Oleh :
Npm : 17360112
Deteksi dini dari melanoma metastatik telah menjadi lebih penting seiring
dengan digunakannya regimen terapeutik yang lebih baru dan lebih efektif.
Antara tahun 1970 dan 1980, 1.600 pasien ditatalaksana pada satu institusi untuk
metastasis ke thoraks. Radiografi dada yang baik tersedia untuk analisis pada 130
dari 260 pasien. Pola dari metastasis intrathoraks termasuk nodul pulmoner
multipel (52 pasien), nodul soliter (26), pola milier (dua), adenopati mediastinal
dan/ atau hilar (sembilan), dan lesi kombinasi (36). Baik staging dari
kutaneus yang bergantung pada kedalaman penetrasi oleh sel melanotik agresif
Amerika Serikat, diperkirakan 13.600 kasus baru melanoma akan didiagnosi pada
secara luas dan cepat ke setiap organ di dalam tubuh [4-6]. Lokasi yang paling
sering adalah paru, hati, otak, dan tulang, dengan keterlibatan pulmoner terjadi
pada hampir seluruh kasus dari penyakit umum [5]. Pentingnya diagnosis dini
dan tepat dari melanoma metastatik telah ditekankan. Regimen terapeutik yang
baru dan lebih efektif telah berhasil pada pasien-pasien tersebut, sebagai contoh,
metastasis pulmonar [5,8]. Namun, cara yang tepat tidak dapat dipilih sebelum
lokasi dan luas dari metastasis telah ditentukan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menentukan pola metastasis intrathoraks dari melanoma maligna dan untuk
informasi dari 1.600 pasien dengan melanoma maligna yang terlihat antara tahun
1970 dan 1980. Dari 1.600 pasien, 260 ditemukan telah mengalami metastasis
pada setiap pasien. Sebagian besar film yang diambil berusia tujuh tahun telah
dimusnahkan oleh karena tempat penyimpanan yang kurang. Seratus tiga puluh
Center (DUMC) secara berurutan selama 6 tahun sebelumnya. Lokasi dan luas
Hasil
Dari 130 pasien, terdapat 80 pria dan 50 wanita, dengan perbandingan pria
terhadap wanita sebesar 1,6:1. Terdapat 125 pasien berkulit putih dan lima pasien
berkulit gelap dan usia mereka bervariasi mulai dari 16 hingga 79 tahun (mean,
51,9). Insiden tertinggi terjadi pada dekade lima kehidupan (30% dari pasien).
pasien (25%); tulang, 26 pasien (20%); mata, dua pasien (1,3%); sistem saraf
pasien (45%); kepala dan leher, 22 pasien (17%); telapak kaki atau tangan, tujuh
pasien (5%); telinga atau hidung, lima pasien (4%);multipel, satu pasien (0,8%);
dan tidak diketahui pada satu pasien (0,8%). Radiografi dada menunjukkan
pada sembilan pasien (7%), efusi pleura pada tiga pasien (2%), massa
ekstrapleural pada satu pasien (0,8%), lesi tulang pada satu pasien (0,8%), dan lesi
StageI
stage I [7,9]. Pada rujukan, 100 pasien (77%) tidak memiliki bukti adanya
hingga 12 tahun, (rata-rata 3,1 tahun). Dari 100 pasien dalam kelompok ini, 20
hidup lebih dari lima tahun. Tingkat keberlangsungan hidup rata-rata pada 80
Stage II
Metastasis limfatik terbatas pada satu regio adalah stage II [7,9]. Terdapat
melanoma stage II mengalami metastasis paru dalam waktu 1 bulan hingga 10,1
tahun (rata-rata 1,9 tahun). Tiga pasien hidup lebih dari lima tahun; 17 pasien
Stage III
keberlangsungan hidup pada sembilan pasien adalah 18,3 bulan; satu pasien hidup
pembesaran dari nodus limfatikus hilar dan/ atau mediastinal saja; 80 pasien
memiliki metastasis pulmoner saja; tiga pasien mengalami efusi pleura saja; satu
pasien memiliki massa ekstrapkeural saja; dan satu pasien memiliki lesi litik
pasien.
terisolasi terlihat pada senbilan pasien, dan berkombinasi dengan lesi lain pada 21
pasien nodus hilar secara umum lebih besar dan lebih sering terlihat dibanding
kami. Adenopati hilar simetris yang menyerupai sarkoidosis terjadi pada dua dari
30 pasien.
pada lokasi-lokasi berikut: nodus azygos (satu pasien), nodus duktus (dua), nodus
paratrakeal kanan (dua), nodus hilar kanan (tiga), dan nodus hilar kiri (satu). Dari
pasien, (bilateral pada 12 dan unilateral pada dua). Dua pasien mengalami
adenopati yang berkombinasi dengan nodul paru soliter berbatas tegas. Adenopati
berkaitan dengan efusi pleura pada tujuh pasien (bilateral pada lima dan unilateral
pada dua). Secara umum, efusi sangat sedikit. Hanya satu pasien yang
mengalami adenopati dengan destruksi iga, massa ekstrapulmonar, dan nodul paru
multipel.
Dari 130 pasien, 101 bermanifestasi dengan penyakit paru parenkimal, dua
berkombinasi dengan efusi pleura, massa ekstrapulmoner, atau lesi tulang. Nodul
pulmoner multipel memiliki batas tegas pada 51 dari 52 kasus. Kalsifikasi atau
kavitasi di dalam nodul tidak terlihat. Diameter nodul adalah sebesar 0,3 – 12 cm
dan hampir terdistribusi merata di kedua paru pada 44 pasien. Pada tiga pasien,
paru kanan lebih terlibat dibanding paru kiri; pada empat pasien paru kiri lebih
Dari 26 pasien dengan nodul pulmoner soliter, nodul berbatas tajam pada
seluruh kasus kecuali satu. Nodul berbentuk bulat atau oval pada 23 pasien,
memiliki umbilikasi pada satu pasien, fusiform pada satu, dan berbentuk seperti
tetesan air mata (tear drop- shaped) pada satu. Distribusi dari nodul di dalam
paru adalah sebagai berikut: lobus superior dekstra pada lima pasien (19%), lobus
medial dekstra pada enam (23%), lobus inferior dekstra pada satu (4%), lobus
superior sinistra pada enam (23%), dan lobus inferior sinistra pada delapan (30%).
Infiltrasi milier ditandai oleh pola nodular difus yang kecil, dengan nodul
individual yang berkisar dari yang hampir tidak terlihat ke yang berdiameter 3
mm.
Efusi pleura terlihat pada 20 pasien. Pada tiga pasien efusi terisolasi dan
unilateral. Efusi pleura berkaitan dengan adenopati pada tujuh pasien dan dengan
nodul pulmoner multipel pada 10 pasien. Efusi umumnya sedikit kecuali pada
satu pasien yang efusi kiri masif menggeser mediastinum ke sisi kanan. Efusi
berkaitan dengan metastasis litik tulang pada iga yang berdekatan; satu pasien
memiliki massa ekstrapleural pada apex dekstra tanpa bukti adanya metastais ke
pleura, nodul pulmoner multipel, dan metastase iga. Tiga pasien memeiliki massa
berkombinasi dengan nodul pulmoner multipel dan efusi pleura. Pasien lainnya
bersifat litik. Penyakit terlokalisir di iga pada seluruh pasien kecuali satu yang
Pola dari metastasis tulang pada 130 pasien kami dirangkum di dalam
kelompok.
Laporan Kasus
Kasus 1
yang dieksisi pada Mei 1979. Diseksi radikal leher ipsilateral menunjukkan tidak
ada metastasis pada 52 nodus limfatik. Kondisinya baik hingga 7 bulan kemudia,
waktu kurang dari 3 bulan. Satu lesi terdapat pada kelenjar parotid, satu di area
submaksilaris, dan ketiga terdapat di belakang telinga. Nodul ini tidak dapat
evaluasi.
metastasis distal pada saat dirawat. Dia diimunisasi dengan 2,5 x 107x-irradiated
dosis tumor 3000 rad (30 Gy) diberikan, hanya satu nodul yang mengalami regresi
yang hanya sebesar 50% dan nodul lainnya tetap tak berubah. Sementara itu satu
nodul muncul pada regio oksipital di luar daerah penatalaksanaan. Juga dicatat
beberapa minggu.
Kasus 2
dieksisi dari leher kirinya. Pencarian untuk primernya kurang berhasil. Dia
menjalani diseksi leher kiri. Seluruh nodul yang diangkat bebas dari tumor.
Kondisinya baik hingga 4 tahun kemudian, ketika nodul pulmoner pada lous
inferior dekstra dieksisi dan merupakan melanoma. Lima bulan kemudian lesi
lain dieksisi dari temporalis dekstra, namun muncul kembali dalam 3 bulan.
menunjukkan terdapat nodul kecil di zona tengah dari pulmo dekstra dan lesi litik
pada femur dekstra. Dia ditatalaksana secara agresif dengan imunoterapi dan
cells dan BCG diinjeksikan ke subkutan dan massa kutan dengan interval 6
minggu. Dia bertoleransi baik pada penatalaksanaan dan nodul berada dalam
Dua obat kemoterapi naru ditambahkan dengan peredaan gejala yang hanya
Komentar. Pasien ini memiliki penyakit stage III saat dirawat. Meskipun
hanya sebagian kecil pasien dari kelompok ini yang berespon terhadap terapi, dia
kemoterapi. Tiga obat (BCNU, vincristine, dan DTIC) digunakan setiap bulan
selama 6 bulan. Dia membarik secara klinis meskipun massa paru kirinya
mengalami peningkatan volume dua kali lipat selama 10 minggu terakhir (Gambar
hematokrit rendah dan hitung leukosit rendah, dia mulai mengalami sesak napas
dan nyeri dada tak tertahankan. Nyeri berhasil ditatalaksana melalui kordotomi
Kasus 4
Pria berusia 50 tahun menjalani reseksi tahi lalat yang membesar pada
bahu kanannya, yang ternyata merupakan melanoma maligna. Dia berada dalam
kondisi baik hingga 2 tahun kemudian, saat melanoma metastatik diangkat dari
aksila kanannya. Diseksi nodus regional dilakukan kemudian. Tak berapa lama
dieksisi, satu dari pahanya dan satu lagi dari kulit kepalanya. Lima minggu
dan ke dalam massa subkutan kecil tersebut. Satu bulan kemudian, nodul multipel
ditemukan pada kedua basis paru; dua bulan setelah itu, seluruh nodul telah
tumbuh secara signifikan dan telah terjadi limfadenopati pada hilum dekstra dan
mediastinum posterior sinistra (gambar 4 A). Selain itu, nodul subkutan multipel
Dua bulan kemudian dia mendapat kemoterapi siklus pertama yang terdiri
dari BCNU, DTIC, dan vinkristin. Penatalaksanaan yang sama diulang 6 minggu
kemudian. Dia berespon sangat baik terhadap penatalaksanaan dan seluruh nodul
kulit dan pulmoner hilang sempurna tujuh bulan setelah kemoterapi (gambar 4B).
Dia memperoloeh kembali daya dan berat badannya dan tetap asimptomatik
terhadap pertumbuhan cepat dan tak terkendali dari melanoma. Pencapaian ini
Pembahasan
dan publik mengenai resiko potensial dari lesi kulit berpigemn manapun,
pada stage dini [3,7]. Hal ini harusnya memperbaiki tingkat keberlangsungan
pada stage II, dan 7,7% pada stage III. Tingkat keberlangungan hidup 5 tahun
adalah sebesar 19% (24/130). Tampaknya stagingd ari penyakit ini berkaitan
dalam kurun waktu rata-rata 3,1 tahun pada pasien stage I dan 1,9 tahun dan pada
pasien stage II kami. Rata-rata tingkat keberlangsungan hidup (dari pasien yang
bertahan hidup di luar 5 tahun) adalah 22 bulan untuk stage I, 15,6 bulan untuk
stage II, dan 18,3 bulan untuk stage III. Tingkat keberlangsungan hidup 5 tahun
adalah sebesar 20% untuk stage I, 15% untuk stage II, dan 10% untuk stage III.
Meskipun tidak seakurat metode histologis dari Clark dkk. [1], clinical
melanoma. Pada tahun 1952, tingkat keberlangsungan hidup 5 tahun adalah 40%
untuk stage I dan 14% untuk stage II. Pada institusi yang sama, tahun 1970,
tingkat keberlangsungan hidup 5 tahun telah meningkat menjadi 80% pada stage I
dan 39% pada stage II [7]. Bahkan pada melanoma stage III, yang umumnya
lokasi primer tidak diketahui [7], tingkat keberlangsungan hidup 5 tahun dapat
mencapai 42%.
Pola Radiografik dan Pengelolaan Pasien
dengan melanoma metastatik tidak dapat bertahan hidup dan sebagian besar dari
mereka harus diatalaksana secara agresif segera setelah lokasi dari luas dari
metastasi telah ditentukan. Dalam rangka mencapai hal tersebut, radiografi dada
15% dari sluruh lesi metastatik paru dan 5% metastasis ke paru dan mediastinum
metastatik menunjukkan insiden dari metastasis pulmoner sebesar 70% [10] dan
82% [11]. Pada seri kasus kami, 80 (62%) dari 130 pasien yang memiliki bukti
radiografis dinding dada berupa metastasis paru saja. Terdpat 101 (78%) yang
primer.
fluoroskopi dengan spot filming dan/ atau tomografi untuk memastikan lesi yang
belum diketahui. Bila pasien memiliki tanda metastasis klinis atau kimiawi dan/
kami setuju bahwa laporan dari computed – tomography lebih sensitif bila
dilakukan setelah tidak ada lagi nodus dan radiografi dada menunjukkan hasil
negaitf. Bila nodul pulmoner soliter merupakan satu-satunya bukti metastasis, lesi
dipantau secara radiografis untuk mengetahui doubling time. Bila doubling time
hari. Bila pada tomografi tidak terdapat lesi lain, wedge resection dari massa paru
bulan. Hasil terbaik kami pada kategori ini diwakili oleh seorang pasien yang
yang baik dari lesi didiokumentasi oleh radiografi dada, memberikan hasil yang
lebih buruk dibanding nodul soliter. Nodul pulmoner mengecil lebih cepat
dibandingkan nodul limfaltik pada kasus yang berhasil (Gambar 4). Hal ini
terapi imun dengan BCG. Sebagai aturan, diagnosis jaringan diperlukan untuk
maligna. Massa ekstrapleural dengan atau tanpa destruksi iga harus ditatalaksana
kombinasi.
Prognosis paling buruk pada kasus kami terdapat pada pola “milier” yang
mengidap nodul pulmo soliter memiliki prognosis yang lebih baik; rata-rata
keberlangsungan hidup adalah sebesar 51 bulan dari waktu diagnosis awal (tabel
pendek, yakni 8 bulan. Pola milier yang ditemukan pada seri kasus kami dapat
Penatalaksanaan
secara efektif baik dengan imunoterapi aktif maupun pasif. Imunoterapi aktif
melanoma cells atau kombinasi keduanya. Injeksi dilakukan secara subkutan dan
intralesi. Imunoterapi pasif yang telah kami gunakan dilakukan dengan dua
Kemoterapi terdiri dari regimen tiga obat (BCNU, vincristine, dan DTIC)
di masa lalu dan regimen empat obat (bleomycin, oncovin, lomustine, dan DTIC)
di masa kini. Pasien yang menerima kemoterapi termasuk pasien dengan penyakit
tulang dan penyakit organ juga pasien yang belum responsif terhadap
regimenimunoterapi.
Sebelas persen memiliki respon sempurna dan, sebagian besar, ada pasien
yang memiliki metastasis pulmoner atau penyakit subkutan. Tiga puluh empat
persen telah memiliki regresi tumor sebesar 50% atau lebih dan 16% telah stabil
dari penyakit ini. Regimen gagal pada 40% pasien8]. Pada kasus yang berhasil,
nodul pulmoner cenderung mengalami regresi lebih cepat dan lebih sempurna
1. Clark WH Jr, From U, Bernadino EA, Mihm MC. The histogenesis and
biological behavior of primary human malignant melanoma of the skin. Cancer
Res 1 969;29 : 705
2. Moschella SU, Pillsbury DM, Hurly HJ Jr, eds. Dermatology, vol 2.
Philadelphia: Saunders, 1975:1360-1363
3. Cancer Facts and Figures. New York: American Cancer SocietyInc, 1979
4. Webb WR, Gamsu G. Thoracic metastasis in malignant melanoma. Chest
1977;71 :176-1 81
5. Lee YTN. Malignant melanoma, pattern of metastasis. CA 1980;30: 137-142
6. Webb WR. Hilar and mediastinal lymph node metastasis with malignant
melanoma. AJR 1979;133:805-810
7. Grıidsmith HS. Melanoma: an overview. CA 1979;29: 194-215
8. Seigler HF, Fetter BF. Current management of melanoma. Ann Surg
1977:186:1-12
9. De Coss JJ, McNeer G. Superficial melanoma. Arch Surg 1969;99:531 -534
1 0. Das Gupta T, Brasfield R. Metastatic melanoma-a clinicopathological study.
Cancer 1964;1 7:1323-1339
1 1 . Nathanson U, Hall TC, Farger S. Biological aspects of human malignant
melanoma. Cancer 1 967;20 : 650-655
12. Spratt JS Jr, Spratt TL. Rates of growth of pulmonary metastasesand host
survival. Ann Surg 1964;159: 161-171