PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
A. Komunikasi Terapeutik
5
6
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik secara
verbal dan nonverbal (Mulyana, 2000)
Tujuan Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik dilaksanakan dengan tujuan::
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan
dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi
yang ada bila pasien percaya pada hal-hal yang diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang
efektif dan mempertahankan kekuatan egonya.
3. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri dalam
hal peningkatan derajat kesehatan.
4. Mempererat hubungan atau interaksi antara klien dengan terapis
(tenaga kesehatan) secara professional dan proporsional dalam rangka
membantu penyelesaian masalah klien.
Komunikasi Terapeutik Pada Anak
Cara yang terapeutik dalam komunikasi dengan anak adalah sebagai
berikut:
1. Nada suara
Bicara lambat dan jika tidak di jawab harus I ulang lebih jelas dengan
pengarahan yang sederhana. Hindari sikap mendaesak untuk di jawab
dengan mengatakan ‘’jawab dong’’
2. Mengalihkan aktivitas
Kegiatan anak yang berpindah pindah dapat meningkatkan rasa cemas
terapis dan mengartikannya sebagai tanda hiperaktif. Anak lebih
tertarik pada aktivitas yang disukai sehingga perlu dibuat jadwal yang
bergantian antara aktivitas yang disukai dan aktivitas terapi yang di
programkan
3. Jarak interaksi
Perawat yang mengobservasi tindakan non verbal dan sikap tubuh
anak harus mempertahankan jarak yang aman dalam berinteraksi
7
4. Marah
Perawat perlu mempelajari tanda control prilaku yang rendah pada
anak untuk mencegah tempertantrum. Perawat menghindari bicara
yang keras dan otoriter serta mengurangi kontak mata jika respon anak
meningkat. Jika anak mulai dapat mengontrol prilaku, kontak mata
dimulai kembali namun sentuhan ditunda dahulu
5. Kesadaran diri
Perawat harus menghindari konfrontasi secara langung, duduk yang
terlalu dekat dan berhadapan. Meja tidak diletakan antara perawat dan
anak. Perawat secara non verbal selalu memberi dorongan,
penerimaan dan persetujuan jika diperlukan
6. Sentuhan
Jangan sentuh anak tanpa izin dari anak. Salaman dengan anak
merupakan cara untuk menghilangkan stress dan cemas khususnya
pada anak laki laki
B. Bencana Alam
Definisi Bencana Alam
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana
menyebutkan definisi bencana sebagai berikut:
Secara umum pengertian mengenai beberapa istilah
bencana dapat diuraikan sebagai berikut :
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian
harta benda dan dampak psikologis.
Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa
atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa
gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan
dan tanah longsor.
8
Mengeluh sakit
Berperilaku seperti anak yg lebih kecil lagi (mis, mengompol,
menggingit kuku)
Mudah merasa terganggu oleh sesuatu
Bertindak agresif
Bermain, membuat cerita atau gambar ttg kejadian traumatik
Membicarakan peristiwa traumatik
Menghindari pembicaraan mengenai peristiwanya saat ditanya
Tampak takut pada sesuatu yang mengingatkannya tentang
peristiwa traumatik yang ia alami
Sembunyi jika mendengar suara sirene ambulan
Tidak mau bermain dengan teman-teman
Menggambar symbol saat bencana secara berlebihan
Agresif
Mimpi buruk
Ketakutan tanpa alasan yang tepat
Tampak cemas
Tampak sedih dan menarik dire
Harus selalu ditemani
Tampak terlalu aktif
Mudah marah
Mudah frustasi
Sering mengeluh sakit
Curiga berlebihan pada orang asing
Mudah melawan aturan
Pandangannya kosong
Bermain, membuat cerita atau gambar ttg kejadian traumatik
BAB III
PEMBAHASAN
10
11
PENUTUP
A. Kesimpulan
14