PEMBAHASAN
1. A. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan berasal dari bahasa Inggris yaitu approach yang memiliki arti
pendekatan. Di dalam dunia pengajaran, approach atau pendekatan dapat
diartikan cara memulai pembelajaran. Pendekatan dapat diartikan pula titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Menurut
pendapat Wahjoedi, pendekatan pembelajaran adalah cara mengelola
kegiatan belajar dan perilaku siswa agar ia dapat aktif melakukan tugas
belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar secara optimal. Sedangkan
menurut Sanjaya pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik
tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum. Di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Berdasarkan kajian terhadap pendapat ini, maka pendekatan merupakan
langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah
atau obyek kajian. Pendekatan ini akan menentukan arah pelaksanaan ide
tersebut untuk menggambarkan perlakuan yang diterapkan terhadap
masalah atau obyek kajian yang akan ditangani. [1]
Jenis – Jenis Pendekatan Pembelajaran
Variabel utama dalam kegiatan pembelajaran adalah guru dan siswa.
Berdasarkan hal tersebut, maka pendekatan dalam pembelajaran secara
umum dibagi menjadi dua, yaitu pendekatan pembelajaran berorientasi pada
guru (teacher centered approaches) dan pendekatan pembelajaran
berorientasi pada siswa (student centered approaches). Hal ini sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh Killen, Roy dalam bukunya yang
berjudul Effective Teaching Strategies mengemukakan bahwa ada dua
pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yaitu :[2]
1. pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru
(teacher centered approach)
Pendekatan pembelajaran berorientasi pada guru yaitu pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai objek dalam belajar dan kegiatan belajar
bersifat klasik. Dalam pendekatan ini guru menempatkan diri sebagai orang
yang serba tahu dan sebagai satu-satunya sumber belajar.
1. Meyer W.J. model adalah sebagai suatu obyek atau konsep yang
digunakan untuk mempresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata
dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.
2. Soekamto, dkk mengemukakan maksud dari model pembelajaran
adalah Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam
merencanakan aktivitas belajar mengajar. [13]
3. Mills berpendapat model adalah bentuk representasi akurat sebagai
proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang
mencoba bertindak berdasarkan model itu.
4. Richard I Arends mengemukakan model pembelajaran mengacu pada
pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran,
lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Dengan uraian di atas, istilah pendekatan pembelajaran, strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik pembelajaran dapat
dirangkai menjadi satu kesatuan utuh menjadi model pembelajaran seperti
gambar berikut :
Berikut beberapa macam model pembelajaran menurut Rusman adalah
: [14]
1. Model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and
Learning).
2. Model pembelajaran kooperatif (Cooperative learning).
3. Model pembelajaran berdasarkan masalah.
4. Model pembelajaran tematik.
5. Model pembelajaran berbasis komputer.
6. Model partisipatif , aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM).
7. Model pembelajaran bebasis Web (e-learning ).
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM
Implikasi instruksional teknologi pendidikan dalam proses
pembelajaran
Implikasi instruksional pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran dan
model pembelajaran dalam proses pembelajaran berikut penulis sajikan hasil
dari lesson study yang merupakan salah satu program peningkatan kualitas
pembelajaran yang ada di SMAN 1 GRATI Kabupaten Pasuruan. Open
class yang diadakan oleh SMAN 1 GRATI adalah program lesson
study berbasis sekolah yang dilaksanakan setiap 2 minggu sekali oleh
Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sekolah (MGMPS) selain MGMP yang
diadakan oleh MGMP Kabupaten Pasuruan.
Lesson study yang dilaksanakan dalam mata pelajaran Baca Tulis Al-Qur’an
sebagai mata pelajaran muatan lokal kabupaten Pasuruan ini dilaksanakan
Aan as’ari sebagai guru model pada semester genap tahun pelajaran 2012-
2013 dengan rincian sebagai berikut :
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi, mengucapkan/melafalkan
dan
menerapkan bacaan tajwid dengan baik dan benar dalam membaca Al-
Qur’an.
Langkah-langkah pembelajaran :
No Kegiatan Pembelajaran . Alokasi Karakter
Waktu
1. Kegiatan Awal Religius,
1. Guru mengucapkan salam,
mengecek kehadiran dan Peduli
kesiapan siswa sosial,
2. Sebagai apersepsi, guru
Menghargai
memotivasi siswa dengan
prestasi
memberikan kuis yang terkait
dengan materi yang lalu (idhar
halqi) 15
3. Guru menyampaikan pokok
materi pembelajaran serta Menit
menginformasikan kompetensi
yang akan dicapai.
4. Guru memberikan instruksi
kepada siswa membaca
beberapa ayat Al-Qur’an juz 22
secara berkelompok.
5. Guru menjelaskan aturan
pembelajaran
KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa :
DAFTAR PUSTAKA
Maliyah, Sugeng Listyo Prabowo & Faridah Nur. Perencanaan bidang studi:
pada bidang studi,bid. Studi tematik, muatan lokal, kecakapan hidup,
bimbingan dan konseling Malang : UIN Maliki press, 2010.
https://btqsman1grati39.wordpress.com/2013/06/28/pendekatan-strategi-dan-model-
pembelajaran/
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna,
sehingga sering kali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah
tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode
pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model
pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat
memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.
1. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Roy Killen (1998) mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran,
yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan
pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred approaches). Pendekatan yang
berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct
instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan,
pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi
pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.
1. STRATEGI PEMBELAJARAN
Di bawah ini akan diuraikan beberapa definisi tentang strategi pembelajaran.
Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Kozma (dalam Sanjaya 2007) secara umum menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan
pembelajaran tertentu.
Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara
yang dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi
pembelajaran dimaksud meliputi; sifat, lingkup, dan urutan kegiatan pembelajaran
yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik.
Dick dan Carey (1990 dalam Sanjaya, 2007) menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau
tahapan kegiatan belajar yang/atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi
pembelajaran bukan hanya terbatas pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar
saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran
yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Cropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi (1998) mengatakan bahwa strategi
pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. la menegaskan bahwa setiap
tingkah laku yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan
belajarnya harus dapat dipraktikkan.
Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian-pengertian di atas.
Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan
dalam pembelajaran.
Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
1. METODE PEMBELAJARAN
Menurut Fathurrahman Pupuh (2007) metode diartikan sebagai suatu cara atau
prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan
pembelajaran, metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajara pada
peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, salah
satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam pembelajaran adalah
keterampilan memilih motode. Pemilihan metode terkait langsung dengan usaha-usaha
guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga
pencapaian tujuan pengajaran diperoleh secara optimal. Oleh karena itu, salah satu hal
yang sangat mendasar untuk dipahami guru adalah bagaimana memahami kedudukan
metode sebagai salah satu komponen bagi keberhasilan kegiatan belajar-mengajar
sama pentingnya dengan komponen-komponen lain dalam keseluruhan komponen
pendidikan.
1. TAKTIK PEMBELAJARAN
Teknik adalah cara yang dilakukan orang dalam rangka mengimplementasikan suatu
metode, yaitu cara yang harus dilakukan agar metode yang dilakukan berjalan efektif
dan efisien.
1. TEKNIK PEMBELAJARAN
Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu.
Dengan demikian, taktik sifatnya lebih individual.
1. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992 ).
Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari model
pembelajaran adalah: “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.”
Model pembelajaran mempunvai empat ciri khusus yang membedakan dengan strategi,
metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah:
1. rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;
2. landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai);
3. tingkah laku pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil; dan lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
itu dapat tercapai (Kardi dan Nur, 2000 )
KOMPONEN PEMBELAJARAN
Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada seperangkat
komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Komponen
strategi pembelajaran tersebut adalah:
Guru
Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang
terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen
guru tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan sebaliknya guru
mampu memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi bervariasi. Sedangkan
komponen lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa
pembelajaran oleh guru adalah membentuk lingkungan peserta didik supaya sesuai
dengan lingkungan yang diharapkan dari proses belajar peserta didik, yang pada
akhirnya peserta didik memperoleh suatu hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk itu, dalam merekayasa pembelajaran, guru harus berdasarkan kurikulum yang
berlaku.
Peserta didik
Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk
mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata untuk mencapai tujuan belajar.
Komponen peserta ini dapat dimodifikasi oleh guru.
Tujuan
Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan strategi, materi,
media dan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, dalam strategi pembelajaran, penentuan
tujuan merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh seorang guru, karena
tujuan pembelajran merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran
Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berupa
materi yang tersusun secara sistematis dan dinamis sesuai dengan arah tujuan dan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntutan masyarakat. Menurut
Suharsimi (1990) bahan ajar merupakan komponen inti yang terdapat dalam kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran
Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, maka dalam menentukan
strategi pembelajaran perlu dirumuskan komponen kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan standar proses pembelajaran.
Metode
Metode adalah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang
berlangsung.
Alat
Alat yang dipergunakan dalam pembelajran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
alat memiliki fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan. Alat dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu alat verbal dan alat bantu nonverbal. Alat verbal dapat berupa
suruhan, perintah, larangan dan lain-lain, sedangkan yang nonverbal dapat berupa
globe, peta, papan tulis slide dan lain-lain.
Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat
atau rujukan di mana bahan pembelajaran bisa diperoleh. Sehingga sumber belajar
dapat berasal dari masyarakat, lingkungan, dan kebudayaannya, misalnya, manusia,
buku, media masa, lingkungan, museum, dan lain-lain.
Evaluasi
Komponen evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui apakah
tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga bisa berfungsi sebagai
sebagai umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan. Kedua fungsi
evaluasi tersebut merupakan evaluasi sebagai fungsi sumatif dan formatif.
Situasi atau Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi guru dalam menentukan strategi pembelajaran.
Lingkungan yang dimaksud adalah situasi dan keadaan fisik (misalnya iklim, madrasah,
letak madrasah, dan lain sebagainya), dan hubungan antar insani, misalnya dengan
teman, dan peserta didik dengan orang lain. Contoh keadaan ini misalnya menurut isi
materinya seharusnya pembelajaran menggunakan media masyarakat untuk
pembelajaran, karena kondisi masyarakat sedang rawan, maka diubah dengan
menggunakan metode lain, misalnya membuat kliping.
Agar pembelajaran menjadi efektif Guru perlu memahami prinsip-prinsip umum dan
prinsip-prinsip khusus dalam penggunaan strategi pembelajaran yaitu sebagai berikut:
PUSTAKA : http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14/konsep-dasar-strategi-
pembelajaran-3/
KOMPONEN PEMBELAJARAN
Pembelajaran merupakan suatu sistem instruksional yang mengacu pada
seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Komponen strategi pembelajaran tersebut adalah:
Guru
Guru adalah pelaku pembelajaran, sehingga dalam hal ini guru merupakan faktor yang
terpenting. Di tangan gurulah sebenarnya letak keberhasilan pembelajaran. Komponen
guru tidak dapat dimanipulasi atau direkayasa oleh komponen lain, dan sebaliknya guru
mampu memanipulasi atau merekayasa komponen lain menjadi bervariasi. Sedangkan
komponen lain tidak dapat mengubah guru menjadi bervariasi. Tujuan rekayasa
pembelajaran oleh guru adalah membentuk lingkungan peserta didik supaya sesuai
dengan lingkungan yang diharapkan dari proses belajar peserta didik, yang pada
akhirnya peserta didik memperoleh suatu hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk itu, dalam merekayasa pembelajaran, guru harus berdasarkan kurikulum yang
berlaku.
Peserta didik
Peserta didik merupakan komponen yang melakukan kegiatan belajar untuk
mengembangkan potensi kemampuan menjadi nyata untuk mencapai tujuan belajar.
Komponen peserta ini dapat dimodifikasi oleh guru.
Tujuan
Tujuan merupakan dasar yang dijadikan landasan untuk menentukan strategi, materi,
media dan evaluasi pembelajaran. Untuk itu, dalam strategi pembelajaran, penentuan
tujuan merupakan komponen yang pertama kali harus dipilih oleh seorang guru, karena
tujuan pembelajran merupakan target yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran
Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang berupa
materi yang tersusun secara sistematis dan dinamis sesuai dengan arah tujuan dan
perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan tuntutan masyarakat. Menurut
Suharsimi (1990) bahan ajar merupakan komponen inti yang terdapat dalam kegiatan
pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran
Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal, maka dalam menentukan
strategi pembelajaran perlu dirumuskan komponen kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan standar proses pembelajaran.
Metode
Metode adalah satu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran yang
berlangsung.
Alat
Alat yang dipergunakan dalam pembelajran merupakan segala sesuatu yang dapat
digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
alat memiliki fungsi sebagai pelengkap untuk mencapai tujuan. Alat dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu alat verbal dan alat bantu nonverbal. Alat verbal dapat berupa
suruhan, perintah, larangan dan lain-lain, sedangkan yang nonverbal dapat berupa
globe, peta, papan tulis slide dan lain-lain.
Sumber Pembelajaran
Sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat
atau rujukan di mana bahan pembelajaran bisa diperoleh. Sehingga sumber belajar
dapat berasal dari masyarakat, lingkungan, dan kebudayaannya, misalnya, manusia,
buku, media masa, lingkungan, museum, dan lain-lain.
Evaluasi
Komponen evaluasi merupakan komponen yang berfungsi untuk mengetahui apakah
tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, juga bisa berfungsi sebagai
sebagai umpan balik untuk perbaikan strategi yang telah ditetapkan. Kedua fungsi
evaluasi tersebut merupakan evaluasi sebagai fungsi sumatif dan formatif.
Situasi atau Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi guru dalam menentukan strategi pembelajaran.
Lingkungan yang dimaksud adalah situasi dan keadaan fisik (misalnya iklim, madrasah,
letak madrasah, dan lain sebagainya), dan hubungan antar insani, misalnya dengan
teman, dan peserta didik dengan orang lain. Contoh keadaan ini misalnya menurut isi
materinya seharusnya pembelajaran menggunakan media masyarakat untuk
pembelajaran, karena kondisi masyarakat sedang rawan, maka diubah dengan
menggunakan metode lain, misalnya membuat kliping.
Agar pembelajaran menjadi efektif Guru perlu memahami prinsip-prinsip umum
dan prinsip-prinsip khusus dalam penggunaan strategi pembelajaran yaitu sebagai
berikut:
PRINSIP UMUM PRINSIP KHUSUS
Berorientasi pada Interaktif. Prinsip interaktif mengandung makna
Tujuan. Segala aktivitas guru bahwa mengajar bukan hanya sekadar
dan peserta didik, mestinya menyampaikan pengetahuan dari guru ke peserta
diupayakan untuk mencapai didik; tetapi mengajar dianggap sebagai proses
tujuan yang telah ditentukan. mengatur lingkungan yang dapat merangsang
Keberhasilan suatu strategi peserta didik untuk belajar. Melalui proses
pembelajaran dapat ditentukan interaksi, memungkinkan kemampuan peserta
dari keberhasilan peserta didik didik akan berkembang, baik mental maupun
mencapai tujuan intelektualnya.
pembelajaran. Inspiratif. Proses pembelajaran adalah proses
Aktivitas. Belajar bukanlah yang inspiratif, yang memungkinkan peserta didik
menghafal sejumlah fakta atau untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Oleh
informasi. Belajar adalah karena itu, guru mesti membuka berbagai
berbuat, memperoleh kemungkinan yang dapat dikerjakan peserta didik.
pengalaman tertentu sesuai Biarkan peserta didik berbuat dan berpikir sesuai
dengan tujuan yang dengan inspirasinya sendiri, sebab pengetahuan
diharapkan. pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa
Individualitas. Mengajar dimaknai oleh setiap peserta didik.
adalah usaha Menyenangkan. Proses pembelajaran adalah
mengembangkan setiap proses yang dapat mengembangkan seluruh
individu peserta didik. potensi peserta didik. Seluruh potensi itu hanya
Walaupun kita mengajar pada mungkin dapat berkembang manakala mereka
sekelompok peserta didik, terbebas dari rasa takut dan menegangkan. Oleh
namun pada hakikatnya yang karena itu, perlu diupayakan agar proses
ingin kita capai adalah pembelajaran merupakan proses yang
perubahan perilaku setiap menyenangkan (joyfull learning
peserta didik. Menantang. Proses pembelajaran adalah
Integritas. Mengajar harus proses yang menantang peserta didik untuk
dipandang sebagai usaha mengembangkan kemampuan berpikir, yakni
mengembangkan seluruh merangsang kerja otak secara maksimal.
pribadi peserta didik. Mengajar Kemampuan tersebut dapat ditumbuhkan dengan
bukan hanya mengembangkan cara mengembangkan rasa ingin tahu peserta didik
kemampuan kognitif saja, melalui kegiatan mencoba-coba, berpikir secara
tetapi juga meliputi aspek intuitif atau bereksplorasi. Apa pun yang diberikan
afektif, dan psikomotorik dan dilakukan guru harus dapat merangsang
secara terintegrasi.. peserta didik untuk berpikir (learning how to learn)
dan melakukan (learning how to do).
Motivasi. Motivasi adalah aspek yang sangat
penting untuk membelajarkan peserta didik. Tanpa
adanya motivasi, tidak mungkin mereka memiliki
kemauan untuk belajar. Oleh karena itu,
membangkitkan motivasi merupakan salah satu
peran dan tugas guru dalam setiap proses
pembelajaran. Motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan yang memungkinkan peserta didik untuk
bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan itu
hanya mungkin muncul dalam diri peserta didik
manakala mereka merasa membutuhkan (need).
PUSTAKA : http://zaifbio.wordpress.com/2010/01/14/konsep-dasar-strategi-
pembelajaran-3/
http://blog.umy.ac.id/sitirahmahwati/2011/12/01/pembelajaran-efektif-pendekatan-strategi-
metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/
Dalam proses kegiatan belajar mengajar , daya serap tiap peserta didik tidaklah sama,
sehingga penggunaan metode yang kurang tepat akan berdampak pada terhambatnya
pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk menghindari hal tersebut maka seorang guru
selain dituntut untuk menguasai berbagai variasi metode pembelajaran,juga dituntut
untuk jeli dalam menganalisa latar belakang, kondisi dan kebutuhan peserta didik serta
beberapa faktor lain agar dapat memilih metode pembelajaran yang tepat.
Situasi Pembelajaran
Situasi proses pembelajaran di dalam kelas tentu tidak akan selalu sama dari ke hari,
akan ada momen dimana peserta didik mengalami kejenuhan dan membuat situasi
pembelajaran tidak kondusif. Untuk menghindari timbulnya kejenuhan saat
dilakuannnya proses pembelajaran di dalam kelas maka perlu dilakukan variasi dalam
pemilihan metode pembelajaran.
Peserta Didik
Latar belakang biologis, kemampuan berpikir dan psikologis peserta didik tentulah
beraneka ragam, berbeda satu dengan lainnya. Dengan demikian guru harus
mempertimbangkan aspek peserta didik ketika memilih sebuah metode pembelajaran
yang akan digunakan. Ketidak jelian saat menganalisa peserta didik akan berdampak
pada terhambatnya proses pembelajaran, dimana akan ada siswa yang mengalami
kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah garis akhir yang harus dicapai oleh guru dan peserta didik
setelah proses pembelajaran selesai. Sehingga ketika akan memutuskan menggunakan
suatu metode pembelajaran, guru harus kembali berkaca pada tujuan pembelajaran
yang akan dicapai. Dengan mengetahui garis akhir yang akan di capai tentuanya akan
memudahkan guru dalam memilih suatu metode yang dapat mengefektifkan
penyampaian materi ajar.
Fasilitas Pembelajaran
Ini adalah faktor lain yang tidak kalah pentingnya saat pengambilan keputusan
pemilihan suatu metode pembelajaran. Ini karena tidak semua sekolah memiliki fasilitas
pembelajaran yang sama sehingga faktor ini harus menjadi perhatian guru saat akan
memilih suatu metode pembelajaran, jangan sampai metode yang dipilih menjadi tidak
efektif karena fasilitas yang dibutuhkan tidak ada.
Metode eksperimen adalah metode pembelajaran dimana guru menyajikan materi ajar
dengan melakukan percobaan dan akan diikuti oleh peserta didik dengan mengikuti
langkah - langkah atau prosedur yang sudah ditetapkan. Penetapan langkah prosedur
ini dilakukan untuk menghindari kegiatan peserta didik yang tidak terarah. Produk akhir
dari metode eksperimen adalah hasil kesimpulan yang dibuat oleh peserta didik.
Perbedaan yang mencolok antara metode eksperimen dengan metode demonstrasi
adalah pada peserta peraga, dimana dalam metode eksperimen yang terlibat dalam
peragaan adalah guru dan peserta didik, sedangkan pada metode demonstrasi yang
terlibat dalam peragaan adalah guru, peserta didik hanya mengamati dan melihat saja.
Metode Diskusi
Penerapan Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode penyampaian materi ajar dengan cara menghadapkan
peserta didik kepada masalah yang membutuhkan penyelesaian bersama, biasanya
masalah yang diberikan pada peserta didik adalah masalah yang muncul dalam
kehidupan nyata usia mereka.
Metode Tugas
Metode tugas adalah metode pembelajaran dimana guru menyajikan materi ajar dalam
bentuk pemberian tugas tertentu pada peserta didik untuk dikerjakan.
Metode Ceramah
Penerapan Metode Ceramah
Metode ini adalah metode umum yang kerap digunakan oleh guru, metode ini
menyajikan materi ajar dengan cara pemberian informasi satu arah oleh guru kepada
peserta didik. Guru menjelaskan materi yang akan di berikan dengan suara lantang ,
sementara peserta didik menyimak dan mendengarkan.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dimana guru menyajikan materi ajar
dengan cara melakukan peragaan proses, sedangkan peserta didik mengamati dan
melihat saja dari tempat mereka duduk.
Metode Latihan
Penerapan Metode Latihan
Metode latihan adalah metode pembelajaran dimana guru menyajikan materi ajar
dengan cara melakukan pengulangan berkala pada satu materi sehingga dalam diri
peserta didik tertanam kebiasaan tertentu seperti ketangkasan, kecepatan,
keterampilan dan ketepatan.
Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama adalah metode pembelajaran dimana guru menyajikan materi ajar
dalam betuk drama yang nantinya tokoh - tokoh dalam drama tersebut diperankan oleh
peserta didik.
Metode Karya Wisata
Metode tanya jawab adalah metode pembelajaran dimana guru menyajikan materi ajar
dengan melakukan kontak lisan tanya jawab dengan peserta didik. Guru dapat bertanya
pada peserta didik untuk mengkonfirmasi apa saja yang mereka sudah ketahui dan
peserta didik dapat bertanya pada guru untuk menggali informasi yang belum mereka
pahami dari materi ajar yang disajikan.
https://www.kata.co.id/Pengertian/Metode-Pembelajaran/684