Anda di halaman 1dari 9

Idea Nursing Journal Vol. II No.

1
ISSN : 2087-2879

MENGENALI ABORTUS DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN


DENGAN KEJADIAN ABORTUS
Recognize the Abortion And Its Related Factors

Darmawati
Bagian Keilmuan Keperawatan Maternitas dan Anak, PSIK-FK Universitas Syiah Kuala
Maternity and Pediatric Nursing Department, School of Nursing, Faculty of Medicine, Syiah Kuala
University
E-mail: darmawati_dar@yahoo.com

ABSTRAK
Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar rahim yaitu usia kurang dari 20
minggu usia kehamilan dengan berat janin kurang dari 500 gram. Sikap wanita yang mengalami abortus akan
sangat dipengaruhi oleh dukungan yang ditunjukkan oleh pasangan, keluarga, teman serta tenaga kesehatan.
Berbagai faktor diduga sebagai penyebab abortus spontan, diantaranya adalah faktor ibu, faktor janin, faktor
ibu dan faktor eksternal lainnya. Faktor ibu seperti usia, paritas, mempunyai riwayat keguguran sebelumnya,
infeksi pada daerah genital, penyakit kronis yang diderita ibu,bentuk rahim yang kurang sempurna, mioma,
gaya hidup yang tidak sehat, minum obat-obatan yang dapat membahayakan kandungan, stress atau
ketakutan, hubungan sek dengan orgasme sewaktu hamil dan kelelahan karena sering bepergian dengan
kendaraan. Sedangkan Abortus karena faktor janin bisa disebabkan oleh kelainan kromosom Faktor
eksternal lain yang juga bisa menyebabkan abortus seperti seperti trauma fisik, terkena pengaruh radiasi,
polusi, pestisida, dan berada dalam medan magnet di atas batas normal. Dalam menjalankan peran pendidik
sebagai perawat maternitas, pasien perlu diberikan informasi dan edukasi yang tepat agar dapat mencegah
dan mengetahui sedini mungkin faktor-faktor pencetus terjadinya abortus.

Kata Kunci: Pengetahuan, Abortus, Faktor yang berhubungan dengan abortus.

ABSTRACT
Abortion is a fetus weighing less than 500 g or having completed less than 20 weeks gestational age at the
time of expulsion from the uterus, having no chance of survival. The abortus woman attitude is affected by
the support that given by husband, family, friends and health care provider. Many factors assumed as
etiology of spontaneous abortion, include mother factor, fetal factor and others eksternal factors. Mother
factors such as age, paritas, previous history of abortus, genital infection, chronic disease, unwell uterus,
mioma, poor lifestyle, drugs, fear and stress, sex activity and orgasme during pregnant and fatique-induced
activity. Fetal factor related to abortion such as abnormality of chromosom. The others eksternal factors
include fisical injury, radiation, pollution, pesticides and on overcapacity megnet area. Regarding the rules
of maternity nurses as educator, the patients must be given appropriate information and education in order
to prevent and know early conditions affected abortus.

Keywords: knowledge, abortus, related factors of abortus

PENDAHULUAN minggu ke-14 usia gestasi (Bennett &


Abortus adalah penghentian Brown, 1997).
kehamilan sebelum janin dapat hidup di Seorang wanita yang mengalami
luar rahim yaitu usia kurang dari 20 minggu abortus akan memperlihatkan emosi yang
usia kehamilan dengan berat janin kurang sama seperti wanita yang hamil dan
dari 500 gram (Bennett & Brown, 1997; melahirkan, termasuk juga respon depresi
Enkin, 2000; Wiknjosastro, 2002). Angka postpartum. Respon wanita yang mengalami
abortus sulit ditetapkan, sekitar 15 – 20 % aborsi bervariasi tergantung apakah
kehamilan yang diketahui secara klinis kehamilannya diinginkan dan direncanakan
berakhir menjadi abortus spontan, dan 80 % atau kehamilan akibat perkosaan. Sikap
terjadi pada trimester pertama dan satu dari wanita yang mengalami abortus akan sangat
tujuh wanita mengalami abortus sekitar dipengaruhi pada dukungan yang

12
Idea Nursing Journal Darmawati

ditunjukkan oleh teman, keluarga, serta Sekitar 30% kehamilan akan mengalami
tenaga kesehatan (Bobak, 2005). abortus pada ibu hamil pengguna narkotika
Berbagai faktor diduga sebagai jenis ganja.
penyebab abortus spontan, diantaranya Faktor lain yang berpengaruh
adalah faktor janin, faktor ibu dan faktor terhadap abortus adalah usia, ibu hamil yang
eksternal. Abortus karena faktor janin bisa berusia lebih dari 35 tahun dan grande
disebabkan oleh kelainan kromosom multipara akan beresiko tinggi terhadap
(Farrer, 2001). Faktor ibu seperti usia, kehamilan (Enkin, et al., 2000). Pada usia 20
paritas, mempunyai riwayat keguguran tahun kejadian abortus sekitar 10 %,
sebelumnya, infeksi pada daerah genital, sedangkan pada wanita yang berusia lebih
penyakit kronis yang diderita ibu (hipertensi, dari 45 tahun atau lebih kejadian abortus
anemia, tuberkulosis paru aktif, nefritis dan meningkat lebih dari 90 % (Heffner, 2004).
diabetes yang tidak terkontrol), bentuk Selain faktor usia, status pernikahan
rahim yang kurang sempurna, mioma, gaya juga berpengaruh terhadap kejadian abortus,
hidup yang tidak sehat seperti kebiasaan Di Amerika 82 % wanita yang hamil diluar
merokok, mengkonsumsi minuman nikah akan menggugurkan kandungannya
beralkohol, minum kopi, pengguna ganja atau melakukan aborsi. Wanita muda yang
dan kokain, minum obat-obatan yang dapat hamil diluar nikah, cenderung dengan
membahayakan kandungan, stress atau mudah akan memilih membunuh anaknya
ketakutan, hubungan sek dengan orgasme sendiri (Cuningham, et al., 2005).
sewaktu hamil dan kelelahan karena Sedangkan untuk di Indonesia, jumlah ini
sering bepergian dengan kendaraan tentunya lebih besar, karena di dalam adat
(Cuningham, et al., 2005; Smith, 1998; timur, kehamilan diluar nikah adalah
Wiknjosastro, 2002,). Faktor lingkungan merupakan aib, dan merupakan suatu tragedi
juga bisa menyebabkan abortus seperti yang sangat tidak bisa diterima oleh
seperti trauma fisik, terkena pengaruh masyarakat lingkungan, dan keluarga
radiasi, polusi, pestisida, dan berada dalam (Hadisaputro, 2008).
medan magnet di atas batas normal
Wanita yang mengalami abortus
(Puscheck, 2006 ).
sering bertanya mengapa abortus terjadi?,
Selain faktor lingkungan, gaya hidup Apa yang saya lakukan sehingga terjadi
yang tidak sehat seperti minum kopi juga abortus?, Bagaimana dengan kehamilan saya
berakibat terhadap abortus. Wanita yang berikutnya?, Apa yang harus saya lakukan
minum kopi selama hamil beresiko terhadap agar tidak terjadi abortus? (Llewellyn,
abortus dan melahirkan bayi yang 2008). Salah satu peran perawat maternitas
meninggal. Semakin banyak minum kopi adalah membantu pasien dalam memenuhi
semakin meningkatkan resiko kejadian kebutuhan dasarnya. Hal ini dilakukan
abortus. Wanita yang minum kopi tiga dengan melakukan pengkajian secara
gelas sehari mempunyai resiko 3% komprehensif mengenai riwayat penyakit
abortus dan kematian bayi, sedangkan klien, memberikan informasi dan pendidikan
wanita yang minum kopi rata – rata atau kesehatan tentang kesehatan reproduksi
lebih dari delapan gelas sehari mempunyai dan memberikan pelayanan keperawatan
resiko 75 % abortus spontan dan beresiko pada klien pasca aborsi termasuk
2.7 kali terhadap kematian janin (Edry, menjelaskan kepada pasien yang mengalami
2000). abortus untuk mengurangi kecemasan pada
Selain kopi, wanita yang pasien.
menggunakan ganja juga beresiko terhadap
abortus. Penelitian yang dilakukan oleh TUJUAN PENULISAN
Baines (2005) mengatakan bahwa embrio
yang terpapar zat tetrahydrocannabinol Untuk mengetahui faktor-faktor yang
(THC) yang berada dalam ganja akan berhubungan dengan kejadian abortus
mengalami kegagalan dalam berimplantasi yang meliputi faktor ibu, faktor janin dan
sehingga mengakibatkan keguguran. faktor ekksternal/ lingkungan.

13
Idea Nursing Journal Vol. II No. 1

MANFAAT PENULISAN Abortus provokatus terdiri dari


Therapeutic Abortion adalah penghentian
Bagi pelayanan kehamilan dimana janin belum bisa hidup di
Diharapkan tulisan ini menjadi bahan luar kandungan karena alasan kesehatan ibu
masukan bagi pemberi pelayanan prenatal dan janin atau karena alasan penyakit,
khusunya perawat maternitas untuk Eugenic abortion adalah penghentian
melakukan pendidikan kesehatan, pemberian kehamilan karena janin mengalami
informasi dan edukasi tentang hal-hal yang kecacatan, Elektive Abortion adalah
berhubungan dengan kejadian abortus. penghentian kehamilan karena keinginan ibu
(Bennet &Brown, 1997).
Bagi individu, keluarga dan masyarakat
Bagi individu dan masyarakat tulisan PEMBAHASAN
ini bisa digunakan sebagai bahan bacaan
yang bisa digunakan untuk menghindari dari
kejadian abortus khususnya bagi ibu yang Faktor janin
beresiko terhadap kejadian tersebut. Kelainan pertumbuhan pada janin
sebagai hasil konsepsi merupakan kelainan
BAGIAN INTI yang paling umum sebagian penyebab pada
Abortus adalah penghentian abortus pada trimester pertama. Hal ini
kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar disebabkan karena kelainan kromosom
rahim yaitu usia kurang dari 20 minggu usia seperti trisomi autosom, triploidi, tetraploidi,
kehamilan dengan berat janin kurang dari atau monosomi 45X. Kelainan kromosom
500 gram (Bennett & Brown, 1997; Enkin, ini merupakan penyebab lebih dari 90 %
2000; Wiknjosastro, 2002). Menurut kamus keguguran pada kehamilan kurang dari 8.
umum Bahasa Indonesia abortus Penyebab abortus karena kelainan
didefinisikan sebagai terjadi keguguran kromosom pada umumnya tidak diketahui,
janin; melakukan abortus sebagai melakukan tetapi mungkin disebabkan oleh (1) kelainan
pengguguran (dengan sengaja karena tak genetik seperti mutasi tunggal, (2) berbagai
menginginkan bakal bayi yang dikandung penyakit dan (3) mungkin beberapa faktor
itu). Secara umum istilah aborsi diartikan ayah (Cuningham, et al., 2005).
sebagai pengguguran kandungan, yaitu
dikeluarkannya janin sebelum waktunya, Faktor Ibu
baik itu secara sengaja maupun tidak. Wanita hamil mempunyai resiko
Biasanya dilakukan saat janin masih berusia untuk mengalami abortus sebesar 10 – 25%,
muda (sebelum bulan ke empat masa semakin meningkatnya usia akan
kehamilan) (Badudu & Zain, 1996). meningkatkan resiko abortus. Resiko abortus
Menurut Wiknyosastro (2002) abortus sebesar 15 % pada usia di bawah 35 tahun,
menurut terjadinya adalah abortus spontan 20 – 35% pada usia 35 – 45 tahun, dan
terdiri dari Abortus imminen adalah resiko lebih dari 50 % pada pada usia lebih
peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus dari 45 tahun (Anonym, 2007). Sumber lain
pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana mengatakan bahawa 10% resiko abortus
hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa terjadi pada wanita yang berusia kurang dari
adanya dilatasi serviks, Abortus 20 tahun, 20 % terjadi pada usia 35 – 39
insipien adalah peristiwa perdarahan uterus tahun , dan 50% pada usia 40 – 45 (Heffner,
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan 2004).
adanya dilatasi serviks uteri yang Usia ayah juga beresiko terhadap
meningkat, tetapi hasil konsepsi masih kejadian abortus, Insiden abortus meningkat
dalam uterus, Abortus inkompletus adalah 12 – 20 % pada ayah yang berusia lebih
pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada dari 40 tahun. Usia ayah yang tua bisa
kehamilan sebelum 20 minggu dengan menyebabkan translokasi kromosom pada
masih ada sisa tertinggal dalam uterus, sperma dimana hal tersebut dapat
Abortus kompletus adalah semua hasil menyebabkan abortus (Cuningham, et al.,
konsepsi sudah dikeluarkan. 2005).

14
Idea Nursing Journal Darmawati

Multipara adalah wanita yang telah pada saat menstruasi akan berakhir dimana
menyelesaikan dua atau lebih kelahiran servik masih membuka dan tidak ada
dimana janin sudah bisa hidup di luar pertahanan mukus servik sehingga kuman
kandungan . Resiko abortus spontan bisa masuk ke dalam servik. Darah
meningkat seiring dengan paritas, usia ayah menstruasi juga merupakan media
dan usia ibu (Cuningham, et al., 2005). Ibu pertumbuhan kuman yang baik. Radang
dengan paritas tinggi mempunyai resiko pelvik kronis bisa menyebabkan abortus dan
mengalami komplikasi persalinan lebih bayi lahir mati (Bobak, Lowdermilk &
tinggi dibandingkan ibu dengan paritas Perry, 2000).
rendah. Masalah yang sering terjadi adalah Faktor resiko terjadinya radang pelvik
anemia, hipertensi dalam kehamilan, solusio adalah pernah menderita penyakit kelamin
plasenta dan diabetes melitus, dimana hal menular, usia muda dan sering berganti
tersebut bisa menyebabkan terjadinya. pasangan dalam berhubungan seksual dan
Abortus bisa terjadi pada wanita yang menggunakan IUD (Hatcher, et al., 1998).
sebelumnya hamil normal, tetapi abortus Radang pelvik kronis ditandai dengan nyeri
lebih sering terjadi pada pada wanita yang abdomen bagian bawah, dyspareunia,
mengalami keguguran sebelumnya. menstruasi tidak teratur, tidak nyaman saat
Penelitian yang dilakukan oleh Regan’s berkemih, demam, nyeri punggung bagian
(2005) di London yang meneliti tentang bawah, pembengkakan adneksa, pus dari
riwayat kehamilan menemukan sebanyak 5 servik dan uretra serta demam lebih dari
% abortus terjadi pada kehamilan pertama, 39˚C (Bobak, Lowdermilk & Perry, 2000).
6% terminasi kehamilan sebelumnya, 5% Selain endometritis, sifilis dan radang
lahir hidup kehamilan sebelumnya, 4 % pelvik, infeksi TORCH juga bisa
semua anak hidup, 20% abortus pada menyebabkan abortus. Toxoplasma
kehamilan sebelumnya, 28% mengalami dua disebabkan oleh Toxoplasma gondii yang
kali abortus sebelumnya dan 43% diketahui dari meningkatnya serum IgM.
mengalami tiga kali abortus sebelumnya Infeksi janin terjadi dalam 0.07% - 0.11%
(Regan, 2005). kehamilan (Beazley & Egermen, 1998;
Boyer, 1996). Lebih dari 70% bayi bebas
Infeksi : Sifilis, radang pelvik kronis, dari gejala, tetapi infeksi yang parah dapat
TORCH menyebabkan abortus, kelahiran prematur,
pertumbuhan janin lambat, microcepal,
Karakteristik Responden hydrocepal, kalsifikasi susunan saraf pusat,
Sifilis merupakan suatu infeksi kronik trombositopeni, kuning dan demam (Bobak,
dan spiroketanya menyebabkan lesi di organ Lowdermilk & Perry, 2000).
dalam dan mudah melewati plasenta
sehingga menyebabkan infeksi kongenital. Kelainan pada rahim : inkompetensi
Infeksi yang baru didapat lebih mungkin servik, mioma
menyebabkan morbiditas dan mortalitas Inkompetensi servik adalah
janin (Cuningham, et al., 2005). Infeksi pembukaan servik tanpa nyeri pada trimester
Treponema Pallidum akan menutupi dua, atau awal trimester ketiga disertai
jaringan Langhans’ dalam korion sehingga prolap dan menggembungnya selaput
korion akan atropi dalam kehamilan usia 16 ketuban ke dalam vagina yang bisa
– 18 minggu, jika hal ini tidak teratasi akan menyebabkan abortus dan kelahiran
menyebabkan abortus (Bobak, Lowdermilk prematur. Penyebab inkompetensi servik
& Perry, 2000). belum jelas, diduga karena riwayat trauma
Radang pelvik meliputi infeksi tuba servik saat dilakukan dilatasi dan kuretase,
fallopi, endometritis dan jarang dari konisasi, kauterisasi dan amputasi
endometrium dan peritonium. Penyebab (Cuningham, et al., 2005). Mioma juga bisa
paling umum adalah adalah N. Gonoohoeae menyebabkan abortus, mioma yang
dan C. Trachomatis. Infeksi dari vagina dan berukuran kurang dari 3 cm tidak bermakna
endoservik dapat menyebar ke saluran secara klinis sedangkan jika lebih dari 3 cm
reproduksi bagian atas. Penyebaran biasanya akan beresiko terhadap meningkatkan angka

15
Idea Nursing Journal Vol. II No. 1

persalinan prematur, solusio plasenta, nyeri Obat – obatan jenis NSAIDs dan
panggul, dan seksio sesaria secara aspirin juga tidak aman terhadap kehamilan.
bermakna. Semakin besar ukuran mioma Obat tersebut bisa meningkatkan
akan meningkatkan resiko terjadinya abortus ketidaknormalan implantasi embrio dan
(Rice,Kay &Mahony, 1989). merupakan faktor predisposisi abortus
karena mencegah biosintesis prostaglandin
Faktor gaya Hidup yang merupakan molekul penting yang
digunakan dalam ovulasi dan implantasi.
Merokok akan meningkatkan resiko Obat lain yang mempunyai cara kerja yang
abortus karena kelainan kromosom. Wanita sama adalah paracetamol, akan tetapi
yang merokok lebih dari 14 batang perhari paracetamol hanya bekerja di susunan saraf
akan meningkatkan resiko abortus sebanyak pusat, sedangkan NSAIDs dan aspirin
dua kali lipat dibandingkan wanita yang bekerja pada seluruh tubuh sehingga bisa
tidak merokok (Cuningham, et al., 2005). menyebabkan aborsi (Polak, 2003).
Sementara (Armstrong, B.G., McDonald, Sebab – sebab psikosomatis seperti
A.D., Sloan, M. 1992) menemukan bahwa stres diketahui dapat mempengaruhi fungsi
resiko abortus meningkat sebanyak 1.2 kali uterus melalui sistem hipothalamus dan
pada wanita yang menghisap rokok 10 hipofisis. Wanita yang mengalami
batang perhari. kecemasan bisa terjadi peningkatan tekanan
Abortus spontan dan anomali janin darah ibu, dimana hal ini akan menyebabkan
dapat terjadi akibat sering mengkonsumsi vasokonstriksi pembuluh darah, termasuk
alkohol selama 8 minggu pertama kehamilan pembuluh darah uteropalsental yang akan
(Floyd, R.L., Decoufle, P., Hungerford, menyebabkan menurunnya sirkulasi ke
D.W. 1999). Abortus meningkat dua kali janin. Banyak kasus yang dilaporkan bahwa
lipat pada wanita yang minum dua kali abortus terjadi pada wanita dengan riwayat
seminggu dan tiga kali lipat lebih tinggi stres, dan kehamilan akan berhasil setelah
pada wanita yang minum alkohol setiap hari kecemasan di atasi (Farrer, 2001).
dibandingkan dengan wanita yang bukan Hubungan seksual saat kehamilan
peminum (Cuningham, et al., 2005). terutama saat orgasme bisa menyebabkan
Sementara (Armstrong, B.G., McDonald, abortus pada wanita dengan riwayat
A.D., Sloan, M. 1992) menemukan resiko keguguran berkali – kali. Orgasme akan
abortus meningkat 1.3 kali pada wanita yang menyebabkan kontraksi pada uterus, dimana
minum alkohol dengan rata – rata konsumsi hal ini bisa menyebabkan dikeluarkannya
alkohol sebanyak satu gelas perhari. janin dalam rahim dan mengakibatkan
Wanita yang minum kopi tiga gelas terjadinya abortus (Farrer, 2001).
sehari mempunyai resiko 3% abortus dan Kelelahan dalam perjalanan akan
kematian bayi, sedangkan wanita yang meningkatkan resiko abortus spontan pada
minum kopi rata – rata atau lebih dari mereka yang melakukan perjalanan dengan
delapan gelas sehari mempunyai resiko kendaraan. Aktifitas fisik sering ditemukan
75% abortus spontan dan beresiko 2.7 kali sebagai sebab keguguran, namun demikian
terhadap kematian janin (Edry, 2001). kontribusi aktifivas fisik yang berlebihan
Wanita yang minum teh dan minum cola atau trauma sebagai faktor penyebab
terhadap abortus dan kematian janin. Kadar keguguran hanya kecil saja (Widodo, 2007)..
paraxanthine yang terdapat dalam kopi lebih
tinggi pada wanita yang abortus. Tetapi Faktor Lingkungan
resiko keguguran meningkat sebesar 30 % Sebagian besar trauma tumpul yang
pada wanita yang mempunyai kadar cukup berat dalam kehamilan disebabkan
paraxanthine cukup adekuat dengan oleh kecelakaan lalu lintas, jatuh dan
konsumsi kopi sekitar 5 sampai 6 gelas penyerangan langsung (Connolly, et al.,
kopi sehari, sehingga minum kopi yang 1997; Pak et al., 1998). Beberapa kasus
berlebihan akan menyebabkan wanita abortus terjadi setelah ibu mengalami
mengalami abortus (Baines, 2005; Napoli, kecelakaan lalulintas. Selain kecelakaan,
2001). penganiayaan fisik dan penganiayaan

16
Idea Nursing Journal Darmawati

seksual juga bisa menjadi penyebab abortus. Bennett, V Ruth & Brown, Lind K (1997).
Menurut Cokkinides, et al., (1999) sebelas Myles Textbook for Midwifes. (13th ed).
persen dari 6000 wanita hamil mengalami Edinburg.
kekerasan fisik, hal ini biasanya berkaitan
dengan pendidikan rendah, kemiskinan, Bobak, I. M., Lowdwemilk, D. L., & Jensen,
penggunaan tembakau dan alkohol. M. D (2005). (Alih bahasa Wijayarini,
Penelitian yang dilakukan di M.A., & Anugrah). Buku ajar
Bangladesh yang meneliti tentang efek keperawatan maternitas. (4thEd).
kandungan air minum terhadap kejadian Jakarta: EGC.
abortus dan kematian janin didapatkan hasil
Boivin, J.F. (1997). Risk of Spontaneous
bahwa ibu hamil yang minum air yang
Abortion in Women occupationally
mengandung mikro arsenic lebih dari 50 gr Exposed to Anestetic Gases: A Meta-
akan beresiko terhadap abortus dan Analysis. Occupation Environment
kematian bayi (Rahman, A.,Marie,V., Medition 54:541
Eva,C.E., Mahfuzar,R., 2007). .
Brown, H., & Abernathy, M. (1998).
KESIMPULAN Cytomegalovirus Infection. Semin
Abortus adalah penghentian Perinatol 22(4), 449-457.
kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar
rahim yaitu usia kurang dari 20 minggu usia Burchett, S. (1998). Viral Infection. Dalam J.
kehamilan dengan berat janin kurang dari Cloherty & A. stark ( Eds). Manual of
500 gram. Terdapat beberapa jenis abortus Neonatal Care. (4th ed). Boston : Little
jika ditinjau dari abortus spontan antara Brown.
lain: abortus immenens, abortus insipiens,
Cuningham, G.F., Gant,F.N., Leveno, J.K.,
abortus inkomplet, abortus kompletus.
Gilsstrap III, C.L., Hauth, C.J.,
Sedangkan abortus provokatus terdiri dari Wenstrom. D.K., (2005). Obstetri
Therapeutic, Eugenic abortion dan Elektive William. Edisi 21. Jakrata : EGC.
Abortion. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian abortus yaitu faktor ibu, Cokkinides, V.E., Coker, A.L., Sanderson, M.,
faktor janin dan faktor ekternal dari Addy, C., Bethea L. (1999). Physical
lingkungan. Penting bagi perawat maternitas Violence During Pregnancy: Maternal
khususnya untuk meningkatkan pemahaman Complication and Birth Outcome.
dan pengetahuan agar pasienmengetahui Obstetry Gynecology 93:661.
faktor faktor pencetus terjadinya abortus.
Connoly, A.M., Katz, V.L., Bash, K.L.,
KEPUSTAKAAN McMohan M.J., Hansen, W.F. (1997).
Trauma and Pregnancy. American
Armstrong, B.G., McDonald, A.D., Sloan, M. Journal Perinatology 14:331.
(1992). Cigarette, Alcohol, and Coffe
Consumtion and Spontaneous Abortion. Edry, S.G., (2001). A New Reason for
American Journal Publication Health Moderation Parenting. San Francisco:
82:85 Apr 2001. Vol. 15, Iss. 3; pg. 59, 1 pgs.

Badudu & Zain. (1996). Kamus Besar Bahasa


Indonesia. Jakarta: Yayasan Balai Enkin, Murray. (2000). A Guide to Effective
Pustaka. Care in Pregnancy and Childbirth. (3 th
ed). Oxford University Press.
Baines, E., (2005). Coffee Increases Fetal
Death Risk. GP. London: Nov 18, 2005. Farrer, Helen. (2001). Perawatan
pg. 2, 1 pgs. Maternitas.Edisi 2. Jakarta: EGC.
Beazley, D., & Egermen, R. (1998).
Toxoplasmosis. Semin Perinatol 22(4), Floyd, R.L., Decoufle, P., Hungerford, D.W.
332-338. (1999). Alcohol Use Prior to Pregnancy

17
Idea Nursing Journal Vol. II No. 1

Recognation, American Prev Journal Rahman, A.,Marie,V., Eva,C.E., Mahfuzar,R.,


Medition 17: 101. (2007). Association of Arsenic
Exposure during Pregnancy with Fetal
Fraser, E.J., Grimes, D.A., Schulz,K.F., Loss and Infant Death: A Cohort Study
(1995). Immunization as Therapy for in Bangladesh. American Journal of
Spontaneous Abortion : a Review and Epidemiology Oxford: Jun 15, 2007.
Meta Analisis. Obstetry Ginecology 82: Vol. 165, Iss. 12; pg. 1389, 8 pgs
854.
Regan. (2005, Miscarriage,
Hadisaputro. (2008, Angka Abortus, http://www.womens-
http://www.suaramerdeka.com/harian/0 health.co.uk/miscarr.asp, diperoleh 25
802/04/nasa.htm, diperoleh 15 Pebruari Pebruari 2008).
2008).
Rice, J.P., kay, H.H., Mahony, B.S. (1989).
The Clinical Significance of Uterine
Heffner, L., ( 2004 ). Advanced Maternal Age
Leiomyomas in Pregnancy. American
- How Old Is Too Old? The New
Journal Obstetry Gynecology, 160:
England
1212.
Journal of Medicine. Boston: Nov 4,
2004. Vol. 351, Iss. 19; pg. 1927, 3 pgs. Rosa, C. (1998). Rubella and Rubeola. Semin
Perinatol 22(4), 318-322.
Holzman, C., Paneth, N., Little, R., Pinto-
Martin, J., and the Neonatal Brain Schnorr, T.M, Grajewski, B.A.,
Hemorrarhage Study Team. (1995). Hornung,R.W., Thun, M.J., Egeland,
Perinatal Brain Injury in Prematur G.M., Murray,W.E., Connover, D.L.,
Infant Born to Mother Using Alcohol in Halperin, W.E., (1991). Video Display
Pregnancy. Pediatrics 94:66. Therminal and the Risk of Spontaneous
Abortion. Nursing England Journal
Llewellyn, Jones. Derek., (2008) Dasar – Medition 324 : 727.
dasar obstetric dan Ginekologi. Alih
bahasa Hadyanto. Edisi 6. Jakarta : Scott,J, et al. (1999). Danforth’s Obstetrics
Hipokrates. and Gynecology. (8th ed). Philadelphia:
J.B. Lippincott.
Lowdermilk, Perry & Bobak.(2000). Maternity
Womens Health Care. ( 7th ed). St.Louis Smith, S.L., ( 1998 ). Reproductive Health: A
: Mosby. High-Flying Concern Occupational
Hazards. Cleveland: May 1998. Vol.
Napoli, M., (2001). Commonly Prescribed 60, Iss. 5; pg. 41, 1 pgs.
Analgesics Increase Risk of
Winkjosastro, H. (2002). Ilmu Kebidanan.
MiscarriageHealth Facts. New York:
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Mar 2001. Vol. 26, Iss. 3; pg. 2, 1 pgs.
Prawirohardjo.
Pak, L.L., Reece, E.A., Chan, L. (1998). Is Anonymous. (2002). Fetal Death Rates May
Adverse Pregnancy Outcome Increase Near Pesticide Sprayings
Predictable After Blunt Abdominal Nutrition Health Review. Haverford:
Trauma?. American Journal Obstetry 2002. , Iss. 82; pg. 8, 1 pgs.
Gynecology 179:1140.
Anonymous. (2002). Prenatal Exposure to
Polak, M., (2003). NSAIDs at conception raise Magnetic Fields May Cause
miscarriage risk. London: Aug 18, Miscarriage Nutrition Health Review.
2003. pg. 4. Haverford: 2002. , Iss. 82; pg. 17, 1
pgs.
Puscheck , Elizabeth, M.D., (2006, First-
Trimester Pregnancy Loss, Anonymous. (2007, Gugur Kandungan,
http://www.emedicine.com/med/topic33 http://www.en.wikipedia.org, diperoleh
10.htm, diperoleh 14 Pebruari 2008). 15 Pebruari 2009).

18
Idea Nursing Journal Vol. II No. 1
ISSN : 2087-2879

108

Anda mungkin juga menyukai