IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. AAA
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 24 Mei 1987 ( 30 tahun)
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan / sekolah : Supir / SMA
Alamat / No. Tlp : Jl. Garuda Maccopa no.99 / 082221646442
No Status / No. Reg : 823700
LAPORAN PSIKIATRIK
Diperoleh dari catatan medis, dan autoanamnesis
Dilakukan pada :
Hari, tanggal : Rabu, 31 Jnauari 2018
Tempat : Poli Jiwa RS Wahidin Sudirohusodo
Pasien baru pertama kali datang ke Poli Jiwa RS Wahidin Sudirohusodo atas
rujukan dari Pusat Jantung Terpadu RS Wahidin Sudirohusodo
RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama
Cemas
1
Pasien merasa cemas kurang lebih sejak 4 bulan yang lalu dan memberat 2
bulan terakhir. Pasien mengeluh sering merasa cemas terutama pada saat
sendiri dan dirasakan hampir tiap hari khususnya saat malam hari. Selain itu
pasien juga mengeluh sering sesak napas, kepala pusing, jantung berdebar-
debar, merasa tegang pada bagian leher dan tidak dapat beristirahat tenang,
dan akhir-akhir ini pasien mengeluhkan sulit berkonsentrasi serta sulit tidur
tiap malam.
Pasien sering merasa khawatir akan penyakitnya sehingga selalu keluar
masuk poli PJT untuk memeriksakan diri. Dari hasil pemeriksaan dokter
jantung, pasien didiagnosa mengalami Angina Pectoris CCS 3 dan diberikan
obat Aspilet 80 mg, Captopril 12,5 mg, ISDN 5 mg, dan Bisoprolol 2,5 mg.
Namun pasien khawatir memiliki penyakit jantung lainnya yang akan
membuat pasien meninggal secara tiba-tiba sehingga meminta pemeriksaan
EKG, Echocardiogram, dan Treadmill dan didapatkan hasil yang normal
dari pemeriksaan tersebut. Pasien juga merasa takut terjadi hal-hal buruk
kepadanya sehingga menyebabkan pasien meninggal. Pasien bertambah
cemas ketika mendengar terjadi kejadian-kejaidan buruk yang diceritakan
oleh orang lain dan hal tersebut juga bisa terjadi kepadanya yang
menyebabkan pasien meninggal. Pasien juga mengeluh nafsu makan
berkurang sehingga terjadi penurunan berat badan sekitar 10 kg selama 4
bulan terakhir. Pasien mengaku tidak memiliki masalah dengan keluarga
ataupun dengan teman-teman di lingkungan sekitar pasien. Pasien memiliki
riwayat keluarga yang mengalami penyakit jantung yakni ayah pasien yang
meninggal secara tiba-tiba karena penyakit jantung yang dialaminya
tersebut, sehingga pasien khawatir hal yang sama dapat terjadi pada dirinya.
2
Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit infeksi, trauma capitis dan
kejang sebelumnya.
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien memiliki riwayat konsumsi rokok selama 20 tahun 2-3 bungkus
per hari, namun telah berhenti sejak 4 bulan yang lalu.
Tidak ditemukan adanya riwayat penggunaan zat psikoaktif lainnya.
3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya
Pasien baru pertama kali datang ke Poli Jiwa RS Wahidin Sudirohusodo.
3
dengan teman sekolah dan gurunya. Pasien pernah berkelahi dengan
teman di sekolahnya dan pernah memukul gurunya di SMA karena hal
yang sepele.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan : Pasien memiliki riwayat
pekerjaan sebagai karyawan swasta dan saat ini bekerja sebagai
supir.
b. Riwayat Pendidikan : Pendidikan terakhir pasien
yaitu SMA dan sempat melanjutkan perkuliahan di Jurusan
Ekonomi di sebuah perguruan tinggi swasta namun berhenti
karena pasien telah memiliki pekerjaan dan ingin fokus pada
pekerjaannya tersebut.
c. Riwayat Pernikahan : Pasien sudah menikah.
Pasien menikah 1 kali dan mempunyai 2 orang anak
perempuan.
d. Riwayat Kehidupan Sosial : Pasien seorang yang cukup
sensitif dan mudah marah terhadap orang lain akhir-akhir ini.
e. Riwayat Agama : Pasien memeluk agama
Islam.
4
Pasien telah menikah dan memiliki 2 orang anak (♀,♀)
Pasien tinggal bersama istri dan anaknya
Tidak ada riwayat keluhan yang sama dalam keluarga pasien
F. Situasi Sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama istri dan anaknya. Hubungan dengan
keluarga saat ini baik.
I. STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
a) Penampilan: Tampak seorang laki-laki memakai baju berwarna abu-abu,
celana puntung berwarna coklat, wajah sesuai umur 30 tahun, dengan badan
yang cukup tinggi dan gemuk. Perawatan diri pasien baik.
b) Kesadaran: Kuantitaif : Composmentis (GCS15), Kualitatif : Tidak berubah
c) Perilaku dan aktivitas psikomotor: cukup tenang.
d) Pembicaraan: Spontan, lancar, intonasi biasa.
e) Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif
5
- Waktu : Baik
- Tempat : Baik
- Orang : Baik
4. Daya ingat:
- Jangka Panjang : Baik
- Jangka Pendek : Baik
- Jangka Segera : Baik
5. Pikiran abstrak : Baik
6. Bakat kreatif : Mampu mengendarai mobil dan selama ini
berkerja sebagai supir
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : Cukup
b. Kontinuitas : Relevan, koheren
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran
a. Pre-okupasi : Pasien selalu memikirkan tentang penyakit
yang dialaminya, nasib buruk, dan takut mati
Gangguan isi pikiran : Tidak ada
F. Pengendalian Impuls
Baik
G. Daya Nilai
- Norma sosial : Tidak terganggu
6
- Uji daya nilai : Tidak terganggu
- Penilaian realitas : Tidak terganggu
H. Tilikan (Insight)
Derajat VI : pasien merasa dirinya sakit dan butuh pengobatan
I. Taraf Dapat Dipercaya
Dapat dipercaya
7
merasa tegang pada bagian leher dan tidak dapat beristirahat tenang, dan
akhir-akhir ini pasien mengeluhkan sulit berkonsentrasi dan sulit tidur tiap
malam.
Pasien sering merasa khawatir akan penyakitnya sehingga selalu keluar
masuk poli PJT untuk memeriksakan diri. Dari hasil pemeriksaan dokter
jantung pasien didiagnosa mengalami Angina Pectoris CCS 3 dan
diberikan obat Aspilet 80 mg, Captopril 12,5 mg, ISDN 5 mg, dan
Bisoprolol 2,5 mg. Namun pasien khawatir memiliki penyakit jantung
lainnya yang akan membuat pasien mati sehingga meminta pemeriksaan
EKG, Echocardiogram, dan Treadmill dan didapatkan hasil yang normal
dari pemeriksaan tersebut.
Pasien juga merasa takut terjadi hal-hal buruk kepadanya sehingga
menyebabkan pasien meninggal. Pasien bertambah cemas ketika
mendengar terjadi kejadian-kejaidan buruk yang diceritakan oleh orang
lain dan hal tersebut juga bisa terjadi kepadanya yang menyebbakan pasien
meninggal. Pasien juga mengeluh berat nafsu makan berkurang sehingga
terjadi penurunan berat badan sekitar 10 kg selama 4 bulan terakhir. Pasien
mengaku tidak memiliki masalah dengan keluarga ataupun dengan teman-
teman di lingkungan sekitar pasien. Pasien memiliki riwayat keluarga yang
mengalami penyakit jantung yakni ayah pasien yang meninggal secara
tiba-tiba karena penyakit jantung yang dialaminya tersebut, sehingga
pasien khawatir hal yang sma terjadi pada dirinya.
Dari pemeriksaan status mental tampak seorang laki-laki memakai baju
berwarna abu-abu, celana puntung berwarna coklat, wajah sesuai umur 30
tahun, dengan badan yang cukup tinggi dan gemuk. Perwatan diri pasien
baik. Perilaku dan aktivitas psikomotor cukup. Mood cemas dan afek
cemas. Isi pikiran pre-okupasi, pasien sering mengatakan tentang nasib
buruk dan takut akan kematian. Tilikan derajat VI, pasien merasa dirinya
sakit dan butuh pengobatan.
Dari pemeriksaan skala ukur kecemasan dengan Hamilton Rating Scale for
Anxiety/HARS didapatkan total skor 26, interpretasi anxietas sedang.
8
IV. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, ditemukan
adanya gejala klinis yang bermakna berupa rasa cemas. Keadaan ini
menimbulkan penderitaan (distress) pada dirinya dan keluarga serta terdapat
hendaya (dissability) pada fungsi pekerjaan dan penggunaan waktu senggang
dan sosial sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita Gangguan
Jiwa. Karena tidak didapatkan hendaya berat dalam menilai realita, sehingga
pasien digolongkan dengan Gangguan Jiwa Non Psikotik. Berdasarkan hasil
pemeriksaan status internus dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan
adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang dapat
menimbulkan gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan
sehingga dapat dikategorikan Gangguan Jiwa Non Psikotik Non Organik.
Pada pasien ini sangat menonjol gejala cemas berupa afek cemas,
ketegangan motorik (sakit kepala, gelisah, tidak dapat santai), dan overaktifitas
otonomik (mudah berkeringat, jnatung berdebar, sesak napas, pusing yang
ringan) yang berlangsung kurang lebih sejak 4 bulan yang lalu dan memberat
2 bulan terakhir. Pasien mengeluh sering merasa cemas dirasakan hampir
setiap hari khsusunya saat malam hari selama 2 bulan terakhir, tidak terbatas
dan menonjol pada situasi khusus tertentu saja (Free Floating). Pasien
memiliki preokupasi tentang penyakit yang dialaminya dan selalu memikirkan
tentang nasib buruk dan kematian yang tiba-tiba akan dialaminya. Dari
berbagai gejala pada pasien tersebut, maka berdasarkan PPGDJ III didiagnosis
Ganguan Anxietas Menyeluruh (F41.1).
Axis II
Sebelum sakit, pasien dikenal sebagai orang yang aktif dan mudah bergaul,
belum dapat digolongkan pada salah satu ciri kepribadian tertentu.
Axis III
Diagnosis : Angina Pectoris CCS III, Penyakit Sistem Sirkulasi (I00-I99)
Axis IV
9
Masalah berkaitan dengan kondisi kesehatan pasien/ masalah fisik
Axis V
GAF Scale 70-61 (Berupa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
secara umum baik).
V. DAFTAR PROBLEM
Organobiologik
Ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna yakni pasien merasakan nyeri
dada dan didiagnosa sebagai Angina Pectoris CCS 3 dan terdapat
ketidakseimbangan neurotransmitter, maka pasien memerlukan farmakoterapi
Psikologik
Ditemukan adanya perasaan cemas sehingga pasien memerlukan psikoterapi
Sosial
Ditemukan adanya hendaya ringan dalam pekerjaan, penggunaan waktu
senggang dan sosial maka membutuhkan sosioterapi.
10
Sosioterapi: memberikan penjelasan kepada pasien, keluarga pasien
dan orang-orang disekitarnya sehingga mereka dapat memberikan
dukungan moral dan menciptakan lingkungan yang kondusif agar
dapat membantu proses penyembuhan.
VII. PROGNOSIS
Dubia ad bonam
1. Faktor pendukung :
- Pasien datang sendiri untuk berobat dan ingin sembuh
- Adanya dukungan dari keluarga yang baik untuk kesembuhan pasien
- Tidak ada riwayat yang sama dalam keluarga
- Stressor jelas
2. Faktor penghambat :
- Stressor masih berlangsung
VIII. FOLLOW UP
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya, menilai
efektivitas terapi serta kemungkinan terjadinya efek samping yang tidak
diinginkan.
IX. DISKUSI
Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1):
Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder, GAD)
merupakan kondisi gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan
kekhawatiran yang berlebihan dan tidak rasional bahkan terkadang tidak
realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dialami
hamper sepanjang hari, berlangsung sekurangnya selama 6 bulan.
Menurut PPDGJ III pada gangguan cemas menyeluruh pasien harus
menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir tiap hari
untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas, menonjol,
11
pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifat free floating atau
mengambang). Kriteria diagnosisnya dapat menggunakan pedoman diagnostik
PPDGJ-III dan kriteria DSM-V. Gejala utama gangguan anxietas menyeluruh
adalah anxietas, ketegangan motorik, hiperaktivitas otonom, dan kesiagaan
kognitif.
Pengalaman ansietas memiliki dua komponen yaitu kesadaran akan sensasi
fisiologis (seperti palpitasi dan berkeringat) serta kesadaran bahwa ia gugup
atau ketakutan. Selain pengaruh visceral dan motorik, ansietas mempengaruhi
pikiran, persepsi dan pembelajaran. Ansietas cenderung menimbulkan
kebingungan dan distorsi persepsi, tidak hanya persepsi waktu dan ruang tetapi
juga orang dan arti peristiwa. Distorsi ini dapat menggangu proses
pembelajaran dengan menurunkan konsentrasi, mengurangi daya ingat dan
mengganggu kemampuan menghubungkan satu hal dengan hal lain yaitu
membuat asosiasi.
Gejala utama gangguan cemas menyeluruh adalah anxietas, ketegangan
motoric, hiperaktivitas autonomy dan kewaspadaan secara kognitif.
Kecemasan bersifat berlebihan dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
pasien. Ketegangan motoric bermanifestasi bergetar, kelelahan, dan sakit
kepala. Hiperaktivitas autonom timbul dalam bentuk pernapasan yang pendek,
berkeringat, palpitasi, dan diserta gejala saluran pencernaan. Terdapat juga
kewaspadaan kognitif dalam bentuk iritabilitas.
Berdasarkan PPGDJ III sebagai berikut:
Pasien harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berangsung
hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak
terbatas atau menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja, sifatnya (Free
Floating atau mengambang) gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-
unsur berikut:
Kecemasan (Khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung
tanduk, sulit konsentrasi dsb)
12
Ketegangan mototrik (Gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai),dan
13
lama bagi klinisi yang terlibat, baik bila klinisi tersebut adalah seorang
psikiater, dokter keluarga atau spesialis lain.
Pada gangguan cemas menyeluruh psikofarmakoterapi yang diberikan
adalah obat anti anxietas. Obat anti anxietas terbagi menjadi dua golongan
yakni benzodiazepine dan non-benzodiazepin. Golongan benzodiazepine
mempunyai rasio terapeutik lebih tinggi dan lebih kurang menimbulkan adiksi
dengan toksistas yang rendah. Disamping itu fenobarbital menginduksi enzim
mikrosomal di hepar sedangkan golongan benzodiazepine tidak. Spektrum
klinis benzodiazepine meliputi efek anti anxietas, antikonvulsan, anti
insomnia, dan premedikasi tindakan operatif.
Pengaturan dosis golongan benzodiazepine memiliki steady state dicapai
setelah 5-7 hari dengan dosis 2-3 kali sehari dan lama pemberian obat tidak
lebih dari 1-3 bulan. Pemberian sewaktu-waktu dapat dilakukan apabila
sindrom anxietas muncul kembali. Penghentian obat selalu secara bertahap.
Pasien diberikan alprazolam 1 mg, karena alprazolam efektif untuk
Gangguan Cemas, “onset of action’ lebih cepat dan mempunyai komponen
efek anti depresi. Alprazolam adalah suatu golongan benzodiazepin yang
mempunyai resiko terapeutik lebih tinggi toksitas yang rendah, dibandingkan
dengan mepromabate atau Phenobarbital. Golongan benzodiazepine
merupakan drug of choice dari semua obat yang mempunyai efek anti anxietas
disebabkan spesifitas dan keamanannya. Prognosis pada pasien ini adalah
dubia ad bonam karena faktor pendukung yang cukup signifikan dan faktor
penghambat yang minimal.
Faktor pendukung:
- Pasien datang sendiri untuk berobat dan ingin sembuh
- Dukungan dari keluarga yang baik untuk kesembuhan pasien
- Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga
- Stressor jelas
Faktor penghambat:
- Stressor masih berlangsung
14
X. DAFTAR PUSTAKA
8. LAMPIRAN
Skala Ukur Anxietas Hamilton/HARS
Mudah tersinggung Ya
2. Ketegangan 3
15
Merasa tegang Ya
Lesu Ya
Tidak bisa istirahat tenang Ya
Mudah terkejut -
Mudah menangis -
Gemetar Ya
Ya
Gelisah
3. Ketakutan 1
Pada gelap -
Pada orang asing -
Ditinggal sendiri Ya
4. Gangguan tidur 1
Sukar masuk tidur -
Terbangun malam hari -
Tidur tidak nyenyak Ya
Banyak mimpi-mimpi -
Mimpi buruk -
-
Mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan 3
Sulit konsentrasi Ya
Daya ingat menurun Ya
Daya ingat buruk -
6. Perasaan depresi 4
Hilangnya minat -
Berkurangnya kesenangan pada hobi -
16
Sedih -
Bangun dini hari -
Perasaan berubah-ubah sepanjang Ya
hari
7. Gejala simatik/fisik (otot) 1
Sakit dan nyeri-nyeri otot Ya
Kaku -
Kedutan otot -
Gigi gemeretuk -
Merasa lemas Ya
Perasaan ditusuk-tusuk Ya
9. Gejala kardiovaskular 2
Denyut jantung cepat Ya
Berdebar-debar Ya
Nyeri di dada Ya
sekejap) -
Napas pendek/sesak Ya
17
11. Gejala gastrointestinal 3
Sulit menelan -
Perut melilit Ya
Gangguan pencernaan Ya
18
Kepala pusing Ya
Kepala terasa berat -
Kepala terasa sakit Ya
Bulu-bulu berdiri -
Kening berkerut -
Muka tegang -
Otot tegang/mengeras -
-
Napas pendek dan cepat
-
Muka merah
Total nilai angka (skor) 26
Interpretasi : Anxietas Sedang
AUTOANAMNESIS
Keterangan :
DM: Pemeriksa (Dokter muda)
P : Penderita
DM : ‘Selamat pagi pak’
P : ‘Pagi dok.’
DM : ‘Saya dokter muda Firja, saya bisa tanya-tanya tentang keluhannya Bu?’
P : ‘iye dok.’
DM : ‘Boleh tahu namanya siapa, Pak?’
19
P : ‘Bapak AAA’
DM : “Umur bapak berapa sekarang?’
P : ’30 tahun.’
DM : ‘Ibu tinggal dimana skarang?’
P : ‘di Jl. Garuda dok’
DM : ‘Tinggal dengan siapa disana?’
P : ‘Saya tinggal dengan istri dan anak saya dok’
DM : ‘Apa Pendidikan terakhirnya bu?’
P : ‘SMA dok, tapi sempat ikut perkuliahan jurusan Ekonomi di suatu
Perguruan Tinggi Swasta namun saat ini telah berhenti’
DM : ‘Apa alasan bapak berhenti kuliah ?’
P : ‘Saat itu saya kuliah sambil bekerja dok, dan saya merasa senang dengan
pekerjaan saya sehingga memilih untuk berhenti kuliah dan fokus pada pekerjaan’
DM : ‘Pekerjaannya apa sekarang, Pak?’
P : ‘Saya bekerja sebagai supir di perusahaan swasta dok.’
DM : ’oh iye pak , Jadi apa keluhan bapak sampai bapak datang ke Poli jiwa?’
P : ’Saya sering cemas dok.’
DM : ’kalau boleh tau sejak kapan cemasnya bapak alami?’
P : ’Sudah 4 bulan saya rasa ini cemasku dok tapi paling ku rasa sejak 2 belan
terakhir dok’
DM :’baru pertama kali ini kita rasakan cemas sekali bu ?’
P :’baru pertama ini dok’
DM :’Kapan biasanya muncul itu bu ?’
P :’Biasanya sering kalau saya sedang sendiri dok dan saat malam hari dok’
DM : ‘Kalau boleh tau bu saat cemas apa yang kita rasakan ?’
P :’Kalau munculmi cemasku ku saya rasa sesak napas, jantungku berdebar-
debar, tanganku keringat dok, dan sering merasa tercekik dok’
DM :’Ada ka kita pikir bu sampai kita jadi cemas ?’
P :’Iya dok, saya selalu merasa kepikiran dengan penyakit yang saya alami
dok’
DM :’Penyakit apa yang bapak alami ?’
20
P :’Saya selalu keluar masuk poli Jantung di PJT karena keluhan saya tadi
(sesak napas, jantung berdebar-debar, mudah keringat) namun dari hasil
pemeriksaan dokter waktu itu bilang saya Cuma memiliki tekanan darah
yang cukup tinggi namun tidak memiliki penyakit jantung lainnya. Dari
pemeriksaan EKG, Echocardiogram, dan Treadmill saya dinyatakan baik
dok. Namun, saya masih merasa cemas dengan penyakit tekanan darah
tinggi saya dok dan takut mati karena penyakit itu ’
DM :’Kenapa bapak bisa berpikiran seperti itu padahal sudah mendapatkan obat
tekanan darah tinggi dan dinyatakan tidak memiliki penyakit jantung?’
P :’Saya memiliki bapak yang meninggal secara tiba-tiba karena penyakit
jantung dok, dan saya takut mengalami hal yang serupa dan membuat saya
meninggal secara tiba-tiba juga apalagi saya punya penyakit tekanan darah
tinggi ’
DM :’Bagaimana tidur ta sama pekerjaan ta bu ?’
P :’Sejak 2 bulan dok susah ka tidur karena cemas akan penyakitku, dan
pekerjaan ku juga terganggu karena tiba-tiba saja saya merasa cemas dan
kepikiran lagi sama penyakitku’
DM : ‘Kalau makan ta bagaimana bu ?’
P :’nafsu makanku juga sudah turun dok, awalnya berat badanku sekitar 100
kg tapi tadi waktu kita’ periksa sisa 88 kg dok’
DM ;’jadi kalau kita cemas apami yang kita lakukan ?’
P :’tidak ada dok’
DM :’apakah saat cemas bapak ada mendengar suara-suara ?’
P :’tidak ada ji dok saya dengar suara-suara’
DM :‘Menurut bapak, apa pemicu nya sampai bapak cemas ?’
P :‘Saya juga tidak tahu dok kenapa bisa cemas tapi biasa kalau sendiri ka nda
enakmi ku rasa perasaanku dok, langsungka lagi kepikiran sama
penyakitku’
DM : ‘bapak ada masalah keluarga, pekerjaan, atau masalah yang lain?’
P :‘Tidak ada ji dok’
DM :‘Sebelum berobat kesini, bapak pernah berobat di tempat lain?’
21
P :‘iye dok, di poli PJT dok baru saya dirujuk ke sini’
DM : ‘Apa bapak tau artinya panjang tangan?’
P : ‘Suka mencuri dok.’
DM : ‘Bagaimana bapak membedakan jeruk dan bola tenis?’
P : ‘jeruk untuk dibuat jus dan bola tenis untuk berolahraga. Jeruk bisa
dimakan. Bola tenis tidak bisa dimakan.’
DM : ‘Menurut bapak, memukul itu bagaimana?’
P : ‘tidak baik dok. Menambah dosa juga dok’
DM : ‘Kalau misalnya Bapak menemukan dompet dijalan, bagaimana tindakan
Bapak?’
P : ‘Saya liat dulu dalam dompetnya, ada tanda pengenal yang bisa dihubungi
atau tidak. Kalau tidak, langsung bawa ke kantor polisi saja’
DM : ‘Ada yang mau bapak tambahkan?’
P :‘Tidak ada dok’
DM : ’ohh iyaa, Terima kasih pak’
P : ’oh iyaa dok, Terima kasih’
DM : ’Iyaa pak, sama-sama’
22