Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK:

AI SURTIKA
ALDIANO ALHAM
EVA SRI RAHAYU
MUHAMAD FAHMI
NURRIFA FATMIA
OLGA SANDRELA MAHENDRA
RAHMI FITRIYANI
RIJAL AHMAD MAHROM
Sejarah keperawatan di 1. Zaman Purbakala ( Primitive )
dunia diawali pada zaman Manusia di ciptakan memiliki
purbakala (Primitive Culture) naluri untuk merawatdiri sendiri (
tercermin pada seorang ibu ). Harapan
sampai pada munculnya
pada awal perkembangan keperawatan
Florence Nightingale sebagai
adalah perawat harus memiliki naluri
pelopor keperawatan yang keibuan ( Mother Instinc ). Dari masa
berasal dari Inggris. Mother Instinc kemudian bergeser ke
Perkembangan keperwatan zaman dimana orang masih percaya pada
sangat dipengaruhi oleh suatu tentang adanya kekuatan mistic yang
perkembangan struktur dan dapat mempengaruhi kehidupan manusia.
kemajuan peradaban manusia. Kepercayaan ini di kenal dengan nama
animisme. Mereka meyakini bahwa
sakitnya seseorang di sebabkan karena
kekuatan alam / pengaruh gaib seperti
batu batu , pepohonan besar dan gunung
gunung tinggi. Kemudian di lanjutkan
dengan kepercayaan pada dewa dewa
dimana pada masa itu mereka
menganggap bahwa penyakit di sebabkan
oleh kemarahan dewa, sehingga kuil kuil
didirikan sebagai tempat pemujaaan dan
orang yang sakit meminta kesembuhan di
kuil tersebut.
Perawatan dan pengobatan 2. Zaman Keagamaan
secara praktis telah dilakukan oleh
orang orang primitive,misalnya : Perkembangan
a. Merawat dan mengobati luka keperawatan mulai bergeser
b. Menurunkan panas dengan kearah spiritual dimana
memberikan air minum yang banyak
atau perawatanya dengan menggunakan seseorang yang sakit dapat
air ( kompres ) disebabkan karena adanya
c. Membukan absoes dengan dosa/kutukan Tuhan. Pusat
menggunakan batu batu tajam perawatan adalah tempat-
d. Menghentikan pendarahan dengan tempat ibadah sehingga pada
menggunakan batu batu panas
e. Pemakaian tumbuh tumbuhan waktu itu pemimpin agama
sebagai pengobatan penyakit disebut sebagai tabib yang
mengobati pasien. Perawat
dianggap sebagai budak dan
yang hanya membantu dan
bekerja atas perintah
pemimpin agama.
Pada permulaan masehi terjadi penyebaran agama kristen di
Eropa. Hal ini berdampak positif terhadap perkembangan keperawatan.
Kemajuan ini terlihat pada zaman pemerintahan Lord Constandne yaitu
dengan :

XENODHOECIN atau HOSPES (penampungan orang yang


membutuhkan pertolongan terutama orang yang menderita sakit)

Mendirikan Rumah Sakit terkenal di Roma Yaitu MONASTIC


HOSPITAL

Pada pertengahan abad VI Masehi di Asia Barat Daya-Timur Tengah


terjadi penyebaran agama Islam. Nabi Muhammad SAW menyebarkan
agama Islam abd VII Masehi yang mencakup Afrika, Asia Tenggara,
Asia Barat dan sebagian Eropa yaitu Spanyol dan Turki.

Pada waktu itu berkembang ilmu pengetahuan : Ilmu pasti, ilmu kimia,
ilmu hygiene dan obat-obatan.
3. Zaman Masehi

Keperawatan dimulai pada saat perkembangan


agama Nasrani, dimana pada saat itu banyak terbentuk
Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan
untuk mengunjungiorang sakit sedangkan laki-laki diberi
tugas dalam memberikan perawatan untuk mengubur
bagi yang meninggal.

Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia


mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu tempat
penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan
pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah Sakit di
Roma yaitu Monastic Hospital.
4. Permulaan Abad XVI Dampak positif pada masa ini,

Pada masa ini, struktur dan dengan adanya perang salib, untuk menolong

orientasi masyarakat berubah dari korban perang dibutuhkan banyak tenaga

agama menjadi kekuasaan, yaitu perang, sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari
eksplorasi kekayaan dan semangat orde-orde agama, wanita-wanita yang

kolonial. Gereja dan tempat-tempat mengikuti suami berperang dan tentara (pria)

ibadah ditutup, padahal tempat ini yang bertugas rangkap sebagai perawat.

digunakan oleh orde-orde agama untuk


merawat orang sakit. Dengan adanya
perubahan ini, sebagai dampak
negatifnya bagi keperawatan adalah
berkurangnya tenaga perawat. Untuk
memenuhi kurangnya perawat, bekas
wanita tuna susila yang sudah bertobat
bekerja sebagai perawat.
5. Pertengahan abad XVI Masehi
Pada abad ini keperawatan berkembang di
Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring
dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh
agama Islam terhadap perkembangan
keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi
Muhammad SAW menyebarkan agama Islam.
Abad VII Masehi, di Jazirah Arab
berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu
Pasti, Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada
masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar
keperawatan kesehatan seperti pentingnya
kebersihan diri, kebersihan makanan dan
lingkungan. Tokoh keperawatan yang terkenal
dari Arab adalah Rufaidah.
Seiring perkembangan keperawatan di dunia, dunia
keperawatan di Indonesia juga mengalami perkembangan.
Tahap-tahap perkembangan tersebut sebagai berikut:
Penjaga orang sakit

Sebelum VOC datang ke Indonesia (1602-1799),


keperawatan di Indonesia masih bersifat tradisional
(berdasarkan naluri dan berhubungan dengan dukun dan roh).
Setelah VOC masuk ke Indonesia, didirikan sebuah
rumah sakit pertama yang disebut Binnen Hospital (1799).
Tenaga perawat diambil dari penduduk pribumi yang
bertanggung jawab atas perawatan kustodialpasen (bed-side-
care), dan dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan pekerjaan
yang dilakukannya, yaiti kepala rumah tangga/kepala bangsal
(binnen Vaders/zieken vaders) dan penjaga orang sakit/juru
perawat (Zieken oppassers).
Model keperawatan Model Keperawatan kuratif
Vokasional (awal abad 19) Model keperawatan
vokasional berkembang menjadi
Dengan datangnya model kuratif pada tahun 1920 dan
misi kedokteran, sangat di dukung oleh pemerintahan
dimulailah pekerjaan pada waktu itu di bawah
kepemimpinan Gubernur Rafles. Ia
vokasional bagi tenaga mendukung pemberian vaksinasi
perawat pada rumah sakit cacar air dan pengobatan penyakit
seksual bagi pribumi. Rafles juga
misionaris yang diawali mengadakan pelatihan untuk para
dengan memberikan ulama dan tokoh masyarakat di
pelatihan sebagai bagian tingkat kabupaten, untuk dilibatkan
dalam kegiatan pengobatan dan
dari pendidikan vaksinasi. Kemudian dibentuk
keperawatan non-formal. departemen khusus untuk menangani
vaksinasi cacar yang berskala
nasional. Dan untuk lebih mendukung
pelaksanaan vaksinasi pemerintah
melatih tenaga perawat untuk
ditugaskan di daerah pedesaan yang
biasa disebut sebagai mantri cacar.
Keperawatan Semi Profesional
Pendidikan khusus keperawatan
Lanjutan
dengan sistem magang bagi lulusan sekolah
Di rumah sakit, dasar selama 4 tahun, mulai
biasanya para mantri diselenggarakan. Para siswa yang berhasil
adalah seorang yang telah menyelesaikan pendidikan khusus ini akan
cukup berpengalaman mendapatkan gelar sebagai berikut.
yang disebut sebagai 1. Diploma A1: Perawat umum atau,
2. Diploma B1: Perawat jiwa.
verpleger. Mereka ini
Mantri laki-laki yang
dianggap mampu untuk berpengalaman minimal 2 tahun dapat
melaksanakan berbagai melanjutkan pendidikannya kesekolah
tindakan dan pengobatan mantri, juru perawat, atau mantri Verpleger
terhadap penyakit tertentu, kelas satu selama 2 tahun. Khusus untuk
dan pada kasus yang sulit mantri perempuan, mereka dapat
mereka diperbolehkan melanjutkan kependidikan kebidanan
merujuk pasien ke rumah (Diploma C) pendidikan perawat/Verpleger
sakit yang lebih besar dengan dasar sekolah menengah pertama
yang dilayani oleh dokter- diberikan kepada siswa berkebangsaan
Belanda dan Indo Eropa dengan gelar
dokter yang sering disebut
diploma A untuk keperawatan umum dan
Dokter Belanda. diploma B untuk keperawatan jiwa.
Keperawatan preventif
Pada tahun 1925, seiring dengan perkembangan
teknologi yang terjadi di Eropa, fokus utama
keperawatan ditujukan pada upaya preventif. Pemerintah
Belanda pada waktu itu menganggap bahwa sanitasi dan
penyuluhan kesehatan sangat penting untuk mencegah
terjadinya wabah suatu penyakit. Disamping itu, telah
muncul kesadaran bahwa tindakan kuratif hanya bersifat
sementara dan dampaknya terhadap kesahatan
masyarakat pada umum nya sangat minimal, untuk
mendukung upaya ini didrikanlah Dienstdeer Volks
gezond heid,suatu lembaga pelayanan kesahatan
masyarakat,dan Sekolah Mantri Kesehatan di
Purwokerto pada tahun1937 dengan kulikulum utama
Pendidikan kesehatan untuk Penduduk Desa. Situasi ini
terus berlanjut sampai bangsa indonesia memperoleh
kemerdekaan nya pada tahun 1945.
Menuju Pelayanan Keperawatan Propesional
Pada tahun 1945,pelayana keperawatan di indonesia
berkembang ke arah pelayanan keperawatan propesional. Sekolah
pengatur perawat (SPR) dan sekolah bidan didirikan untuk
menyiapkan tenaga perawat di rumah sakit besar, balai
pengobatan,dan BKIA. Tenaga perawat dan bidan ini berasal dari
lulusan Sekolah Menengah Pertama di tambah dengan pendidikan
khusus selama dua tahun. Disamping itu,juga telah di buka sekolah
guru perawat dan guru bidan.
Dalam persiapan ke arah propesionalisasi maka pada
tahun 1974 di bentuk organisasi PPNI yang merupakan gabungan
dari beberapa organisasi keprawatan sebelum nya. Pembentukan
organisasi yang merupakan satu-satu nyah wadah bagi perawat ini
berawal dari reuni alumni sekolah guru perawat,bidan,dan
Pemelihara Kesehatan Masyarakat pada tahun 1967 di Bandung.
Keperawatan Profesional di Indonesia
Pada tahun 1983 melalui Lokakarya Nasional
Keperawatan yang diselenggarakan oleh Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Kesehatan RI, dan
DPP PPNI, telah ditetapkan definisi mengenai tugas dan fungsi
perawat di Indonesia.
Dari hasil lokakarya Nasional tersebut, dikembangkan
pendidikan perawat setingkat akademik (DIII), sarjana (S1),
pasca sarjana (S2), serta D4 di Indinesia. Sejak tahun 1992
mealalui UU No.23 tentang Kesehatan maka keberadaan,
profesionalisasi, dan badan ilmu keperawatan telah di akui
oleh pemerintah. Dengan pengakuan ini, profesionalisasi
pendidikan keperawatan dapat berkembang sampai ke jenjang
S3.

Anda mungkin juga menyukai