Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PERSAINGAN: MODEL LIMA KEKUATAN

PORTER

Oleh: Neneng Lely Amelia

Npm: 155020068

Kelas: B

A. Pengertian

Lima kekuatan Porter adalah kerangka untuk analisis industri dan


pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh Michael E. Porter dari
Harvard Business School pada 1979. Menggunakan konsep-konsep
pengembangan, Organisasi Industri ekonomi untuk menurunkan lima kekuatan
yang menentukan intensitas kompetitif dan karena itu daya tarik dari pasar. Porter
menyatakan bahwa kelima kekuatan bersaing tersebut dapat mengembangkan
strategi persaingan dengan mempengaruhi atau mengubah kekuatan tersebut agar
dapat memberikan situasi yang menguntungkan bagi perusahaan.

Model lima kekuatan yang dikembangkan oleh Michael Porter,


memperluas bidang untuk analisis bersaing. Secara historis, pada saat mengamati
lingkungan persaingan, perusahaan berkonsentrasi pada perusahaan yang menjadi
pesaing langsung mereka. Tetapi pada saat ini, persaingan dipandang sebagai
kelompok cara alternatif bagi konsumen untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan daripada hanya sebagai pesaing langsung. Secara umum, semakin kuat
dorongan bersaing, akan semakin rendah laba yang mungkin dapat dicapai
perusahaan dalam industri tersebut.
B. Model Lima Kekuatan Porter

Ruang lingkup kelima kekuatan bersaing tersebut, antara lain:

1. Threat of new entrants (Hambatan bagi Pendatang Baru)

Kekuatan ini menentukan seberapa mudah (atau sulit) untuk masuk


ke industri tertentu. Jika Industri tersebut bisa mendapatkan profit yang
tinggi dengan sedikit hambatan maka pesaing akan segera bermunculan.
Semakin banyak perusahaan saingan (kompetitor) yang bersaing pada
market yang sama maka profit atau laba akan semakin menurun.
Sebaliknya, semakin tinggi hambatan masuk bagi pendatang baru maka
posisi perusahaan kita yang bergerak di industri tersebut akan semakin
diuntungkan.
Beberapa hambatan bagi para pendatang baru diantaranya adalah seperti :

a) Memerlukan dana atau modal yang tinggi


b) Teknologi yang tinggi
c) Hak Paten, Merek dagang
d) Skala Ekonomi
e) Loyalitas Pelanggan
f) Peraturan Pemerintah
2. Bargaining power of suppliers (Daya Tawar Pemasok)
Daya tawar pemasok yang kuat memungkinkan pemasok untuk
menjual bahan baku pada harga yang tinggi ataupun menjual bahan baku
yang berkualitas rendah kepada pembelinya. Dengan demikian,
keuntungan perusahaan akan menjadi rendah karena memerlukan biaya
yang tinggi untuk membeli bahan baku yang berkualitas tinggi.
Sebaliknya, semakin rendah daya tawar pemasok, semakin tinggi pula
keuntungan perusahaan kita.
Daya tawar pemasok menjadi tinggi apabila hanya sedikit pemasok
yang menyediakan bahan baku yang diinginkan sedangkan banyak
pembeli yang ingin membelinya, hanya terdapat sedikit bahan baku
pengganti ataupun pemasok memonopoli bahan baku yang ada.
3. Bargaining power of buyers (Daya Tawar Pembeli)

Kekuatan ini menilai daya tawar atau kekuatan penawaran dari


pembeli/konsumen, semakin tinggi daya tawar pembeli dalam menuntut
harga yang lebih rendah ataupun kualitas produk yang lebih tinggi,
semakin rendah profit atau laba yang akan didapatkan oleh perusahaan
produsen. Harga produk yang lebih rendah berarti pendapatan bagi
perusahaan juga semakin rendah. Di satu sisi, Perusahaan memerlukan
biaya yang tinggi dalam menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
Sebaliknya, semakin rendah daya tawar pembeli maka semakin
menguntungkan bagi perusahaan kita. Daya tawar pembeli tinggi apabila
jumlah produk pengganti yang banyak, banyak stok yang tersedia namun
hanya sedikit pembelinya.

4. Threat of substitutes (Hambatan bagi Produk Pengganti)

Hambatan atau ancaman ini terjadi apabila pembeli/konsumen


mendapatkan produk pengganti yang lebih murah atau produk pengganti
yang memiliki kualitas lebih baik dengan biaya pengalihan yang rendah.
Semakin sedikit produk pengganti yang tersedia di pasaran akan semakin
menguntungkan perusahaan kita.

5. Rivalry among existing competitors (Tingkat Persaingan dengan


Kompetitor)

Kekuatan ini adalah penentu utama, perusahaan harus bersaing


secara agresif untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar. Perusahaan
kita akan semakin diuntungkan apabila posisi perusahaan kita kuat dan
tingkat persaingan pada pasar (Market) yang sama tersebut yang rendah.
Persaingan semakin ketat akan terjadi apabila banyak pesaing yang
merebut pangsa pasar yang sama, loyalitas pelanggan yang rendah, produk
dapat dengan cepat digantikan dan banyak kompetitor yang memiliki
kemampuan yang sama dalam menghadapi persaingan.

C. Analisis Persaingan: Model Lima Kekuatan Porter

Lima kekuatan persaingan dalam model ini menentukan potensi esensi


pendapatan dari industri tersebut atau segmen turunan dari sebuah industri.
Pendekatan yang dikembangkan oleh Porter, yang kemudian dinamai
kerangka kerja lima kekuatan, dapat digunakan dalam membantu sebuah
perusahaan untuk mencari sebuah posisi di dalam sebuah industri dimana
perusahaan dapat bertahan terhadap kekuatan persaingan atau mempengaruhi
kekuatan persaingan yang ada.

Kerangka kerja lima kekuatan memberikan cara berpikir yang


sistematis mengenai bagaimana kekuatan-kekuatan kompetitif bekerja pada
suatu industri dan bagaimana kekuatan tersebut menentukan tingkat
pendapatan dari industri yang berbeda dan segmen-segmen industri.
Berikut adalah analisis teori M Porter pada PT TIKI/JNE:

1. Ancaman produk pengganti


Dalam hal ini persaingan ancaman produk pengganti adalah layanan
pengiriman uang. TIKI/JNE dipercaya oleh Western Union (WU) untuk
menjadi mitra kerja. Western Union adalah perusahaan jasa pengiriman uang
secara cepat (real time on line) yang dilakukan lintas negara atau dalam satu
negara hanya dalam hitungan detik. Layanan WU di JNE telah dikenal dengan
kecepatan, kemudahan, dan keamanannya. Selain itu layanan WU JNE bebas
biaya adminstrasi & materai, terpercaya. Strategi yang dilakukan PT
TIKI/JNE dalam pengembangan produknya adalah dengan mempertahankan
kualitas produk dan memperluas jaringan hingga ke pelosok seta
memaksimalisasikan jam operasional.

2. Ancaman pesaing

Persaingan yang semakin ketat dalam perusahaan penyedia ekspedisi/kurir


baik dalam negeri/luar negeri merupakan tantangan bagi PT TIKI/JNE untuk
menunjukan kinerjanya. Dalam menghadapi persaingan bisnis tersebut PT
TIKI/JNE memperluas jaringan dan memaksimalkan lokasi-lokasi yang
berpotensi bagi TIKI/JNE.

3. Ancaman pendatang baru

Ancaman pendatang baru dalam bisnis kurir adalah perusahaan kurir


seperti DHL, ASPERINDO, Pos Indonesia, Fedex, Cahaya Nusantara
Express, Cito Express, dan lain-lain. Dalam menghadapi ancaman pendatang
baru, cara yang harus dilakukan PT TIKI/JNE adalah memberikan keamanan
dan kenyamanan dalam pengiriman, memberikan harga yang terjangkau, serta
tepat waktu dalam pengiriman.

4. Daya tawar pemasok


Dalam upaya mempercepat pengembangan dan pembangunan diburuhkan
investasi. Dalam hal ini, PT TIKI/JNE menggunakan dana internal maupun
eksternal yaitu melaui pinjaman bank dan melaui kemitraan dengan
perusahaan asing. Menghadapi daya tawar pemasok TIKI/JNE yaitu dengan
dibukanya lagi kerjasama guna meningkatkan kerjasama perusahaan serta
membina hubungan yang baik dengan para pemasok.
5. Daya tawar konsumen

Daya tawar konsumen pada TIKI/JNE adalah masyarakat umum. Untuk


lebih mendekatkan diri dengan pelanggan, TIKI JNE juga telah mengeluarkan
JNE Card sehingga bagi pelanggan yang memiliki kartu JNE tersebut, akan
memperoleh potongan dengan poin yang mereka kumpulkan. Dengan
menghadapi daya tawar konsumen dan mempertahankan konsumen TIKI/JNE
lebih meningkatkan fasilitas dan pelayanan sehingga kepercayaan pelanggan
semakin tinggi.

Anda mungkin juga menyukai