Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PATOLOGI MUSKULOSKELETAL

LOW BACK PAIN

DI SUSUN OLEH :

NAMA : WIRDHA AMALIA


KELAS : III A D.IV
NIM : PO.714241151048

JURUSAN FISIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
TA 2015/2016
ANATOMI

Struktur utama dari tulang punggung adalah vertebrae, discus invertebralis, ligamen
antara spina, spinal cord, saraf, otot punggung, organ-organ dalam disekitar pelvis, abdomen
dan kulit yang menutupi daerah punggung.

Columna vertebralis (tulang punggung) terdiri atas :

1. Vertebrae cervicales 7 buah

2. Vertebrae thoracalis 12 buah

3. Vertebrae lumbales 5 buah

4. Vertebrae sacrales 5 buah

5. Vertebrae coccygeus 4-5 buah

Vertebra cervicales, thoracalis dan lumbalis termasuk golongan true vertebrae.

Pada vertebrae juga terdapat otot-otot yang terdiri atas :

1. Musculus trapezius

2. Muskulus latissimus dorsi

3. Muskulus rhomboideus mayor

4. Muskulus rhomboideus minor


5. Muskulus levator scapulae

6. Muskulus serratus posterior superior

7. Muskulus serratus posterior inferior

8. Muskulus sacrospinalis

9. Muskulus erector spinae

10. Muskulus transversospinalis

11. Muskulus interspinalis

Otot-otot tersebut yang menghubungkan bagian punggung ke arah ekstrremitas


maupun yang terdapat pada bagian punggung itu sendiri.Otot pada punggung memiliki fungsi
sebagai pelindung dari columna spinalis, pelvis dan ekstremitas. Otot punggung yang
mengalami luka mungkin dapat menyebabkan terjadinya low back pain.

DEFINISI LOW BACK PAIN


Low back pain adalah nyeri kronik didalam lumbal, biasanya disebabkan oleh
terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,osteoartritis
dari lumbal sacral pada tulang belakang. Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah
adalah suatu sensasi nyeri yang dirasakan pada daerah lumbasakral dan sakroiliakal atau pada
diskus intervertebralis umumnya lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S1, nyeri pinggang bawah ini
sering disertai penjalaran ketungkai sampai kaki.
Low back pain dapat berupa rasa sedikit pegal sampai nyeri sekali, sakit ini dapat
timbul secara mendadak ataupun secara perlahan-lahan dalam waktu beberapa jam sampai
beberapa hari. Rasa sakit dapat dirasakan pada tubuh bagian belakang, dari tulang iga
terakhir sampai bagian bawah bokong dan juga dapat menjalar ketungkai.

Low Back Pain menurut perjalanan kliniknya dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Acute low back pain

Rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba, rentang waktunya hanya sebentar, antara
beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low
back pain dapat disebabkan karena luka traumatic seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa
nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga
dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang
pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan
awal nyeri pinggang acute terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik.

b. Cronic low back pain

Rasa nyeri yang menyerang lebih dari 3 bulan atau rasa nyeri yang berulang-ulang
atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki onset yang berbahaya dan sembuh pada
waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis,
rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan tumor.

Disamping hal tersebut diatas terdapat juga klasifikasi patologi yang klasik yang juga dapat
dikaitkan LBP. Klasifikasi tersebut adalah :

1. Trauma
2. Infeksi
3. Neoplasma
4. Degenerasi
5. Kongenital

EPIDEMIOLOGI

Nyeri pinggang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting pada semua
negara. Besarnya masalah yang diakibatkan oleh nyeri pinggang dapat dilihat dari ilustrasi
data berikut. Pada usia kurang dari 45 tahun, nyeri pinggang menjadi penyebab kemangkiran
yang paling sering, penyebab tersering kedua kunjungan kedokter, urutan kelima masuk
rumah sakit dan masuk 3 besar tindakan pembedahan. Pada usia antara 19-45 tahun, yaitu
periode usia yang paling produktif, nyeri pinggang menjadi penyebab disabilitas yang paling
tinggi.
Di Indonesia, LBP dijumpai pada golongan usia 40 tahun. Secara keseluruhan, LBP
merupakan keluhan yang paling banyak dijumpai (49 %). Pada negara maju prevalensi orang
terkena LBP adalah sekitar 70-80 %. Pada buruh di Amerika, kelelahan LBP meningkat
sebanyak 68 % antara thn 1971-1981.

Sekitar 80-90% pasien LBP menyatakan bahwa mereka tidak melakukan usaha
apapun untuk mengobati penyakitnya jadi dapat disimpulkan bahwa LBP meskipun
mempunyai prevalensi yang tinggi namun penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya.

ETIOLOGI LOW BACK PAIN


 Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.
 Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.
 Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis, stenosis
spinal, spondilitis,osteoartritis.
 Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.
 Prosedur degenerasi pada pasien lansia.
 Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.
 Kegemukan
 Mengangkat beban dengan cara yang salah
 Keseleo
 Gaya berjalan
 Merokok
 Duduk terlalu lama.
 Kurang latihan (olahraga).

PATOFISIOLOGI LOW BACK PAIN


Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi
sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai system
nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system nosiseptif dapat dipengaruhi oleh sejumlah
faktor dan berbeda diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap stimulus
yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi seseorang
mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain
Reseptor nyeri (nosiseptor) adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons
hanya pada stimulus yang kuat, yang secara potensial merusak, dimana stimuli tersebut
sifatnya bisa kimia, mekanik, termal. Reseptor nyeri merupakan jaras multi arah yang
kompleks. Serabut saraf ini bercabang sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan
mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah lokal, sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar
keringat. Stimuli serabut ini mengakibatkan pelepasan histamin dari sel-sel mast dan
mengakibatkan vasodilatasi. Serabut kutaneus terletak lebih kearah sentral dari cabang yang
lebih jauh dan berhubungan dengan rantai simpatis paravertebra system saraf dan dengan
organ internal yang lebih besar. Sejumlah substansi yang dapat meningkatkan transmisi atau
persepsi nyeri meliputi histamin, bradikinin, asetilkolin dan substansi prostaglandin dimana
zat tersebut yang dapat meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin.
Substansi lain dalam tubuh yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri adalah
endorfin dan enkefalin yang ditemukan dalam konsentrasi yang kuat dalam system saraf
pusat.
Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori, dimana
agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system assenden harus diaktifkan. Aktivasi
terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal.
Proses nyeri terjadi karena adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi nyeri.
Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna vertebralis
dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun atas banyak unit vertebrae
dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset, berbagai
ligamen dan otot paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut memungkinkan
fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memberikan perlindungan yang maksimal
terhadap sum-sum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap goncangan
vertical pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan tulang
belakang. Otot-otot abdominal dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat beban.
Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas, masalah
postur, masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang dapat
berakibat nyeri punggung.
Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua.
Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada
lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus intervertebra
merupakan penyebab nyeri punggung biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan L5-S6,
menderita stress paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus atau
kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari kanalis
spinalis, yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut.
MANIFESTASI KLINIS LOW BACK PAIN

Pasien biasanya Mengeluh nyeri punngung akut maupun nyeri punggung kronis dan
kelemahan. Selama wawancara awal kaji lokasi nyeri, sifatnya dan penjalarannya sepanjang
serabut saraf (sciatica), juga dievaluasi cara jalan pasien, mobilitas tulang belakang, refleks,
panjang tungkai, kekuatan motoris dan persepsi sensoris bersama dengan derajat
ketidaknyamanan yang dialaminya.

Peninggian tungkai dalam keadaan lurus yang mengakibatkan nyeri menunjukkan


iritasi serabut saraf. Pemeriksaan fisik dapat menemukan adanya spasme otot paravertebralis
(peningkatan tonus otot tulang postural belakang yang berlebihan) disertai hilangnya
lengkungan lordotik lumbal yang normal dan mungkin ada deformitas tulang belakang.

Bila pasien diperiksa dalam keadaan telungkup, otot paraspinal akan relaksasi dan
deformitas yang diakibatkan oleh spasme akan menghilang. Kadang-kadang dasar organic
nyeri punggung tak dapat ditemukan. Kecemasan dan stress dapat membangkitkan spasme
otot dan nyeri.

Nyeri punggung bawah bisa merupakan Manifestasi depresi atau konflik mental atau
reaksi terhadap stressor lingkungan dan kehidupan. Bila kita memeriksa pasien dengan nyeri
punngung bawah, perawat perlu meninjau kembali hubungan keluarga, variable lingkungan
dan situasi kerja.

LARANGAN

 Berdiri terlalu lama tanpa diselingi gerakan seperti jongkok.


 Membawa beban yang berat
 Duduk terlalu lama
 Memakai sepatu hak tinggi
 Menulis sambil membungkuk terlalu lama.
 Tidur tanpa menggunakan alas di permukaan yang keras atau menggunakan kasur
yang terlalu empuk.
ANJURAN

 Posisikan kepala dititik tertinggi, bahu ditaruh sedikit kebelakang.


 Duduk tegak 90 derajat.
 Gunakanlah sepatu yang nyaman.
 Jika ingin duduk dengan jangka wqktu yang lama, istirahatkan kaki di lantai atau apa
saja yang mnurut anda nyaman.
 Jika mempunyai masalah dengan tidur, taruhlah bantal di bawah lutut atau jika tidur
menyamping, letakkanlah bantal diantara kedua lutut
 Hindari berat badan yang berlebihan.
 Ketika memerlukan berdiri dalam waktu lama salah satu kaki diletakkan
diatas supaya sudut ferguson tidak terlalu besar ( sudut ferguson adalah sudut
kemiringan sakrum dengan garis horisontal )

Anda mungkin juga menyukai