(1606827164)
Sifat Ekstensif
Variabel yang bergantung pada sistem, nilai sifat ekstensif bergantung dari seberapa
banyak materi yang diukur dan dapat berubah menurut waktu. Nilai ekstensif dapat
dijumlahkan dari keseluruhan bagian penyusun pada suatu sistem. Yang termasuk
variabel ekstensif yaitu massa, volume, panjang, energi.
Contoh : Volume air yang terdapat di dalam gelas ukur, apabila beberapa gelas air
dicampurkan maka volume akhirnya menjadi jumlah dari volume air dari tiap gelas.
Sifat Intensif
Variabel yang tidak bergantung pada sistem, nilai sifat intensif tidak dapat
dijumlahkan dari bagian-bagiannya pada sistem karena tidak dipengaruhi oleh ukuran
sistem, pada bagian yang berbeda nilainya dapat bervariasi pada waktu yang berbeda.
Yang termasuk variabel intensif yaitu volume spesifik, tekanan, gravitasi, temperatur.
Contoh : Air di dalam gelas memiliki suhu 26 derajat celcius apabila ruangan tersebut
dibagi menjadi dua suhunya akan tetap sama tidak berkurang ataupun apabila dua
gelas air dengan suhu yang sama dicampurkan maka suhunya tidak berubah.
Fasa merupakan sifat zat pada suatu sistem yang homogen, dan dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnnya dengan batas tertentu. Fasa dapat dibedakan berdasarkan
homogenitas struktur fisik pada zat tersebut yaitu padat, cair , dan gas. Pada suatu
sistem bisa saja terdapat lebih dari satu fasa seperti pada saat memanaskan air pada
panci tertutup terdapat dua fasa yaitu cair dan uap. Zat yang berada dalam satu fasa
dapat digabungkan dan juga dipisahkan dengan batas fasa yang telah ditentukan,
tetapi ada beberapa zat yang berada dalam satu fasa walaupun sudah digabungkan
tetap tidak tercampur seperti minyak dengan air yang sama – sama cair tetapi akan
tetap membentuk dua fasa.
Zat Murni adalah suatu bahan yang terdiri dari susunan kimia yang sama. Zat murni
dapat terdiri dari dua fasa seperti misalnya air dalam fasa cair dan gas dalam
komposisi yang sama pada suatu sistem. Selain itu campuran gas yang tidak saling
bereaksi juga dapat disebut zat murni.
Aturan Gibbs atau aturan fasa pertama kali dikenalkan oleh J. Willard Gibbs yang
berbunyi “ Sebuah sistem dengan p buah fasa dan c buah komponen hanya dijelaskan
atau diterangkan keadaan setimbangnya lengkap apabila diberikan nilai variabel
intensif sebanyak f “
F= N–P+2
Keterangan :
F = Jumlah derajat kebebasan
C = Jumlah komponen
P = Jumlah fasa
N = Jumlah variabel non-komposisi
Contoh :
Suatu sistem terdiri dari satu komponen dan satu fasa, keadaannya hanya dinyatakan
dalam satu variabel intensif saja misalkan 30 derajat celcius.
F=1–1+2
F=2
Nilai derajat kebebasan dari keadaan sistem tersebut 2. Berarti harus ada 2 variabel
intensif yang harus diketahui nilainya. Maka dapat dinyatakan hal tersebut belum
memberikan informasi yang cukup untuk menentukan keadaan sistem tersebut karena
saat 30 derajat celcius dapat berada pada tekanan 0.5 atm, 1 psi, 2 atm dsb.
1. Cairan jenuh (saturated liquid), yaitu kondisi cairan tepat di temperatur didihnya pada
tekanan tertentu, saat cairan tepat sebelum menjadi uap.
2. Uap jenuh (saturated vapor), yaitu kondisi uap tepat di temperatur didihnya pada tekanan
tertentu, dimana uap itu akan mulai terkondensasi / segera menjadi cair.
3. Campuran jenuh (saturated mixture), yaitu kondisi campuran cairan jenuh dan uap
jenuh dalam kondisi kesetimbangan pada temperatur di temperatur didihnya pada tekanan
tertentu. Tekanan pada saat ini disebut tekanan penguapan (vapor pressure).
Pada kondisi jenuh relatifitas kelembaban 100% temperatur konstan tidak dapat
ditambahkan apa-apa yang dapat merubah kondisi.
Sumber : http://www.spiraxsarco.com/Resources/Pages/Steam-Engineering-
Tutorials/steam-engineering-principles-and-heat-transfer/what-is-steam.aspx