Anda di halaman 1dari 6

BAB VI

PEMBAHASAN

VI.1 Analisis Hasil Survei


Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 5 – 6 Agustus 2016 di Balai
Pengobatan Puskesmas Grabag I, ruang laboratorium Puskesmas Grabag I dan di Desa
Citrosono (Dusun Sekidang), Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang didapatkan bahwa
rendahnya cakupan suspek TB Paru dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga pasien terhadap penyakit TB Paru, kurangnya
pengetahuan mengenai lingkungan dan kepemilikan rumah sehat, kurangnya perilaku dan
kesadaran pasien suspek TB untuk berobat, tidak ada kader khusus untuk pelaksanaan
program TB, masih kurangnya penyuluhan tentang TB kepada masyarakat,Penjaringan
pasien suspek TB masih dilakukan secara pasif, tidak ada kunjungan rumah pasien suspek TB
oleh petugas kesehatan, kurang optimalnya peran Pustu, Pusling dalam penjaringan pasien
suspek TB paru.

VI.2 Analisa Penyebab Masalah


Tabel VI.1. Penyebab Masalah
INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
Man  Adanya tenaga kesehatan (dokter, bidan,  Tidak ada kader khusus untuk
perawat dan petugas laboratorium) dan pelaksanaan program TB.
koordinator program untuk mendeteksi
suspek TB paru.
 Tenaga kesehatan yang kompeten dan tahu
mengenai SOP dalam melakukan penjaringan
suspek TB paru tidak hanya di puskesmas,
tetapi juga di Posyandu.
Money  Tersedianya dana dari Dinas Kesehatan -
Kabupaten Magelang untuk kasus TB Paru,
mulai dari penemuan kasus, pemeriksaan
sputum BTA, dan pengobatan.

58
59

Method  Terdapat SOP TB paru dalam penjaringan  Passive Case Finding


suspek TB paru.  Belum ada SOP untuk
 Posyandu, Pustu, Pusling dan kader-kader pemeriksaan sputum TB
mengarahkan orang-orang dengan gejala TB
langsung ke Puskesmas.

Material  Adanya laboratorium sebagai sarana untuk -


pemeriksaan dahak pasien suspek TB paru.
 Media penyuluhan lengkap (LCD proyektor,
laptop, brosur, leaflet, dan poster).

Machine  Ketersediaan alat untuk melakukan -


pemeriksaan fisik (stetoskop).
 Ketersediaan alat – alat di laboratorium
untuk melakukan pemeriksaan sampel dahak
(pot dahak, object glass, pipet, reagen
pewarna, lampu spiritus, dll).
 Ketersedian form laboratorium dan buku
register untuk pemeriksaan dan pencatatan
hasil pemeriksaan laboratorium.

Lingkungan  Masyarakat memiliki kesadaran untuk  Kurangnya pengetahuan pasien TB


berobat ke tenaga kesehatan terdekat bila dan keluarga pasien (suspek TB)
sakit. mengenai penyakit TB dan
lingkungan serta rumah yang
sehat.
 Rumah pasien suspek TB belum
tergolong sebagai rumah sehat.
 Kurangnya kesadaran masyarakat
untuk memeriksakan diri ke
puskesmas bila ada keluarganya
yang sakit TB.
60

PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN


P1 -  Tidak ada penjadwalan
penyuluhan serta kunjungan
rumah pasien suspek TB paru
P2  Petugas kesehatan (dokter) di BP umum  Beberapa pasien suspek TB
sudah mengetahui mengenai SOP kembali untuk mengumpulkan
penjaringan suspek TB. dahak
 Petugas kesehatan di Posyandu  Kurangnya pendataan TB.05
memberikan anjuran untuk melakukan  Jumlah penyuluhan TB paru
pemeriksaan dahak ke puskesmas pada yang masih kurang.
pasien suspek TB yang ditemukan.
 Adanya kerjasama lintas program dengan
Promkes dan Kesling dalam penyuluhan
TB paru pada masyarakat
P3  Terdapatnya laporan mengenai jumlah  Tidak adanya evaluasi dan laporan
pasien suspek TB di puskesmas yang pendataan khusus terhadap pasien
didapatkan dari rekam medik di BP dan suspek TB paru yang
laboratorium. memeriksakan diri ke pelayanan
 Selalu ada pencatatan pasien suspek TB kesehatan swasta (bidan dan
berdasarkan desa asal tempat tinggal dokter praktek swasta).
(alamat lengkap).  Tidak adanya kunjungan wasor
 Adanya laporan P2PM TB dilaporkan ke untuk evaluasi hasil pemeriksaan
dinkes kabupaten tiap 3 bulan, disertai sputum.
dengan data pencapaian program.

VI.3 Rekapitulasi Analisa Penyebab Masalah


1. Tidak ada kader khusus untuk pelaksanaan program TB
2. Penemuan kasus menggunakan metode Passive Case Finding
3. Belum ada SOP untuk pemeriksaan sputum TB
4. Kurangnya pengetahuan pasien TB dan keluarga pasien (suspek TB) mengenai
penyakit TB dan lingkungan serta rumah yang sehat.
61

5. Rumah pasien suspek TB belum tergolong sebagai rumah sehat.


6. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri ke puskesmas bila ada
keluarganya yang sakit TB.
7. Tidak ada penjadwalan kunjungan rumah pasien suspek TB paru/ orang kontak
dengan pasien TB
8. Kurangnya pendataan TB.05
9. Beberapa pasien suspek TB tidak kembali untuk mengumpulkan sampel dahak.
10. Jumlah penyuluhan TB paru yang masih kurang.
11. Tidak adanya evaluasi dan laporan pendataan khusus terhadap pasien suspek TB paru
yang memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan swasta (bidan dan dokter praktek
swasta).
12. Tidak adanya kunjungan wasor untuk evaluasi hasil pemeriksaan sputum
62

Machine Input
Tidak ada masalah MAN
 Tidak ada kader khusus untuk pelaksanaan program TB.

Material
Tidak ada masalah
Money
Tidak ada masalah
Method
 Belum ada SOP untuk pemeriksaan
sputum TB
 Passive Case Finding
Cakupan Suspek TB Paru di
Puskesmas Grabag I 14,69 %

P1
Tidakada penjadwalan P2
 Beberapa pasien suspek TB tidak kembali untuk
penyuluhan serta
kunjungan rumah pasien mengumpulkan sampel dahak.
Lingkungan
suspek TB paru  Kurangnya pendataan TB.05  Kurangnya pengetahuan pasien TB dan keluarga

 Jumlah penyuluhan TB paru yang masih kurang. pasien (suspek TB) mengenai penyakit TB dan
lingkungan serta rumah yang sehat.
 Rumah pasien suspek TB belum tergolong sebagai
P3 rumah sehat.
 Tidak adanya evaluasi dan laporan pendataan khusus terhadap pasien
suspek TB paru yang memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan  Kurangnya kesadaran masyarakat untuk
swasta (bidan dan dokter praktek swasta).
PROSES  Tidak adanya kunjungan wasor untuk evaluasi hasil memeriksakan diri ke puskesmas bila ada
pemeriksaan sputum keluarganya yang sakit TB.

Gambar VI.1. Diagram Fish Bone


63

Anda mungkin juga menyukai