Anda di halaman 1dari 23

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SAMPAH SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK TERBARUKAN YANG


RAMAH LINGKUNGAN DI INDONESIA

BIDANG KEGIATAN:
PKM-GT

Diusulkan oleh:
1. Alfian Rizki Romadhoni (110531302379/2011)
2. Syifaul Fuada (100534402715/2010)
3. Betha Alfiyan Murangin (110531302380/2011)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


MALANG
2014
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
RINGKASAN.................................................................................................. iv
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Tujuan Penulisan dan Manfaat Penulisan............................................... 3
GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan...................................................... 4
Solusi yang Pernah Ditawarkan.............................................................. 6
Gagasan yang diajukan........................................................................... 7
Pihak-pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan............. 10
Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk
Mengimplementasi Gagasan.................................................................. 11
KESIMPULAN
Gagasan yang diajukan ......................................................................... 13
Teknik Implementasi yang Akan Dilaksanakan..................................... 14
Prediksi Hasil yang Diperoleh Melalui Gagasan yang Diajukan........... 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

iii
RINGKASAN

Sampah yang identik dengan bau busuk tentu membawa dampak yang
negatif bagi lingkungan hidup. Misalnya bencana banjir, wabah penyakit dan
mengakibatkan polusi udara. Gas yang dihasilkan oleh sampah tersebut juga
berpotensi mengakibatkan lapisan ozon semakin menipis.
Dari berbagai dampak negatif oleh sampah tersebut, ternyata terdapat sisi
positifnya. Sampah merupakan sebuah potensi biomassa yang dapat dikonversi
menjadi energi listrik. Fakta menunjukkan bahwa potensi pemanfaatan sampah
kota untuk pembangkit listrik di Indonesia sangatlah besar, total secara nasional
sekitar 1.879,59MW (sumber:esdm.go.id). Sebagai contoh, potensi sampah
dengan penduduk yang padat yaitu berasal dari Jakarta dan sekitarnya dibuang
dan dikelola di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.
Tidak kurang dari 25 ribu meter kubik sampah kota atau setara dengan 6.000 Ton
per hari sampah kota atau dalam satuan tahun diproduksi 2.190.000 ton
(Hadisuwito, 2013).
Pemerintah seharusnya mengupayakan pengolahan sampah secara
berkelanjutan sehingga memiliki nilai tambah ekonomis. Kebijakan pemerintah
pusat dan daerah dalam hal pengelolaan sampah harus memiliki landasan yang
kuat. Hal tersebut dapat dilakukan meliputi (1) minimasi jumlah sampah, (2)
peningkatan daur ulang sampah, (3) meningkatkan sarana transportasi dan (4)
Mengubah sampah menjadi energi listrik yang berkelanjutan. Pemanfaatan
sampah sebagai renewable energy merupakan langkah strategis yang dilakukan
oleh pemerintah indonesia mengingat jumlah sampah yang dihasilkan oleh
aktivitas masyarakat kian hari kian meningkat.
Perlunya pembangunan teknologi pembangkit listrik tenaga sampah sangat
dibutuhkan dalam penghasilan listrik sebagai terobosan baru untuk mengurangi
dampak dari sampah yang telah mejalar di lingkungan. Karya tulis ini berupa
gagasan untuk merumuskan peta strategis bagaimana upaya meng-optimalkan
sampah menjadi energi terbarukan alternatif mutakhir di Indonesia. Melalui
gagasan ini diharapakan dapat memberikan dampak positif dan menangkal
dampak negatif. Pemerintah dan masyarakat diharapkan mampu untuk saling
berpartisipasi untuk mewujudkan indonesia yang bersih bebas dari sampah.
Sehingga kesehatan dan kesejahteraan dapat dicapai.
Dalam implementasinya pemerintah perlu memantau setiap daerah dalam
pengolahan sampah sehingga timbul saling ketergantungan antara pemerintah
pusat dan daerah. Untuk menunjang keberhasilan program pengelolaan sampah
yang berdaya guna bagi Indonesia, perlu pendanaan dari pihak-pihak terkait.
Tentu saja dilakukan sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku.
Untuk mendorong potensi-potensi yang telah ada pemerintah perlu menggali
juga potensi-potensi yang ada dikalangan mahasiswa/mahasiswi, para pengajar
dan siswa-siswi. Dorongan ini perlu dilakukan untuk memulai membangkitkan
semangat untuk membuat terobosan teknologi yang tepat guna. Keberhasilan dari
keseluruhan gagasan ini nantinya ditentukan oleh seberapa besar peran pemerintah
dalam pengelolaan sampah menjadi energi listrik sebagai renewable energy yang
potensial dan ramah lingkungan. Dengan demikian Pengembangan teknologi
sebagai alat untuk PLTSa harus diteliti dan dikaji ulang secepatnya agar manfaat
dapat segera dirasakan oleh masyarakat.
iv
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangsa energi fosil pada bauran energi Indonesia sangatlah besar yaitu
sebesar 95%, dimana 46,77% diantaranya merupakan minyak bumi, 24,19%
berasal dari gas bumi, dan 23,91% dari batu bara. Sedangkan pemanfaatan energi
baru terbarukan (EBT) baru sebesar 5,03%, padahal potensi EBT cukup besar
diantaranya bersumber dari Panas Bumi (Geothermal) sebesar 29GW, Biomassa
49GW, Tenaga Air 76GW, Energi Surya, dan Energi Angin yang ketersediaannya
menyebar diseluruh Indonesia (sumber: esdm.go.id).
Dengan demikian, paradigma pengelolaan energi di Indonesia kedepannya
harus diubah: (1) Kebutuhan energi harus efisien, (2) Meminimkan penggunaan
Energi Fosil, energi terbarukan dimaksmalkan sehingga menjadi supply energi
utama, (3) Memaksimalkan Energi terbarukan. Energi terbarukan yang
berkembang di Indonesia saat ini antara lain: (1)Wind Energy, (2) Solar Energy,
(3) Sea wav Energy, (4) Geothermal Energy, (5) Biomass Energy, dan (6)
microhidro.
Sampah yang identik dengan bau busuk tentu membawa dampak yang
negatif bagi lingkungan hidup. Misalnya bencana banjir, wabah penyakit dan
mengakibatkan polusi udara. Gas yang dihasilkan oleh sampah tersebut juga
berpotensi mengakibatkan lapisan ozon semakin menipis. TPA (Tempat
Pembuangan Akhir sampah) yang disediakan oleh pemerintah di kota-kota besar,
belum cukup untuk mengatasi masalah sampah. Hal itu dikarenakan volume
sampah akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya Jumlah penduduk.
Dari berbagai dampak negatif oleh sampah tersebut, ternyata terdapat sisi
positifnya. Sampah merupakan sebuah potensi biomassa yang dapat dikonversi
menjadi energi listrik. Fakta menunjukkan bahwa potensi pemanfaatan sampah
kota untuk pembangkit listrik di Indonesia sangatlah besar, total secara nasional
sekitar 1.879,59MW (sumber:esdm.go.id). Sebagai contoh, potensi sampah kota
yang memiliki daerah dengan penduduk yang padat yaitu berasal dari Jakarta dan
sekitarnya dibuang dan dikelola di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST)
Bantar Gebang. Tidak kurang dari 25 ribu meter kubik sampah kota atau setara
dengan 6.000 Ton per hari sampah kota atau dalam satuan tahun diproduksi
2.190.000 ton (Hadisuwito, 2013).
Saat ini, dengan teknologi landfill gas, sampah kota di TPST Bantar Gebang
telah berhasil dikonversi menjadi pembagkit listrik dengan kapasitas 12,5MW.
Banyak sekali peran pemanfaatan sampah menjadi energi listrik di Indonesia ini,
diantaranya adalah:
1. Sebagai upaya pelestarian Lingkungan, Mengurangi polusi udara yang
dihasilkan oleh sampah dan mitigasi emisi Gas Rumah Kaca secara
signifikan gas methana (CH4) dan Karbon Dioksida (CO2) sehingga
dapat berkontribusi terhadap pemanasan global
2. Mereduksi resapan air lindi terhadap sumber air bersih
2
3. Dapat dikembangkan di seluruh wilayah tanah air
4. Berkontribusi dalam meningkatkan kebersihan dan kesehatan kota
5. Diversifikasi, PLTSa bersama energi terbarukan lainnya sebagai solusi
menghadapi krisis energi, manfaat lain adalah untuk menanggulangi
TPST yang over.
6. Berkontribusi sebagai upaya penghematan sumber daya energi
nasional.

Menindaklanjuti hal tersebut, Kementerian dan Sumber Daya Mineral telah


melalukan upaya untuk mendorong minat investor dalam Pembangkitan sampah
menjadi tenaga listrik. Berikut ini tabel harga jual listrik (Feed in Tariff) berbasis
sampah kota berdasarkan Permen ESDM 19 Tahun 2013.

No Energi Kapasitas Harga Pembelian Listrik


Pengelolaan Sampah Kota dengan teknologi Zero Waste *)
1 Tengangan Menengah s.d 10 MW Rp.1.450,- / kWh
2 Tegangan Rendah s.d 10 MW Rp.1.798,- / kWh
Pengelolaan Sampah Kota dengan teknologi Land Fill **)
1 Tengangan Menengah s.d 10 MW Rp.1.250,- / kWh
2 Tegangan Rendah s.d 10 MW Rp.1.598,- / kWh
Catatan:
*) Teknologi Zero Waste merupakan teknologi pengelolaan sampah sehingga terjadi
penurunan volume sampah yang signifikan melalui proses terintegrasi dengan
gasifikasi atau insenerasi
**) Teknologi Sanitary Landfill merupakan teknologi pengelolaan sampah dalam
satu kawasan tertentu yang terisolir sam

Dengan berbagai data yang ada menunjukkan bahwa sampah di Indonesia


memiliki potensi dan nilai jual yang tinggi bila bisa dimanfaatkan lagi. Perlunya
pembangunan teknologi pembangkit listrik tenaga sampah sangat dibutuhkan
dalam penghasilan listrik sebagai terobosan baru untuk mengurangi dampak dari
sampah yang telah mejalar di lingkungan. Pemerintah juga perlu memantau setiap
daerah dalam pengolahan sampah sehingga timbul saling ketergantungan antara
pemerintah pusat dan daerah. Banyaknya anggaran yang dibutuhkan untuk
menanggulangi sampah dan berbagai dampaknya hanya akan membuang-buang
biaya. Dengan cara memutar sampah menjadi bahan menjadi lebih berguna dapat
memaksimalkannya dalam bentuk energi listrik.
Uji coba yang telah dilakukan oleh PT Navigat Organic Energy Indonesia
(NOEI) ditahun 2009 telah menghasilkan energi listrik satu Megawatt (MW),
begitu pula dengan PLTSa di Bantar Gebang, mampu menyumbang pasokan
listrik sebesar 4 megawatt. Indikator ini menjadi prospek negara Indonesia
kedepannya dalam hal penyediaan energi terbarukan (renewable energy). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwasannya dasar pengelolaan sampah saat ini
sudah semestinya mengedepankan pada minimasi sampah dan pemanfaatan
3
sampah sebagai sumber energi. Hal ini didukung dengan fakta-fakta tentang
jumlah sampah tersebut. Dengan demikian jalan untuk mengimpelentasikan
gagasan sangat berpeluang dan berpotensi.
Pemanfaatan sampah sebagai renewable energy merupakan langkah strategis
yang dilakukan oleh pemerintah indonesia mengingat jumlah sampah yang
dihasilkan oleh aktivitas masyarakat kian hari kian meningkat. Karya tulis ini
berupa gagasan untuk merumuskan peta strategis bagaimana upaya meng-
optimalkan sampah menjadi energi terbarukan alternatif mutakhir di Indonesia.

Tujuan Penulisan
Dari latar latar belakang tersebut maka tujuan dari Karya Tulis ini adalah sebagai
berikut:
1. Menggambarkan kondisi sampah di Indonesia ini, terutama di kota-kota besar
2. Menyadarkan masyarakat untuk lebih ramah terhadap lingkungan, perilaku
masyarakat adalah varibel terpenting dalam menggapai keberhasilan
penanganan sampah. Sehingga perlu dukungan dari tingkat kesadaran
masyarakat.
3. Dengan diimplementasikan gagasan ini diharapkan membawa dampak yang
lebih baik dalam mengatasi permasalahan sampah yang melimpah di
Indonesia
4. Sebagai solusi untuk mengoptimalkan pengolahan sampah menjadi energi
listrik.
5. Untuk menjawab tantangan dalam pengembangan pengolahan sampah
menjadi energi listrik diantaranya 1) Adanya subsidi BBM, 2) Tumpang
tindih lahan beberapa jenis energi seperti permasalahan masyarakat karena
sering kali dekat dengan pemukiman warga, 3) Kesulitan Pendanaan, 4)
Harga jual listrik, 5) pengembangan SDM dalam pengeolaan TPA sampah
menjadi sumber energi.

Manfaat Penulisan
Manfaat yang akan diperoleh ketika menerapkan program ini.
a. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan sampah, bahwa
sampah bukan hanya sebagai benda yang tidak berguna namun dapat
ditransformasikan menjadi energi listrik. Dengan pengetahuan tersebut
diharapkan dapat menyadarkan masyarakat bila nantinya terdapat
permasalahan terkait tumpang tindih lahan.
b. Bagi Pemerintah
Program ini dapat membantu pemerintah sebagai solusi dalam mengatasi
bertambahnya jumlah sampah. Hal ini sejalan dengan UU sampah no 18
tahun 2008 tentang penanganan sampah dan UU tentang upaya minimalisasi
sampah. Selain itu juga dapat digunakan bahan masukkan, pertimbangan,
4
inspirasi pemerintah untuk mendukung pembangunan PLTSa sebagai salah
satu energi yang harus dimanfaatkan dan dikembangkan di indonesia.
Perlunya kebijakan-kebijakan yang dapat mendorong pengembangan
teknologi dapat dimunculkan.
c. Bagi Lingkungan
Optimalisasi pengelolaan TPA sampah menjadi Energi di Indonesia
membawa dampak positif bagi lingkungan hidup, TPA sampah yang identik
menggangu lingkungan telah diubah menjadi material energi listrik yang
tentunya bermanfaat bagi masyarakat. Sistem pembakaran sampah dirancang
sedemikian rupa sehingga hasil buang pengolahan tidak menjadi polusi.
d. Bagi Mahasiswa
Program ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian mahasiswa untuk
mengembangkan penelitian tentang pemanfaatan sampah sebagai sumber
energi listrik lebih lanjut
e. Bagi Industri
Sebagai industri atau perusahaan dapat mengenal potensi-potensi yang
terdapat di Indonesia. Sebagai langkah awal dalam membangkitkan industri-
industri yang ada. Optimalisasi sampah sebagai sumber energi listrik sebagai
salah satu renewable energy dapat membantu pihak PLN sebagai pemasok
Energi listrik dalam skala nasional. Selain itu juga dapat mambantu
menanggulangi krisis energi listrik
f. Bagi Ekonomi Nasional.
Optimalisasi Pemanfaatan sampah sebagai penghasil energi listrik di
Indonesia ini juga bedampak pada ekonomi. Energi yang dihasilkan dari
sampah akan mampu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan
menghemat penggunaan BBM dalam skala Nasional, sehingga dapat
dijadikan sebagai upaya penghematan devisa negara.

GAGASAN
Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Sampah yang identik dengan bau busuk tentu membawa dampak yang
negatif bagi lingkungan hidup. Misalnya bencana banjir, wabah penyakit dan
mengakibatkan polusi udara. Gas yang dihasilkan oleh sampah tersebut juga
berpotensi mengakibatkan lapisan ozon semakin menipis. TPA (Tempat
Pembuangan Akhir sampah) / Landfill sanitary yang disediakan oleh pemerintah
di kota-kota besar, belum cukup untuk mengatasi masalah sampah. Hal itu
dikarenakan volume sampah akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya
Jumlah penduduk.
5

Gambar 1. Kondisi Tempat Pembuangan Akhir Sampah


(Sumber: Antaranews.com)

Gambar 1 (satu) Memperlihatkan kondisi TPA sampah yang sangat


memprihatinkan, keadaan di kota-kota besar di Indonesia diasumsikan serupa.
Indonesia sebagai negara berkembang ini berpotensi untuk mengembangkan
(Waste to Energy) atau lebih dikenal dengan PLTSa mengingat jumlah sampah di
Indonesia begitu besar. Menurut Data Badan Pusat Statistik tahun 2007 Produksi
sampah di 33 kota se-Indonesia mencapai 132.192 m3/hari dan jumlahnya terus
meningkat setiap tahun. Dari total sampah yang terakumulasi setiap tahun, baru 6
hingga 7% di antaranya yang bisa dikelola atau didaur ulang. “Produksi sampah
di kota-kota metropolitan Indonesia berkisar 2.000 ton hingga 6.000 ton,
sedangkan di kota-kota besar berkisar 1.000 ton hingga 3.000 ton per hari”
(Yogyakarta, KOMPAS.com 9/11/11/). Sedangkan di DKI Jakarta setiap harinya
memproduksi tidak kurang dari 25 ribu meter kubik sampah atau setara dengan
enam ribu ton atau dalam satuan tahun diproduksi 2.190.000 ton (Hadisuwito,
2013). Direktur Perumahan dan Pemukiman Bappenas Nugroho, mengatakan,
volume sampah di Indonesia sekitar 1 juta meter kubik setiap hari, namun baru
42% di antaranya yang terangkut dan diolah dengan baik. Jadi, sampah yang
tidak diangkut setiap harinya sekitar 348.000 meter titik atau sekitar 300.000 ton.
Sehingga badan perencaan dan pembangunan nasional membutuhkan sekitar 122
tempat penampungan sampah sebesar GBK. Sehingga perlu biaya yang besar
untuk menanggulangi sampah. Disamping itu pemerintah masih melakukan
6
subsidi BBM diperkirakan mencapai 250 triliun pada tahun 2012. Sedangkan data
dari bank dunia menyebutkan, di indonesia jumlah sampah padat mencapai
151.921 ton per hari. Berarti penduduk Indonesia rata-rata membuang sampah
padat sebesar 0,85 kg setiap hari.
Data Bank Dunia juga menyebutkan, dari total sampah yang dihasilkan secara
nasional, hanya 80% yang berhasil dikumpulkan. Sisa terbuang mencemari
lingkungan. Pencemaran lingkungan yang terjadi akan berdampak pada kesehatan
penduduk sekitar. Berbagai penyakit yang ditimbulkan seperti diare, penyakit
kulit apabila pada ternak akan muncul cacing pitae.
Sampai pada tahun 2014 ini jumlah sampah tersebut terus bertambah
diiringi dengan pengolahan yang masih belum optimal. Tentu saja tabel diatas
membuktikan bahwa permasalahan sampah dikota-kota besar dan metropolitan
sangatlah kompleks. Penaganan sampah di perkotaan masih cenderung tradisional
dan konvensinal, yakni masih mengandalkan manusia sebagai pemeran utama.
Mulai dari pengumpulan sampah dibuang ke TPA tanpa upaya kreatif lainnya
sehingga sampah di TPA menumpuk dan mengalami kelebihan kapasitas. Disisi
lain kesadaran masyarakat perkotaan masih sangat lemah dalam memberlakukan
sampah, sehingga penanganan sampah di daerah perkotaan menjadi tak tertangani.
Kesadaran masyarakat yang rendah dapat diakibatkan beberapa faktor. Antara lain
lemahnya proses penyadaran dari pemerintah terkait persoalan sampah dan
kurangnya daya dukung terhadap penanggulangan sampah. Seperti sarana dan
prasarana, tenaga teknis, sampai TPA.
Pemerintah daerah seharusnya mengupayakan pengolahan sampah secara
berkelanjutan sehingga memiliki nilai tambah ekonomis. Kebijakan pemerintah
pusat dan daerah dalam hal pengelolaan sampah harus memiliki landasan yang
kuat. Hal tersebut dapat dilakukan meliputi (1) minimasi jumlah sampah, (2)
peningkatan daur ulang sampah, (3) meningkatkan sarana transportasi dan (4)
Mengubah sampah menjadi energi listrik yang berkelanjutan.

Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan Sebelumnya untuk


Memperbaiki Keadaan Pencetus Gagasan
Memperhatikan kondisi yang demikian, penanganan sampah di Indoensia
ini terus dilakukan dan dikembangkan, yakni dengan (1) Secara Landfill, (2)
Mengubahnya menjadi kompos, dan (3) Daur ulang sampah. Metode Landfill /
metode penimbunan dilakukan dikota-kota besar metode ini akan menimbulkan
masalah lingkungan apabila tidak ada penanganan yang berkelanjutan, sehingga
metode ini tidak sesuai. Mengubah sampah menjadi kompos juga belum sesuai
apabila diterapkan dalam skala besar, yang menjadi masalah bahwa tidak semua
sampah dapat dijadikan kompos, terutama sampah plastik dan sampah bahan
bahaya beracun. Daur ulang sampah dalam skala besar juga kurang optimal,
pasalnya kebanyakan produk dari perusahaan tidak dapat didaur ulang apabila
7
sudah tidak terpakai lagi. Sehingga sampah akan sulit terurai, yang pada akhirnya
mengakibatkan dampak negatif pada lingkungan.
Di negara-negara maju dan berkembang seperti japan, korea, jerman,
swiss, malaysia dan perancis, pengelolaan tidak hanya mengatasi bau busuk saja,
melainkan sudah mampu mengubah sampah menjadi energi listrik. sedangkan di
Indonesia, PT Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI) ditahun 2009
mengujicoba pembangkit tenaga sampah dan telah menghasilkan energi listrik
satu Megawatt (MW), begitu pula dengan PLTSa di Bantar Gebang, mampu
menyumbang pasokan listrik sebesar 4 megawatt. Hal ini menjadi indikator baik
bagi negara Indonesia untuk kedepannya dalam hal penyediaan energi listrik.
Kurangnya dana operasional dan dukungan pihak lain menjadi kendala dalam
pengembanganya, sehingga belum diterapkan secara optimal di kota-kota besar
Indonesia. Di daerah Bali baru dilakukan di daerah (1) Denpasar, (2) Badung, (3)
Gianyar dan, (4)Tabanan.
Terkait dengan model pengolahan sampah menjadi energi listrik, ada
banyak macam dan telah diterapkan di negara-negara maju. Salah satu contohnya
adalah incineration yakni proses pembakaran dan kemudian ditransformasikan
menjadi energi listrik melalui generator. Di tahun 2008, Ir. Mamat dari Lembaga
Peneltian Indonesia telah mengembangkan alat pembakar sampah ramah
lingkungan. Alat pembakar ini adalah insinerator yang telah disempurnakan, dapat
beroperasi stabil pada suhu 750°C - 900°C dengan proses pembakaran sampah
tiga tahapan. 1) Proses Penguapan Air, 2) Proses gasifikasi, 3) Proses pembakaran
sampah menjadi abu dengan efisiensi mencapai 99,97% sehingga emisi gas
buangnya memenuhi standar baku mutu lingkungan. Namun pembakar sampah
skala domestik ini masih belum dimanfaatkan menjadi energi listrik.

Gagasan yang Diajukan


Berbagai upaya untuk mengatasi problem sampah secara tuntas dengan waktu
yang efisien telah dilakukan, yakni pendauran ulang sampah dan pengubahan
sampah menjadi pupuk organik. Metode lain yang telah diupayakan di Indonesia
ini adalah dengan mengubahnya menjadi sumber energi listrik, seperti yang
dilakukan oleh negara-negara maju lainnya misalnya saja jerman, jepang, spanyol,
malaysia dll.
Dengan demikian, paradigma pengelolaan energi di Indonesia kedepannya
harus diubah: (1) Kebutuhan energi harus efisien, (2) Meminimkan penggunaan
Energi Fosil, energi terbarukan dimaksmalkan sehingga menjadi supply energi
utama, (3) Memaksimalkan Energi terbarukan. Energi terbarukan yang
berkembang di Indonesia saat ini antara lain: (1)Wind Energy, (2) Solar Energy,
(3) Sea wav Energy, (4) Geothermal Energy, (5) Biomass Energy, (6) microhidro,
dan yang saat ini sedang diperhatikan adalah waste Energy. Potensi PLTSa
berbeluang besar apabila dikembangkan di Indonesia, pasalnya sampah di
8
Indonesia begitu besar dan akan terus bertambah. Banyak sekali peran
pemanfaatan sampah menjadi energi listrik di Indonesia ini, diantaranya adalah:
1. Diversifikasi, PLTSa bersama energi terbarukan lainnya sebagai solusi
menghadapi krisis energi, manfaat lain adalah untuk menanggulangi TPA
sampah yang over.
2. Konservasi, PLTSa sebagai penghematan sumber daya energi nasional.
3. Upaya pelestarian Lingkungan, Mengurangi polusi udara yang dihasilkan
oleh sampah dan mitigasi emisi Gas Rumah Kaca secara signifikan.

Pengembangan mesin pembakar sampah domestik ramah lingkungan yang


ditemukan oleh Ir. Mamat tersebut sangat berpotensi bila dikembangkan dalam
bentuk sistem pembangkit, yakni penambahan turbin dan generator. Selain itu alat
tersebut di gunakan di kota-kota besar di Indonesia untuk berbagai jenis sampah
baik organik dan anorganik.
Sebelum melangkah lebih jauh bagaimana proses pengolahannya, akan
dijelaskan terlebih dahulu tentang pembagian jenis sampah. Sampah terdiri dari
berbagai jenis. Sampah dibedakan menjadi sampah organik atau anorganik.
Sampah organik merupakan sampah yang dihasilkan oleh makhluk hidup. Sampah
ini bisa diuraikan secara alami. Seperti kulit buah, daun pohon, bangkai hewan.
Sedangkan sampah anorganik dihasilkan oleh aktivitas manusia dari sumber daya
alam yang telah diolah menjadi suatu bentuk tertentu. Seperti kaleng alumunium,
botol kaca. Berikut ini adalah skema blok proses pengolahan sampah berbagai
jenis menjadi energi listrik dan penjelasan konsepnya:

Gambar 2. Bagan Proses Konversi Energi Sampah Menjadi Listrik

1. Pemilahan sampah
Sampah dipilah untuk memanfaatkan sampah yang masih dapat di daur
ulang. Pemilahan sampah sesuai dengan kebutuhan PLTSa, sampah
kemudian disimpan didalam bunker yang menggunakan teknologi RDF
9
(Refused Derived Fuel). Teknologi RDF ini berguna dalam mengubah
limbah sampah menjadi padatan sehingga mempunyai nilai panas yang
lebih tinggi. Penyimpanan dilakukan hingga kadar air tinggal 45 % yang
kemudian dilanjutkan dengan pembakaran.
2. Pembakaran sampah
Setelah kadar air berkurang tinggal 45%, sampah akan dimasukan ke
dalam tungku pembakaran. Pembakaran sampah menggunakan teknologi
pembakaran yang memungkinkan berjalan efektif dan aman bagi
lingkungan. Suhu pembakaran dipertahankan dalam derajat pembakaran
yang tinggi. Asap yang keluar dari pembakaran juga dikendalikan untuk
dapat sesuai dengan standar baku mutu emisi gas buang. Dari pembakaran
ini akan menghasilkan energi listrik dan memperkecil volume sampah.
Sisa pembakaran akan menjadi abu dan arang yang volumenya 5% dari
jumlah sampah sebelumnya. Abu sisa pembakaran ini dapat dimanfaatkan
untuk bahan baku bangunan atau membuat timbunan tanah.
3. Menghasilkan Energi Listrik
Hasil pembakaran sampah akan menghasilkan panas yang dapat
dimanfaatkan untuk memanaskan boiler. Uap panas yang dihasilkan
digunakan untuk memutar turbin yang dihubungkan dengan generator.
Generator yang berputar akan menghasilkan tenaga listrik yang . Uap yang
melewati turbin akan kehilangan panas dan disalurkan ke boiler lagi untuk
dipanaskan , demikian seterusnya.

Berikut ini merupakan proses pengolahan berbagai jenis limbah dari


sampah, dibedakan menjadi tiga, yaitu limbah padat, cair dan gas.
1. Limbah padat
Sisa pembakaran abu dan debu terbang sebesar 20% dari berat semula
akan diuji kandungannya apakah mengandung Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) atau tidak, di laboratorium. Jika tidak mengandung B3,
dapat dijadikan sebagai bahan baku bangunan seperti batako. Namun jika
mengandung B3, akan diproses dengan teknologi tertentu sesuai ketentuan
yang berlaku. Untuk menampung abu ini, di lokasi PLTSa akan dibuat
penampungan abu yang mampu menampung abu untuk pemrosesan lebih
lanjut.
2. Limbah cair
Pada kegiatan penirisan sampah akan menghasilkan lindi dan bau. Lindi
akan ditampung kemudian diolah sampai pada tingkat tertentu. Sedangkan
bau yang ditimbulkan berada dalam bunker bertekanan negatif sehingga
tidak akan keluar tetapi tersedot dalam tungku pembakaran sehingga tidak
menimbulkan bau sampah.
10
3. Limbah gas
Sampah yang belum mengalami proses akan mengeluarkan bau yang tidak
sedap saat pengangkutan maupun penumpukkan, hal ini akan mengganggu
kenyamanan penduduk sekitar. Untuk menghindari hal tersebut,
diperlukan jalan tersendiri ke lokasi PLTSa, dan di sekeliling bagunan
PLTSa akan ditanami pohon sehingga membentuk greenbelt (sabuk hijau).
Sedangkan sisa gas buang akan diproses melalui pengolahan yang terdiri
dari : Gas buang hasil pembakaran akan disemprot dengan air untuk
menurunkan temperatur gas dengan cepat guna mencegah dioxin terbentuk
kembali dan menangkap zat pencemar udara yang larut dalam air seperti
NOx, Sox, HCL, abu, debu, dan partikulat. Kemudian gas yang akan
dilakukan pada reaktor akan ditambahkan CaO sebanyak 12 kg/ton
sampah untuk menghilangkan gas-gas asam, Sox< HCL, H2S, VOC, HAP,
debu dan partikulat. Pada saat gas keluar dari reaktor, pada gas akan
disemburkan karbon aktif sebanyak 1 kg/ton sampah, bertujuan menyerap
uap merkuri, dioksin, CO. Kemudian gas akan dialirkan ke Bag Filler
dengan tujuan menyaring partikel PM10 dan PM 2,5. Terakhir, gas buang
akan dilepaskan ke udara melalui cerobong dengan ketinggian sekitar
kurang lebih 75 meter.

Pihak-Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan


Beberapa komponen pendukung harus mulai direncanakan mengingat
pentingnya pengelolaan sampah menjadi energi listrik. Pihak-pihak tersebut
dengan fungsinya masing-masing akan dideskripsikan sebagai berikut:

Tabel 2. Pihak-pihak yang membantu mengimplementasikan gagasan


ISU INFRASTRUKTUR PIHAK TERKAIT
Tim Nasional Persiapan Kemeneg BUMN, Deperin, Bappenas,
Pembangunan PLTSa Kemeneg Ristek Dep.ESDM, Dep. PU
Program Energi Sampah Nasional Perusahaan Pembangkit Energi terkait
UU Tenaga Listrik Sampah Pemerintah & DPR-RI
Institusi Pendidikan dan Latihan Depdiknas
Kajian Ekonomi Perusahaan Pembangkit Energi terkait
Kajian Pendanaan Perusahaan Pembangkit Energi terkait
Informasi dan edukasi public Kemenek Ristek, DESDM
Pengembangan jaringan listrik PT PLN ( Persero)
Transportasi Dep Hub
Kajian Lingkungan Kemeneg LH
Penawaran, Evaluasi dan seleksi
operator PLN
Pemasok
Perizinan BAPETEN
11
Rekayasa Industri Nasional
Manajemen Proyek dan
operator PLN
komisioning
Pasokan bahan bakar Sampah operator PLN
Pengelolaan limbah sampah operator PLN
perluasan arena TPA sampah Pemerintah Daerah

Langkah-langkah Strategis yang Harus Dilakukan untuk


Mengimplementasikan Gagasan
Langkah yang Harus Dilakukan untuk Mengimplementasikan Gagasan.
Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat dalam pengimplementasian gagasan
seperti yang telah diuraikan di atas, maka diperlukan langkah-langkah yang harus
dilakukan agar pengimplementasian gagasan tersebut dapat terwujud. Langkah-
langkah yang harus dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan ini adalah
sebagai berikut:

1. Penempatan Subsidi BBM Melalui Kebijakan Pemerintah


Berbagai macam cara sudah menjadi wacana tetapi masih terdapat pro dan
kontra. Salah satu wacana adalah pembatasan BBM untuk kapasitas 1500cc keatas
yang berpelat hitam tidak mendapatkan subsidi BBM. Subsidi BBM sudah
menjadi masalah tersendiri bagi bangsa ini. Dikarenakan ketergantungan pada
satu energi saja yaitu energi fosil. Dan masih belum tepatnya target yang telah
diwacanakan dengan kondisi lapangan yang ada. Sehingga hasil yang
dimunculkan seakan membuang-buang biaya. Padahal sampah merupakan hal
yang perlu ditangani juga. Ditambah dengan harga minyak yang sering berganti-
ganti maka untuk biaya produksi listrik menggunakan minyak menjadi lebih
mahal berada pada kisaran Rp. 1.100 per kilo watt (KWH).

2. Mengkaji Ulang Anggaran Terhadap Sampah


Anggaran untuk pengolahan sampah bergantung pada daerah masing-masing.
Daerah perkotaan misalnya disurabaya menganggarkan sebesar 4 milyar pertahun
atau Rp 191.000 , dengan kira-kira 1200 ton perhari sampah yang dihasilkan.
Sampah yang dihasilkan berupa Sampah Organik dan Sampah anorganik. Dalam
proses perubahan sampah menjadi energi ini dibutuhkan pembakaran untuk
mengahancurkan sampah. Sampah akan hancur menjadi gas yang akan
dimanfaatkan menjadi energi listrik. Sedangkan sisa-sisanya dapat dijadikan arang
ataupun penutup sampah pada landfill.
Untuk pembangkit dengan menggunakan pembakaran akan menggunakan
lahan yang relatif kecil dan dapat dibangun di dekat industri. Besarnya dana yang
dialokasikan untuk pembiayaan dalam pengolahan sampah bergantung pada
APBD sedangkan untuk pembangunan sebuah pembangkit adalah dengan
12
menggunakan lelang. Tahapan lelang akan cukup lama karena ada beberapa tahap
yang harus diproses seperti administrasi dan menyiapkan berkas-berkas yang
dibutuhkan. Selain itu juga dibutuhkan investor dari perusahaan asing.
Perlunya pembangkit listrik ini juga disebabkan proses pengolahan sampah
yang dilakukan oleh pihak setempat menuai berbagai masalah dilingkungan
sekitar TPA dikarenakan volume trus bertambah sedangkan TPA masih tetap
kapasitasnya. Berbagai kendala yang telah ada ditambah lagi dengan kendala yang
ada dimasyarakat. Kendala yang ada dimasyarakat tentunya akan berkaitan
dengan masalah lahan dan SDM yang ada disekitar lokasi pembangunan
pembangkit listrik khususnya TPA. Lahan yang dibutuhkan untuk pembangunan
tentunya jauh dari lingkungan umum. Hal itu dilakukan apabila memunculkan
dampak negatif hanya beredar dilingkungan pembangkit listrik tanpa membuat
panik warga.

3. Melakukan Pengembangan dan Riset


Banyak kendala-kendala yang dihadapi dalam pembangunan PLTSa.
Kelayakan tempat dan faktor lingkungan yang menghambat pembangunan sering
kali menghiasi wacana-wacana pemerintah. Khususnya dalam pembangunan.

4. Upaya Hemat Energi


Energy listrik merupakan kebutuhan yang paling dicari oleh masyarakat.
berbagai aktivitas saat ini memerlukan alat kebanyakan menggunakan energy
listrik. Energy listrik yang disediakan oleh PLN bermacam-macam biaya yang
dikenakannya sesuai dengan daya yang digunakan.

Tabel 3. Variasi Biaya Tarif PLN


No Daya Biaya Beban (Rp/kWh) Pra Bayar (Rp/kWh)
1 450 VA 11.000 415
2 900 VA 20.000 605

Menurut direktu PLN konsumsi listrik paling signifikan terdapat dikeperluan


rumah tangga. Itu diperjelas dengan banyaknya barang elektronik yang ada
membuat konsumsi listrik juga ikut melonjak. Konsumsi listrik yang besar adalah
kelas 2.200 dan 1.300. Barang elektronik yang berupa kulkas dan AC merupakan
penyebab utamanya. Aktivitas yang menggunakan AC 24 jam dan kulkas yang
terus menyala membuat kata-kata “Mari hidup berhemat” menjadi tidak dianggap.
Padahal subsidi yang dilakukan PLN untuk meringankan beban masyarakat tetapi
berujung boros terhadap masyarakat sendiri.
Di sisi lain PLN juga menggunakan tarif pra bayar juga mendapat respon
baik dari sebagaian kalangan. Penggunaan tarif pra bayar diwujudkan agar
masyarakat dapat berhemat sendiri dengan mengira berapa kWh untuk keperluan
setiap sehari.
13
5. Optimalisasi SDM untuk Pembangunan Teknologi Tepat Guna
Sumber daya manusia (SDM) sangat berpengaruh terhadap proses
berkembangnya untuk berjalan kedepan suatu industri. Apabila penduduk sekitar
memiliki angka pendidikan yang tinggi ditambah lagi beberapa ahli bisa ikut
dalam pengembangan Pembangkit listrik tenaga sampah ini akan memiliki
kontribusi terhadap masyarakat disekitarnya.
Dengan adanya UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah maka
diperlukan model pengelolaan sampah yang baik dan tepat untuk dikembangkan
sehingga kualitas kesehatan, kualitas lingkungan dapat ditingkatkan serta sampah
dapat menjadi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat luas. Sangat mendukung dibangunnya pembangkit
listrik tenaga sampah.
Pengolahan sampah yang membutuhkan SDM yang berkualitas. dengan
memilah-milah sampah yang telah ada untuk menghasilkan energy optimal atau
“sesuatu” yang lebih bermanfaat. Seperti pupuk, kompos yang akan
menghasilkan CH4. Pengolahan lebih lanjut juga memerlukan SDM untuk
membuat sisa-sisa pembakaran menjadi arang atau grafit. Perlunya teknologi
sebagai pembantu mengoptimalkan SDM untuk meneliti lebih lanjut tentang
berbagai potensi yang dihasilkan oleh sampah.

6. Dorongan untuk Sosialisasi PLTSa


Partisipasi pemerintah sangat dibutuhkan didalam masyarakat. Dikarenakan
berbagai kendala yang telah dialami oleh sebagaian besar TPA yang telah ada
merupakan bentuk kekecewaan masyarakat terhadap peran pemerintah khususnya
pemerintah daerah. Pembangunan PLTSA ini akan mendapat pro dan kontra oleh
masyarakat seperti pembangunan TPA yang pada dasarnya kurangnya informasi
yang beredar serta manfaat-manfaat yang dapat diambil dari pembangunan
PLTSA itu sendiri. Sosialisasi secara bertahap mulai dari manfaat adanya PLTSA,
jaminan kesejahteraan berupa penerimaan pekerja dari lingkungan sekitar serta
jaminan lingkungan yang bersih merupakan terobosan yang perlu dilakukan sejak
dini.

KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
Dengan berbagai data yang ada menunjukkan bahwa sampah di Indonesia
memiliki potensi dan nilai jual yang tinggi bila bisa dimanfaatkan lagi. Perlunya
pembangunan teknologi pembangkit listrik tenaga sampah sangat dibutuhkan
dalam penghasilan listrik sebagai terobosan baru untuk mengurangi dampak dari
sampah yang telah mejalar di lingkungan. Pemerintah juga perlu memantau setiap
daerah dalam pengolahan sampah sehingga timbul saling ketergantungan antara
pemerintah pusat dan daerah. Banyaknya anggaran yang dibutuhkan untuk
menanggulangi sampah dan berbagai dampaknya hanya akan membuang-buang
14
biaya. Dengan cara memutar sampah menjadi bahan menjadi lebih berguna dapat
memaksimalkannya dalam bentuk energi listrik.

Teknik implementasi
Pemerintah dan masyarakat diharapkan mampu untuk saling berpartisipasi
untuk mewujudkan indonesia yang bersih bebas dari sampah. Sehingga kesehatan
dan kesejahteraan dapat dicapai. Dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan program tersebut melibatkan dinas instansi terkait. Untuk menunjang
keberhasilan program pengelolaan sampah yang berdaya guna bagi Indonesia,
perlu pendanaan dari pihak-pihak terkait. Tentu saja dilakukan sesuai dengan
prosedur dan aturan yang berlaku.
Untuk mendorong potensi-potensi yang telah ada pemerintah perlu menggali
juga potensi-potensi yang ada dikalangan mahasiswa/mahasiswi, para pengajar
dan siswa-siswi. Dorongan ini perlu dilakukan untuk memulai membangkitkan
semangat untuk membuat terobosan teknologi yang tepat guna. Memberikan
pembelajaran kepada masyarakat tentang tata cara daur ulang, mengolah,
mengurangi sampah sangatlah penting. Hal itu dapat mengurangi tingkat
konsumtif masyarakat terhadap berbagai jenis sampah. Seperti plastik, botol,
kaleng.
Teknik terakhir yang dilakukan untuk mengimplementasikan gagasan pada
karya tulis ini adalah dengan mengirim artikel tentang potensi pengolahan sampah
menjadi sumber energi listrik dan teknik optimalisasi ke berbagai media massa
dan internet seperti koran, majalah, koran online, forum diskusi, dll sehingga
masyarakat dapat dengan mudah mendapat informasi media tentang PLTSa. Hal
tersebut membuat masyarakat mempelajarinya lebih dalam dan tidak terprofokasi
terhadap berita-berita yang beredar.

Prediksi Hasil yang Diperoleh Melalui Gagasan yang Diajukan


Melalui gagasan ini diharapakan dapat memberikan dampak positif dan
menangkal dampak negatif . Keberhasilan dari keseluruhan gagasan ini nantinya
ditentukan oleh seberapa besar peran pemerintah dalam pengelolaan sampah
menjadi energi listrik sebagai renewable energy yang potensial dan ramah
lingkungan. Dengan demikian Pengembangan teknologi sebagai alat untuk PLTSa
harus diteliti dan dikaji ulang secepatnya agar manfaat dapat segera dirasakan oleh
masyarakat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2012. Setahun sampah volume sampah diindonesia setara dengan
122 gelora bung karno. (http://www.suarapembaruan.com/home/setahun-volume-
sampah-di-indonesia-setara-dengan-122-gelora-bung-karno/21707), (diposkan pada
26 juni 2012) (Diakses pada 2 Juli 2012: 12.30WIB)

Baras, Ahmad. 2011. Pengolahan Sampah untuk Daya Listrik. Diakses di


(http://www.alpensteel.com / article / 56-110 – energi – sampah – pltsa / 2602--
pengolahan-sampah-untuk-daya-listrik.html). pada 15 Maret 2013

Damanhuri,Enri. 2010. Permasalahan Dan Alternatif Teknologi Pengelolaan Sampah


Kota di Indonesia. Prosding Seminar Teknologi ITB. Vol.I, hal:394 –400

Hendrawan, Parliza. 2012. Indonesia Hasilkan 625 Juta liter sampah sehari.
(http://www.tempo.co/read/news/2012/04/15/063397147/Indonesia-Hasilkan-625-
Juta-Liter-Sampah-Sehari), (diposkan pada 15 April 2012) (Diakses pada 24 Juni
2012: 11.00WIB)

Kadir, Abdul. 2008. Kajian Energi. Jakarta : UI-Press

Koran surya. 2012. Sampah Surabaya Terangi 100 Rumah. (http://surabaya


metropolis.com/artikel/lingkungan/sampah-surabaya-terangi 100-000
rumah.html). Diakses pada 24 Juni 2012

Kurniawan, E. 2010. Pengelolaan Sampah di Indonesia. Diakses di


(http://www.iec.co.id /berita /pengelolaan-sampah-di-indonesia) pada 15
Maret 2013

Mamat. 2008.Pembakar Sampah Ramah lingkungan (Insinerator Pembakar Sampah


Domestik). Indonesia 100 Innovations hal. 192-193. Jakarta: Bussines Innovation
Center (BIC)

Suprapto Hadi, Kurniawan Iwan. 2012. Dirut PLN : Indonesia Jual Listrik ke
Malaysia. (http://fokus.news.viva.co.id/news/read/315375--kami-bisa-sediakan-
listrik- tak-bersubsidi-), (diposkan 22 Mei 2012), (diakses pada 01 Maret 2013)

Sirodjuddin Ardan. 2012. Pembangkit Listrik Tenaga Sampah.


(http://www.scribd.com/doc/88533453/Pembangkit-Listrik-Tenaga-Sa mpah)
(diposkan 12:00, 3 Juni 2012), (Diakses 03 Juli 2013)

Ringkang Gumiwang.2012. PLTSa Gedebage Serap dana Rp 900


(http://www.bisnis.com/articles/pltsa-gedebage-serap-dana-rp900-miliar/),
(ditulis pada 19 April 2012), (diakses pada 02 Maret 2013)

Redaksi Hijau.2012. Sampah padat di kota - kota naik 70%


(http://www.hijauku.com/2012/06/07/sampah-padat-di-kota-kota-dunia-naik 70/), (di
tulis pada 07 Juni 2012), (diakses pada 04 Maret 2013)

Yusuf, Muhammad. 2011. Mari Mengubah Sampah Menjadi Energi. Diakses


Di (http://teknologi.kompasiana.com / internet / 2011/10/02/ mari – mengubah
sampah – menjadi - energi/) pada 15 Maret 2013
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

No Nama/ NIM Program Studi Bidang Alokasi Waktu Uraian Tugas


Ilmu (jam/minggu)
1 Alfian Rizki D3 Teknik Elektro Elektro 12 Jam/minggu 1. Mencari literarur
Romadhoni/ 2011 dampak sampah di
110531302379 lingkungan
2. Mencari literature
proses pembangkitan
sampah menjadi energi
listrik
3. Projek leader
4. Menjarkom saat diskusi
kelompok
5. Mencari literatur
Pihak-Pihak yang
Membantu
Mengimplementasikan
Gagasan
6. Memperbaiki dan
menata ulang penulisan
2 Syifaul Fuada/ S1 Pendidikan Teknik Elektronika 12 Jam/minggu 1. Penggagas Ide
100534402715 Elektro 2010 2. Merumuskan masalah
3. Menulis manfaat
Penulisan
4. Menyimpulkan karya
tulis
5. Mengkonsep Gagasan
yang Diajukan
6. Menulis ringkasan
3 Betha Alfiyan D3 Teknik Elektro Elektro 12 Jam/minggu 1. Mencari literature
Murangin / 2011 potensi pembangkitan
110531302380 listrik di Indonesia dari
pemanfaatan sampah
2. Mencari literatur
Kondisi Kekinian
Pencetus Gagasan
3. Mencari literatur
Solusi yang Pernah
Ditawarkan
4. Mencari literatur
Langkah-langkah
Strategis yang Harus
Dilakukan untuk
Mengimplementasikan
Gagasan

Anda mungkin juga menyukai