Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Disajikan pada Mata Kuliah PTP365 Teknik Konversi dan Konservasi


Energi
Dosen Pengampu : Edo Saputra S.TP., MP

Disusun Oleh Kelompok 1:

Nurfitriani J1B115002 (02)


M. Yusuf J1B115017 (26)
Diah Puji Lestari J1B115019 (07)
Yogi Saputra J1B115024 (08)
Elwena J1B115037 (09)
Pebriani Simbolon J1B115048 (20)

TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
MARET 2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah, puji syukur kami haturkan atas kemurahan Allah SWT
yang telah memberi rahmat dan karunia yang tiada terputus serta yang telah
memberi kesehatan kepada kami, sehingga makalah yang berjudul “Turbin Gas”
dapat terselesaikan. Shalawat dan salam tak lupa kami sampaikan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW. Adapun tujuan penyusunan makalah ini untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah PTP365 Teknik Konversi dan Konservasi Energi.
Dalam kesempatan ini, kami menghanturkan rasa terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu memberi dukungan yang sangat berharga pada
penyusunan makalah ini, khususnya kepada :
1. Bapak Edo Saputra S.TP., M.P sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Teknik
Konversi dan Konservasi Energi
2. Orang tua dan keluarga atas doa nya, serta
3. Teman-teman atas dukungan dan kerjasamanya dalam penyusunan makalah
ini.
Kami memohon maaf jika di dalam penulisan makalah masih banyak
kesalahan maupun kekeliruan, baik dalam penulisan kata ataupun kalimat yang
masih rancu dan kurang dimengerti. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan
agar dalam pembuatan makalah berikutnya bisa lebih baik.
Wassalamualaikum Salam Wr.Wb.

Jambi, Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ I
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................... 1
1.2 Tujuan...................................................................................... 2
1.3 Manfaat.................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................... 3
2.1 Kopi......................................................................................... 3
2.1.1 Kopi Arabika...................................................................... 3
2.1.2 Kopi Liberika...................................................................... 4
2.1.3 Kopi Canephora (Robusta)................................................. 4
2.1.4 Kopi Hibrida....................................................................... 4
2.2 Tahapan Pemanenan Kopi........................................................ 4
2.2.1 Taksasi Buah ...................................................................... 4
2.2.2 Pertemuan Teknik Panen.................................................... 5
2.2.3 Persiapan Panen.................................................................. 5
2.2.4 Pembuatan Jadwal Panen................................................... 6
2.2.5 Pelaksanaan Pemanenan..................................................... 6
2.3 Transportasi Panen................................................................... 7
2.4 Penggudangan.......................................................................... 8
2.5 Proses Penanganan Pascapanen Kopi...................................... 9
2.5.1 Sortasi Buah Kopi............................................................... 9
2.5.2 Pengupasan Kulit Kopi....................................................... 9
2.5.3 Fermentasi Biji Kopi.......................................................... 10
2.5.4 Pencucian............................................................................ 11
2.5.5 Pengeringan Biji Kopi........................................................ 11
2.5.6 Penggilingan Biji Kopi....................................................... 12
2.6 Analisis Usaha Tani.................................................................. 12
2.6.1 Biaya Tetap (Fixed Cost).................................................... 13
2.6.2 Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)..................................... 13
2.6.3 Biaya Total.......................................................................... 14
2.6.4 Penerimaan......................................................................... 14
2.6.5 Pendapatan.......................................................................... 15
BAB III PENUTUP............................................................................... 16
3.1 Kesimpulan.............................................................................. 16
3.2 Saran........................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki
nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan
berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan
penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber
penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di
Indonesia (Rahardjo, 2012).
Keberhasilan agribisnis kopi membutuhkan dukungan semua pihak
yang terkait dalam proses produksi kopi pengolahan dan pemasaran
komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas dan mutu kopi terus
dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat bersaing di pasar
dunia (Rahardjo, 2012).
Teknologi budi daya dan pengolahan kopi meliputi pemilihan bahan
tanam kopi unggul, pemeliharaan, pemangkasan tanaman dan pemberian
penaung, pengendalian hama dan gulma, pemupukan yang seimbang,
pemanenan, serta pengolahan kopi pasca panen. Pengolahan kopi sangat
berperan penting dalam menentukan kualitas dan cita rasa kopi (Rahardjo,
2012).
Saat ini, peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh
rendahnya mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi
pengembangan produksi akhir kopi. Hal ini disebabkan, karena penanganan
pasca panen yang tidak tepat antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi,
pengeringan, dan penyangraian. Selain itu spesifikasi alat/mesin yang
digunakan juga dapat mempengaruhi setiap tahapan pengolahan biji kopi.
Oleh karena itu, untuk memperoleh biji kopi yang bermutu baik maka
diperlukan penanganan pasca panen yang tepat dengan melakukan setiap
tahapan secara benar dan baik.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar kita memahami proses
penanganan kopi secara tepat, sehingga produktivitas dan mutu kopi
meningkat.

1
1.3 Manfaat
Hasil dari pembuatan makalah ini dapat dijadikan sumber informasi
dalam kegiatan penanganan kopi yang tepat sehingga bisa meningkatkan
produksi dan mutu yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.

2
BAB II
ISI

2.1 Turbin Gas


Turbin adalah salah satu mesin termal, di mana energi panas (heat energy)
yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar (umumnya cair atau gas)
ditransformasikan ke roda turbin (rotor) yang menghasilkan putaran dan kerja
(mekanikal). Terminologi lain bahwa Turbin Gas adalah peralatan yang
mengkonversi termal menjadi energi mekanis dalam bentuk kerja putaran
poros. Sistem turbin gas yang paling sederhana terdiri dari tiga komponen
yaitu kompresor, ruang bakar dan turbin gas.
Kelebihan turbin gas yaitu lebih efisien, rasio kompresi tinggi ( 20:1 ),
simple, dan relatif ringan bobotnya. Sedangkan kekurangan turbin gas yaitu
desain kompleks sehingga membutuhkan perawatan yang lebih optimal dan
untuk biaya atau harga dari turbin itu sendiri mahal.

Penggunaan Turbin Gas dibagi menjadi dua, yaitu :


1. Pada bidang Aviasi (penerbangan)
Digunakan sebagai mesin yang menghasilkan daya dorong pada
pesawat terbang ( Aeroderivatif). Turbin gas dinilai sangat cocok sebagai
motor propulsi pesawat terbang karena memiliki bobot yang ringan
dimensi yang ringkas,sehingga tidak memerlukan banyak ruangan, serta
mampu menghasilkan daya yang besar. hal ini menjadi penting karena
adanya kecenderungan terbang pada kecepatan tinggi serta jarak jelajah
yang panjang dan muatan yang bertambah berat.

Gambar 1. Aplikasi Turbin Gas Pada Pesawat Terbang

3
2. Pada bidang Industri
Turbin gas digunakan untuk menggerakkan bermacam-macam
peralatan, seperti pompa, generator listrik, dan kompresor.

Gambar 2. Turbin gas Untuk Industri (Pembangkit Listrik)

2.2 Siklus Thermodinamika Turbin Gas


Tiga siklus turbin gas yang dikenal secara umum yaitu:
1. Siklus Ericson
Merupakan siklus mesin kalor yang dapat balik (reversible) yang
terdiri dari dua proses isotermis dapat balik (reversible isotermic) dan dua
proses isobarik dapat balik (reversible isobaric). Proses perpindahan panas
pada proses isobarik berlangsung di dalam komponen siklus internal
(regenerator), dimana effisiensi termalnya adalah : hth = 1 – T1/Th,
dimana T1 = temperatur buang dan Th = temperatur panas.
2. Siklus Stirling
Merupakan siklus mesin kalor dapat balik, yang terdiri dari dua
proses isotermis dapat balik (isotermal reversible) dengan volume tetap

4
(isokhorik). Efisiensi termalnya sama dengan efisiensi termal pada siklus
Ericson.
3. Siklus Brayton
Siklus ini merupakan siklus daya termodinamika ideal untuk turbin
gas, sehingga saat ini siklus ini yang sangat populer digunakan oleh
pembuat mesin turbine atau manufacturer dalam analisa untuk
performance upgrading. Siklus Brayton ini terdiri dari proses kompresi
isentropik yang diakhiri dengan proses pelepasan panas pada tekanan
konstan. Pada siklus Bryton tiap-tiap keadaan proses dapat dianalisa
secara berikut.

Gambar 3. Siklus Bryton Termodinamika


 Proses 1 ke 2 (kompresi isentropik). Kerja yang dibutuhkan oleh
kompresor: Wc = ma (h2 – h1).
 Proses 2 ke 3, pemasukan bahan bakar pada tekanan konstan. Jumlah
kalor yang dihasilkan: Qa = (ma + mf) (h3 – h2).
 Proses 3 ke 4, ekspansi isentropik didalam turbin. Daya yang
dibutuhkan turbin: WT = (ma + mf) (h3 – h4).
 Proses 4 ke 1, pembuangan panas pada tekanan konstan ke udara.
Jumlah kalor yang dilepas: QR = (ma + mf) (h4 – h1)

5
Turbin gas merupakan suatu mesin yang bekerja mengikuti siklus
termodinamik Brayton. Adapun siklus termodinamikanya pada diagram
p-v dan t-s adalah sebagai berikut

Gambar 4. Diagram p-v dan T-s

Urutan proses kerja sistem turbin gas adalah:


1-2 Proses kompresi adiabatis udara pada kompresor,tekanan udara
naik [A]
2-3 Proses pembakaran campuran udara dan bahan-bakar pada tekanan
konstan, dihasilkan panas pada ruang bakar [B]
3-4 Proses ekspansi adiabatic gas pembakaran pada turbin dihasilkan
Kerja turbin berupa putaran poros dan gaya dorong, tekanan turun
[C]
4-1 Proses pembuangan kalor pada tekanan konstan [D]

Dari diagram T-S dapat dilihat setelah proses kompresi pada kompresor
temperatur naik yaitu T2 dari tempertur atmosfer T1 dan tekanan naik dari p1
menjadi p2, tempertur dan tekanan ini diperlukan untuk proses pembakaran.
Setelah bahan bakar disemprotkan dan bercampur dengan udara mampat didalam
ruang bakar dan dinyalakan, terjadi proses pembakaran, temperatur naik lagi
sampai T3. Temperatur T3 adalah temperatur gas pembakaran yang akan masuk
turbin, temperatur ini dibatasi oleh ketahanan material turbin pada suhu tinggi.

6
Setelah proses ekspansi pada turbin, temperatur gas sisa menjadi turun sampai T4
dan temperature gas sisa ini masih tinggi diatas temperature T1.
Ada banyak tipe turbin gas,tetapi dengan prinsip kerja yang sama, yaitu
mengikuti siklus Bryton. Siklus tersebut adalah siklus dasar yang menjadi
patokan dalam perancangan turbin gas. Secara teoritis kelihatan tidak ada
kesulitan, tetapi pada kenyataannya, pembuatan turbin gas menemui banyak
kesukaran, terutama yang berhubungan dengan efisiensi pemakaian bahan bakar
dan ketersedian material yang bekerja pada temperatur tinggi. Dengan berbagai
alasan dan tujuan, banyak tipe turbin gas yang dikembangkan. Adapun beberapa
alasan tersebut adalah:
1. Pemakaian bahan bakar harus lebih bervariasi tidak hanya untuk bahan
bakar cair dan gas saja atau untuk mencegah singgungan fluida kerja
dengan lingkungan, khususnya untuk bahan bakar nuklir. Untuk keperluan
tersebut, dibuat turbin gas terbuka dan tertutup atau turbin gas langsung
dan tidak langsung.
2. Pemakaian turbin gas yang semakin meluas, disamping sebagai
pembangkit daya dorong dan pembangkit listrik, turbin gas sekarang
banyak digunakan untuk pengerak mula, contohnya penggerak pompa dan
kompresor pada industri-industri atau pusat pembangkit tenaga (power
plant). Untuk keperluan tersebut, dibuat turbin gas dengan model satu
poros dan dua poros.

3.3 Klasifikasi Turbin Gas


Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan
lainnya. Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari:
 Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)
Turbin gas sistem tertutup (langsung dan tidak langsung)

7
Gambar 5. Bagan kerja turbin gas sistem tertutup langsung

Sistem turbin gas tertutup langsung banyak digunakan untuk aplikasi tubin
gas dengan bahan bakar nuklir. Fluida kerja yang paling cocok adalah helium.
Proses kerja dari sistem tersebut adalah sebagai berikut. Helium tekanan tinggi
dari kompresor dimasukan reaktor untuk dipanasi dan sekaligus untuk
pendinginan reaktor. Setelah itu, helium berekspansi diturbin dengan melepaskan
sebagian besar energinya. Energi tersebut diubah pada sudu-sudu turbin menjadi
putaran poros turbin dan langsung menggerakan kompresor ataupun beban
lainnya. Helium keluar turbin, tekanannya sudah menurun, tetapi masih
bertemperatur tinggi. Helium bertemperatur tinggi harus didinginkan sebelum
masuk kompresor, untuk keperluan tersebut, dipasang penukar kalor.
Selanjutnya, helium dingin masuk kompresor lagi untuk dikompresi lagi.
Pada gambar 5 adalah sistem turbin gas tertutup tak langsung, sistem ini
adalah sistem gabungan antara sistem tertutup dan sistem tak langsung. Fluida
kerja primer menyerap panas dari ruang bakar atau reaktor kemudian dialirkan ke
penukar kalor, kemudian diserap oleh fluida sekunder.

 Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)


Turbin gas sistem terbuka (langsung dan tidak langsung)

8
Gambar 6. Bagan kerja turbin gas sistem terbuka langsung

Pada sistem turbin gas terbuka langsung, fluida kerja akan keluar masuk
sistem yaitu udara lingkungan masuk kompresor dan gas bekas keluar turbin ke
lingkungan. Ruang bakar menjadi satu dengan sistem turbin gas dan bahan bakar
yang digunakan terbatas yaitu hanya bahan bakar cair dan gas. Bahan bakar
tersebut sebelum digunakan sudah dimurnikan, sehingga tidak mengandung
unsur-unsur yang merugikan.
Permasalahan turbin gas sistem terbuka terfokus pada proses pendinginan
ruang bakar dan sudu-sudu turbin. Disamping itu, karena gas pembakaran
langsung bersinggungan dengan material turbin, permasalahan korosi dan abarasi
pada sudu turbin menjadi sangat penting, jika hal ini diabaikan akan berakibat
fatal dan sangat merugikan, yaitu sudu-sudu turbin bisa bengkok atau patah.
Kalau hal tersebut terjadi, daya turbin menurun, dan secara keseluruah efisien
kerja menjadi rendah.
Turbin gas sistem terbuka banyak dipakai untuk mesin pesawat terbang,
karena bentuknya lebih simpel, ringan dan tidak banyak memakan tempat, hal ini
cocok dengan pesyaratan turbin gas untuk pesawat terbang. Bahan bakar padat
tidak disarankan untuk digunakan pada sistem turbin gas terbuka langsung,
karena hasil pembakaran banyak mengandung partikel yang bersifat korosi
terhadap material turbin, yang dapat merusak sudu turbin. Kendala tersebut dapat
diatasi dengan memisahkan ruang bakar dengan saluran fluida kerja, dengan kata
lain, fluida kerja masuk turbin dikondisikan tidak mengandung gas hasil
pembakaran. Untuk keperluan tersebut, dibuat turbin gas sistem terbuka tak
langsung. Dengan sistem ini, proses pembakaran berlangsung sendiri di dalam
ruang bakar yang terpisah dengan saluran fluida kerja yang akan masuk turbin.

9
Energi panas dari porses pembakaran akan ditransfer ke fluida kerja secara
langsung atau menggunakan alat penukar kalor.
Model transfer energi panas dari ruang bakar ke fluida kerja secara
lansung adalah sebagai berikut. Pipa-pipa yang berisi fluida kerja udara mampat
dari kompresor dilewatkan keruang bakar atau dapur. Panas dari proses
pembakaran ditransfer secara langsung ke fluida kerja didalam pipa-pipa,
temperatur fluida akan naik sampai nilai tertentu sebelum masuk turbin.
Untuk model transfer panas dengan penukar kalor, banyak diaplikasikan
pada turbin gas berbahan bakar nuklir. Ruang bakar berbahan bakar nuklir sering
disebut dengan reaktor. Didalam reaktor nuklir terjadi reaksi fusi yang
menghasilkan panas yang tinggi, panas yang tinggi tersebut ditransfer ke fluida
yang sekaligus berfungsi sebagai pendingin reaktor, fluida tersebut sering
diistilahkan sebagai fluida primer. Kemudian, fluida primer bersuhu tinggi
dialirkan kealat penukar kalor. Didalam alat penukar kalor terdapat pipa-pipa
berisi fluida kerja bersuhu rendah, untuk fluida ini sering disebut sebagai fluida
sekunder. Dengan kondisi tersebut, terjadi tranfer panas dari fluida primer bersuhu
tinggi ke fluida sekunder bersuhu rendah.
Pada gambar 5, adalah contoh skema untuk turbin gas sistem terbuka.
Dapat dilihat fluida kerja yang dipakai adalah udara. Udara masuk kompresor,
dan keluar sebagai udara mampat pada titik 2. Udara bertekanan tinggi tersebut
masuk ruang bakar dan menyerap panas dari proses pembakaran, lalu keluar
ruang bakar dengan temperatur tinggi pada titik 3. Selanjutnya, fluida kerja
masuk turbin dan berekspansi untuk memberikan energinya ke sudu-sudu turbin.
Terjadi perubahan energi, dari energi panas fluida kerja menjadi putaran poros
turbin. Sesudah berekspansi pada turbin, fluida kerja lalu keluar turbin dengan
temperatur relatif rendah ke lingkungan.

10
Gambar 6. Bagan kerja turbin gas sistem terbuka tak langsung

Pada gambar 6. adalah contoh sistem turbin gas tak langsung dengan
penukar kalor. Dapat dilihat, fluida kerja (fluida sekunder) yang dipakai adalah
udara. Udara masuk kompresor dan keluar sebagai udara mampat pada titik 2.
Udara bertekanan tinggi tersebut, masuk penukar kalor dan menyerap panas dari
sumber panas.Sumber panas tersebut adalah fluida primer bertemperatur tinggi
yang mengalir dari reaktor. Fluida primer ini, sebagai pembawa energi panas dari
proses pembakaran bahan bakar nuklir, yang biasa digunakan adalah air atau gas
helium.

Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada
turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke
udara atmosfir, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya
didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal.
Dalam industri turbin gas umumnya diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu :
 Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)
Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang
menghasilkan energi listrik untuk keperluan proses di industri.
 Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)
Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan
tinggi dan turbin bertekanan rendah, dimana turbin gas ini digunakan
untuk menggerakkan beban yang berubah seperti kompresor pada unit
proses.
3.4 Cara Kerja Turbin Gas (Gas-Turbine Engine)

11
Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet).
Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut,
sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk
kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan
cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran
tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan
ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut
dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan
aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut
digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya
seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang
keluar melalui saluran buang (exhaust).

Gambar turbin gas pesawat terbang

Turbin gas yang dipakai industri dapat dilihat pada gambar 18, cara
kerjanya sama dengan turbin gas pesawat terbang. Motor starter dinyalakan untuk
memutar kompresor, udara segar terhisap masuk dan dimampatkan. Kemudian,

udara mampat dengan temperatur dan tekanan yang cukup tinggi (2000C, 6bar)
mengalir masuk ruang bakar, bercampur dengan bahan bakar. Campuran udara
mampat bahan-bakar kemudian dinyalakan dan terjadi proses pembakaran,
temperatur gas pembakaran naik drastis. Gas pembakaran dengan temperatur

tinggi (6bar, 7500C) berekspansi pada turbin, sehingga terjadi perubahan energi,
dari energi panas menjadi energi putaran poros turbin. Gas pembakaran setelah

12
berekspansi diturbin, lalu keluar sebagai gas bekas. Selanjutnya, turbingas
bekerja dengan putaran poros turbin, yaitu sebagai sumber tenaga penggerak
kompresor dan generator listrik.

Gambar 19. Turbin gas untuk industri (pembangkit listrik)

Persamaan turbin gasdengan motor bakar adalah pada proses


pembakarannya yang terjadi di dalam mesin itu sendiri, disamping itu proses
kerjanya adalah sama yaitu hisap, kompresi, pembakaran, ekspansi dan buang.
Perbedaannya adalah terlatak pada kontruksinya, motor bakar kebanyakan bekerja
gerak bolak balik (reciprocating) sedangkan turbin gas adalah mesin rotasi,
proses kerja motor bakar bertahap (intermiten), untuk turbin gas adalah kontinyu
dan gas buang pada motor bakar tidak pernah dipakai untuk gaya dorong.

13
Gambar 20. Mesin pembakaran dalam (turbin gas dan motor bakar)
Turbin gas bekerja secara kontinyu tidak betahap, semua proses yaitu
hisap kompresi, pembakaran dan buang adalah berlangsung bersamaan. Pada
motor bakar yang prosesnya bertahap yaitu yang dinamakan langkah, langkah
hisap,kompresi, pembakaran,ekspansidan langkah buang, antara langkah satu dan
lainnya saling bergantung dan bekerja bergantian. Pada proses ekspansi turbin
gas, terjadi perubahan energi dari energi panas menjadi energi mekanik putaran
poros turbin, sedangkan pada motor bakar pada langkah ekspansi terjadi
perubahan dari energi panas menjadi energi mekanik gerak bolak-balik torak.
Dengan kondisi tersebut, turbin gas bekerja lebih halus tidak banyak getaran.

14
Gambar 21. Perbandingan turbin gas dan mesin diesel
Turbin gas banyak digunakan untuk mesin propulsi atau jet, mesin
automotiv, tenaga pembangkit listrik [gambar20], atau penggerak peralatan-
peralatan industri seperti penggerak kompresor atau pompa. Daya yang dihasil
kan turbin gas mulai dari 250000 HP untuk pembangkit listrik sampai 5HP pada
turbo charger pada mesin motor.
Keunggulan dari turbin gas adalah mesinnya yang ringan dan ukuran yang
kecil bisa menghasilkan daya yang besar. Sebagai contoh pada gambar 2 0 adalah
turbin gas yang biasa dipakai untuk penggerak generator listrik kecil. Generator
ini banyak dipakai untuk mengantisipasi beban puncak jaringan, sehingga
fungsinya bisa menggantikan kalau terjadi pemadaman listrik. Gedung-gedung
perkantoran, rumah sakit, universitas, perusahaan dan lainnya, banyak yang
menggunakan generator jenis ini. Dibandingkan dengan penggunaan generator
penggerak diesel, dengan penggerak turbin gas ukurannya menjadi lebih kecil,
sehingga bisa menghemat tempat dan mudah dipindahkan. Pesawat terbang
memerlukan mesin dengan persyaratan yang spesifik yaitu mesin dengan daya
besar untuk daya dorong, tetapi ringan juga dari segi ukuran harus kecil. Dengan
alasan tersebut, penggunaan turbin gas pada pesawat terbang menjadi pilihan
yang tepat, dan tidak bisa digantikan jenis mesin lain. Pada industri dan
pembangkitan listrik turbin gas sangat menguntungkan karena mesin mudah
diinstal, operasinya tidak ruwet, dan tidak memerlukan ruangan yang besar.

15
Proses Pembakaran
Padagambar20, dapatdilihatdarikotruksikomponenruangbakar,apabila
digambarkanulangdenganprosespembakaranadalahsebagaiberikut :

Gambar 22. Ruang baka dan proses pembakaran turbin gas

Proses pembakaran dari turbin gas adalah mirip dengan pembakaran


mesin diesel, yaitu proses pembakarannya pada tekanan konstan. Prosesnya
adalah sebagai berikut, udara mampat dari kompresor masuk ruang bakar, udara
terbagi menjadi dua, yaitu udara primer yang masuk saluran primer, berada satu
tempat dengan nosel, dan udara mampat sekunder yang lewat selubung luar
ruang bakar. Udara primer masuk ruang bakar melewati swirler, sehingga
alirannya berputar.
Bahan bakar kemudian disemprotkan dari nosel ke zona primer, setelah
keduanya bertemu, terjadi pencampuran. Aliran udara primer yang berputar akan
membantu proses pencampuran, hal ini menyebabkan campuran lebih homogen,
pembakaran lebih sempurna.
Udara sekunder yang masuk melalui lubang-lubang pada selubung luar ruang
bakar akan membantu proses pembakaran pada zona sekunder. Jadi, zona
sekunder akan menyempurnakan pembakaran dari zona primer. Disamping untuk
membantu proses pembakaran pada zona sekunder, udara sekunder juga
membantu pendinginan ruang bakar. Ruang bakar harus didinginkan, karena dari
proses pembakaran dihasilkan temperatur yang tinggi yang merusak material
ruang bakar. Maka, dengan cara pendinginan udara sekunder,temperatur ruang
bakar menjadi terkontrol dan tidak melebihi dari yang diijinkan.
Pada gambar 22 diatas, terlihat zona terakhir adalah zona pencampuran (dillute

16
zone), adalah zona pencampuran gas pembakaran bertemperatur tinggi dengan
sebagian udara sekunder. Fungsi udara pada sekunder pada zona itu adalah
mendinginkan gas pembakaran yang bertemperatur tinggi menjadi temperatur
yang aman apabila mengenai sudu-sudu turbin ketika gas pembakaran
berekspansi. Disamping itu, udara sekunder juga akan menambah massa dari gas
pembakaran sebelum masuk turbin, dengan massa yang lebih besar energi
potensial gas pembakaran juga bertambah. Apabila Wkinetik adalah energi
kinetik gas pembakaran dengan kecepatan V, massa sebelum ditambah udara
sekunder adalah m1 maka energi kinetiknya adalah sebagai berikut:
Wkinetik,1= m1.V²

2
Dengan penambahan massa dari udara sekunder m2, maka energi kinetik menjadi

Wkinetik,1= (m1+m2).V²

2
Jadi dapat dilihat Wkinetik,2 (dengan udara sekunder) lebih besar dari Wkinetik,1
(tanpa udara sekunder).
Dari uraian diatas, terlihat proses pembakaran pada turbin gas memerlukan
udara yang berlebih, biasanya sampai 30% dari kondisi normal untuk proses
pembakaran dengan jumlah bahan bakar tertentu. Kondisi ini akan berkebalikan,
apabila udara pembakaran terlalu berlimpah (lebih 30%), udara justru akan
mendinginkan proses pembakaran dan mati, karena panas banyak terbuang keluar
melalui gas bekas yang bercampur udara dingin sekunder. Dengan pemikiran
yang sama, apabila udara jumlah udara kurang dari normal, yaitu terjadi over
heating, material ruang bakar dan sudu-sudu turbin bekerja melampaui
kekuatannya dan ruang bakar bisa pecah, hal ini berarti turbin gas berhenti
bekerja atau proses pembakaran terhenti.

17
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai
berikut:

 Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan


 Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar
dengan udara kemudian di bakar.
 Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar
melalui nozel (nozzle).
 Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat
saluran pembuangan.

Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi
kerugiankerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh
turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri.
Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas.
Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:

 Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan


(pressure losses) di ruang bakar.
 Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan
terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
 Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan
temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
 Adanya mechanical loss, dsb.

18
19

Anda mungkin juga menyukai