Anda di halaman 1dari 3

1. Apa itu Duta Besar Keliling serta apakah Indonesia pernah memiliknya?

 Pengangkatan wakil-wakil diplomat dapat diperinci dalam dua kategori


berikut:
a. Duta Besar keliling, dimulai pada abad pertengahan yang sifatnya ad hoc
diamana hanya bersifat sementara yang memiliki keahlian dan pengalaman
di bidang tertentu. Perwakilan keliling bertugas sebagai delegasi ke
konferensi internasional. Di samping itu, perwakilan keliling ini
diakreditasikan pada perwakilan tertentu, dengan tugas mengadakan suatu
perundingan khusus tentang masalah tertentu.
b. Duta Besar tetap, dimulai pada abad 15 oleh negara Italia. Dengan adanya
kedutaan tetap, maka misi diplomatik secara tetap juga telah resmi
berlangsung antara negara-negara sampai sekarang.

 Sejak kemerdekaan Indonesia, terdapat orang-orang yang diangkat menjadi


Duta Besar Keliling antara lain;
1) Sutan Syahrir sebagai duta besar keliling (Ambassador at Large) Republik
Indonesia
2) Supeni Pudjobuntoro sebagai Duta Besar Keliling pada Zaman Presiden
Soekarno
3) Alamsjah Ratoe Perwiranegara sebagai duta besar keliling Non-blok untuk
urusan Timur Tengah
4) Hasnan Habib sebagai duta besar keliling gerakan Non-blok untuk Amerika
Utara
2. Apa itu Duta Besar Luar Biasa?
Duta besar atau lengkapnya Duta Besar Luar Biasa Dan Berkuasa Penuh adalah
pejabat diplomatik yang ditugaskan ke pemerintahan asing berdaulat, atau ke
sebuah organisasi internasional, untuk bekerja sebagai pejabat mewakili
negerinya.
Dalam penggunaan sehari-harinya dapat digunakan sebagai pejabat
setingkat menteri yang ditempatkan di negara asing. Pejabat diplomatik yang
melakukan tugas antara dua negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik
dikenal sebagai konsulat jenderal. Negara tuan rumah biasanya memberikan
kuasa kepada duta besar untuk menguasai daerah tertentu yang disebut sebagai
kedutaan, yang wilayahnya, staff, dan bahkan kendaraan biasanya diberikan
imunitas diplomatik ke banyak hukum di negara tersebut.
3. Alasan Indonesia pernah putus hubungan diplomatic dengan Portuga

Hubungan diplomatik RI – Portugal secara formal dimulai pada saat Portugal


membuka legation di Jakarta pada 13 Mei 1950. Pembukaan kantor ini dilakukan
setelah pada tanggal 28 Desember 1949 Portugal mengakui kemerdekaan
Indonesia. Segera setelah dibuka legation di Jakarta.

Setelah 15 tahun menjalin hubungan resmi, pada 1 Januari 1965 Indonesia


secara resmi memutuskan hubungan diplomatik dengan portugal. Alasan
pemutusan hubungan antara lain untuk menghindari kritik negara-negara
anggota Gerakan Non-Blok bahwa Indonesia memiliki hubungan diplomatik
dengan salah satu negara penjajah, padahal penjajahan bertentangan dengan
prinsip-prinsip Non-Blok. Hubungan diplomatik yang putus sejak 1 Januari 1965
dibuka kembali pada 21 Januari 1975 setelah rezim baru yang berkuasa di
Portugal melakukan “ Revolusi Mawar Merah” tahun 1974. Namun hubungan
diplomatik kedua negara kembali ke tingkat yang paling rendah dengan
pemutusan hubungan sepihak oleh pemerintah Portugal pada tanggal 7
Desember 1975, ketika Portugal menutup kedubesnya di Jakarta dan sekaligus
meminta Indonesia untuk menutup KBRI Lisabon. Karena terjadi permasalahan
di timor timur dimana adanya intervensi militer Indonesia hingga berlanjut ke
Sidang Majelis Umum PBB.

Kepentingan Indonesia di Portugal selanjutnya ditangani melalui Kedutaan


Besar Filipina; sedangkan kepentingan Portugal di Indonesia diurus melalui
Kedutaan Besar Belanda. Setelah Kedubes Filipina di Portugal di tutup pada akhir
Juni 1976, Indonesia belum melihat urgensi untuk meminta bantuan negara lain.

Lembaran baru antara kedua negara dimulai kembali setelah pembukaan


interests section pada Januari 1999 yang diikuti dengan pemulihan hubungan
diplomatik pada 28 Desember 1999. Menurut Portugal, bahwa Timor Timur
bukanlah elemen pemisah akan tetapi merupakan elemen perekat antara
Indonesia dan Portugal bahkan dengan Pemerintah Australia. Sikap forward-
looking sudah mulai tampak dalam masyarakat Portugal yang semula bersikap
apriori atas kebijakan Pemerintah RI. Setelah normalisasi hubungan diplomatik
Indonesia-Portugal pada tanggal 28 Desember 1999, kedua negara telah
menunjukkan komitmen yang kuat untuk membangun kembali hubungan
bilateral yang sempat terputus karena masalah Timor Timur.
HUKUM DIPLOMATIK DAN HUBUNGAN
INTERNASIONAL

Oleh :
I Dewa Gede Agung Dyas Praditya

NIM: 1503005174

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018

Anda mungkin juga menyukai