Daun teh hijau ini adalah famili dari theacea tumbuhan ini merupakan perdu atau
tanaman pohon kecil berukuran paling tinggi 30 kaki yang biasa dipangkas 2-5 kaki bila
dibudidayakan untuk dipanen daunnya. Tumbuhan ini juga memiliki akar tuggang yang kuat.
Daun teh hijau memiliki panjang 4-15 cm dan lebar 2-5 cm.
Daun muda yang bewarna hijau muda lebih disukai untuk peroduksi teh. Sedangkan
daun tua dari teh hijau berwarna lebih gelap. Bagian dari daun teh yang di panen untuk di
proses menjadi teh adalah pucuk dan dua hingga tiga daun pertama (Foster S, 2002).
Tiga puluh sampai empat puluh persentase dari daun teh mengandung polifenol dimana
kandungan utamanya adalah katekin. Katekin merupakan senyawa larut air, tidak berwarna dan
memiliki rasa yang pahit. Kandungan katekin teh hijau terdiri atas senyawa katekin (C), 50%(-
)-epigallatocatechin-3-gallate (EGCg), 19%(-)–epigallatocatechin (EGC), 13.6%(-)-
epicatechin-3-gallate (ECG) dan sekitar 6.4%(-)-epicatechin (EC).
DAFTAR PUSTAKA
Foster S. Green tea (Camellia sinensis). Alternative medicine reviewmonograph. 2002; 200-
203. Available from: URL:
http://www.thorne.com/.../alternative_medicine.../greenteamono.pdf. Diakses pada 28
Februari 2018
Widyaningrum N. Epigallocatechin-3-gallate (EGCG) pada daun teh hijau sebagai anti
jerawat. Majalah Farmasi dan Farmakologi; 2013; 17(3): 95
Simanjuntak M. Teh hijau untuk semua. [serial online] 2004. Available from: URL:
http://www.google.co.id/teh-hijau.htm. diakses pada 28 Februari 2018
Cabrera C, Artacho R, Giménez R. Beneficial effects of green tea. Journal of The American
College of Nutrition; 2006; 25(2): 79-99