Anda di halaman 1dari 12

KASUS 4 ( RESPIRASI )

Seorang pemuda datang di akhir mei, dia bertanya apa yang anda bisa
rekomondasikan untuk mengatasi demam. Saat ditanyai dia menyatakan padamu
bahwa dia tidak pernah mengalami demam sebelumnya, tetapi beberapa temannya
telah merasa bahwa ia telah mengalami hal yang sama, matanya serasa agak gatal
dan sedikit berair dan dia telah bersin – bersin selama beberapa hari, hidungnya
ingusan dan tersumbat dan dia tidak akan kemana – mana tetapi dia adalah
seorang mahasiswa semester 6 disalah satu universitas lokal dan akan menjalani
ujian minggu depan. Dia belum pernah mengonsumsi obat apapun.

KASUS 4 ( RESPIRATORY )

A young man presents in late May. He asks what you can reccomend for
hay fever. On questioning, he tells you that he has not had hay fever before, but
some of his friends get it and he thinks he has same thing. His eyes have been
itching a little and are slightly watery, and he has been sneezing for a few days.
His nose has been runny and now feels quite blocked. He will not be driving, but
is a student at the local sixth-form collage and has exams oming up next week. He
is not taking any medicines.
I. Teori tentang penyakit
Influenza merupakan infeksi saluran nafas atas yang disebabkan oleh virus
dan dapat timbul pada semua tingkat usia istilah common cold mengacu pada
peradangan katalis mukosa hidung yang lebih menjelaskan suatu kompleks
suatu gejala dari pada suatu penyakit tertentu. Dengan hidung tersumabat (
nasal congestion ). Penyebab penyakit ini adalah virus tipe A,B dan C
influenza yang lebih dikenal dengan sebutan flu. Influenza adalah infeksi
virus yang mempengaruhi terutama hidung, tenggorokan, bronkus dan
sesekali biasanya berlangsung selama sekitar seminggu, dan ditandai oleh
demam mendadak tinggi, sakit otot, sakit kepala bentuk non produktif, sakit
tenggorokan dan rintis ( WHO, 2009 ).

Etiologi penyakit :

Penyebab dari timbulnya influenza adalah haemophilus influenza ada 3


tipe yakni tipe A,B dan C ketiga tipe ini dapat dibedakan dengan complement
fixatien test ( WHO, 2009 ).

II. Patofisiologi penyakit influenza ( Fauchy, 2003 )


Skema terjadinya influenza :
Adanya virus influenza A,B dan C

Virus di hirup lewat draplet mukus dari orang-orang


yang terinduksi virus

Virus menumpuk dan merembus permukaan mukosa sel


pada saluran nafas bagian atas

Menghasilkan sel lisis dan kerusakan cphteleum silim.


III. Menifestasi klinik
a. Subjektif
- Sakit kepala
- Sakit otot
- Batuk
- Pilek
- Sakit pada waktu menelan
- Suara serak
b. Objektif
- Demam
- Mata merah
- Hidung tersumabat

IV. Menajemen terapi


a. Terapi non farmakologi
- Banyak beristirahat
- Meminum banyak cairan seperti air putih, teh, buah dan sayur
- Meningkatkan gizi makanan
- Hidung tersumbat dapat di atasi dengan menghirup uap hangat yang di
hasilkan dari air hangat pada wadah panas.
b. Terapi farmakologi
- Antipiretik untuk mengatasi panas / demam contohnya : paracetamol
ibuprofen
- Dikongestan nasal, mempunyai efek mengurangihidung tersumbat
contohnya : feniprofanilamin (PPA), efedrin Hcl pseudoefedrin,
oksimetazolin.
- Antanin histamin dapat menghambat kerja histamin yang
menyebabkan terjadinya reaksi alergi obat : obat yang tergolong anti
histamin antara lain CTM, difenhidramin Hcl.
 Dosis maksimum pct : 600 mg / hari
 Dosis maksimum efedrin : 150 mg / hari dosis terbagi
 Dosis maksimum CTM : 24 mg / hari

Obatnya diminum setelah makan

 Dosis maksimum paracetamol : 4000 mg / hari


 Dosis maksimum CTM : 24 mh / hari
 Dosis maksimum phenilpropanolamine : 150 mg / hari

Diberikan bersama makan

 Mekanisme kerja obat. (Tjay, 2002 )


1. Paracetamol
Paracetamol bekerja sebagai analgetik dengan meningkatkan
ambang rasa sakit dan sebagai antipiretik yang di duga bekerja lansung
pada pusat pengatur panas dihipotalamus.
2. CTM
Ctm bekerja sebagai antagonis reseptor H1 dan akan mengahambat
efek histamin pada pembuluh darah, bronkus dan bermacam – macam oto
polos, selain itu ctm dapat merangsang maupun menhambat susunan saraf
pusat.
3. Phenilpropanolamine
Bekerja meningkatkan kondisi pasien dengan merangsang reseptor
alfa adrenergik yang menghasilkan fasekontraksi dan mengurangi edema
jaringan dan hidung tersumabat.

V. Analisis kasus menggunakan soap


a. Subjektif (S) : dari pernyataan kasus pasien merasakan :
- Mata agak gatal
- Mata sedikit berair
- Bersin – bersin
- Hidung ingusan
- Hidung tersumbat
b. Objektif (B) :
Dari pernyataan kasus, tidak ada data lab, namun adanya penyakit
yang di alami oleh orang lain yaitu demam.
c. Assasment
Berdasarkan gejala / tanda – tanda yang di rasakan oleh pasien
pada kasus tanda awal yang di rasakan amta serasa agak gatal. Dan sedikit
keras kemudian telah bersin – bersin selama beberapa hari dan gejala
lainnya hidung ingusan dan tersumabat. Dari gejala tersebut dapat di ambil
keputusan pasien mengalami syndrom influenza.
d. Planning : dari gejala yang di rasakan pasien rekomendasi dari obat yang
di berikan yaitu :
- Paracetamol 500 mg
- Chlorpeniramine maleat 2 mg
- Phengi preparelamine 25 mg

VI. Rekomondasi terapi obat


a. Pernyataan pada kasus pasien belum mengalami demam, diberikan
paracetamol karena untuk mengatasi agar tidak terjadi demam, dimana
paracetamol ini berfungsi sebagai antipiretik dan bekerja langsung pada
pusat pengatur panas dihipotalamus.
b. Diberikan ctm karena pada pernyataan pasien merasakan pada matanya
serasa agak gatal dan sedikit berair .Jadi untuk mengurangi rasa gatal pada
mata pasien di berikan ctm untuk menghambat efek histamun pada
pembuluh darah
c. Di berikan phenyl propare lamine .karena pada pernyataan kasus ,pasien
merasa hidung tersumbat bersin-bersin jadi untuk mengurangi hidung
tersumbat di mana obat ini bekerja merangsang reseptor alia adrenergik
yang menghasilkan varokontriksi dan menguerangi hidung tersumbat.
VII. Informasi obat untuk pasien
No Informasi yang disampaikan
Uraian
pasien
1. Nama obat dan indikasi obat a). Paracetamol dengan indikasi :
menurunkan demam, meredakan
sakit kepala dan nyeri ringan
lainnya.
b). CTM dengan indikasi kondisi
alergi, bersin, gatal, mata berair,
hidung atau tenggorokan gatal
mata berair.
c). Phenylpreparelamin dengan
indikasi : untuk mengobati dan
hambatan yang di hubungkan
dengan alergi demam, iritasi
sinar.
2. Cara pemakaian obat a). Paracetamol 500 mg diminum
sesuai anjuran dokter atau pada
kemasan, dan diminum 4-6 jam
sekali.
b). CTM 2 mg umtuk orang dewasa
2-4 kali sehari 4 mg sekali
minum setelah makan dengan
dosis maksimum 24 mg sehari.
c.) phenylpropanolamine 20 mg
diminum setelah makan.
3. Apa yang harus dilakukan Jika lupa menggunakan obatnya
jika lupa minum obat. dilanjutkan pemakaiannya.
4. Lama terapi Digunakan selama penyakit
berlangsung
5. Apa yang harus a). Yang harus di perhatikan pada
diperhatikan saat minum saat menggunakan obat pct
obat harus diminum sesuai dosis
yang di anjurkan serat jangan di
gunakan dalam jangka panjang.
b). Yang harus di perhatikan saat
penggunaan obat ctm yaitu ikuti
petunjuk dosis ( diminum sesuai
anjuran dokter obat ini dapat di
minum dengan makanan atau
susu apabila seseorang memiliki
magh.
c). Phenylpropanelamine digunakan
hati – hati pada pasien dengan
penyakit Cv akut, hipertensi,
diabetes militus glukomad.
6. Interaksi obat dengan obat a). Paracetamol dengan obat anti
koloidsan morfin
b). CTM dengan obat golongan
sistem saraf (ssp)
c). Phenylpropanolamine dengan
caffein methyldopa
bromactriptine furazolidane
indomethacin.
7. Interaksi obat dengan a). Paracetamol tidak boleh
makanan digunakan pada saat makan atau
mengonsumsi alkohol atau
tembakau.
b). CTM –
c). Phenylpropanolamine
8. Penyimpanan disimpan pada suhu ruangan,
jauhkan dari cahaya.
9. Kapan harus dilanjutkan dan Digunakan pada saat sakit saja
kapan harus di hentikan seperti demam, flu, dan hidung
tersumbat dan dihentikan setelah rasa
sakit hilang/pasien tidak merasakan
gejala penyakitnya.
VIII. Pembahasan
Pada percobaan ini kami melakukan konseling mengenai penyakit
respirasi atau pernapasan. Diamna respirasi merupakan suatu proses mulai dari
pengambilan oksigen penghancur karbohidrat hingga penggunaan energi didalam
tubuh.

Pada pernyataan kasus, pasien sebelumnya tidak mengalami demam


namun gejala yang dirasakannya seperti hidung tersumabat, bersin – bersin sudah
berapa hari, selain itu mata pasien agak gatal dan sedikit berair dari gejala tersebut
dapat di simpulkan pasien mengalami syndrom influenza dimana influenza
merupakan infeksi saluran nafas atas yang disebabkan oleh virus dan biasanya
hidung tersumbat yang biasa juga disebut dengan flu.

Dari gejala yaga dirasakan oleh pasien seorang tenaga farmasi


merekomondasiakan obat yang akan di gunakan yaitu paracetamol 500 mg, CTM
2 mg dan phenylpropanelamine 25 mg.

Alasan di berikan obat paracetamol 500 mg karena untuk mengatasi agar


tidak terjadi demam dimana paracetamol berfungsi sebagai antiparotik yang
bekerja langsung pada pusat pengatur panas dihipotalamus. Alasan kedua diberi
CTM karena pasien merasakan pada matanya serasa agaka gatal dan untuk
mengurangi rasa gatal pada mata pasien diberikan CTM, dimana CTM bekerja
menghambat efek histamin pada pembuluh darah. Alasan ketiga diberi
phenylpropanelamine karena pasien merasakan hidung tersumbat dan bersin –
bersin dimana obat PPA ini bekerja merangsang reseptor alfa-adrenergik yang
menghasilkan vasokontraksi dan mengurangi hidung tersumbat.

Sebagai asisten apoteker informasi obat untuk pasien berupa cara


pemakaian obatnya untuk paracetamol 500 mg diminum sesuai dengan anjuran
dokter, dimana setiap 4-6 jam sekali. Untuk CTM 2 mg untuk orang dewasa 3-4
kali sehari sekali minum setelah makan dengan dosis maksimum 24 mg sehari
untuk phenylpropanelamine 25 mg, diminum setelah makan untuk terapi obatnya
digunakan selama penyakit dirasakan / sedang berlangsung.
Hal yang harus diperhatikan saat minum paracetamol jangan
menggunakan dalam jangka panjang untuk obat CTM yaitu ikuti petunjuk dosis
atau diminum sesuai anjuran dokter. Obat ini dapat diminum dengan makanan
atau susu apabila seorang memiliki penyakit magh untuk obat
phenylpropanelamine digunakan berhati – hati pada pasien dengan penyakit akut
hipertensi, diabetes militus, glukoma.utnuutnuk penyimpanan obatnya kami
anjurkan pada suhu ruangan jauhkan dari cahaya dan obat digunakan hanya padsa
saat sakit saja dan di hentikan ketika rasa sakit hilang.
IX. Kesimpulan
1. Berdasarkan gejala yang dirasakan pasien dimana tanda awal, mata
serasa agak gatal dan sedikit berair, kemudia telah bersin, hidung
tersumbat dan ingusan sehingga dapat disimpulkan assesment pada kasus
ini yaitu pasien mengalami syndrom influenza.
2. Terapi obat yang di rekomondasikan pada kasus ini yaitu :
a. Paracetamol 500 mg sebagai antibiotik ( mengatasi demam )
b. CTM 2 mg sebagai antihistamin ( mengatasi alergi pada mata )
c. Phenylpropanolamine 25 mg sebagai anti koarulstan ( mengatasi
hidung tersumbat ).
DAFTAR PUSTAKA

Aditma Y, 2006. “ mendeteksi dan mencegah penderita influenza” : Jakarta.

Fachy, Anthony s, 2008. “Harrison prinsif kedokteran internal 17” ed Amerika


Serikat : Mc. Gram. Hm Profesional.

Nelwan R.H.H., 2006. “influenza burung. Buku pakar penyakit dalam”. FKUI :
Jakarta

Tjay.TH. Rahardja K, 2002. “obat – obat penting : khasiat penggunaan dan efek
– efek samping edisi vi” Jakarta : penerbit PT. Elex media
kompotinda.

WHO Dengve and Hacmorr Hagic Fever, 2009. “Dines kesehatan provinsi jawa
tengah”

Anda mungkin juga menyukai