Anda di halaman 1dari 3

JUAL BELI DALAM ISLAM

1. Pengertian jual beli

Jual beli menurut bahasa artinya pertukaran atau saling menukar.Sedangkan


menurut pengertian fiqih,jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain
dengan rukun dan syarat tertentu.Jual beli juga dapat diartikan menukar uang dengan
barang yang di inginkan sesuai dengan rukun dan syarat tertentu.

Suatu ketika Rasulullah Muhammad SAW ditanya oleh seorang sahabat tentang
pekerjaan yang paling baik.Beliau menjawab,Pekerjaan tebaik adalah pekerjaan yang
dilakukan dengan tangannya sendiri dan jual beli yang di lakukan dengan baik.Jual beli
hendaknya di lakukan oleh pedagang yang mengerti ilmu fiqih.Hal ini untuk menghindari
terjadinya penipuan dari ke dua belah pihak.Khalifah Umar bin Khattab, sangat
memperhatikan jual beli yang terjadi di pasar. Beliau mengusir pedagang yang tidak
memiliki pengetahuan ilmu fiqih karena takut jual beli yang dilakukan tadak sesuai dengan
hukum islam.

2. Macam-Macam Jual Beli Dalam Islam

 Di Tinjau dari Pertukaran (Wahbah Az-Zuhaili, Al-fiqih Al-islami wa


adillatuhu,4/5995-596)
a. Jual Beli Salam (Pesanan)
Jual beli salam adalah jual beli melalui pesanan yakni jual beli dengan cara uang
muka terlebih dahulu kemudian barangnya diantar belakangan.
b. Jual Beli Muqayyadah (Barter)
Jual beli Muqayyadah adalah jual beli dengan cara menukar barang dengan
barang seperti menukar sepatu dengan baju.
c. Jual Beli Muthlaq
Jual beli Muthlaq adalah jual beli barang dengan sesuatu yang telah di sepakati
sebagai alat tukar.
d. Jual Beli Alat Tukar Dengan Alat Tukar
Jual beli alat tukar dengan alat tukar adalah jual beli barang yang biasa dipakai
sebagai alat tukar dengan alat tukar lainnya seperti dinar dengan dirham.

 Ditinjau Dari Benda (Objek)

Jual Beli di bagi 3 macam (kifayatul Akhyar,Imam Taqiyuddin,hal.329)

a) Bendanya Kelihatan
Ialah pada waktu melakukan akad jual beli,barang yang di perjual belikan ada
di depan penjual dan pembeli. Contoh : Membeli beras di pasar atau di toko.
b) Sifat-Sifat Bendanya Disebutkan Dalam Janji
Ialah jual beli salam (Pesanan). Salam adalah jual beli yang tidak tunai.Salam
mempunyai arti meminjamkan barang atau sesuatu yang seimbang dengan harga
tertentu.
Maksudnya ialah perjanjian yang penyerahan barang-barangnya di tangguhkan
hingga masa tertentu sebagai imbalan harga yang tekah ditetapkan ketia akad.

c) Dengan Perbuatan (Mu’athah)


Mua’thah ialah mengambil dan memberikan barang tanpa ijab Kabul secara
lisan.
Seperti seorang mengambil barang yang sudah di tuliskan label harganya oleh
penjualnya,kemudian pembeli melakukan pembayaran kepada penjual.
Jual beli yang demikian dilakukan tanpa sighat ijab kabul antara penjual dan
pembeli.Sebagian syafi’iyah melarangnya karena ijab Kabul ialah sebaian rukun
dari jual beli.Tapi sebagian Syafi’iyah lainnya seperti IMAM AN-NAWAWI
membolehkan jual beli barang kebutuhan sehari hari dengan cara demikian.

 Ditinjau Dari Harga

a) Jual beli yang menguntungkan(Al-Murabahah)


b) Jual beli tidak menguntungkan yaitu menjual dengan harga aslinya (At-Tauliyah)
c) Jual beli rugi (Al-Khasarah)
d) Jual beli Al-Musawah yaitu penjual menyembunyikan harga aslinya tetapi kedua
orang yang akad saling meridhainya.

3. Prinsip-Prinsip Jual Beli

a) Al-Murabahah ( jual beli dengan pembayaran dimuka)


Adalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
di sepakati. Dalam istilah teknis perbankan syariah Murabahah ini di artikan
sebagai suatu perjanjian yang di sepakati antara bank syariah dengan nasabah,
dimana bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal
kerja lainya yang di butuhkan nasabah, yang akan di bayar kembali oleh nasabah
sebesar harga jual bank ( Harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu yang
ditetapkan.
Dasar hukum QS. Al-baqarah [2];275
Yang artinya
“dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”
Hadist riwayat Ibn Majah
Dari Suhaib Al-Rumi R.A bahwa Nabi SAW bersabda : “ Tiga hal yang di
dalamnya terdapat keberkatan : jual beli secara tangguh, muqaradhan
(Mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah
bukan untuk di jual (HR.IBN MAJAH)
b) Bai’ As –Salam ( jual beli dengan pembayaran tangguh)
Salam ialah transaksi jual beli dimana barang yang perjual belikan belum
ada oleh karna itu barang di serahkan secara tangguh sedangkan pembayaran
dilakukan tunai.Bank bertindak sebagai pembeli,sementara nasabah sebagai
penjual.Sekilas transaksi ini mirip jual beli ijon, namun dalam transaksi ini
kuantitas,kualitas,harga dan waktu penyerahan barang harus ditentukan secara
pasti.

c) Bai’ Al-Istishna ( jual beli berdasarkan pesanan)


Produk istishna menyerupai produk salam,namun dalam istishna
pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali ( termin )
Pembayaran.Skim istishna dalam bank syariah umumnya di aplikasikan pada
pembiayaan manufakur dan konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai