PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE KERJA
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Keterangan:
1. Penotolan
2. Noda 1
3. Noda 2
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum, dilakukan metode KLT dua dimensi dengan
menggunakan ekstrak dari hasil kerokan KLT-Preparatif. Pertama-tama, hasil
kerokan dari lempeng dilarutkan dengan metanol, setelah itu dilakukan
kromatografi kolom skala kecil dan hasil kolom ini ditampung dalam vial dan
diuapkan.
Untuk KLT dua dimensi, disiapkan alat dan bahan, dilarutkan ekstrak
dengan metanol, lalu ditotolkan pada lempeng yang sudah diaktifkan dibuat
perbandingan eluen. Kemudian dielusi hingga batas atas, setelah mencapai batas
atas dikeluarkan dan dikeringkan. Setelah itu lempeng diputar 90°. Tujuan dari
pemutaran lempeng 90° adalah agar memperpanjang jarak lintasan noda untuk
memperoleh senyawa tunggal. Setelah itu, dimasukkan kembali lempeng kedalam
chamber dengan menggunakan perbandingan eluen kedua, setelah mencapai batas
atas dikeluarkan dan dikeringkan. Dilihat noda yang tampak pada UV 366 nm.
Jika pada pengamatan menunjukkan bahwa pada kedua proses elusi yang
dilakukan terdapat satu bercak tunggal, maka dapat dikatakan bahwa bercak
tersebut merupakan senyawa tunggal.
Digunakan dua eluen yang rentang tingkat kepolarannya berbeda sedikit
agar bisa dilihat pergerakan noda atau hasil dari elusinya, apakah noda yang ingin
dibuktikan tunggal atau bisa dilihat kenaikannya sedikit demi sedikit sehingga
jelas hasilnya. Karena itu dipilih perbandingan eluen non polar ke polar. Setelah
terelusi dengan menggunakan kedua eluen dari non polar hingga polar, dilihat
penampakan nodanya pada UV 366 nm.
Bercak noda yang didapat pada eluen I yaitu noda tunggal begitu juga
dengan eluen kedua. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa yang didapat dari
ekstrak rimpang bangle yaitu senyawa tunggal.
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.
Hahn, Elke. 2007. Applied Thin-Layer Chromatography, Best Practice and
Avoidance of Mistakes. Second, Revised and Enlarge Edition.
Jerman: WILEY-VCH.
Harborne, J.B. 1984. Metode Fitokimia. Terjemahan oleh Kosasih Padmawinata
dan Iwang Soediro. 1996. ITB, Bandung.
Ibnu, Gholib Gandjar. Abdul Rahman. 2008. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka
Pelajar. Yogyakarta.
Mirosław A. Hawrył, Anna Hawrył, Edward Soczewinski. 2002. Application of
Normal- and Reversed-Phase 2D-TLC on a Cyanopropyl-
Bonded Polar Stationary Phase for Separation of Phenolic
Compounds from the Flowers of Sambucus nigra L., J. Planar
Chromatogr. Vol. 15. Page: 4 – 10.
Mona, Zakaria, Marie-France Gonnord, Georges Guichon. 1983. Applications of
two-dimensional thin-layer chromatography, J. Chromatogr.
Vol. 271. Page: 127–192.
Mondello L., Lewis A. C., Bartle K. D. (Editors). 2002. Multi-dimensional
Chromatography, Wiley, Chichester, UK.
Spangenberg B., Poole C.F., Weins C. 2010. Quantitative Thin Layer
Chromatography. A Practical Survey, Springer, Berlin.
Wall, Peter E. 2005. Thin-Layer Chromatography: A Modern Practical Approach.
Cambridge: Royal Society of Chemistry.
LAPORAN LENGKAP FITOKIMIA
PERCOBAAN V
“KLT 2 DIMENSI”
OLEH :
KELAS D2
Tanaman Bangle
BAB III
METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah botol coklat,
gelas ukur, lampu UV 366 nm, pipa kapiler, plat KLT 8 x 8 cm, dan
pipet teteS, vial, pipet tetes, hair dryer.
III.1.2 Bahan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN