Anda di halaman 1dari 13

BAB V

HASIL SURVEI

V.1 Hasil Penelitian


Jenis data yang diambil adalah data primer dan data sekunder, data primer
didapatkan dari wawancara dengan koordinator program P2PM TB Paru, koordinator
laboratorium Puskesmas Grabag I, wawancara petugas Balai Pengobatan terhadap SOP
penjaringan suspek TB, dan pengisian kuesioner oleh responden di Dusun Sekidang, Desa
Citrosono, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang. Untuk pengambilan data primer ke
Petugas Puskesmas, seharusnya dilakukan dengan cara pengamatan, tetapi karena waktu
yang terbatas, sehingga hanya dilakukan wawancara. Data sekunder diperoleh dari laporan
koordinator P2PM TB Paru Puskesmas Grabag I mengenai hasil cakupan dan pencapaian
suspek TB paru di Puskesmas Grabag I.
Adapun hasil penelitian yang telah dilakukan digambarkan melalui tabel,
diantaranya tabel hasil wawancara petugas kesehatan terhadap SOP, tabel hasil wawancara
dengan koordinator P2PM TB Paru, tabel hasil wawancara dengan koordinator
laboratorium Puskesmas Grabag I dan hasil pengisian kuesioner oleh responden di Dusun
Sekidang.

V.1.1 Hasil Wawancara Petugas Kesehatan terhadap SOP Penjaringan Suspek TB


Paru
Tabel di bawah ini menunjukkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 5
Agustus 2016 di Balai Pengobatan umum terhadap petugas kesehatan (dokter) mengenai
SOP penjaringan suspek TB paru.

Keterangan :

PENILAIAN

Ya =1

Tidak = 0

45
46

Tabel V.1. Hasil Wawancara Petugas Kesehatan terhadap SOP dalam Penjaringan
Suspek TB

No SOP dalam penjaringan suspek TB Dokter


Y T
1. Petugas melakukan anamnesis :
I. Gejala Utama √
Lama batuk :
a. < 2 minggu
b. ≥ 2 minggu/lebih

II. Gejala Tambahan bila batuk ≥ 2


minggu
a. Batuk darah
b. Sesak napas
c. Nyeri dada
d. Demam
e. Keringat malam
f. Nafsu makan dan berat badan
turun
g. Malaise
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik √
diagnostik
3. Petugas menimbang berat badan √
4. Petugas merujuk ke laboratorium untuk √
pemeriksaan darah dan dahak
5. Petugas menentukan diagnosa √
sementara
6. Petugas merujuk ke RS bila diperlukan √
7. Petugas memberikan pengobatan sesuai √
protap TBC bila positif TBC
8. Petugas memberikan pengobatan sesuai √
dengan diagnosa bila bukan TBC
47

9. Petugas mencatat pada register P2P bila √


positif TBC
10 Petugas mencatat pada rekam medik √
Total 10

V.1.2 Hasil Wawancara dengan Koordinator Program P2PM TB Paru

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan koordinator Program P2PM TB Paru
Puskesmas Grabag I pada tanggal 5Agustus 2016.

Tabel V.2. Hasil Wawancara dengan Koordinator Program P2PM TB Paru

No. Pertanyaan Jawaban


1. Apakah penjaringan suspek TB Iya, Jika terdapat orang yang mengalami gejala
paru dilakukan juga oleh Pustu, TB yang ditemukan di Pustu, Pusling atau saat
Posyandu, dan Pusling? dilaksanakan Posyandu, maka akan di saran kan
untuk segera datang berobat ke Puskesmas
2. Bagaimana penjaringan suspek Penjaringan pasien suspek TB sampai saat ini
TB paru dilakukan? masih berjalan pasif, yaitu dengan penemuan
pasien suspek TB yang datang ke Balai
Pengobatan Puskesmas Grabag 1 atau pasien
suspek TB yang ditemukan di Pustu, Pusling atau
Posyandu. Selanjutkan pada pasien akan
dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang. Untuk penjaringan
suspek TB secara aktif, misalnya kunjungan
petugas ke keluarga yang kontak erat dengan
pasien TB belum dilakukan.Belum ada Tim
khusus untuk melakukan Penjaringan TB aktif
3. Apakah pot dahak juga Tidak, Pot dahak akan diberikan saat pasien
diberikan pada pasien suspek melakukan pemeriksaan dahak di Puskesmas.
TB yang ditemukan di
Posyandu, Pustu atau Pusling?
4 Apakah setiap pasien yang Seharusnya iya, karena untuk menentukan BTA
disuspek TB paru pasti datang (+) positif atau (-) negatif dibutuhkan hasil dari
48

ke laboratium untuk melakukan ketiga pemeriksaan dahak. Tetapi data di


pemeriksaaan dahak sebanyak 3 puskesmas ini data TB.05 tidak direkap dengan
kali (S_P_S) baik, hanya ada TB.04 sehingga tidak dapat
diketahui pasti apakah semua pasien suspek TB
yang di arahkan oleh BP ke lab untuk
pemeriksaan sputum benar-benar datang ke lab
atau tidak.
5. Bagaimana tindak lanjut pada Sebelum pengambilan dahak, pasien diajari cara
pasien yang sulit mengeluarkan mengeluarkan dahak, lalu pasien diminta untuk
dahak? minum air hangat atau manis agar dahak mudah
keluar. Jika dahak masih sulit keuar, maka pasien
diberi obat pengencer dahak. yaitu GG 200 ml,
dan diminta datang kembali untuk pengambian
dahak ulang.
6. Apakah terdapat penjemputan Tidak ada. Pengembalian pot dahak dilakukan
dahak bagi pasien suspek TB oleh pasien sendiri.
yang tidak mengembalikan pot
dahak?
7. Apakah terdapat kunjungan ke Tidak ada, petugas Puskesmas hanya
rumah pada pasien TB mengedukasi pasien dengan BTA (+) agar
(pemeriksaaan kontak) dan membawa keluarganya untuk memeriksakan diri.
keluarga penderita TB paru?
8. Apakah ada koordinasi dengan Iya ada, koordinasi dengan program promosi
lintas program lain di kesehatan dan kesehatan lingkungan dalam
Puskesmas dalam program program penyuluhan tentang TB. Tetapi
penemuan suspek TB paru? penyuluhan belum rutin dilakukan

9. Apakah didata pasien suspek Tidak, tetapi biasanya dokter dan bidan praktek
TB yang datang ke praktek swasta akan hanya akan mengarahkan suspek
dokter umum, bidan dan penderita TB ke Puskesmas untuk memeriksakan
poliklinik swasta? diri.
10 Apakah ada kerjasama/ Iya ada kerjasama antara koordinator TB dengan
pemberdayaan kader kesehatan kader kesehatan namun tidak ada kader khusus
49

desa dalam penemuan pasien TB. Kader diminta untuk mengarahkan suspek
suspek TB. penderita TB ke Puskesmas dan apabila sedang
membawa pot sputum, maka pasien tersebut akan
diminta langsung mengeluarkan dahaknya dan
membawanya ke Puskesmas
11 Kendala apa yang sering Keengganan masyarakat untuk memeriksakan
ditemukan dalam penjaringan diri ke Puskesmas jika mengalami gejala TB atau
suspek TB paru? bila sering kontak dengan seorang positif TB
12. Bagaimana tatacara laporan Laporan P2PM TB dilaporkan ke dinkes
jumlah pasien suspek TB? kabupaten tiap 3 bulan, disertai dengan data
pencapaian program
13. Apakah ada pamflet atau Ada, kerjasama dengan Bidang Promosi
poster yang terpasang untuk Kesehatan
sosialisi penyakit TB paru?

V.1.3. Hasil Wawancara dengan Koordinator Laboratorium Puskesmas Grabag I

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan koordinator Program P2PM TB Paru
Puskesmas Grabag I pada tanggal 6 Agustus 2016

Tabel V.3. Hasil Wawancara dengan Koordinator Laboratorium Puskesmas Grabag I

No. Pertanyaan Jawaban

1. Apakah alat dan bahan di Iya,tersedia lengkap, alat dan bahan disediakan
laboratorium untuk oleh dinas kesehatan. Jika persediaan alat dan
pemeriksaan dahak suspek TB bahan akan habis maka petugas lab akan melapor
Paru tersedia lengkap ? ke dinas kesehatan

2. Apakah terdapat kendala dalam Tidak ada, karena permintaan kebutuhan lab
penyediaan bahan dan alat selalu dipenuhi oleh dinas kesehatan
untuk pemeriksaan dahak ?

3. Apakah alat yang digunakan Iya, karena dilakukan pengecekan berkala


masih cukup layak untuk
digunakan ?

4 Bagaimanakan tindak lanjut Pasien yang tersangka TB yang datang ke Balai


yang dilakukan pada pasien Pengobatan umum, UGD, atau Bangsal
suspek TB Paru yang dikirim selanjutnya akan ke laboratorium untuk
pemeriksaan dahak, sebelumnya diajarkan cara
50

dari BP Umum Puskesmas ? pengeluaran dahak dan diberikan pot dahak

5. Apakah pasien selalu diberitahu Iya, selalu. Agar mudah mengeluarkan dahak,
bagaimana cara pengambilan pasien diminta berjalan di tempat hangat, lalu
sampel dahak ? hirup nafas dalam selanjutnya keluarkan dahak
dengan dibatukkan. Pengeluaran dahak dilakukan
di tempat terbuka

6. Bagaimana tindak lanjut pada Sebelumnya tentu diajarkan cara pengeluaran


pasien yang sulit mengeluarkan dahak yang benar. Jika masih belum bisa
dahak ? mengeluarkan dahak, pasien diberi obat
mukolitik GG 200 ml, pasien dianjurkan untuk
minum air hangat dan manis. Jika masih belum
bisa, pengeluaran dahak dilakukan esok harinya

8. Apa saja kendala dalam Kualitas dahak pasien, banyak pasien yang sulit
pemeriksaan BTA ? mengeluarkan dahak walaupun sudah diajarkan
caranya, terutama anak dan lansia. Sehingga
kualitas dahak tidak sesuai, hanya air liur saja,
tidak mencukupi untuk dibuat sediaan

9. Adakah pelatihan khusus Iya, dinas kesehatan atau provinsi biasanya


kepada petugas laboratorium mengadakan pelatihan bagi petugas lab.
untuk pemeriksaan
dahak/sputum ?

10. Apakah ada jadwal kunjungan Ada, setiap triwulan.Tetapi sejak sekitar 2 tahun
Wasor Ke Puskesmas? belakangan tidak pernah ada kunjungan wasor ke
Puskesmas Grabag

11. Apakah terdapat SOP untuk Tidak ada


pemeriksaan laboratorium TB?

V.1.4. Hasil Pengisian Kuisioner mengenai Pengetahuan, Perilaku dan Rumah Sehat

Berikut ini merupakan hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden mengenai
pengetahuan, perilaku dan Rumah Sehat. Responden terdiri dari 6 responden yang mana
digambarkan pada tabel berikut ini :

No. 1 : Pasien TB paru BTA positif (+)

No. 2 - 6 : Keluarga pasien yang tinggal serumah dengan pasien


51

Hasil Pengisian Kuisioner Mengenai Pengetahuan


Tabel V.4 Hasil Pengisian Kuisioner Mengenai Pengetahuan
No. Pertanyaan No.1 No.2 No.3 No.4 No.5 No.6
1. Apakah yang dimaksud 0 0 0 0 1 0
flek paru?
2. Apakah gejala-gejala 1 0 1 1 1 0
flek paru?
3. Bagaimana cara 1 0 1 0 0 0
menentukan diagnosa
penyakit TB, Apakah
harus dilakukan
pemeriksaan dahak?
4. Apakah flek paru itu 1 1 1 1 1 1
berbahaya?
5. Apakah flek paru 1 1 1 1 1 1
menular?
6 Berapa lama pengobatan 0 0 0 1 1 0
flek paru?
7. Menurut anda apakah 0 0 0 0 1 0
pengobatan flek paru
gratis dari pemerintah?
8. Apakah anda 1 1 0 0 0 0
pernah/sedang
mengalami gejala
seperti batuk berdahak
lama, badan lemah,
berat badan menurun,
nafsu makan menurun,
berkeringat di malam
hari?
9. Apakah di lingkungan 1 1 1 0 0 0
sekitar rumah (tetangga)
anda ada yang
52

mempunyai gejala
serupa seperti anda
(seperti diatas)?
10. Apakah petugas 0 0 0 1 1 0
kesehatan (bidan desa,
mantra, dokter) pernah
memberikan penyuluhan
tentang penyakit flek
paru dan penempelan
poster mengenai
penyakit dan
pencegahan TB paru?
Total 6 4 5 5 7 2
Kriteria Penilaian C K K K C K
1: jawaban yang diharapkan
0: Jawaban yang tidak diharapkan
Penilaian
≤ 5: Pengetahuan kurang
6-7: Pengetahuan cukup
8-10 : Pengetahuan baik

Dari hasil survey, didapatkan 2 responden pengetahuannya cukup (33,4%) dan 4


responden lainnya pengetahuannya kurang (66,7%). Kesimpulannya, penduduk desa yang
TB BTA positif (+) dan keluarga pasien TB BTA positif (+) pengetahuannya tentang TB
paru masih kurang.

Hasil Pengisian Kuisioner Mengenai Perilaku


Tabel V.5. Hasil Pengisian Kuisioner Mengenai Perilaku
No. Pertanyaan 1 2 3 4 5 6
1. Jika anda sakit, apakah anda 1 1 1 1 1 1
berobat ke pusat pelayanan
kesehatan?
2. Jika anda diminta untuk 1 1 1 0 1 0
53

melakukan pemeriksaan dahak,


apakah anda bersedia?
3. Jika anda batuk, apakah anda 0 0 0 0 1 0
menutup mulut atau
menggunakan masker atau tidak
meludah di sembarang tempat?
4. Apakah anda mengkonsumsi 0 1 1 0 0 1
makanan yang bergizi?
5. Apakah anda menjalani semua 1 1 1 1 1 1
instruksi yang diberikan oleh
Puskesmas saat berobat?
Total 3 4 4 2 4 3
Kriteria Penilaian C C C K C C

1: jawaban yang diharapkan : Ya


0: Jawaban yang tidak diharapkan ; Tidak
Penilaian
≤ 2: perilaku kurang
3-4: Perilaku cukup
5 : Perilaku baik
Dari hasil survey didapatkan 5 (83,4%) responden berperilaku cukup dan 1
(16,7%) responden perilaku kurang. Kesimpulannya perilaku pasien dan keluarga pasien
TB paru BTA positif (+) mengenai kesehatan adalah kurang-cukup.

Hasil Kuisioner Kepemilikan Rumah Sehat

Kuisioner ini hanya menilai 1 rumah pasien suspek TB paru dimana respondennya
adalah 6 reponden diatas dimana responden tersebut tinggal dalam 1 rumah.

Tabel V.6. Hasil pengisian kuisioner kepemilikan rumah sehat

No. Komponen Kriteria Bobot


Rumah 31
Skor
54

1 Langit-Langit a. Tidak ada


b. Ada, kotor, sulit dibersihkan dan
rawan kecelakaan
c. Ada, bersih, kuat dan tinggi minimal
2
2,75 m
2 Dinding a. Non permanen
b. Semi permanen/setengah tembok/
bata atu batu tidak diplester/ Papan
yang tidak kedap air
c. Permanen dan kedap air 3

3 Lantai a. Tanah
b. Papan/ anyaman bambu dekat dengan
tanah/plesteran yang retak dan
berdebu
c. Diplester/ ubin/ keramik/ papan 2

(rumah panggung)
4 Jendela kamar a. Tidak ada 0
tidur b. Ada
5 Jendela ruang a. Tidak ada 0
keluarga b. Ada
6 Ventilasi a. Tidak ada 0
b. Ada, < 10% LL
c. Ada, > 10 % LL
7 Lubang asap a. Tidak ada
dapur b. Ada, lubang ventilasi dapur <10% 1
dari luas lantai dapur
c. Ada, lubang ventilasi dapur >10%
dari luas lantai dapur (asap keluar
dengan sempurna) atau ada exhaust
fan atau ada peralatan lain yang
sejenis
8 Pencahayaan a. Tidak terang, tidak dapat digunakan 0
Alamiah untuk membaca
55

b. Kurang terang, sehingga kuranng jelas


untuk membaca dengan normal
c. Terang, dan tidak silau sehingga dapat
dipergunakan untuk membaca dengan
normal
Total 8

No. Sarana Kriteria Bobot


Sanitasi 25
Skor
1 Kepemilikan a. Tidak ada
dan kualitas b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak
SAB memenuhi syarat kesehatan
c. Ada, milik sendiri dan tidak
2
memenuhi syarat kesehatan
d. Ada, bukan milik sendiri dan
memenuhi syarat kesehatan
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi
syarat kesehatan
2 Jamban a. Tidak ada
Keluarga b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada
tutup, disalurkan ke sungai/kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
disalurkan ke sungai atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup,
3
septic tank
e. Ada, leher angsa, septic tank
3 SPAL a. Tidak ada
b. Ada, diresapkan tetapi mencemari
1
sumber air (jarak dengan sumber air
<10 m)
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari
56

sumber air (jarak dengan sumber air >


10 m)
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup
(saluran kota) untuk diolah lebih
lanjut
4 Tempat a. Tidak ada
Sampah b. Ada, tidak kedap air & tidak tertutup 1
c. Ada, kedap air & tidak tertutup
d. Ada, kedap air & tertutup
Total 7

No. Perilaku Penghuni Kriteria Bobot


44
Skor
1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0
b. Kadang-kadang
c. Setiap hari dibuka
2 Menyapu dan a. Tidak pernah dibuka 0
mengepel rumah b. Kadang-kadang
c. Setiap hari dibuka
3 Membersihkan a. Tidak pernah
rumah dan halaman b. Kadang-kadang 1
c. Setap hari
4 Cara membuang a. Dibuang ke
tinja sungai/kebun/kolam
sembarangan
b. Kadang-kadang ke jamban
c. Setiap hari dibuang ke
2
jamban
5 Pengelolaan sampah a. Dibuang ke
sungai/kebun/kolam
sembaranngan
b. Kadang-kadang dibuang ke

2
57

tempat sampah
c. Setiaphari dibuang ke
tempat sampah
Total 5

Hasil penilaian: nilai x bobot = (8x31) + (7x25) + (5x44) = 643


Kriteria :
Rumah sehat 1068-1200
Rumah tidak sehat <1068
Dari perhitungan rumah sehat di atas, didapatkan bahwa rumah pasien TB paru
BTA positif (+) memiliki rumah kurang sehat.

Anda mungkin juga menyukai