalaksanaan karsinoma kolorektal adalah sebagai berikut:


a. Bedah
Pembedahan adalah satu satunya cara yang telah secara luas diterima sebagai penanganan kuratif
untuk kanker kolorektal. Pembedahan kuratif harus mengeksisi dengan batas yang luas dan
maksimal tetapi juga harus tetap mempertahankan fungsi dari kolon sebisanya (Casciato DA,
2004). Pada tumor yang bisa dioperasi, tindakan bedah merupakan satu-satunya pengobatan kuratif
karena adenokarsinoma kurang sensitif terhadap radiasi ataupun sitostatika. Namun, pada tumor
yang tidak dapat dioperasi lagi, tindakan bedah bersifat paliatif. (Tambunan, 1991)
b. Radioterapi
Terapi radiasi merupakan penanganan kanker dengan menggunakan x-ray berenergi tinggi untuk
membunuh sel kanker. Terdapat dua cara pemberian terapi radiasi, yaitu dengan radiasi eksternal
dan radiasi internal. Pemilihan cara radiasi diberikan tergantung pada tipe dan stadium dari kanker.
Radiasi eksternal (external Universitas Sumatera Utara
beam therapy) merupakan penanganan dimana radiasi tingkat tinggi secara tepat diarahkan pada
sel kanker. Sejak radiasi digunakan untuk membunuh sel kanker, maka dibutuhkan pelindung
khusus untuk melindungi jaringan yang sehat disekitarnya. Terapi radiasi tidak menyakitkan dan
pemberian radiasi hanya berlangsung beberapa menit. Radiasi internal (brachytherapy, implant
radiation) menggunakan radiasi yang diberikan ke dalam tubuh sedekat mungkin pada sel kanker.
Substansi yang menghasilkan radiasi disebut radioisotop, bisa dimasukkan dengan cara oral,
parenteral atau implant langsung pada tumor. Radiasi internal memberikan tingkat radiasi yang
lebih tinggi dengan waktu yang relatif singkat bila dibandingkan dengan eksternal radiasi, dan
beberapa penanganan internal radiasi secara sementara menetap didalam tubuh (Ford, 2006).
c. Kemoterapi Adjuvant
Kanker kolon telah banyak resisten pada hampir sebagian kemoterapi. Bagaimanapun juga
kemoterapi yang diikuti dengan ekstirpasi dari tumor secara teoritis seharusnya dapat menambah
efektifitas kemoterapi. Kemoterapi sangat efektif digunakan bila tumor sangat sedikit dan berada
pada fase proliferasi (Schwartz, 2005). Sitostatika berupa kombinasi FAM (5-fluorasil, adriamycin,
dan mitomycin c) banyak dipergunakan sebagai terapi adjuvant. (Tambunan, 1991)

11. Apa interpretasi dari Hb 8gr/dl dan CEA 20mg/dl?


Salah satu penyebab anemia pada pasien kanker kolorektal adalah karena pendarahan.
Tingginya nilai CEA berhubungan dengan tumor grade 1 dan 2, stadium lanjut dari penyakit dan
adanya metastase ke organ dalam.

12. Apa interpretasi dari hasil USG didapat nodul metastasis di hati, hasil kolonoskpi biopsy ada
adenocarcinoma?
Sebagian besar kanker kolorektal (98%) adalah tipe adenokarsinoma. Kanker muncul dari sel epitel
kelenjar di lapisan dalam usus yang dapat menyebar ke dalam dinding kolon dan berpotensi untuk
metastasis ke kelenjar getah bening (KGB). Adenokarsinoma muncul dari lapisan epitel kelenjar
sehingga mensekresi mukus untuk melubrikasi bagian dalam kolon dan rektum
13. Operasi apa yang akan dilakuan pada Tn.Saekum?
14. Apakah penyakit Tn.Saekum bisa disembuhkan?

Anda mungkin juga menyukai