Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong dalam mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di
dalam kelas diarahkan pada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak
anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa
dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik
kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi mereka miskin
akan aplikasi. Maka perlunya bagi pelaku pendidikan untuk mengetahui dan
memahami psikologi dari pendidikan.
Menurut arti kata-katanya psikologi sering diterjemahkan menjadi ilmu
jiwa.yakni dari kata psyche yang berarti :jiwa, roh, dan logos yang berarti:
ilmu.1 Seolah-olah kalau kita mendengar kata “ilmu jiwa” maka terbayang
pada kita bahwa yang di pelajari oleh ilmu itu ialah sesuatu yang tidak
kelihatan, yang abstrak, yang berada pada diri manusia atau makhluk hidup
lain. Segala sesuatu yang kelihatan, yang bersifat jasmaniah pada diri manusia
tidak menjadi persoalan.
Pandangan atau bayangan yang demikian adalah tidak benar, keliru,
psikologi adalah ilmu yang ingin mempelajari manusia. Manusia sebagai suatu
kesatuan yang bulat antara jasmani dan rohani. Manusia sebagai individu. R.S.
Woodworth memberi batasan tentang psikologi sebagai berikut: “Psychology
can be defined as the sciencie of the activities of the individual.
Dengan singkat dapat kita katakan bahwa psikologi ialah ilmu yang
mempelajari tingkah laku manusia. Tentu saja kata tingkah laku disini harus
diartikan secara luas yang dimaksud dengan tingkah laku disini ialah segala

1
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2007). Hlm.1
2

kegiatan/tindakan atau perbuatan manusia yang kelihatan maupun yang tidak


kelihatan, maupun yang tidak disadarinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Psikologi Pendidikan?
2. Apa pengertian Pendekatan Pembelajaran?
3. Apa saja macam-macam Pendekatan Pembelajaran?
4. Bagaimana Urgensi pendekatan pembelajaran?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Psikologi Pendidikan.
2. Mengetahui Pengertian Pendekatan Pembelajaran.
3. Mengetahui Macam-macam Pendekatan Pembelajaran.
4. Mengetahui Urgensi pendekatan pembelajaran.
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Psikologi Pendidikan
Psikologi adalah suatu ilmu yang berusaha menyelidiki semua aspek
kepribadian dan tingkah laku manusia baik yang bersifat jasmaniah maupun
rohaniah, baik secara teoritis maupun dengan melihat kugunaannya didalam
praktek, baik secara individual maupun dalam hubungannya dengan manusia
lain atau lingkungannya, mungkin kita akan mengatakan bahwa psikologi
pendidikan itu sebenarnya sudah termasuk didalam psikologi dan tidak perlu
dipersoalkan atau dipisahkan menjadi suatu disiplin ilmu tersendiri.2
Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang
mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran
dalam lingkungan pendidikan.3 Bidang dalam psikologi pendidikan meliputi
studi tentang memori, proses konseptual, dan perbedaan individu (melalui
psikologi kognitif) dalam mengonseptualisasikan strategi baru mengenai
proses belajar pada manusia.4
Belajar yang efisien juga dipengaruhi oleh iklim belajar ( learning
climate) yang mencakup keadaan fisik,sosial dan mental siswa, minat, sikap,
dan nilai-nilai, sifat-sifat kepribadiannya, kecakapannya, dan sebagainya.
Oleh karena itu, para ahli psikologi pendidikan mencoba untuk menguraikan
hal-hal tersebut sedemikian rupa sehingga dapat membantu guru-guru untuk
menciptakan terjadinya iklim dan proses belajar-mengajar yang efektif dan
efisien. Karna psikologi pendidikan mendasarkan uraiannya pada metode-
metode ilmiah untuk mendapatkan dan mengaplikasikan pengetahuan di
dalam bidang pendidikan, maka psikologi pendidikan disebut pula ilmu
terapan atau ‘applied science’.5

2
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan,(Bandung:PT Remaja Rosdakarya,2007). Hlm. 7
3
Santrock,John W. Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Kencana, 2010). Hal. 4.
4
Snowman, Jeck (1997). Educational Psychology: What Do We Teach,What Should We Teach?
“Educational Psychology, 9
5
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. Hlm. 8
4

Senada dengan apa yang telah diuraikan di atas, Crow pun menyatakan
bahwa psikologi pendidikan merupakan suatu ilmu yang berusaha
menjelaskan masalah-masalah belajar yang di alami individu dari sejak lahir
sampai berusia lanjut, terutama yang menyangkut kondisi-kondisi yang
mempengaruhi belajar. Seperti di katakan di dalam bukunya sebagai berikut:
“Educational psychology describes and explains the learning
experiences of an individual from birththrough old age.its subject matter is
concernet with the conditions that affect learning”.
Apapun yang dikemukakan oleh para ahli tentang psikologi pendidikan,
dapat disimpulkan bahwa psikologi pendidikan adalah cabang dari psikologi
yang dalam penguraian dan penelitianya lebih menekankan pada masalah
pertumbuhan dan perkembangan anak, baik fisik maupun mental,yang sangat
erat hubunganya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi
proses dan keberhasilan belajar.6
Mengingat bahwa psikologi pendidikan merupakan ilmu yang
memusatkan dirinya pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik-
teknik psikologi ke dalam pendidikan, maka ruang lingkup psikologi
pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat hubungannya dengan
pendidikan.
Crow and Crow mengemukakan bahwa data yang dicoba didapatkan
oleh psikologi pendidikan yang dengan demikian merupakan ruang lingkup
psikologi pendidikan, antar lain ialah7:
1. Sampai sejauh mana faktor-faktor prmbawaan dan lingkungan
berpengaruh terhadap belajar.
2. Sifat-sifat dari proses belajar.
3. Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar (learning
readiness).
4. Signifikansi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam
kecepatan dan keterbatasan belajar

6
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. Hlm.9
7
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan. Hlm.11
5

5. Perubahan-perubahan jiwa (inner changers) yang terjadi selama dalam


belajar.
6. Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar
7. Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar.
8. Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan
pengalaman-pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadap
suatu individu.
9. Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil
sekolah.
10. Akibat atau pengaruh psikologi (psicological impact) yang ditimbulkan
oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap para siswa.
Psikologi pendidikan merupakan sumbangsih dari ilmu pengetahuan
psikologi terhadap dunia pendidikan dalam kegiatan pendidikan
pembelajaran, pengembangan kurikulum, proses belajar mengajar, sistem
evaluasi, dan layanan konseling serta beberapa kegiatan utama dalam
pendidikan terhadap peserta didik, pendidik, orang tua, masyarakat dan
pemerintah agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara sempurna dan tepat
guna.8
B. Pendekatan Pembelajaran
Istilah pendekatan berasal dari bahasa inggris approach yang salah satu
artinya adalah pendekatan. Dalam pengajaran, approach diartikan sebagai a
way of beginning something cara memulai sesuatu. Karna itu pengertian
pendekatan dapat diartikan cara memulai pembelajaran.
Jadi pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum,
didalamnya mewadahi, mengispirasi, menguatkandan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu.9

8
https://id.m.wikipedia.urg/wiki/psikologi_pendidikan. Di akses pada tanggal 22-02-2018 12.11
9
Rofiatul Hosna dan Samsul, Melejitkan Pembelajaran Dengan Prinsip-Prinsip Belajar,( Malang,
Intelegensi Media,2015). Hlm.145
6

C. Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran


Roy Killen dalam Wina Sanjaya mencatat ada dua pendekatan dalam
pembelajaran, yaitu :
1. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(Teacher centered approaches), dimana pada pendekatan jenis ini guru
menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.
2. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa
(student centered approaches), dimana pada pendekatan jenis ini guru
melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.10
Dalam memandang pendekatan pembelajaran, yang perlu diperhatikan
adalah teori belajar. Adapun teori belajar yang digunakan dalam
pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1. Teori Behavior
Tokoh dalam aliran ini adalah Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin
Guthrie dan Skinner. Para ahli behavioristik berpendapat bahwa belajar
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Menurut
teori ini dalam belajar yang penting adalah input berupa stimulus dan
output berupa respon.11
Menurut teori belajar behaviorisme (tingkah laku), belajar adalah
perubahan sikap atau tingkah laku. Menurut teori ini, yang terpenting
dalam teori belajar behaviorisme adalah menyangkut dua hal penting yaitu,
masukan berupa stimulus ( rangsangan) atau yang lebih dikenal dengan “
S” dan keluaran berupa respon, keduanya seringkali disingkat dengan
teori “S-R”.
Dalam teori behaviorisme ada 5 pandangan tentang keberhasilan
belajar yaitu:

10
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta:
Kencana, 2016) Hlm.127
11
Hariyanto dan Suyono, Belajar dan Pembelajaran,( Bandung: Pt Remaja Rosda Karya,
20011)hal,59
7

a. Stimulus dan respon


b. Adanya reinforcement (penguatan)
c. Sesuai dengan kebutuhan
d. Frekuensi stimulus
e. Respon yang sebanding12
Jadi dapat di katakan bahwa teori behavioristik memandang bahwa
belajar merupakan perubahan tingkah laku yang bisa di amati, diukur, dan
dinilai secara konkrit, karena adanya interaksi antara stimulus dan
respon.13
Aliran behavioristik sangat menekankan prilaku yang amat di amati.
Ciri dari aliran behavioristik adalah mengutamakan unsur-unsur atau
bagian –bagian kecil, bersifat mekanistis,menekankan peranan lingkungan,
mementingkan pembentukan reaksi atau respon dan menekankan
pentingnya latihan.14
Keberhasilan belajar menurut teori behavioristik ditentukan oleh
adanya interaksi antara stimulus dan respon yang di terima oleh manusia.
Mengajar atau mendidik perlu di lakukan dengan cara memperbanyak
stimulus dan respon yang di berikan kepada siswa. Salah satu indikasi
keberhasilan menurut teori ini adalah adanya perubahan tingkah laku yang
nyata dalam kehidupan masyarakat. Perubahan tidak di lihat dari
perspektif intelektualnya tetapi lebih kepada tingkah laku dalam kehidupan
sosial.15
2. Teori Kognitivistik
Belajar menurut teori kognitivistik adalah suatu proses perubahan
persepsi atau pemahaman. Teori kognitivistik lebih menekankan pada
belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia.
Pada dasarnya belajar adalah proses usaha yanng melibatkan mental yang
terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan

12
Rofiatul Hosna dan Samsul, The Art of Leaarning, (Jombang: Multazam, 2013). Hal. 17
13
Rohmanila Wahab, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016) hal, 73
14
Muhammad Fathurroman dan Sulistyorini,Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta:
Teras,2012)hal,224
15
M.Saekan Muchith,Pembelajaran Kontekstual,(Semarang: Rasail Media Group,2008). Hal. 56
8

lingkungan untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk


pengetahuan, tingkah laku, keterampilan dan nilai sikap yang bersifat
relatif dan berbekas.16
Teori kognitif juga mengambil perspektif bahwa siswa secara aktif
memproses informasi dan pembelajaran berlangsung melalui usaha-usaha
siswa ketika mereka mengaturnya, menyimpannya, dan kemudian
menemukan hubungan-hubungan antara informasi hubungan baru dengan
pengertahuan lama, skema dan teks.17
Pembelajaran kognitif terdiri dari 2, yaitu :
a. Konsep Dasar
Proses analisa bisa terjadi terhadap informasi sejak pertama kali
masuk pada diri seseorang hingga ada akhirnya disimpan atau dijadikan
alasan untuk bertindak.
b. Strategi Kognitif
Kecakapan aturan juga merupakan prosedur menemukan
pengetahuan, bukan konsep yang mengandung atau menyampaikan
pengetahuan itu sendiri. Gagne menyebut bahwa kecakapan-kecakapan
aturan yang berorientasi pada pencarian tersebut dengan istilah strategi-
strategi kognitif akan membimbing proses pencaraian pengetahuan dan
bukan sekedar membentuk hasil akhir proses tersebut.18
Menurut Piaget, perkembangan kognitif sebagian besar tergantung
kepada sebarapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi
dengan lingkungannya. Berikut ini aplikasi penting dalam model
pembelajaran dari teori Piaget:
a. Memuaskan perhatian pada berfikir atau proses mental anak, tidak
sekedar pada hasilnya. Disamping kebenaran jawaban siswa, guru harus
memahami proses yang digunakan, sehingga sampai pada jawaban
tersebut.

16
https://www.kompasiana.com/akmala-04/teori-belajar-
kognitivisme_5508eef0a333112a452e39d1 Di akses pada tanggal 22-02-2018 11.32
17
Mark K. Smitt, dkk, Teori Pembelajaran dan Pengajaran, (Jogjakarta:Mirza Media Pustaka,
2009). Hal. 115
18
Rofiatul Hosna dan Samsul, The Art of Leaarning. Hal.37
9

b. Memperhatikan peranan penting dari inisiatif anak sendiri, keterlibatan


aktif dalam kegiatan pembelajaran. Sebab itu guru dituntut
mempersiapkan berbagai kegiatan yang memungkinkan anak
melakukan kegiatan secara langsung dengan dunia fisik.
c. Memaklumia kan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan
perkembangan. Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh
melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu
berlangsung pada kecepatan yang berbeda sebab itu guru mampu
melakukan upaya untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk
kelompok kecil dari pada bentuk kelas yang utuh.19
Pada hakikatnya teori kognitif adalah sebuah teori yang cenderung
melakukan praktik yang mengarah pada kualitas intelektual peserta didik.
Konsekuensinya proses pembelajaran harus memberikan ruang yang luas
agar siswa mengembangkan kualitas intelektualnya.20 Tokoh aliran ini
Piaget, David Ausebel, Brunner.
3. Teori Humanistik
Menurut teori humanistic bahwa subyek dan objek belajar adalah
manusia. Oleh sebab itu tujuan umum belajar adalah memanusiakan
manusia. Proses belajar dianggap berhasil bila subjek didik memahami
lingkungan dan diriinya sendiri sehingga dia dapat menori belajar
aktualisasikan diri dengan lingkungan sebaik-baiknya.
Aplikasi teori humanistic dalam pembelajaran guru lebih
mengarahkan siswa untuk berfikir induktif, mementingkan pengalaman
serta membutuhkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar.
Tokoh aliran ini adalah Teori Benyamin S. Bloom, Krathwolh, Simpson,
Kolberg, Habermas, Honey dan Munford.21
Menurut teori ini yang terpenting adalah kemampuan sesorang untuk
mengabstraksikan informasi dari perilaku orang lain, mengambil
keputusan mengenai perilaku mana yang akan ditiru dan kemudian

19
Trianto, Ibnu Badar Altabani, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Kontekstual, (Jakarta: Prenada Media Group, 2015). Hal. 32
20
M. Saekhan Muchith, Pembelajaran Kontekstual. Hal. 69
21
Rofiatul Hosna dan Samsul, The Art of Leaarning. Hal. 55
10

melakukan perilaku-perilaku yang dipilih. Dengan demikian bahwa


penguatan yang mengendalikan ekspresi perilaku yang dipelajari mungkin
langsung atau tidak langsung.22
Dalam teori humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar
memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses
belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi
diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami
perilakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya.23
4. Teori Kontruktivisme
Teori belajar konstruktivisme ini bertitik tolak daripada teori
pembelajaran behaviorisme yang didukung oleh B. F Skinner yang
mementingkan perubahan tingakah laku pada pembelajaran. Pembelajaran
dianggap berlaku apabila terdapat perubahan tingkah laku pelajar,
contohnya dari tidak tahu kepada tahu.
Hal itu, kemudian beralih kepada teori pembelajaran kognitivisme
yang diperkenalkan oleh Jean Piaget dimana ide utama pandangan ini
adalah mental. Semua dalam diri individu diwakili melalui struktur mental
dikenal dengan skema yang akan menentukan bagaimana data dan
informasi yang diterima, dipahami oleh manusia. Jika ide tersebut sesuai
dengan skema, ide ini akan diterima begitu juga dengan sebaliknya dan
seterusnya lahirlah teori pembelajaran konstruktivisme yang merupakan
pandangan terbaru. Pengetahuan akan dibangun sendiri oleh pembelajar
berdasarkan pengetahuan yang ada pada mereka.24
Kontruktivistik melandasi pemikiran bahwa pengetahuan bukanlah
sesuatu yang given dari alam karena hasil kontak manusia dengan alam,
tetapi pengetahuan merupakan hasil konstuksi (bentukan) aktif manusia itu
sendiri. Pengetahuan bukanlah gambaran dari kenyataan yang ada,

22
M. Fathurrahman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran. Hal.234
23
http://abiavisha. Blogspot.co.id/2013/12/teori-belajar-humanistik. Di akses pada tanggal 22-02-
2018 12.34
24
Rofiatul Hosna dan Samsul, The Art of Leaarning. Hal. 56
11

pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif


kenyataan melalui kegiatan seseorang.25
Pendidikan dimuarakan untuk mampu mengubah cara pandang
manusia agar lebih bermakna dalam menyerap segala realitas
kehidupannya. Pendidikan dalam konteks yang lebih mulia adalah mampu
menempatkan kesadaran yang dimiliki manusia untuk menjadi arif dan
bijaksana, inilah yang kemudian dinamakan cikal bakal kontruktivisme
dalam pendidikan. Pengetahuan yang kemudian berada dalam diri manusia
sesungguhnya merupakan sebuah perjalanan dari seseorang dengan
melakukan kajian pemahaman dan analisis untuk selanjutnya dapat
dipahami dengan baik.26
Pendidikan konstruktivis berbicara tentang bagaimana subjek mampu
mengembangkan dan membangunkan dirinya menjadi seseorang yang
mampu melakukan sosialisasi diri. Berikut ini merupakan prinsip-prinsip
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontruktivisme.
a. Siswa membawa pengetahuan awal yang khas dan keyakinan-
keyakinan pada situasi pembelajaran.
b. Pengetahuan dibangun secara unik dan individu dalam berbagai cara,
lewat berbagai perangkat, sumber-sumber dan konteks.
c. Belajar merupakan proses yang aktif dan reflektif.
d. Belajar adalah proses membangun.
e. Interaksi sosial mengenalkan perspektif ganda pada pembelajaran.
f. Belajar dikendalikan secara internal dan dimediasi oleh siswa.27
5. Teori Sibernetik
Menurut teori Sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-
olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu
mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Proses belajar
memang penting dalam teori sibernetik namun yang lebih penting lagi adalah
sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Informasi ini

25
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran. Hal. 106
26
Moh Yamin, Teori dan Metode Pembelajaran, (Malang: Madani, 2015). Hal. 59
27
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran. Hal. 71
12

yang akan menentukan proses bagaimana proses belajar akan berlangsung,


sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. Tokoh teori ini Gage
dan Biehler, Snowman, Baine dan Tennyson.
Aplikasi teori ini, untuk mendukung proses pembelajran dalam kegiatan
belajar hendaknya menarik perhatian, memberitahukan tujuan pembelajaran
kepada siswa, merangsang ingatan kepada prasyarat belajar, menyajikan
bahan perangsang, memberikan bimbingan belajar, mendorong unjuk rasa,
memberikan balikan informative, menilai unjuk kerja, meningkatkan retensi
dan alih belajar.
Bahwa proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses
penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpangan informasi
(storage) dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-informasi
yang telah disimpan dalam ingatan ( retrieval).
Teori belajar Sibernetik juga merupakan teori belajar yang berkembang
sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori
sibernetik belajar adalah pengolahan informasi. Teori informasi inilah yang
akan menentukan proses. Bagaimana proses belajar akan berlangsung, sangat
ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari.28
D. Urgensi Pendekatan Pembelajaran
Urgensi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah:
1. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode
pembelajaran yang akan di gunakan.
2. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
3. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah di capai.
4. Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul,dan
5. Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah di laksanakan.29

28
Rofiatul Hosna dan Samsul, The Art of Leaarning. Hal. 56
29
Https//:imadeyudhaasmara.wordpress.com/2015/04/01/pendekatan-pembelajaran-dan-
implementasinya-dalam-proses-belajar-mengajar/ Di akses pada tanggal 22-02-2018 12.44
13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Psikologi pendidikan adalah cabang dari ilmu psikologi yang
mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran
dalam lingkungan pendidikan.
2. pendekatan pembelajaran diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang
kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya
mewadahi, mengispirasi, menguatkandan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoritis tertentu.
3. Menurut Roy Killen pendekatan pembelajaran ada dua yaitu: Teacher
centered approaches dan student centered approaches.
4. Urgensi pendekatan bagi suatu pembelajaran adalah:
a. Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode
pembelajaran yang akan di gunakan.
b. Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.
c. Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah di capai.
d. Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul,dan
e. Menialai hasil penelitian dan pengembangan yang telah di laksanakan.
B. Saran
Guru merupakan komponen yang sangat penting. Sebab keberhasilan
pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung
tombak. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan kualitas pendidikan yang
dimulai dari guru. Maka kepada para guru untuk lebih memahami secara
praktis bagaimana mengimplementasikan sebuah pendekatan pembelajaran.
14

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya,


2007).
Santrock,John W. Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Kencana, 2010).
Snowman, Jeck (1997). Educational Psychology: What Do We Teach,What
Should We Teach? “Educational Psychology,
https://id.m.wikipedia.urg/wiki/psikologi_pendidikan. Di akses pada tanggal 22-
02-2018 12.11
Hosna, Rofiatul dan Samsul, Melejitkan Pembelajaran Dengan Prinsip-Prinsip
Belajar,( Malang, Intelegensi Media,2015)
Yamin, Mohammad, Teori dan Metode Pembelajaran, (Malang: Madani, 2015)
Fathurrahman dan Sulistyorini, Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Teras,
2012).
http://abiavisha. Blogspot.co.id/2013/12/teori-belajar-humanistik
Altabani, Ibnu Badar dan Trianto, , Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual, (Jakarta: Prenada Media Group, 2015).
Muchith, M. Saekhan, Pembelajaran Kontekstual, (semarang: Rasail Media
Group, 2008).
Sanjaya,Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan,(Jakarta: Kencana, 2016)
Hariyanto dan Suyono, Belajar dan Pembelajaran,( Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 20011)
Hosna, Rofiatul dan Samsul, The Art of Leaarning, (Jombang: Multazam, 2013).
Wahab, Rohmanila. Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2016)
https://www.kompasiana.com/akmala-04/teori-belajar-
kognitivisme_5508eef0a333112a452e39d1
Smitt, Mark K., dkk, Teori Pembelajaran dan Pengajaran, (Jogjakarta:Mirza
Media Pustaka, 2009).

Anda mungkin juga menyukai

  • Sap Msi Ptis
    Sap Msi Ptis
    Dokumen6 halaman
    Sap Msi Ptis
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Qurban
    Qurban
    Dokumen10 halaman
    Qurban
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Sap Msi Ptis
    Sap Msi Ptis
    Dokumen6 halaman
    Sap Msi Ptis
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • QURBAN
    QURBAN
    Dokumen19 halaman
    QURBAN
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Macam Dan Fungsi Lingkungan PAI
    Macam Dan Fungsi Lingkungan PAI
    Dokumen7 halaman
    Macam Dan Fungsi Lingkungan PAI
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Al Adzkar An-Nawawi - Part1 - Text
    Al Adzkar An-Nawawi - Part1 - Text
    Dokumen76 halaman
    Al Adzkar An-Nawawi - Part1 - Text
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • 46 85 1 SM
    46 85 1 SM
    Dokumen20 halaman
    46 85 1 SM
    Musyary D'solid
    Belum ada peringkat
  • Keutamaan Puasa Enam Hari Di Bulan Syawwal
    Keutamaan Puasa Enam Hari Di Bulan Syawwal
    Dokumen3 halaman
    Keutamaan Puasa Enam Hari Di Bulan Syawwal
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • M Iqbal
    M Iqbal
    Dokumen4 halaman
    M Iqbal
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Bani Umayyah
    Bani Umayyah
    Dokumen13 halaman
    Bani Umayyah
    Ayuu
    Belum ada peringkat
  • Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah
    Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah
    Dokumen27 halaman
    Sejarah Berdirinya Dinasti Umayyah
    الشيخ شريف الدين
    100% (1)
  • Dinasti Umayyah
    Dinasti Umayyah
    Dokumen14 halaman
    Dinasti Umayyah
    الشيخ شريف الدين
    100% (1)
  • Bahan Pertumbuhan-Ilmu-Pengetahuan-Pada-Masa-Bani-Umayyah
    Bahan Pertumbuhan-Ilmu-Pengetahuan-Pada-Masa-Bani-Umayyah
    Dokumen9 halaman
    Bahan Pertumbuhan-Ilmu-Pengetahuan-Pada-Masa-Bani-Umayyah
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Perkembangan Islam Masa Bani Umayyah Dan Abbasiyah
    Perkembangan Islam Masa Bani Umayyah Dan Abbasiyah
    Dokumen17 halaman
    Perkembangan Islam Masa Bani Umayyah Dan Abbasiyah
    A'ang Siemie
    Belum ada peringkat
  • Sulamul Munajah
    Sulamul Munajah
    Dokumen232 halaman
    Sulamul Munajah
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Motivasi Belajar 9
    Motivasi Belajar 9
    Dokumen22 halaman
    Motivasi Belajar 9
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Hukum Bacaan Mim Mati
    Hukum Bacaan Mim Mati
    Dokumen1 halaman
    Hukum Bacaan Mim Mati
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Filsafat Islam
    Pengertian Filsafat Islam
    Dokumen11 halaman
    Pengertian Filsafat Islam
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Kebijakan PKBR Tot Ps Dan Ks
    Kebijakan PKBR Tot Ps Dan Ks
    Dokumen40 halaman
    Kebijakan PKBR Tot Ps Dan Ks
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Ibn Thufail
    Ibn Thufail
    Dokumen5 halaman
    Ibn Thufail
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Mullah Shadra
    Mullah Shadra
    Dokumen6 halaman
    Mullah Shadra
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Formulir Pendaftaran
    Formulir Pendaftaran
    Dokumen8 halaman
    Formulir Pendaftaran
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Ikhwan AL Shafa
    Ikhwan AL Shafa
    Dokumen13 halaman
    Ikhwan AL Shafa
    الشيخ شريف الدين
    100% (1)
  • Ibn Bajjah
    Ibn Bajjah
    Dokumen11 halaman
    Ibn Bajjah
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Al Ghazali
    Al Ghazali
    Dokumen7 halaman
    Al Ghazali
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Ibn Sina
    Ibn Sina
    Dokumen9 halaman
    Ibn Sina
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Ibn Rusyd
    Ibn Rusyd
    Dokumen11 halaman
    Ibn Rusyd
    الشيخ شريف الدين
    0% (1)
  • Ibn Miskawaih
    Ibn Miskawaih
    Dokumen8 halaman
    Ibn Miskawaih
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat
  • Al Kindi
    Al Kindi
    Dokumen12 halaman
    Al Kindi
    الشيخ شريف الدين
    Belum ada peringkat