STIKes WIRA MEDIKA PPNI BALI TAHUN AJARAN 2014 1. Apa yang sudah dipelajari dari perkuliahan Transkultural nursing II? Ada banyak hal yang sudah saya pelajari dari pembelajaran transkultural nursing II ini. Pelajaran ini identik dengan kebudayaan, kebudayaan merupakan hal yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, nilai, bahasa, kesenian, sikap, moral, hukum, adat-istiadat, agama, dan kebiasaan yang didapatkan dari manusia sebagai anggota masyarakat. Pentinganya mempelajari budaya yang berbeda adalah suatu saat kita akan menemukan klien yang memiliki budaya yang berbeda dengan kita sehingga pada saat itu kita akan mampu menghargai perbedaan dan keragaman budaya, mapu memberikan solusi serta mengatasi konflik dalam perawatan terkait dengan budaya, dan bijaksana dalam menangani klien yang memiliki budaya yang berbeda. Saya juga mempelajari hal-hal yang sangat kecil namun sangat penting dan berarti, seperti sebagai seorang mahasiswa dan calon perawat kita harus membudayakan culture sensitive, karena kita harus lebih sensitive terhadap klien dan budayanya agar bisa memberikan kenyamanan lebih pada saat memberikan asuhan atau pelayanan kepada klien. Saya juga mempelajari stigma, dimana stigma adalah penilaian negative atau persepsi yang negative yang dilakukan sekelompok orang terhadap sesuatu. Stigma memberikan dampak yang negative terhadap orang yang dikenai stigma, jika stigma ini dibiarkan saja tentunya akan mempersulit keadaan klien. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi stigma, seperti : melakukan atau memberikan edukasi kepada individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat terkait masalah kesehatan yang dihadapi; melakukan pendekatan; memberikan dukungan; meningkatkan dukungan keluarga, kelompok dan masyarakat kepada penderita. Etika juga merupakan hal penting yang harus dipelajari, karena etika merupakan refleksi mengenai makna kewajiban dan tanggung jawab, serta bagaimana kita harus bertingkah laku. Saya dan teman-teman juga mendapatkan pelajaran menganai budaya kerja dan etos kerja, dimana pelajaran ini sangat memberikan motifasi dan membuka pikiran saya. Setiap kerja yang kita dapatkan harus kita syukuri dan dikerjakan sepenuh hati, jangan suka mengeluh, menunda, ataupun malas melakukan suatu pekerjaan. Ada banyak etos kerja yang bisa kita kembangkan antara lain kerja adalah rahmat, amanah, panggilan, aktualisasi, ibadah, seni, kehormatan, dan pelayanan. Ada juga budaya kerja Jepang dengan konsep kaizen yang bisa kita tiru karena konsep ini penting untuk perbaikan, konsep ini menekankan pada proses dan bukannya hasil. Konsep kaizen ini terdiri dari lima pedoman yaitu : seiri (bereskan) artinya bersihkan peralatan yang tidak dipakai/dokumen yagn tidak diperlukan lagi; seiton (simpan dengan teratur) yaitu disiplin ditempat kerja dengan melakukan penyimpanana fungsional dan membuang waktu untuk mencari barang; seiketstu (kebersihan diri) yaitu jadikan kebiasaan tetap bersih dan rapi pada diri sendiri; shitsuke (disiplin) yaitu pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang berdisiplin; dan seiso (bersihkan disiplin) yaitu pembentukan kebiasaan dan tempat kerja yang berdisiplin. Saya juga mempelajari tentang standar pelayanan minimal, kepuasan kerja serta keragaman budaya. Disini saya mempelajari tentang pengertian dari standar pelayanan minimal tersebut, kemudian mempelajari tentang standar pelayanan yang berbeda-beda yang dimiliki di RSU, RSUD, serta puskesmas, serta kepuasan kerja. Standar merupakan hal yang harus dimiliki unit terkecil yang menimbulkan budaya dan kepuasan. Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan menyenangkan atau tidaknya pekerjaan. Terdapat beberapa teori kepuasan kerja yaitu teori ketidaksesuaian dan teori keadilan serta teori dua factor. Hal yang perlu dinilai dari kepuasaan kerja yaitu reability (kepercayaan), assurance (asuransi), tangibles (kenyataan), empathy serta responsiveness (tanggung jawab). Wawancara juga menjadi salah satu tugas yang saya dan teman- teman dapatkan. Kami mendapatkan tugas mewawancarai orang yang berasal dari Australia atau orang yang bekerja disana. Banyak sekali perbedaan antara budaya di Indonesia dan di Australia baik dari segi budaya kerja maupun cara berkomunikasinya. Di kelas saya ada 5 kelompok yang mewawancarai 5 negara yang berbeda, ada Amerika, Australia, Eropa, China, dan Jepang. Ternyata ke lima tempat tersebut memiliki persamaan dan perbedaan budaya. Misalnya sama-sama menganggap taboo membicarakan umur, status, masalah keuangan pada saat bertemu dengan orang asing dan lain sebagainya. Intinya ketika kita bertemu dengan klien yang memiliki budaya yang berbeda dengan kita, kita harus mampu menyesuaikan diri dengan budaya klien, bukan klien yang menyesuaikan dengan budaya kita. Mempelajari tentang Pengobatan Tradisional Bali yang Merakyat. Pada kuliah ini diperkenalkan budaya bali dalam segi pengobatan. Adanya suatu keyakinan yang kuat oleh masyarakat Bali terhadap budaya pengobatan tradisonal karena : a. Merupakan budaya bangsa b. Ada sumber tertulis (USADA) c. Pelaksananya Balian Usada d. Ada konsumen masyarakat Bali
Pengobatan tradisonal dan modern memang sangat berbeda,
tetapi di jaman sekarang keduanya saling bersinergis antara satu dengan yang lainnya karena kita lihat masyarakat masih menjaga budaya tersebut dan hal yang penting harus dilakukan adalah persamaan persepsi akan pentingya hal kemanusiaan dalam menolong sesama agar terhindar jauh dari perbuatan malpraktik dan pemahaman yang salah akan pentingya suatu kesehatan.
2. Apa hal-hal menarik yang ditemukan selama perkuliahan ?
Hal yang selalu menjadi menarik bagi saya adalah mempelajari hal-hal baru, hal-hal yang bisa membuka pikiran dan wawasan saya mengenai keanekaragaman budaya tiap individunya. Bisa mengetahui budaya dari beberapa negara, apa hal yang bisa dilakukan dan apa hal yang tidak bisa dilakukan jika bertemu klien dengan budaya yang berbeda, hal ini sangat menyenangkan. Kedatangan pakar juga sangat bagus, karena bisa membuat saya merasa dekat dengan budaya Jepang. Andaikan ada banyak pakar lagi yang bisa datang dan menceritakan pengalamannya, pastilah akan sangat menambah wawasan kita mengenai budaya keperawatan dari negara yang bebeda. Kita juga harus menyukai apa yang kita kerjakan saat ini. Selain kepuasan kerja terdapat juga kepuasan klien. Kepuasaan klien ini juga sangat penting karena untuk menunjang bagaimana kita bisa menjadi perawat yang profesional.