Anda di halaman 1dari 4

Urai Rifaldy Aryandi

20150340091

LO BLOK 16 SKENARIO 4

1. Prinsip mekanis dalam pencabutan gigi


A. Perluasan soket tulang agar gigi yang terdapat di dalamnya bisa dicabut. Ini diperoleh
dengan menggunakan gigi sebagai instrumen dilatasi, dan merupakan faktor terpenting
dalam ‘pencabutan dengan tang’. Supaya berhasil, gigi yang ada harus dapat dijepit dengan
kuat oleh ujung tang. Bentuk akar gigi harus cukup dapat membesarkan soket tulang,
sehingga dapat dilakukan pencabutan gigi dari soketnya.

Semua fragmen tulang yang goyang lebih dari setengah perlekatan periosteal harus diangkat
dari daerah bekas pencabutan karena adanya fragmen tulang tersebut dapat menyebabkan
aliran darah tidak sempurna dan pecahan tulang tersebut menjadi mati. Adanya fragmen
tulang yang nonvital merupakan penyebab perdarahan setelah dilakukan pencabutan,
keterlambatan penyembuhan, serta infeksi pada daerah bekas pencabutan sampai
dilakukan pengangkatan fragmen tulang tersebut.
B. Penggunaan ungkitan dan filkrum untuk memaksa gigi atau akar gigi keluar dari soket
dengan arah tahanan yang terkecil. Ini adalah faktor dasar penggunaan bein untuk
pencabutan gigi dan akar gigi,
C. Dimasukkannya satu atau lebih pengganjal di antara gigi-akar gigi dan soket tulang, sehingga
dapat menyebabkan gigi terungkit ke luar dari soketnya. Pada kebanyakan kasus, faktor ini
dapat diabaikan bila tulang alveolar tempat gigi tertanam elastis. Meskipun demikian, hal ini
dapat menjelaskan mengapa beberapa akar konus dari gigi premolar bawah dan molar
terkadang ‘melompat’ dari soket tulang begitu ujung tang menjepitnya.
Urai Rifaldy Aryandi
20150340091

2. Kesalahan yang biasa terjadi pada penggunaan alat ekstraksi

3. Teknik dan alat ekstraksi yang sesuai (untuk masing masing gigi) serta prinsip penggunaan tang
bein saat ekstraksi
A. Kekuatan dasar pada ekstraksi gigi maksila berposisi normal pada arkus dentinalis
Kekuatan dasar pertama yang diberikan kepada gigi maksila pada waktu ekstraksi ialah
menggerakan forsep ke apikal gigi sampai paruh forsep memegang leher akar gigi dan
bersandar pada sementum. Kekuatan pertama itu diikuti dengan kekuatan tekan ke arah
tulang bukal dan lingual dan kekuatan putar (rotasi) ke arah mesio-distal tergantung pada
keadaan gigi itu sendiri
Urai Rifaldy Aryandi
20150340091

a. Gigi incisivus sentralis, lateralis, serta caninus. Kekuatan tekan ke labial, diikuti tekan ke
lingual lalu tekan ke labial lagi cliikuti dengan rotasi ke mesial (dapat ditambah ke distal)
lalu mengangkat gigi ke luar
b. Gigi premolar pertama dan kedua. Tekanan ke arah bukal, lalu ke arah lingual, kalau
diperlukan tambahkan tekanan rotasi ke mesio-distal sedikit sambil menarik gigi keluar
soket gigi ke arah bukal. Untuk P2 menarik bisa lingual/bukal
c. Gigi Molar Pertama dan Kedua. Tekanan ke arah bukal lalu ke arah lingual, kemudian
gigi ditarik keluar dan soket gigi ke arah bukal.
d. Gigi Molar Ketiga. Tekanan ke arah bukal diikuti tekanan rotasi ke arah distal. Gerakan
itu dapat dilakukan bila keadaan masing-masing akar tidak melebar (devergen) atau
masing-masing akar berpadupadan (fused).
B. Kekuatan dasar pada ekstraksi gigi mandibula
Tekanan awal yang digunakan pada ekstraksi semua gigi mandibula ialah kekuatan ke apikal
sampai paruh forsep memegang leher akar gigi dan bersandar pada bagian sementum
a. Gigi incisivus sentralis dan lateralis. Tekanan ke labial, tekanan ke lingual lalu rotasi ke
arah mesio-distal sedikit dan kemudian gigi ditarik keluar soket gigi ke arah labial
b. Gigi caninus. Tekanan ke labial dengan rotasi ke mesial dan gigi ditank ke luar soket gigi
ke arah labial.
c. Gigi premolar pertama dan kedua. Tekanan ke arah bukal dengan sedikit rotasi ke
mesiodistal dan gigi ditarik ke luar soket gigi ke arah bukal
d. Gigi molar pertama dan kedua. Tekanan ke arah bukal lalu ke arah lingual, kadang dapat
dibantu dengan sedikit tekanan rotasi mesio-distal dan tarik gigi ke arah bukal.
e. Gigi molar ketiga. Tekanan ke arah bukal kadang dicoba untuk menambah rotasi mesio-
distal dan gigi ditarik ke arah bukal atau lingual.

4. Tatalaksana gigi yg goyah tsb?

5. Persiapan sebelum pencabutan?


Urai Rifaldy Aryandi
20150340091

6. Faktor penyulit pencabutan gigi?


Gigi dengan mahkota bertanda atrisi biasanya memiliki ruang pulpa yang sudah
mengalami kalsifikasi dan rapuh. Gigi tanpa pulpa biasanya memiliki akar yang telah teresorbsi
dan sering rapuh. Kerusakan mahkota yang luas karena karies atau trauma akan mempersulit
penempatan dan adaptasi tang (Howe, 1993, Pedersen, 1996).
Struktur pendukung gigi dan struktur yang berdekatan dapat menjadi penyulit dalam
pencabutan gigi. Gigi didekatnya yang malposisi dan berjejal rentan terhadap fraktur atau
luksasi dan sering mempersulit adaptasi tang. Gigi yang telah memanjang dan tidak mempunyai
antagonis membutuhkan tekanan pencabutan sedemikian rupa sehingga ada kemungkinan
prosesus alveolaris menjadi fraktur
Gambaran akar gigi yang akan menimbulkan kesulitan dalam pencabutan gigi adalah
kelainan jumlah, bentuk, dan pola akar gigi, karies yang meluas ke akar gigi, fraktur / resorbsi
akar gigi, hipersementosis dan ankilosis. Akar yang panjang dan tipis diperkirakan mudah
fraktur. Akar yang melengkung/delaserasi juga mudah fraktur dan memblokir arah pencabutan.
Akar bulbus dan sangat besar atau hipersementosis apikal merupakan kontra indikasi
pencabutan dengan tang. Akar gigi yang teresorbsi dan gigi geligi yang dirawat endodontic
cenderung mudah fraktur. Fusi sementum dengan tulang biasanya menyertai perawatan
endodontik atau trauma sehingga menimbulkan ankilosis. Keadaan ini akan mempersulit
pencabutan sehingga pencabutan harus dilakukan secara pembedahan/open method extraction
(Pedersen, 1996 ,Peterson, 2003).

Anda mungkin juga menyukai