Anda di halaman 1dari 3

PERIKATAN BERSYARAT (Voorwaardelijk)

1 Pengertian

Perikatan Bersyarat merupakan suatu perikatan yang digantungkan pada suatu


kejadian dikemudian hari yang masih belum tentu akan atau tidak terjadi. Sehingga
perjanjian seperti ini akan terjadi jika syarat-syarat yang ditentukan itu terjadi.
Menurut pasal 1253 KUHPerdata, suatu perikatan adalah bersyarat manakala ia
digantungkan pada suatu peristiwa yang masih akan datang dan yang masih belum
terjadi, baik secara menangguhkan perikatan hingga terjadinya peristiwa semacam
itu, maupun secara membatalkan menurut terjadi atau tidak terjadinya peristiwa
tersebut. Perikatan bersyarat dapat dibedakan menjadi tiga, yakni:

a Perikatan dengan syarat tangguh

Sesuai pasal 1263 KUH Perdata, Suatu perikatan dengan suatu syarat tangguh
adalah suatu perikatan yang bergantung pada suatu peristiwa yang masih akan
datang dan yang masih belum tentu akan terjadi, atau yang bergantung pada
suatu hal yang sudah terjadi tetapi tidak diketahui oleh kedua belah pihak. Dalam
hal yang pertama perikatan tidak dapat dilaksanakan sebelum,peristiwa telah
terjadi dalam hal yang kedua perikatan mulai berlaku sejak hari ia dilahirkan,.

b Perikatan dengan syarat batal

Sesuai pasal 1265 KUH Perdata, Suatu syarat batal adalah syarat yang apabila
dipenuhi, menghentikan perikatan, dan membawa segala sesuatu kembali pada
keadaan semula, seolah-olah tidak pernah ada suatu perikatan. Syarat ini tidak
menangguhkan pemenuhan perikatan, hanyalah mewajibkan siberpiutang
mengembalikan apa yang telah diterimanya, apabila peristiwa yang dimaksudkan
terjadi.
c Perikatan dengan ketetapan waktu

Syarat ketetapan waktu adalah pelaksaan perikatan itu digantungkan pada


waktu yang di tetapkan.

Undang-undang menentukan syarat-syarat yang tidak boleh dicantumkan pihak


didalam suatu perikatan. Apabila syarat itu dicantumkan, maka perikatan tersebut
batal. Syarat-syarat tersebut adalah:

a bertujuan melakukan sesuatu yang tidak mungkin terlaksana (Pasal 1254


KUHPerdata),
b bertentangan dengan kesusilaam,
c dilarang undang-undang (Pasal 1254 KUHPerdata),
d pelaksanaannya bergantung dari kemauan orang yang terikat

bersyarat manakala ia digantungkan pada suatu peristiwa yang masih akan


datang dan yang masih belum terjadi, baik secara menangguhkan perikatan
hingga terjadinya peristiwa semacam itu, maupun secara membatalkan menurut
terjadi atau tidak terjadinya peristiwa tersebut

2 Unsur-Unsur
Dari Definisi Perikatan Bersyarat di atas dapat ditarik unsur-unsur dalam Perikatan
Bersyarat yaitu,
(1) Bersyarat (memilki syarat tertentu),
(2) Digantungkan pada suatu peristiwa,
(3) Akan datang dan yang masih belum terjadi,
(4) Menangguhkan, Membatalkan atau tidak terjadinya peristiwa.

3 Contoh
1) Contoh Perikatan dengan syarat tangguh
Saat Ananda berjanji akan menjual mobilnya saat dia dipindahkan ke
luar negeri. Yang berarti mobilnya hanya dapat dibeli pada saat Ananda
dipindahkan ke luar negeri, bila tidak terjadi maka tidak ada perikatan tentang
penjualan mobil.
Saat Saputra setuju apabila Try, adiknya, mendiami rumahnya setelah
Try menikah. Menikah adalah peristiwa yang masih akan terjadi dan belum
pasti terjadi. Jadi disaat nanti Try menikah maka Saputra wajib menyerahkan
rumahnya untuk didiami Try.

2) Contoh Perikatan dengan syarat batal


saat Steven mau menyewakan rumahnya kepada Nugraha dengan
syarat tidak dijadikan tempat kost. Bila suatu ketika Nugraha menggunakan
rumah Steven yang telah disewanya sebagai tempat kost maka perikatan
tersebut akan batal.

3) Contoh Perikatan dengan ketetapan waktu


Saat Deandra berjanji kepada Lisa bahwa ia akan membayar utangnya
dengan gaji bulanannya pada tanggal 1 Desember 2016. Dalam hal ini gaji
bulannannya sudah pasti karena dalam waktu dekat, Deandra akan
mendapatkan gaji sehingga pembayaran utang pada tanggal 1 Desember 2016
sudah dipastikan

Anda mungkin juga menyukai