PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan IPTEK menyebabkan
perubahan di berbagai faktor seperti faktor ekonomi dan sosial.
Perkembangan tersebut juga menyebabkan perubahan pada pola hidup
manusia. Kebanyakan masyarakat saat ini lebih memilih makanan cepat saji
yang sebenarnya makanan tersebut kurang baik untuk kesehatan, karena
banyak mengandung lemak dengan sedikit serat. Disamping itu, cara hidup
yang sibuk menyebabkan tidak adanya kesempatan untuk melakukan
aktifitas fisik yaitu berolahraga. Salah satu perubahan pada pola hidup yang
seperti ini mengakibatkan gangguan metabolisme dalam tubuh misalnya
hiperlipidemia.
Survei terkini di 8 negara Asia melaporkan, 50 penduduk Asia gagal
menurunkan kadar kolesterol jahat mereka sesuai target yang disarankan
dalam panduan pengobatan. Di Indonesia, kegagalan ini bahkan mencapai
70%. Jumlah yang sangat besar, tidak mengherankan jika penyakit-penyakit
seperti jantung koroner dan stroke masih menjadi salah satu faktor terbesar
terjadinya kematian di Indonesia dengan angka kematian 17 juta orang
pertahun. Prediksi ini seharusnya membuat kita sadar untuk selalu menjaga
kondisi kolesterol dalam keadaan normal. Berdasarkan laporan Badan
Kesehatan Dunia pada tahun 2002, tercatat sebanyak 4,4 juta kematian
akibat hiperlipidemia atau sebesar 7,9% dari jumlah kematian terjadi pada
usia muda.
Saat ini penyakit hiperlipidemia termasuk penyebab kematian pada
penduduk Indonesia. Yang dapat mengakibatkan terjadinya hiperlipidemia
yaitu keadaan di mana kadar lemak darah naik. Kondisi hiperlipidemia bila
berkelanjutan memicu terbentuknya aterosklerosis (hilangnya elastisitas
disertai penyempitan dan pengerasan pembuluh darah arteri). Pada sebagian
besar penderita hiperlipidemia dapat dikontrol dengan diet dan olahraga.
Namun, bisa juga dengan bantuan obat penurun kadar lipid darah atau
antihiperlipidemia.
Hiperlipidemia atau kadang-kadang disebut dislipidemia terjadi akibat
jumlah lipid utama (lemak) dalam darah (kolesterol atau trigliserida)
berlebih, karena gangguan metabolisme atau kelainan transportasi lipid
yang dapat juga merupakan kelainan genetik (keturunan) dari penyakit lain
(seperti diabetes, gangguan tiroid, penyakit hati, atau ginjal).
Hiperlipidemia disebabkan adanya lemak nabati / kolesterol yang terlalu
tinggi. Jika kalori dalam makanan yang dikonsumsi melebihi dari batas yang
diperlukan oleh tubuh, kalori yang berlebihan akan tersimpan di dalam otak
dalam bentuk trigliserida dan menjadi lemak, lalu hal tersebut menyebabkan
kandungan lemak dalam darah meningkat.
Berdasarkan uraian diatas, maka pada makalah ini akan di bahas tentang
Hiperlipidemia meliputi patofisiologi, manifestasi klinik,, diagnosis, terapi,
interaksi obat dan nama obat lengkap (paten dan generik) serta evaluasi
terapi.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi hiperlipidemia
2. Untuk mengetahui patofisiologi hiperlipidemia
3. Untuk mengetahui cara mendiagnosis hiperlipidemia
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis hiperlipidemia
5. Untuk mengetahui terapi yang diberikan pada penderita hiperlipidemia
6. Untuk mengetahui interaksi obat serta nama obat generik/ paten
antihiperlipidemia
7. Untuk mengetahui evaluasi terapi hiperlipidemia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hiperlipidemia adalah suatu kondisi kadar lipid darah yang melebihi
kadar normalnya. Hiperlipidemia disebut juga peningkatan lemak dalam darah
dan karena sering disertai peningkatan beberapa fraksi lipoprotein, disebut juga
hiperlipoproteinemia. Hiperlipidemik dapat berupa hiperkolesterolemia dan
hipertrigliseridemia (Kumalasari, 2005).
Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi
sebagai sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak
diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dan bisa
disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan di kemudian hari.
Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu
melindungi tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari
selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta empedu. Dua
lemak utama dalam darah adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak mengikat
dirinya pada protein tertentu sehingga bisa larut dalam darah; gabungan antara
lemak dan protein ini disebut lipoprotein. Lipoprotein yang utama adalah :
1. Kilomikron
2. VLDL (Very Low Density Lipoproteins)
3. LDL (Low Density Lipoproteins)
4. HDL (High Density Lipoproteins)
a. Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein yang paling besar, dibentuk di usus dan
membawa trigliserida yang berasal dari makanan. Beberapa ester
kolestril juga terdapat pada kilomikron. Kilomikron melewati duktus
toraksikus ke aliran darah. Trigliserida dikeluarkan dari kilomikron pada
jaringan ekstrahepatis melalui suatu jalur yang berhubungan dengan
VLDL yang mencakup hidrolisi oleh sistem lipase lipoprotein (LPL),
suatu penurunan progresif pada diameter partikel terjadi ketika
trigliserida di dalam inti tersebut dikosongkan. Lipid permukaan , yakni
apo-A-1, apo-A-II, dan apo-C, ditransfer ke dalam hepatosit.
b. Very Low Density Lipoprotein (VLDL)
Hati mensekresikan VLDL yang berfungsi sebagai sarana untuk
mengekspor trigliserida ke jaringan perifer. VLDL mengandung Apo-
B-100 dan Apo-C. trigliserida VLDL dihidrolisis oleh lipase lipoprotein
menghasilkan asam lemak bebas untuk disimpan didalam jaringan
seperti di otot jantung dan otot rangka. Hasil dari deplesi trigliserida
menghasilkan sisa yang disebut lipoprotein berdensitas menengah
(IDL). Partikel LDL mengalami endositosis secara langsung oleh hati,
sisa HDL dikonversi menjadi LDL dengan menghilangkan trigliserida
yang diperantaraioleh lipase hati. Proses tersebut menjelaskan fenomena
klinis pergeseran beta. Peningkatan VLDL dalam plasma dapat
disebabkan karena peningkatan sekresi precursor VLDL dan juga
penurunan katabolisme LDL.
c. Low Density Lipoprotein (LDL)
Katabolisme LDL terutama terjadi didalam hepatosit dan dalam
sebagian besar sel bernukleus melibatkan endositosis yang diperantarai
oleh reseptor berafinitas tinggi. Ester kolesteril dari inti LDL kemudian
dihidrolisis, yang menghasilkan kolesterol bebas untuk sintesis
membrane sel. Ses-sel juga mendapatkan kolesterol dari sintesis de-
novo melalui suatu jalur yang melibatkan pembentukan asam mevalonat
yang dikatalisis oleh HMG koA reduktase. Hati memainkan peran utama
dalam pengolahan kolesterol tubuh. Tidak seperti sel lainnya, hepatosit
mampu mengeliminasi kolesterol dari tubuh melalui sekresi kolesterol
dalam empedu dan mengkonversikan kolesterol menjadi asam empedu
yang juga disekresikan dalam empedu.
d. High Density Lipoprotein (HDL)
Apolipoprotein disekresi oleh hati dan usus. Sebagian besar lipid dari
permukaan satu lapis kilomikron dan VLDL selama liposis. HDL juga
mendapatkan kolesterol dari jaringan perifer dari suatu jalur yang
melindungi homeostasis kolesterol sel. HDL juga dapat membawa ester
kolestril langsung ke hati melalui suatu reseptor pengait/ docking
(reseptor scavenger, SR-BI) yang tidak melakukan endositosis terhadap
lipoprotein (Bertram, Katzung).
2.3 Patofisiologi
Kolesterol adalah suatu jenis lemak yang ada dalam tubuh dan dibagi
oleh lipoprotein yang bernama LDL untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang
memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat
HDL dibentuk di usus dan hati, HDL ini akan menyerap kolesterol bebas
dari pembuluh darah, atau bagian tubuh lain seperti sel makrofag, kemudian
ini memiliki kolesterol paling banyak dan akan membawa kolesterol tersebut
disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke hati yang
asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak dari pada HDL
pembuluh darah.
2.4 Etiologi
1. Hiperkolesterolemia
c. hiperkolesterolemei apoligenik
hiperlipidemia :
trigliserida.
lipoprotein berlebih.
bahkan penderita tidak merasakan adanya gejala penyakit sama sekali. Namun
2. sakit kepala dan pegal-pegal sebagai gejala awal. Gejala ini muncul
sebagai akibat dari kekurangan oksigen. Kadar lipid yang tinggi akan
kurang.
3. Gejala yang lain adalah adanya endapan lemak yang akan membentuk
dan di dalam kulit. Kadar trigliserida (sampai 800 mg/dL atau lebih)
selama 6-12 jam. Kadar lemak yang diperiksa meliputi kolesterol total,
gagal jantung, iskemia, stroke, dan bentuk lain dari penyakit arteri perifer
2. Meningkatkan konsumsi lemak tak jenuh dan serat larut dalam bentuk
ESO : kemerahan pada kulit disertai perasaan panas pada yang tidak
sekresi tubular asam urat dank arena itulah mudah terjadi hiperurisemia dan
pirai
2. Derivat Fibrat
Mekanisme : Menybabakan penurunan triasilgliserol dengan memacu
polos)
hiperlipidemia tipe 1
koagulan sepintas.
tersebut diminum 1-2 jam sebelum, atau 4-6 jam setelah resin pengikat asam
empedu diminum.
4. Probukol
klasifikasi plak.
Mekanisme :
intraselular.
ESO : (mialgia, kelelahan otot, SGPT, dan SGOT naik), sakit kepala,
transaminase)
fluvastatin.
1. Respon terhadap diet dan terapi obat dengan pengukuran kolesterol total,
4. Pasien denga faktor resiko beragam dan penyakit jantung coroner sebaiknya
berhenti total merokok, kontrol berat badan, kontrol glikemik (bila diabetes)
8 minggu setelah dosis awal atau perubahan dosis, tes fungsi hati, kadar
asam urat.
REFERENSI
ISO Indonesia. 2013. ISO Informasi Spesialite Obat Indonesia Vol 48. PT ISFI
Penerbitan, Jakarta.
Mary. J. Mycek et al 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar ed 2. Widya Medika,
Jakarta.
EGC Jakarta
Jakarta