PENDAHULUAN
1.1.LATAR BELAKANG
Biokimia merupakan cabang ilmu dari biologi yang cakupan bahasannya meliputi
berbagai komponen yang ada didalam tubuh makhluk hidup beserta reaksi kimianya. Salah
satu komponen yang ada dalam tubuh ibu hamil adalah darah. Ada juga biokimia hormone
dan urine dalam kehamilan.
Darah yang menyuplai jaringan dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistim imun yang bertujuan untuk
mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Di dalam darah terdapat heme yang
berperan penting dalam menjalankan tugasnya sebagai zat angkut oksigen dan nutrisi.
Sedangkan setiap hormon memiliki fungsi yang sangat spesifik pada masing-masing sel
sasarannya. Tak heran, satu macam hormon bisa memiliki aksi yang berbeda-beda sesuai
sel yang menerimanya saat dialirkan oleh darah.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.
Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan,
anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya
anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda. Oleh sebab itu wanita,
selayaknya diberi perhatian sebab :
1. Wanita menghadapi masalah kesehatan khusus yang tidak dihadapi pria berkaitan
dengan fungsi reproduksinya
2. Kesehatan wanita secara langsung mempengaruhi kesehatan anak yang dikandung dan
dilahirkan.
3. Kesehatan wanita sering dilupakan dan ia hanya sebagai objek dengan mengatas
namakan “pembangunan” seperti program KB, dan pengendalian jumlah penduduk.
4. Masalah kesehatan reproduksi wanita sudah menjadi agenda Intemasional diantaranya
Indonesia menyepakati hasil-hasil Konferensi mengenai kesehatan reproduksi dan
kependudukan (Beijing dan Kairo).
5. Berdasarkan pemikiran di atas kesehatan wanita merupakan aspek paling penting
disebabkan pengaruhnya pada kesehatan anak-anak. Oleh sebab itu pada wanita diberi
kebebasan dalam menentukan hal yang paling baik menurut dirinya sesuai dengan
kebutuhannya di mana ia sendiri yang memutuskan atas tubuhnya sendiri.
1.2.TUJUAN DAN MANFAAT
1. Untuk mengetahui teori dan konsep kesehatan reproduksi
2. Untuk mengetahui dampak dari hormon pada kehamilan.
Page | 1
3. Untuk mengetahui apa saja kelainan pada metabolisme sebagai akibat kelaparan dan
defisiensi insulin
4. Untuk mengetahui macam-macam darah.
Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. ENZIM
a. Enzim
Hukum termodinamika memberitahukan apa yang dapat dan yang tidak dapat
terjadi tanpa menyebutkan kecepatan proses yang terjadi. Suatu reaksi kimiawi
spontan dapat terjadi sedemikian lambatnya sehingga reaksi tersebut tidak dapat
ditangkap oleh indra. Misalnya, hidrolisis sukrosa (gula) menjadi glukosa dan
fruktosa bersifat eksergonit, yang terjadi secara spontan dengan pelepasan energi
bebas (∆G = -7 kkal/mol). Namun suatu larutan sukrosa yang dilarutkan dalam
air steril akan tetap seperti itu selama bertahun-tahun dalam suhu ruangan tanpa
terjadi hidrolisis yang berarti. Akan tetapi, jika kita menambahkan sejumlah kecil
enzim sukrase kelarutan itu, maka semua sukrosa itu dapat dihidrolisis dalam
hitungan detik.
1. Enzim mempercepat reaksi metabolisme dengan cara menurunkan
rintangan energi.
Enzim adalah protein katali. (jenis lain katalis biologis, ribozim, yang terbuat
RNA). Suatu katalis adalah suatu agen kimiawi yang mengubah laju reaksi tanpa
harus dipergunakan oleh reaksi itu. Setiap reaksi kimiawi melibatkan pemutusan
ikatan dan pembentukan ikatan. Misalnya, hidrolisis sukrosa melibatkan pertama-
tama pemutusan ikatan antara glukosa dan fruktosa dan kemudian pembentukan
ikatan baru dengan suatu atom hydrogen dan suatu gugus hidroksil dari air.
Investasi awal energi untuk memulai suatu reaksi─energi yang di perlukan untuk
memutuskan ikatan pada molekul reaktan─dikenal sebagai energi bebas untuk
aktivasi,atau energy aktivasi, yang disingkat dengan EΑ dalam buku ini.
Suatu reaksii hipotesis yang mempertukarkan bagian-bagian dari kedua molekul
reaktan :
AB + CD → AC + BD
Ikatan-ikatan reaktan hanya akan putus ketika molekul-molekulnya telah menyerap
cukup banyak energi untuk membuatnya menjadi tidak stabil. (ingat bahwa sistem
yang kaya akan energi bebas secara intrinsik tidk stabil, dan sistem yang tidak stabil
adalah reaktif). Pada puncak, reaktan berada dalam kondisi tidak stabil yang di
Page | 3
kenal sebagai keadaan transisi; reaktan telah berada dalam kondisi siap, dan reaksi
bisa terjadi. Perbedaan antara energi bebas produk dan reaktan adalah ∆G untuk
keseluruhan reaksi, yang bernilai negatif untuk suatu reaksi eksergonik.
2. Enzim memiliki substrat yang spesifik
Reaktan dimana enzim akan bekerja disebut sebagai substrat enzim. Enzim
berikatan dengan substratnya (atau beberapa substranya ketika terdapat dua atau
lebih reaktan). Pada saat enzim dan substratnya berikatan, kerja katalitik enzim
tersebut akan mengubah substrat menjadi produk (atau enzim produk) reaksi.
KARAKTERISTIK
Page | 4
Enzim terdiri dari bagian protein dan bagian non protein. Rumus lengkap enzim yaitu bagian
protein (tidak aktif/apoenzim) ditambahkan dengan bagian bukan protein (gugus prostetik,
koenzim, kofaktor ion logam) menghasilkan holoenzim yang merupakan enzim lengkap dan
aktif.
1. Apoenzim
Apoenzim sangat menentukan fungsi biokatalisator dari enzim. Bagian ini akan rusak pada
suhu terlampau panas atau bersifat termolabil. Apoenzim memiliki sisi yang berhubungan
langsung dengan substrat, merupakan:
Sisi aktif, merupakan sisi yang berkaitan dengan substrat (zat yang akan dijadikan produk).
Bagian ini mengikat molekul substrat dan terjadilah proses katalis. Sisi ini dapat diganggu oleh
inhibitor kompetetif.
Sisi alosterik, merupakan sisi yang berkaitan dengan kofaktor. Sisi ini dapat dipengaruhi oleh
inhibitor nonkompetetif yang berstruktur sama dengan kofaktor.
2. Kofaktor
Komponen selain protein pada enzim dinamakan kofaktor. Kofaktor dapat mengubah-ubah
bentuk sisi aktif sehingga dapat ditempeli substrat tertentu. Kofaktor berbentuk ion logam
seperti Na, K dan Ca. Kofaktor memiliki dua komponen merupakan :
Koenzim berupa senyawa organic (vitamin) yang berikatan secara non-kovalen dengan enzim.
Dapat merupakan ion logam atau metal, atau molekul organik yang dinamakan koenzim.
Gugus prostetik, merupakan kofaktor senyawa organic (mineral) yang berikatan secara kovalen
dengan enzim. Gugus prostetik ini berukuran kecil, tahan panas (termostabil), dan diperlukan
enzim untuk aktivitas katalitiknya. Gabungan kedua bagian ini membentuk haloenzim,
merupakan bentuk enzim yang sempurna dan aktif. Enzim yang memerlukan ion logam sebagai
kofaktornya dinamakan metaloenzim. Ion logam ini berfungsi untuk menjadi pusat katalis
primer, menjadi tempat untuk mengikat substrat, dan sebagai stabilisator supaya enzim tetap
aktif.
Pada mulanya enzim dianggap hanya terdiri dari protein, memang ada enzim yang ternyata
hanya tersusun dari protein saja. Misalnya pepsin dan tripsin. Tetapi ada juga enzim-enzim
yang selain protein juga memerlukan komponen selain protein.
KLASIFIKASI MACAM – MACAM JENIS ENZIM
Pengklasifikasian enzim telah ditentukan berdasarkan aturan Internasional Enzyme Comission
(IEC) yang disetujui secara global oleh International Union Of Biochemistry (IUB). Dalam
IEC, tiap enzim memiliki nama sistematik yang sering kali panjang dan bersifat menguraikan.
Tambahan juga banyak enzim yang memiliki nama trivial yang diterima untuk penggunaan
sehari-hari.
1. Berdasarkan sistem IEC, terdapat tujuh pengklasifikasian enzim merupakan;
a. Oksidoreduktase
Page | 5
Oksireduktase merupakan enzim yang berfungsi dalam reaksi-reaksi oksidasi atau
dehidrogenesa dan oksidasa. Bentuk dari jenis ini ada yang teroksidadiada juga dalam bentuk
tereduksi. Berikut subkelas oksireduktase:
Oksidase, merupakan enzim yang memindahkan dua elektron dari asalnya ke oksigen, biasanya
menyebabkan pembentukan peroksida hydrogen.
Oksigenase, merupakan enzim yang mengkatalis penggabungan kedua atom oksigen kedalam
suatu substrat tunggal.
Hidroksilase, merupakan enzim yang menggabungkan sebuah atom molekul oksigen kedalam
substrat oksigen yang kedua timbul seperti air.
Peroksidase, merupakan enzim yang mempergunakan peroksida hidrogen selain dari oksigen
sebagai oksidan, peroksida NADH mengkatalisa reaksi
Katalase, merupakan jenis enzim yang unik, dimana didalam peroksida hidrogen bekerja baik
sebagai donor maupun akseptor. Kakatalase berfungsi didalam sel untuk mendetoksifikasikan
peroksida hidrogen.
b. Transferase
Transferase bekerja dalam reaksi-reaksi transfer gugus dari satu ke yang lainnya. Enzim ini
terlibat dalam memindahkan grup fungsional antara donor dengan akseptor. Amino, acyl,
fosfat, satu karbon dan grup glikosil adalah salah satu dari dua bagian sama besar yang
ditransfer.
Aminotransferase (transaminase), kerjanya adalah dengan mentransfer grup amino dari satu
asam amino ke akseptor asam keto, dengan menghasilkan pembentukan asam amino yang baru
dan asam keto yang baru
Kinase, adalah enzim yang memfosforilasi merupakan mengkatalisa pemindahan grup fosforil
dari ATP atau trifosfat nukleotida lainnya ke alkohol atau akseptor grup amino, misalnya
glukokinase.
Glukosiltransferase, merupakan enzim yang mengkatalisa transfer residu dari gluykosil yang
aktif ke sebuah glikogen primer. Ikatan fosfosester didalam disfosfoglukosa uridin adalah labil,
yang menyebabkan glukosa berpindah ke glikogen primer yang sedang berkembang.
c. Hidrolase
Hidrolase merupakan enzim-enzim yang menguraikan suatu zat dengan pertolongan atau
media air. Hidrolase dibagi atas kelompok kecil berdasarkan substratnya merupakan bekerja
pada hidrolisa ester, eter, peptide, glikosida, dan lain sebagainya. Biasanya penggolongan
hidrolase dibagi atas ikatan dihidrolase.
d. Liase
Page | 6
Liase merupakan enzim yang bekerja menghilangkan gugus-gugus tertentu dari substrat
dengan mekanisme yang lain dari hidrolisa contohnya enzim untuk menarik air dari gugus
alcohol. Dekarboksilase menghilangkan unsur CO2 dari asam keto alfa, beta atau asam amino.
Dehidratase menghilangkan unsur H2O dalam sebuah reaksi dehidrasi. Dehidratase sitrat
mengubah sitrat menjadi cis-akoninat. Dekarboksilasa asam purivat merupakan liase, karena
dapat dilihat sebagai katalis untuk kebalikannya dari reaksi apaabila asetal dehida ditambahkan
pada ikatan rangkap karbon-oksigen dalam CO2 walaupun dalam prkateknya reaksi
berlangsung tidak irreversible seperti yang tertulis.
e. Isomerase
Isomerase merupakan enzim yang berfungsi untuk merubah posisi optic atau ruang, geometris
atau posisi gugus dalam satu isomer. Isomerase yang mengkatalisa pembalikan karbon
asimetrik terjadi pada epimerase atau recemase. Mutase melibatkan transfer intramolekul pada
suatu kelompok seperti fosforil.Transfer tidak perlu langsung, tapi dapat melibatkan suatu
enzim fosforilated sebagai perantara. Beberapa isomerase dapat mengkatallis gula. Terdapat
juga sis-trans isomerase , salahsatunya isomerase retinen yang secara langsung terlibat dalam
biokimia.
f. Ligase
Enzim ligase berfungsi untuk mengkatalis reaksi yang membentuk ikatan kimia, memutuskan
ikatan pirofosfat dari suatu nukleotida dan menggandakan pembentukan berbagai ikatan kimia
sampai pada gangguan ikatan pirofosfat didalam trifosfat adenosin atau sebuah nukleotida yang
sama. Karena proses ligase biasanya menggunakan energy, maka daya pendorong untuk reaksi-
reaksi yang dikataliskan ligase pada umumnya adalah pengambilan eksergonik (pelepasan
energy) gugus fosforil atau pirofosforil dari ATP.
Setelah melihat kelas yang terbagi sesuai dengan sistem IEC diatas memiliki kategori yang
didasarkan pada sifat gugus fungsional yang terserang oleh enzim. Sub kategori yang cukup
banyak itu menggambarkan keanekaragaman dari jenis reaksi kimia yang dikataliskan oleh
enzim.
2. Enzim juga dapat dibedakan berdasarkan tempat kerjanya dan ditinjau dari sel yang
membentuknya merupakan :
a. Enzim konstitutif
Page | 7
Merupakan enzim yang selalu tersedia dalam mikroba dengan jumlah yang relative konstan.
Enzim ini juga dibentuk terus-menerus oleh sel dengan ada atau tidaknya.
Merupakan enzim yang dibentuk karena adanya rangsangan dari substrat atau senyawa tertentu
yang lain dan jumlahnya tidak konstan.
a. Karbohidrase
Merupakan enzim-enzim yang menguraikan golongan karbohidrat. Klasifikasi satu ini masih
memiliki pembagian lainnya seperti:
Amilase, merupakan enzim yang menguraikan amilum (suatu polisakarida) menjadi maltosa 9
suatu disakarida).
Sukrase, merupakan enzim yang mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Laktase, merupakan enzim yang mengubah laktase menjadi glukosa dan galaktosa.
Selulase, emzim yang menguraikan selulosa ( suatu polisakarida) menjadi selobiosa ( suatu
disakarida)
b. Esterase
Enzim jenis ini fungsinya hanya khusus untuk memecah golongan ester. Contohnya seperti:
Lipase, merupakan enzim yang menguraikan lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
Fosfatase, merupakan enzim yang menguraikan suatu ester hingga terlepas asam fosfat.
a. Enzim konstitutif
Merupakan enzim yang jumlahnya dipengaruhi oleh kadar substratnya, contohnya seperti
enzim amylase.
Page | 8
b. Enzim adaptif
Merupakan enzim yang pembentukannya dirangsang oleh adanya substrat, contohnya seperti
enzim β-galaktosidase yang dihasilkan oleh bakteri e-coli yang ditumbuhkkan di dalam
medium yang mengandung laktosa.
Enzim bekerja dengan mengikat reaktan (substrat) yang menyebabkan berada pada posisi
(orientasi) yang diinginkan dan energy yang lebih rendah dari energy aktivitasinya. Pengikatan
substrat ini memiliki cara tersendiri atau mekanisme kerjanya terhadap substrat.
Aktivitas Enzim
Terdapat dua teori yang dapat menjelaskan secara keseluruhan cara kerja enzim, yaitu :
Enzim memiliki struktur sisi spesifik yang cocok dengan substrat. Substrat atau bagian substrat
harus memiliki bentuk yang tepat dengan sisi katalitik enzim. Substrat kemudian ditarik oleh
sisi katalitik enzim yang cocok untuk substrat tersebut sehingga terbentuk kompleks antara
enzim substrat. Kondisi ini menggambarkan analogi kunci dan lubang kunci yang dimasuki,
keduanya harus sesuai untuk bisa membuka pintu reaksi atau dengan kata lain untuk
mengaktifkan kinerjanya.
Teori ini mempertimbangkan fleksibilitas protein, sehingga pengikatan suatu substrat pada
enzim menyebabkan sisi aktif mengubah konformasinya sehingga cocok dgn substratnya.
Page | 9
Teori ini dapat menerangkan fase transisi kompleks. Lokasi aktif beberapa enzim mempunyai
konfigurasi yang tidak kaku. Enzim berubah bentuk menyesuaikan diri dengan bentuk
substrat setelah terjadi pengikatan. Jika biasanya enzim mencari substrat yang cocok, maka
teori ini menjelaskan ketika enzimlah yang menyesuaikan diri dengan bentuk substrat ketika
telah terkait. Jadi tautan yang cocok pada keduanya dapat diinduksi ketika terbentuk kompleks
enzim substrat.
Adanya kofaktor enzim dapat mempermudah pengikatan substrat dengan enzim. Berikut
penggambaran fungsi kofaktor:
Perubahan suhu dan pH berpengaruh besar terhadap kerja enzim. Aktivitas enzim juga
dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan konsentrasi substrat. Pengaruh aktivator, inhibitor dan
kofaktor dalam beberapa keadaan juga merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas
enzim. Setiap faktor ini memiliki bagian tersendiri dalam mempengaruhi enzim. Walaupun
enzim adalah protein yang menjalankan banyak percepatan reaksi, ia tidak dapat terhindar dari
adanya faktor pengaruh. Berikut dibahas satu persatu mengenai faktor yang mempengaruhi
enzim:
1. Konsentrasi substrat
2. pH
pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mengakibatkan denaturasi protein enzim
sehingga enzim menjadi tidak aktif. Perubahan pH mempengaruhi kecepatan reaksi enzim,
karena berubahnya derajat ionisasi gugus asam dan basa dari enzim. Untuk kebanyakan enzim,
terdapat rentang pH optimum dimana aktivitas enzim berlangsung secara optimum dan
mempunyai stabilitas yang tinggi. Sebagian besar enzim mempunyai pH optimum yang
mendekati netral, sebagian kecil lainnya mempunyai pH optimum yang sangat rendah (sekitar
2,0) atau sangat tinggi (sekitar 9,0)
3. Suhu
Page | 10
Karena enzim adalah suatu protein, maka temperatur yang tinggi (> 40 oC) akan
mengakibatkan hilangnya fungsi kerja enzim karena mengalami denaturasi.
4. Pengaruh aktifator
Kebanyakan enzim tidak akan berfungsi optimal atau tidak berfungsi sama sekali sampai
tersedianya zat kedua dalam campuran reaksi. Zat ini disebut aktifator yang pada umumnya
adalah ion logam. Kecepatan reaksi enzimatis yang memerlukan aktifator memiliki
ketergantungan terhadapnya.
5. Pengaruh inhibitor
Inhibitor adalah zat yang bisa bekerja secara efektif meskipun dalam jumlah kecil menghambat
jalannya reaksi sehingga reaksi menjadi lebih lambat atau bahkan bisa berhenti sama sekali.
Ada dua jenis inhibitor yaitu :
Inhibitor Kompetitif, merupakan inhibitor yang strukturnya sama atau mirip dengan kopian
substrat sehingga inhibitor ini bersaing dengan substrat untuk berikatan dengan bagian aktif
dari enzim dan menghambat reaksi katalisnya. Inhibitor ini bersifat reversibel, artinya
penambahan substrat dapat mengusir inhibitor dari bagian aktif enzim.
Inhibitor Nonkompetitif, merupakan zat yang menghambat jalannya reaksi yang terikat bukan
pada bagian aktif enzim tapi bagian lainnya. Inhibitor jenis ini mengakibatkan perubahan
bagian komformasi dari bagian aktif enzim sehingga substrat tidak bisa berikatan dan bereaksi
kembali dengan bagian aktif enzim.
Page | 11
METABOLISME PROTEIN
Hati merupakan tempat sintesis protein yang penting disamping itu juga menjadi
tempat penguraian protein. Hati mensintesis protein bukan hanya bagi kebutuhannya
sendiri tetapi hati juga mensintesis sejumlah “protein eksplor” seperti albumin, faktor
pembekuan darah dan protein pembawa untuk transportasi substansi tertentu seperti
misalnya seruloplasmin (untuk tembaga), transferin (untuk besi), hepatoglobin (untuk
hemoglobin plasma), prealbumin (untuk tiroksin, vitamin A). Transkortin, thyroxine-
binding globulin dan protein pengikat gonad juga disintesis di dalam hati.
METABOLISME LIPID
Hati merupakan tempat utama reaksi anabolik, katabolik dan transportasi lemak atau
lipid yang penting. Lemak makanan terutama terdiri dari trigliserid dengan asam lemak
rantai-panjang di samping sedikit ester kolestrol dan fosfolipid. Trigliserid ini dihidrolisis
di dalam intestinum, disatukan ke dalam kilomikron oleh sel-sel epitel intestinal dan
dibawa kedalam saluran limfatik.
Kelaparan
Kelaparan adalah kekurangan berat intake vitamin, nutrien dan energi. Bentuk malnutrisi
berat. Kelaparan dalam waktu lama (lebih dari 1 – 2 bulan) dapat menyebabkan kerusakan
permanen pada organ-organ dan akhirnya kematian.
Tahap pertama:
Glukosa diproduksi dari glikogen dalam liver.
Glikogen akan habis dalam beberapa jam.
Selanjutnya beberapa lemak dan protein dipecah
dan dirubah menjadi glukosa.
Tahap kedua:
Glikolisis menurun
Oxaloacetate berkurang, tetapi lebih dari normal dibutuhkan untuk melakukan
glukoneogenesis.
Kekurangan oxaloacetate menurunkan aktivitas siklus Krebs.
Page | 12
Acetyl CoA dibentuk dan kelebihannya dirubah menjadi keton bodis.
Tahap ketiga:
Anorexia nervosa adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan kelaparan secara
sukarela dan stres dari melakukan latihan. Anorexia nervosa merupakan sebuah penyakit
kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal. Seseorang
yang menderita anorexia disebut sebagai anoreksik.
Kwarshiorkor
Kata “kwarshiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berati “anak yang kekurangan
kasih sayang ibu”. Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein berat yang
disebabkan oleh intake protein yang inadekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau
tinggi.Sering terjadi pada anak usia 18 bulan - 2 tahun. Penyebab terjadinya kwashiorkor
adalah inadekuatnya intake protein yang berlangsung kronis.
Marasmus
Marasmus adalah salah satu bentuk kekurangan gizi yang buruk paling sering ditemui pada
balita 0 - 2 tahun. Penyebabnya antara lain karena:
Masukan makanan yang sangat kurang.
Infeksi.
Pembawaan lahir.
Prematuritas.
Penyakit pada masa neonatus.
Kesehatan lingkungan.
Tanda dan gejala marasmus
Berat badan kurang dari 60% berat badan sesuai dengan usianya
Suhu tubuh bisa rendah karena lapisan penahan panas hilang
Dinding perut hipotonus dan kulitnya melonggar hingga hanya tampak bagai
tulang terbungkus kulit
Tulang rusuk tampak lebih jelas atau tulang rusuk terlihat menonjol
Anak menjadi berwajah lonjong dan tampak lebih tua (old man face)
Otot-otot melemah, atropi
Bentuk kulit berkeriput bersamaan dengan hilangnya lemak subkutan
Perut cekung sering disertai diare kronik (terus menerus) atau susah buang air
kecil
Berat badan kurang dari 60% berat badan sesuai dengan usianya
Page | 14
Suhu tubuh bisa rendah karena lapisan penahan panas hilang
Dinding perut hipotonus dan kulitnya melonggar hingga hanya tampak bagai
tulang terbungkus kulit
Tulang rusuk tampak lebih jelas atau tulang rusuk terlihat menonjol
C. HEMATOLOGI
Hematologi berkaitan dengan darah dan jaringan pembentuk darah. Sistem hematologi juga
mencakup sistem makrofag-monosit. (fagosit mononuklear), yang berasal dari sistem
retikuloendotelial (RES) , yang terdapat di seluruh tubuh, terutama di limpa, hati, kelenjar getah
bening, dan sumsum tulang. Sistem makrofag-monosit ini akan memfagosit bahan-bahan mulai
dari mikroorganisme asing sampai eritrosit mati dari darah dan jaringan tubuh. Gangguan-
gangguan yang timbul dari sistem ini, disebut diskrasia darah, berkisar dari penyakit yang ringan
dan dapat diobati sampai yang berkembang cepat dan mematikan. Penegakan diagnosis dan
pengobatan berdasarkan pada interpretasi yang akurat dari anamnesis pemeriksaan fisik yang teliti,
dan pemeriksaan laboratorium.
Sel darah merupakan seluruh sel dalam segala bentuk yang secara normal ditemukan dalam
darah. Sel darah termasuk unsur-unsur padat yang terdapat dalam plasma darah dan
merupakan komponen penting dalam darah.
Fungsi sel darah tidak jauh-jauh dari fungsi darah. Karena sel darah merupakan bagian utama
dari sel darah itu sendiri. Beberapa fungsi berikut mewakili fungsi sel darah merah (eritrosit),
sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit) :
Page | 15
Eritrosit berasal dari kata Erythros yang berarti merah dan kytos yang berarti ruang sel.
Eritrosit merupakan bagian utama dari darah, selnya kompleks, membrannya terdiri dari lipid
dan protein. Pada dasarnya merupakan suatu kantung yang mengangkut O2 dan CO2 (dalam
tingkat rendah ) di dalam darah. Jumlahnya pada pria dewasa sekitar 5 juta/cc dan pada
wanita dewasa sekitar 4,5 juta/cc. Sel darah merah tidak memiliki nucleus, organel, atau
ribosom, tetapi dipenuhi hemoglobin. Bentuknya bikonkaf, berdiameter sekitar 7,5 µm dan
tebal 2 µm. Namun dapat berubah bentuk sesuai diameter kapiler yang dilaluinya serta
berwarna merah disebabkan oleh hemoglobin(Hb). Hemoglobin merupakan protein yang
berperan paling besar dalam transport oksigen ke jaringan dan karbondioksida ke paru-paru.
Karena tidak mampu mengganti komponen-komponennya, sel darah merah memiliki usia
yang terbatas yaitu sekitar 120 hari. Setelah itu akan dihancurkan di hati. Fungsi utamanya
adalah sebagai pengangkut hemoglobin yang akan membawa oksigen dari paru-paru ke
jaringan.
Leukosit berasal dari kata leukos yang berarti putih dan kytos yang berarti ruang sel. Leukosit
berinti, bahkan pada basofil, netrofil, dan eosinofil intinya lebih dari 1 lobus sehingga disebut
polimorfphonuclear (PMN), sedang monosit dan limfosit berinti satu lobus. Pada orang
dewasa terdapat 5000- 10000/cc.
Page | 16
SEL DARAH PUTIH (LEUKOSIT)
Leukosit bersifat fagosit (pemakan) benda asing atau kuman yang masuk ke dalam tubuh,
menghancurkan sel abnormal yang muncul di tubuh dan membersihkan debris sel. Terdapat 5
jenis sel darah putih yaitu :
Neutrofil, memiliki inti, berukuran sekitar 8 mikron, bersifat fagosit dengan cara masuk
kejaringan yang terinfeksi, aktif selama 6-20 jam, berperan khusus untuk memakan bakteri dan
debris.
Eosinofil, memiliki inti, bersifat fagosit lemah. Berbentuk hampir seperti bola
Berukuran sekitar 9 mikron, berperan khusus daam menyerang cacing parasitik dan reaksi
alergi.
Basofil, Bentuknya bulat atau oval, meninggalkan sistem sirkulasi dan terakulmulasi
dalam cairan interstitial pada tempat infeksi atau peradangan, melepas toksin yang membunuh
mikroorganismee penyusup dan parasit. Mengeluarkan dua zat kimia, histamine (respon alergi
dan heparin (membantu membersihkan partikel lemak dari darah).
Monosit, berinti satu, berbentuk kepal kuda atau ginjal dengan ukuran diameter 12-20
mikron, bersifat fagosit, setelah keluar dari tubuh, kemudian berdiam di jaringan dan membesar
untuk menjadi fagosit jaringan yang dikenal sebagai makrofag.
Limfosit, Berbentuk seperti bola dengan ukuran diameter 6-14 mikron, dibentuk di
sumsum tulang (janin di hati), tidak dapat bergerak, berinti satu, membentuk pertahanan tubuh
terhadap invasi bakteri, virus dan sasaran lain yang telah diatur untuknya, pertahanannya dalam
bentuk antibodi dan respon imun seluler.
3. Trombosit (Keping Darah)
Trombosit merupakan fragmen sel yang berasal dari megakariosit besar di sumsum tulang.
Trombosit berperan penting dalam hemostatis, penghentian pendarahan (pembekuan darah)
dari pembuluh yang cidera. Trombosit disebut juga sel darah pembeku, jumlahnya pada orang
Page | 17
dewasa kira-kira 200.000-500.000/cc. berbentuk bulat, bulat lonjong atau spindle maupun
cakram. Di dalam trombosit terdapat banyak sekali faktor pembekuan (hemostasis),
diantaranya adalah faktor VIII (antiheamophillic factor). Berfungsi untuk menyembuhkan
daerah yang terinfeksi dan mengalami peradangan serius. Umurnya sekitar 5-9 hari.
Pada orang dewasa dalam keadaan fisiologik semua hemopoesis terjadi pada sumsum tulang.
Kecepatan pembentukan sel darah dikendalikan sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Untuk kelangsungan pembentukan sel darah, diperlukan :
1. Sel induk hemopoetik (hematopic stem cell)
Sel induk hemopoetik adalah sel-sel yang akan berkembang menjadi sel-sel darah, termasuk
eritrosit, leukosit, trombosit dan juga beberapa sel dalam sumsum tulang seperti fibroblast.
Sel induk ini memiliki kemampuan untuk memperbarui diri sendiri sehingga tidak akan
pernah habis meskipun telus membelah (self renewal), membelah atau memperbanyak diri
(proliferative), mematangkan diri menjadi sel-sel dengan fungsi tertentu (diferensiatif). Sel
induk ini memiliki beberapa jenis :
Pluripotent (totipotent) stem cell, sel induk yang memiliki kemampuan untuk
menurunkan tingat seluruh jenis sel-sel darah.
Committeed stem cell, sel induk yang memiliki komitmen untuk berdiferensiasi melalui
salah satu garis tururnan sel (cell line). Sel induk yang termasuk golongan ini ialah sel induk
myeloid dan sel induk limfoid.
Oligopotent stem cell, sel induk yang dapat berdiferensiasi menjadi hanya beberapa
jenis sel seperti CFU-GM (colony forming unit-granulocytelmonocyte) yang berkembang
menjadi sel-sel monosit
Unipotent stem cell, sel induk yang hanya mempu berkembang menjadi satu jenis sel
saja seperti CFU-E (colony forming unit-erythrocyte) hanya dapat menjadi eritrosit, CFU-G
(colony forming unit-granulocyte) hanya berkembang menjasi granulosit.
2. Lingkungan Mikro (microenvirontment) sumsum tulang
Page | 18
Lingkungan mikro sumsum tulang adalah substansi yang memungkinkan sel induk tumbuh
secara kondusif. Komponennya yaitu mikrosirkulasi dalam sumsum tulang, sel-sel stroma
(sel endotel, sel lemak, fibroblast, makrofag, sel reticulum) dan matriks ekstraseluler
(fibronektin, haemonektin, laminin, kolagen dan proteoglikan. Lingkungan mikro berfungsi
sebagai :
Penyedia nutrisi dan bahan hemopoesis yang dibawa oleh peredaran darah mikro dalam
sumsum tulang
Komunikasi antar sel, terutama ditentukan oelh adanya adhesion molecule.
Menghasilkan zat pengatur hemopoesis (hematopoietic growth factor, cytokine dan lain
sebagainya.
3. Bahan-bahan pembentukan darah
Bahan-bahan pembentukan sel darah adalah asam folat dan vitamin B12 (bahan pokok
pembentuk inti sel), besi (sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin), cobalt,
magnesium, Cu, Zn, asam amino, dan vitamin lain seperti vitamin C, B kompleks dan lain
sebagainya.
4. Mekanisme regulasi
Poin satu ini sangat penting untuk mengatur arah dan kuantitas pertumbuhan sel dan pelepasan
sel darah yang telah jadi dari sumsum tulang ke darah tepi sehingga sumsum tulang dapat
merespon kebutuhan tubuh dengan cepat dan tepat. Karena produksi komponen darah yang
berlebihan maupun kekurangan akan menimbulkan penyakit. Dalam regulasi hemopoesis
normal terdapat feed back mechanism dimana mekanismenya berbentuk umpan balik yang
dapat merangsang hemopoesis jika tubuh kekurangan komponen darah (positive loop) atau
menekan hemapoesis jika tubuh kelebihan komponen darah tertentu (negative loop). Berikut
zat-zat yang berpengaruh dalam mekanisme regulasi ini adalah :
Faktor pertumbuhan hemopoesis (hematopoietic growth factor) seperti GM-CSF, G-
CSF, M-CSF, thrombopoietin, brust promoting activity, dan stem cell factor (kit ligand).
Sitokon (cytokine)
Hormon hemopoetik spesifik yaitu Erythrpoietin (hormone yang dibentuk ginjal khusus
merangsang precursor eritroid
Hormon non-spesifik seperti androgen (menstimulasi eritropoesis), estrogen
(menimbulkan inhibisi eritropoesis), glukokortikoid, growth hormone dan hormone tiroid.
Hormon-hormon ini diperlukan dalam jumlah kecil.
Hemopoesis mencakup pembentukan eritrosit, granulosit dan monosit serta trombosit. Dari
bagian bagian yang diperlukan untuk pembentukan sel darah diatas, maka dalam proses
pembentukannya di sumsum tulang belakang mengandalkan beberapa poin diatas. Baik
dalam pembentukan eritrosit, leukosit maupun trombosit. Suatu sel induk dapat menyebabkan
Page | 19
timbulnya berbagai jalur sel yang terpisah. Diferensiasi sel terjadi dari sel induk menjadi jalur
eritrois, granulostik dan jalur lain yang melalui progenitor hemopeotik terikat yang terbatas
pada perkembangannya.
Page | 20
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Sehubungan dengan fakta bahwa fungsi dan proses reproduksi harus didahului oleh
hubungan seksual, tujuan utama program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan
ksesadaran kemandiriaan wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk
kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi, yang pada
akhirnya menuju penimgkatan kualitas hidupnya.
Sebagai calon bibit tenaga kesehatan yang berkompeten. Kita harus memahami hormone apa
saja yang berubah dalam kehamilan. Dan yang berkaitan dengan urine dan darah. Karena ketiga
hal tersebut dapat membantu bidan dalam mengetahui perkembangan kesehatan ibu, melalui
pemeriksaan ketiga hal tersebut.
Page | 21
DAFTAR PUSTAKA
Page | 22