Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH STUDY ISLAM IV

SHALAT WAJIB, SHALAT SUNNAT, SHALAT BERJAMAAH,


SHALAT JAMA’ DAN SHALAT QASAR

OLEH
APRIATNA
HAFIZA ULFA
RIZKA HIDAYATI
SYAKITA PUTRI
PEGI TAMARA DAYANTI
SELVIA HERNITA

DOSEN PEMBIMBING :
Dra. Warniati
PRODI SI KEPERAWATAN
STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
TAHUN AJARAN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmatnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “shalat wajib, shalat sunnat, shalat berjama’h, shalat
jama’ dan shalat qasar”. Makalah ini dibuat dalam rangka mengikuti mata kuliah
Study Islam IV.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari
buku panduan dan dari beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
perkenankanlah kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini setelah berhasil terutama kepada dosen
pembimbing .
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak mengandung kekurangan
karena keterbatasan sumber pegangan dan ilmu kami miliki. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan syarat yang sifatnya membangun demi kepentingan
makalah kami di masa mendatang.
Akhirnya kami mengharapkan semoga dengan adanya makalah ini
memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya pada kami
sendiri

Bukittinggi, 27 September 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II : PEMABAHASAN
A. Shalat wajib ............................................................................................... 2
B. Shalat sunnah ............................................................................................ 4
C. Kiat memperoleh khusu’dalam shalat ....................................................... 12
BAB III : PENUTUP
A. KESIMPULAN ......................................................................................... 9
B. SARAN .................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan umat islam masyarakat meyakini dan
mengetahui bahwa shalat merupakan perintah yang harus di lakukan atau
di anjurkan oleh ummat islam itu sendiri. Didalam pelaksanaan sholat ada
beberapa hal yang harus di lakukan seseorang yang hendak melaksanakan
sholat seperti harus berwudhu’, suci tempatnya karena kedua hal tersebut
merupakan salah satu dari syarat shalat sehingga ketika seseorang
melakukan shalat dan keduanya ditinggalkan maka hal tersebut dapat
membatalkan shalat seseorang karena ketika salah syarat shahnya shalat di
tinggalkan maka secara langsung shalatnya itu tidak di terima oleh Tuhan,
baik itu shalat yang wajib ataupun shalat sunnah.
Shalat merupakan salah satu bentuk interaksi langsung antara
manusia dengan tuhannya, maka dari itu ketika kita melakukan atau
melaksanakan shalat kita di anjurkan untuk khusyuk dalam shalat yang dia
lakukan supaya shalat tersebut bisa di terima oleh tuhan Yang Maha Esa,
selain dari itu shalat memiliki berbagai macam keistimewaan.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu shalat wajib, shalat sunnah, ?
b. Bagaimana caranya agar khusu’ dalam shalat
c. Apa itu shalat jama’ dan qasar dab bagaimana cara pelaksanaannya?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SHALAT WAJIB
Shalat menurut etimologi berarti doa, menurut syara’ menyembah
Allah Ta’ala dengan beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali
dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Shalat Fardhu
Shalat Fardhu adalah shalat dengan status hukum fardhu , yakni
wajib dilaksanakan. Shalat fardhu sendiri menurut hukumnya terdiri atas
dua golongan yakni :
 Fardhu 'Ain, yakni yang diwajibkan kepada individu. Termasuk
dalam shalat ini adalah shalat lima waktu dan shalat Jumat untuk
pria.
 Fardhu Kifayah, yakni yang diwajibkan atas seluruh muslim
namun akan gugur dan menjadi sunnat bila telah dilaksanakan oleh
sebagian muslim yang lain. Yang termasuk dalam kategori ini
adalah shalat jenazah .
Shalat lima waktu adalah shalat fardhu (salat wajib) yang
dilaksanakan lima kali sehari. Hukum salat ini adalah Fardhu 'Ain , yakni
wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim atau muslimah yang telah
menginjak usia dewasa ( pubertas ), kecuali berhalangan karena sebab
tertentu.
Shalat lima waktu merupakan salah satu dari lima Rukun Islam .
Allah menurunkan perintah shalat ketika peristiwa Isra' Mi'raj . Kelima
shalat lima waktu tersebut adalah:
“Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash RA, bahwasanya Rasulullah
SAW bersabda, "Waktu Zhuhur adalah apabila matahari telah condong
sedikit ke Barat hingga bayangan seseorang menyamai panjangnya, selama
waktu Ashar belum tiba. Waktu Ashar adalah selama matahari belum
menguning, waktu Maghrib adalah selama mega merah belum
menghilang, waktu Isya adalah hingga separuh malam yang tengah, dan

2
waktu Shubuh adalah sejak terbit fajar sampai sebelum matahari terbit.
Maka jika matahari telah terbit, janganlah kamu lakukan shalat, karena
matahari terbit di antara dua tanduk syetan”. {Muslim 2/105}
o Subuh , terdiri dari 2 raka'at . Waktu Shubuh diawali dari terbirnya
fajar, yakni cahaya putih yang melintang di ufuk timur. Waktu
shubuh berakhir ketika terbitnya Matahari.
o Zuhur , terdiri dari 4 raka'at . Waktu Zhuhur diawali jika Matahari
telah tergelincir (condong) ke arah barat hingga bayangan
seseorang menyamai panjangnya, dan berakhir ketika masuk waktu
Ashar.
o Asar, terdiri dari 4 raka'at . Waktu Ashar adalah selama matahari
belum menguning. Waktu Ashar berakhir dengan terbenamnya
Matahari.
o Magrib , terdiri dari 3 raka'at .Waktu Maghrib adalah selama mega
merah belum menghilang yang diawali dengan terbenamnya
Matahari, dan berakhir dengan masuknya waktu Isya.
o Isya , terdiri dari 4 raka'at . Waktu Isya adalah hingga separuh
malam yang tengah yang diawali dengan hilangnya cahaya merah
(syafaq) di langit barat, dan berakhir hingga terbitnya fajar
keesokan harinya.

Khusus pada hari Jumat, Muslim laki-laki wajib melaksanakan


Shalat Jumat dimasjid secara berjamaah (bersama-sama) sebagai pengganti
Salat Zhuhur. Shalat Jumat tidak wajib dilakukan oleh perempuan, atau
bagi mereka yang sedang dalam perjalanan (musafir).

Waktu shalat
Waktu shalat sangat berkaitan dengan peristiwa peredaran semu
Matahari relatif terhadap bumi. Pada dasarnya, untuk menentukan waktu
shalat, diperlukan letak geografis, waktu (tanggal), dan ketinggian. Urutan
waktu shalat (dari pagi sampai malam) yaitu, Subuh, Zuhur, Asar, Maghrib
dan Isya

3
Zuhur
Waktu istiwa' ( zawaal) terjadi ketika Matahari berada di titik
tertinggi. Istiwa' juga dikenal dengan sebutan "tengah hari". Pada saat
istiwa', mengerjakan ibadah salat (baik wajib maupun sunah) adalah
haram. Waktu Zuhur tiba sesaat setelah istiwa', yakni ketika Matahari telah
condong ke arah barat.Biasanya pada jadwal salat, waktu Zuhur adalah 5
menit setelah istiwa'.
Asar
Menurut mazhab Syafi'i, Maliki, dan Hambali, waktu Asar diawali
jika panjang bayang-bayang benda melebihi panjang benda itu sendiri.
Sementara madzab Imam Hanafi mendefinisikan waktu Asar jika panjang
bayang-bayang benda dua kali melebihi panjang benda itu sendiri.
Magrib
Waktu Magrib diawali ketika terbenamnya Matahari. Terbenam
Matahari di sini berarti seluruh "piringan" Matahari telah "masuk" di
bawah horizon (cakrawala).
Isya dan Subuh
Waktu Isya didefinisikan dengan ketika hilangnya cahaya merah (
syafaq ) di langit, hingga terbitnya fajar shaddiq. Sedangkan waktu Subuh
diawali ketika terbitnya fajar shaddiq, hingga sesaat sebelum terbitnya
Matahari (syuruq).

B. Shalat Sunah
Shalat sunah disebut juga salat an-nawâfil atau at-tatawwu’ . Yang
dimaksud dengan an-nawâfil ialah semua perbuatan yang tidak termasuk
dalam fardhu. Disebut an-nawâfil karena amalan-amalan tersebut menjadi
tambahan atas amalan-amalan shalat fardhu.
Menurut Mazhab Hanafi, shalat an-nawâfil terbagi atas 2 macam,
yaitu :
o Shalat masnûnah ialah shalat-shalat sunah yang selalu dikerjakan
Rasulullah, jarang ditinggalkan, sehingga disebut juga dengan
shalat mu’akkad (dipentingkan)

4
o Shalat mandûdah adalah shalat-shalat sunah yang kadang
dikerjakan oleh Rasulullah, kadang-kadang juga tidak dikerjakan,
sehingga disebut dengan shalat ghairu mu’akkad (kurang
dipentingkan).

Salat sunah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:


 Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan
yang kuat (hampir mendekati wajib), seperti salat dua hari raya,
salat sunah witir dan salat sunah thawaf.
 Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa
penekanan yang kuat, seperti salat sunah Rawatib dan salat sunah
yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti
shalat khusuf yang hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).

Pembagian Menurut Pelaksanaan


Salat sunah ada yang dilakukan secara sendiri-sendiri ( munfarid)
diantaranya:
a. Shalat Wudhu
b. Shalat Tahiyyatul Masjid
c. Shalat Taubat
d. Shalat Dhuha
e. Shalat Tahajjud
f. Shalat Rawatib
g. Shalat Istikhoroh
h. Shalat Muthlaq
i. Shalat Safar

Sedangkan yang dapat dilakukan secara berjamaah antara lain:


a. Salat Tarowih
b. Shalat Dua Hari Raya
c. Shalat Gerhana
d. Shalat

5
e. Shalat Witir

Macam-macam shalat sunnat :


Salat sunah ada yang dilakukan secara sendiri-sendiri ( munfarid)
diantaranya:
o Shalat Sunnat Wudhu’
Shalat sunat wudhu’ atau yang disebut juga dengan shalat syukrul wudhu
adalah shalat yang dikerjakan setelah berwudhu’.Tata cara pelaksanaannya
adalah:
a. Sehabis berwudhu kita disunahkan membaca doa:
‫ﺣﻭَﺮَﻓ ﻲِﺘَﺑْﻮَﻧ ْﺕَﺀﺎَﺠَﻓ ِﻞِﺑِﺈْﻟﺍ ُﺔَﻳﺎَﻋِﺭ ﺎَﻨْﻴَﻠَﻋ ْﺖَﻧﺎَﻛ َﻝﺎَﻗ ٍﺮِﻣﺎَﻋ ِﻦْﺑ َ َﺔﺒْﻘُﻋ ْﻦَﻋ‬
َّ ْ‫ِﻪَّﻠﺍﻟ َﻝﻮُﺳَﺭ ُﺖْﻛَﺭْﺩَﺄَﻓ ٍّﻲِﺸَﻌِﺑ َﺎﻬُﺘ‬
‫ﺿﻮَﺘَﻳ ٍﻢِﻠْﺴُﻣ ْﻦِﻣ ﺎَﻣ ِﻪِﻟْﻮَﻗ ْﻦِﻣ ُﺖْﻛَﺭْﺩَﺄَﻓ َﺱﺎَّﻨﺍﻟ ُﺙِّﺪَﺤُﻳ ﺎًﻤِﺋﺎَﻗ َﻢَّ َﻠﺳَﻭ ِ ْﻪﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﺍﻟ ﻰَّﻠَﺻ‬
َ َّ‫َّﻢُﺛ ُﻩَﺀﻮُﺿُﻭ ُﻦِﺴْﺤُﻴَﻓ ُﺄ‬
‫ﺟﻭَﻭ ِﻪِﺒْﻠَﻘِﺑ ﺎَﻤِ ْﻬﻴَﻠَﻋ ٌﻞِ ْﺒﻘُﻣ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭ ﻲِّﻠَﺼُﻴَﻓ ُﻡﻮُﻘَﻳ‬
َ ْ‫ٌﻞِﺋﺎَﻗ ﺍَﺫِﺈَﻓ ِﻩِﺬَﻫ َﺩَﻮْﺟَﺃ ﺎَﻣ ُﺖْﻠُﻘَﻓ َﻝﺎَﻗ ُﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ُﻪَﻟ ْﺖَﺒَﺟَﻭ ﺎَّﻟِﺇ ِﻪِﻬ‬
‫ﻱﺪَﻳ َﻦْﻴَﺑ‬
َ َّ ‫ﻲﺘَّﻟﺍ ُﻝﻮُﻘَﻳ‬
ِ ‫ٍﺪَﺣَﺃ ْﻦِﻣ ْﻢُﻜْﻨِﻣ ﺎَﻣ َﻝﺎَﻗ ًﺎﻔِﻧﺁ َﺖْﺌِﺟ َﻚُﺘْﻳَﺃَﺭ ْﺪَﻗ ﻲِّﻧِﺇ َﻝﺎَﻗ ُﺮَﻤُﻋ ﺍَﺫِﺈَﻓ ُﺕْﺮَﻈَﻨَﻓ ُﺩَﻮْﺟَﺃ َﺎﻬَﻠْﺒَﻗ‬
‫ﺿﻮَﺘَﻳ‬
َ َّ‫ﺎَّﻟِﺇ ُﻪُﻟ ُﻮﺳَﺭَﻭ ِﻪَّﻠﺍﻟ ُﺪْﺒَﻋ ﺍً َّﺪﻤَﺤُﻣ َّﻥَﺃَﻭ ُﻪَّﻠﺍﻟ ﺎَّﻟِﺇ َﻪَﻟِﺇ ﺎَﻟ ْﻥَﺃ ُﺪَﻬْﺷَﺃ ُﻝﻮُﻘَﻳ َّﻢُﺛ َﺀﻮُﺿَﻮْﻟﺍ ُﻎِ ْﺒﺴُﻴَﻓ ْﻭَﺃ ُ ِﻎﻠْﺒُﻴَﻓ ُﺄ‬
‫َﺀﺎَﺷ َﺎﻬِّﻳَﺃ ْﻦِﻣ ُﻞُﺧْﺪَﻳ ُﺔَﻴِﻧﺎَﻤَّﺜﺍﻟ ِﺔَّﻨَﺠْﻟﺍ ُﺏﺍَ ْﻮﺑَﺃ ُﻪَﻟ ْﺖَﺤِﺘُﻓ‬
Dari Uqbah bin Amir RA, dia berkata, "Kami pernah ditugaskan
menggembala unta dan tiba giliran saya, maka di suatu senja unta-unta
tersebut saya giring menuju kandang. Tiba-tiba saya mendapatkan
Rasulullah SAW sedang berbicara dengan sekumpulan orang sambil
berdiri. Diantara sabda beliau yang dapat saya ingat adalah, 'Bila seorang
muslim berwudhu lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian melakukan
shalat dua rakaat dengan hati dan wajah yang khusyu', maka ia akan
masuk surga." Uqbah berkata, "Aku berkata, 'Alangkah bagusnya ini.'
Tiba-tiba ada seorang di dekat saya berkata, "Yang sebelumnya lebih
bagus." Setelah saya melihatnya, ternyata orang yang berkata tersebut
adalah Umar RA. Dia berkata, "Saya memperhatikanmu saat kamu baru
tiba." Lalu berkata, "Barang siapa di antara kalian berwudhu lalu
menyempurnakannya kemudian mengucapkan, "Asyhadu alla ilaaha
lllallahu wa asyhadu anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh" (aku
bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad
adalah hamba Allah dan Rasul-Nya) pasti akan dibukakan baginya delapan

6
pintu surga yang dapat dimasuki dari mana saja ia kehendaki." {Muslim
1/144}
b. Selesai membaca doa tersebut,lalu melaksanakan shalat sunah
wudhu 2 rakaat.
c. Shalat ini dikerjakan 2 rakaat sebagaimana shalat yang lain
dengan ikhlas sampai salam.

o Shalat Tahiyyatul Masjid


Shalat Tahiyyatul Masjid adalah shalat yang dilakukan sebagai
penghormatan terhadap masjid, dilakukan oleh orang yang masuk ke
dalam mesjid sebelum ia duduk.dikerjakan dua raka’at. Cara
pengerjaannya sama dengan sholat sunat yang lainnya.

o Shalat Taubat
Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim
jika ingin bertaubat terhadap kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat
taubat dilaksanakan dua raka'at dengan waktu yang bebas kecuali pada
waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat.

o Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim
ketika matahari sedang naik. Kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang
lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu
dzuhur. Jumlah raka'at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka'at. Dan
dilakukan dalam satuan 2 raka'at sekali salam.
‫ُّﻂَﻗ ﻰَﺤُّﻀﺍﻟ َﺔَﺤْﺒُﺳ ﻲِّﻠَﺼُﻳ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﺍﻟ ﻰَّﻠَﺻ ِﻪَّﻠﺍﻟ َﻝ ُﻮﺳَﺭ ُﺖْﻳَﺃَﺭ ﺎَﻣ ْﺖَﻟﺎَﻗ َﺎﻬَّﻧَﺃ َ َﺔﺸِﺋﺎَﻋ ْﻦَﻋ‬
‫َﺔَﻴْﺸَﺧ ِﻪِﺑ َﻞَﻤْﻌَﻳ ْﻥَﺃ ُّﺐِﺤُﻳ َﻮُﻫَﻭ َﻞَﻤَﻌْﻟﺍ ُﻉَﺪَﻴَﻟ َﻢَّ َﻠﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﺍﻟ ﻰَّﻠَﺻ ِﻪَّﻠﺍﻟ ُﻝ ُﻮﺳَﺭ َﻥﺎَﻛ ْﻥِﺇَﻭ ﺎَﻬُﺤِّ َﺒﺳُﺄَﻟ ﻲِّ ِﻧﺇَﻭ‬
‫ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ َﺽَﺮْﻔُﻴَﻓ ُﺱﺎَّﻨﺍﻟ ِﻪِﺑ َﻞَﻤْﻌَﻳ ْﻥَﺃ‬
Dari Aisyah RA. dia berkata, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah
SAW melakukan shalat sunah Dhuha, namun aku selalu melakukannya.
Jika Rasulullah SAw meninggalkan suatu amalan padahal beliau senang

7
melakukannya, itu adalah karena khawatir amalan tersebut dilakukan oleh
orang banyak lalu diwajibkan atas mereka." {Muslim 2/156}

o Shalat Tahajud
Shalat Tahajud adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu
malam, dimulai selepas isya sampai menjelang subuh.Jumlah rakaat pada
shalat ini tidak terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dan seterusnya.
Pembagian Keutamaan Waktu Shalat Tahajud
 Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00
 Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam
01.00
 Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya
waktu subuh

o Shalat Rawatib
Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan menyertai
shalat fardu. Shalat sunah ini terbagi dalam shalat mu’akkad dan ghairu
mu’akkad . Adapun yang termasuk dalam shalat-Shalat Sunah Rawatib
adalah sebagai berikut:
‫ﻞﺒَﻗ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﺍﻟ ﻰَّﻠَﺻ ِﻪَّﻠﺍﻟ ِﻝﻮُﺳَﺭ َﻊَﻣ ُﺖْﻴَّﻠَﺻ َﻝﺎَﻗ َﺮَﻤُﻋ ِﻦْﺑﺍ ْﻦَﻋ‬
ْ َ ‫ﻦﻴَ َﺗﺪْﺠَﺳ ﺎَﻫَﺪْ َﻌﺑَﻭ ِﻦْﻴَﺗَﺪْﺠَﺳ ِﺮْﻬُّﻈﺍﻟ‬
ْ ِ
‫ﻦﻴَﺗَﺪْﺠَﺳ ِﺔَﻌُﻤُﺠْﻟﺍ َ ْﺪﻌَﺑَﻭ ِﻦْﻴَﺗَﺪْﺠَﺳ ِﺀﺎَﺸِﻌْﻟﺍ َﺪْﻌَﺑَﻭ ِﻦْﻴَﺗَﺪْﺠَﺳ ِﺏِ ْﺮ َﻐﻤْﻟﺍ َ ْﺪﻌَﺑَﻭ‬
ْ ِ ‫ﺸﻌْﻟﺍَﻭ ُﺏِﺮْﻐَﻤْﻟﺍ ﺎَّﻣَﺄَﻓ‬
ِ َ‫ُﺔَ ُﻌﻤُﺠْﻟﺍَﻭ ُﺀﺎ‬
‫ِﻪِﺘْﻴَﺑ ﻲِﻓ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِ ْﻪﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﺍﻟ ﻰَّﻠَﺻ ِّﻲِﺒَّﻨﺍﻟ َﻊَﻣ ُﺖْﻴَّ َﻠﺼَﻓ‬
Dari Ibnu Umar RA, dia berkata, "Saya pernah shalat sunah
bersama Rasulullah SAW dua rakaat sebelum shalat Zhuhur, dua rakaat
sesudah shalat Zhuhur, dua rakaat setelah shalat Maghrib, dua rakaat
setelah shalat Isya' dan dua rakaat setelah shalat Jum'at. Adapun shalat
sunah setelah shalat Maghrib, Isya' dan Jum'at tersebut saya lakukan
bersama Nabi SAW di rumah beliau." {Muslim 2/162}

Mu’akkad
Dua rakaat sebelum sholat subuh
Dua rakaat sebelum sholat zuhur

8
Dua rakaat sesudah sholat zuhur
Dua rakaat sesudah sholat maghrib
Dua rakaat sesudah sholat isya

Ghairu Mu’akkad
Empat rakaat sebelum dan sesudah zuhur
Empat rakaat sebelum asar
Empat rakaat sebelum maghrib

Masing-masing berdasarkan rincian hadist-hadist berikut:


Dari Ummu Habibah: “Nabi SAW bersabda: Barangsiapa
mengerjakan empat rakaat sebelum Zuhur dan empat rakaat sesudahnya
maka Allah mengharamkan baginya dari api neraka.” (H.R. Tirmizi).
“Dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Allah
memberi rahmat kepada orang yang mengerjakan shalat empat rakaat
sebelum shalat Asar”(H.R. Tarmizi).
Hadist Nabi Muhammad SAW: “Dari Abdullah bin Mughafal,
Nabi SAW bersabda: Shalatlah kamu sebelum Maghrib, shalatlah kamu
sebelum Maghrib. Kemudian Nabi mengatakan yang ketiga kalinya bagi
yang menghendakinya.”(H.R. Bukhari).

o Shalat Istikhoroh
Shalat istikhoroh adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk
memohon kepada Allah agar memberikan pilihan yang lebih baik dari dua
perkara (pilihan) atau lebih untuk menghapus keraguan hati dalam
memilih, agar tidak menyesal dilain hari nanti.
Waktu mengerjakannya:
Ialah setiap saat ada kepentingan asalkan tidak waktu yang dilarang untuk
mengerjakan shalat sunnah, baik siang maupun malam hari.Namun
utamanya jika dikerjakan dimalam hari sebagaimana shalat tahajud, pada
sepertiga malam yang terakhir.

9
o Shalat Muthlaq
Shalat Muthlak adalah shalat yang dikerjakan sewaktu-waktu,
kecuali pada yang dilarang untuk mengerjakan shalat sunnat, misalnya
sesudah shalat subuh dan shalat ashar.
Waktu-waktu yang dilarang dalam mengerjakan shalat mutlak:
 Disaat matahari akan terbit sampai naik sepenggalah (setinggi
tombak).
 Disaat matahari berada ditengah-tengah persis sampai tergelincir
kebarat (lingsir).
 Disaat matahari akan terbenam sampai terbenam secara sempurna
(tiba waktu maghrib).
 Setelah shalat ashar sampai matahari terbenam.
 Setelah shalat subuh sampai matahari naik sepenggalah (setinggi
tombak).

o Shalat Safar
Apabila seseorang hendak berpergian, sebelum meninggalkan
rumah, ia dianjurkan mengerjakan solat safar dua rakaat; demikian pula
sesudah tiba di rumah kembali.
Caranya sama dengan mengerjakan solat subuh, hanya niatnya
berlainan, yaitu berniat solat safar sunnat karena Allah SWT. Selesai solat
berdoalah agar perjalanan diridhai, dimudahkan dan diselamatkan Allah
SWT. dalam perjalanan, baik pribadi, tugas maupun keluarga yang
ditinggalkan.
‫ﻝﻭَﺃ َﺓﺎَﻠَّﺼﺍﻟ َّﻥَﺃ َ َﺔﺸِﺋﺎَﻋ ْﻦَﻋ‬
َّ َ ‫ﺖﻤِﺗُﺃَﻭ ِﺮَ َﻔّﺴﺍﻟ ُﺓﺎَﻠَﺻ ْﺕَّﺮِﻗُﺄَﻓ ِﻦْﻴَﺘَﻌْﻛَﺭ ْﺖَﺿِﺮُﻓ ﺎَﻣ‬
َّ ْ ‫َﻝﺎَﻗ ِﺮَﻀَﺤْﻟﺍ ُﺓﺎَﻠَﺻ‬
‫ﻝﻭَﺄَﺗ ﺎَﻤَﻛ ْﺖَ َّﻟ َﻭﺄَﺗ ﺎَﻬَّﻧِﺇ َﻝﺎَﻗ ِ َﺮﻔَّﺴﺍﻟ ﻲِﻓ ُّﻢِﺘُﺗ َﺔَﺸِﺋﺎَﻋ ُﻝﺎَﺑ ﺎَﻣ َﺓَﻭْ ُﺮﻌِﻟ ُﺖْﻠُﻘَﻓ ُّﻱِﺮْﻫُّﺰﺍﻟ‬
َّ َ ‫ُﻥﺎَﻤْﺜُﻋ‬
Dari Aisyah RA, bahwasanya shalat pertama kali difardhukan
adalah dua rakaat, lalu ditetapkanlah shalat safar {bepergian, dengan dua
rakaat} dan disempurnakan bilangan rakaat shalat orang yang tidak
bepergian (empat rakaat). Az-Zuhri berkata, "Saya bertanya kepada
Urwah, 'Bagaimana dengan Aisyah yang menyempurnakan bilangan rakaat

10
dalam shalat safar (empat rakaat)?" Urwah menjawab, "Aisyah
menakwilkan penafsiran seperti Utsman."' (Muslim 3/385)

Sedangkan yang dapat dilakukan secara berjamaah antara lain:

Shalat Tarowih
Shalat tarowih adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada malam
bulan ramadhan.Waktu shalat tarowih ialah sesudah shalat isya’ sampai
terbit fajar (masuk waktu subuh).

Shalat Dua Hari Raya


Sholat hari raya adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada kedua
hari raya, yaitu: hari raya Fitri (tgl. 1 Syawal) dan hari raya Adlha (kurban
tgl. 10 Dzul Hijjah).
Cara mengerjakannya :
Waktu shalat hari raya fitri itu, pada tanggal 1 syawal mulai terbit
matahari sampai matahari tergelincir (datang waktu dhuhur).Dan shalat
hari raya kurban, pada tanggal 10 djul hijjah (bulan haji) mulai terbir
matahari sampai matahari tergelincir (tiba waktu dhuhur).

Shalat Dua Gerhana


Shalat dua gerhana adalah shalat yang dikerjakan karena ada
gerhana bulan dan matahari.
Cara mengerjakannya :
Cara mengerjakan shalat dua gerhana itu boleh dikerjakan secara
sendirian, tetapi utamanya dikerjakan secara berjama’ah.

Shalat Istisqo’
Shalat istisqo’adalah shalat sunnat yang dikerjakan, karena ada
keperluan untuk mohon hujan.

11
Shalat Witir
Shalat witir adalah shalat yang dikerjakan dengan bilangan ganjil.
Misalnya : satu raka’at tiga, lima dan seterusnya.Waktunya setelah shalat
shalat isya’ sampai terbit fajar (tiba waktu subuh).
‫ﺤّﺴﺍﻟ ﻰَﻟِﺇ ُﻩُﺮْﺗِﻭ ﻰَﻬَﺘْﻧﺎَﻓ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪَّﻠﺍﻟ ﻰَّﻠَﺻ ِﻪَّﻠﺍﻟ ُﻝﻮُﺳَﺭ َﺮَﺗْﻭَﺃ ْﺪَﻗ ِﻞْﻴَّﻠﺍﻟ ِّﻞُﻛ ْﻦِﻣ ْﺖَﻟﺎَﻗ َ َﺔﺸِﺋﺎَﻋ ْﻦَﻋ‬
َ َ‫ِ ﺮ‬
Dari Aisyah RA, dia berkata, "Setiap malam Rasulullah SAW
melakukan shalat witir, di awal atau di tengah atau di akhir malam, maka
beliau selesai melakukannya pada waktu sebelum shalat Subuh."{Muslim
2/168}
Rasulullah s.a.w bersabda :“Ij’aluu akhirosholaatikum bil laili
witron.”Artinya :“Jadikanlah akhir shalatmu pada waktu malam dengan
witir.”(HR.Bukhori dan Muslim yang bersumber dari Ibnu ‘Umar r.a.).

C. Kiat Memperoleh Khusu’ dalam Shalat


Allah swt berfirman:

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu)


orang-orang yang khusyuk dalam salatnya”. Al-Mu’minun: 1-2
Makna khusyu’ adalah ketundukan, kelembutan dan ketenangan
hati. Dan apabila hati merasakan kekhusyu’an tersebut maka anggota
badanpun mengikutinya. Sebab angaota badan ini mengikuti perintah hati.
Kekhusyu’an dalam shalat akan terjadi pada orang yang
mengkhususkan hatinya untuk shalat tersebut, hatinya tertuju
kepadanya bukan kepada yang lain dia lebih mengutamakannya atas
urusan yang lain, pada saat seperti itulah shalat menajdi penyejuk mata.

Di antara kiat-kiat agar seseorang khusyu’ dalam shalatnya adalah:


Pertama: Sesorang muslim harus menghadirkan keagungan Allah
swt pada saat shalatnya tersebut, dia berdiri di hadapan Penakluk
langit dan bumi.

12
Allah swt berfirman:

“Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan


yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya
pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya Maha
Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.”
QS. Al-Zumar: 67

Kedua: Seorang muslim harus melihat ke arah tempat


sujudnya dan tidak menoleh kearah manapun saat shalatnya.
Dari Abi Dzar ra bahwa sesungguhnya Nabi saw bersabda: Allah
senantiasa menghadap kepada hambaNya pada saat dirinya mendirikan
shalat selama dia tidak menoleh, maka apabila dia memalingkan
wajahnya maka Allah-pun berpaling darinya”.

Ketiga: Mentadabburi Al-Qur’an dan zikir-zikir yang


dibacanya saat shalat.
Allah swt berfirman:

“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an ataukah hati


mereka terkunci? “QS. Muhammad: 24
Apabila seorang muslim mentadabburi zikir-zikir pada saat dia
ruku’, sujud dan yang lainnya maka hal itu akan lebih berpengaruh bagi
hati dan lebih cepat mendatangkan kekhusyu’an.

13
Keempat: Mengingat kematian saat shalat. Dari Abi Ayyub ra
bahwa Nabi saw bersabda: Apabila engkau mendirikan shalat maka
maka shalatlah seperti shalatnya orang yang akan berpisah”.

Kelima: Hendaklah seorang muslim mempersiapkan dirinya


untuk shalat, jangan sampai dia shalat dalam keadaan menahan sakit
perut atau menahan kencing atau shalat di hadapan makanan yang
terhidang. Nabi saw bersabda: Tidak boleh shalat di hadapan makanan
dan tidak pula boleh shalat saat dia menahan dua hal yang buruk (menahan
kencing dan buang air besar)”.Dan hendaklah pula dia menghilangkan
segala sesuatu yang bisa menyebabkan dirinya lalai dari shalatnya
seperti hiasan-hiasan, gambar-gambar dan yang sepertinya. Dari Aisayh
ra berkata: Rasulullah saw shalat mengenakan pakian jenis khomishah
yang memiliki garis-garis lalu saat shalat beliau melirik kepada garis-
garis yang ada padanya maka Nabi saw bersabda: Kembalikanlah kain
khomisah ini kepada Abi Jahm bin Hudzaifah dan berikanlah kepadaku
kain jenis anbijani sesungguhnya dia tadi telah melalaikanku dalam
sholatku”.
Keenam: Berusaha mengarahkan jiwa agar dia bisa khusyu’
dalam sholat. Khusyu’ bukan perkara yang mudah maka seseorang mesti
harus bersabar dan berusaha. Allah swt berfirman:

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami,


benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan
sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
QS. Al-Ankabut: 69”
Usaha yang terus menerus dan kesungguh-sungguhan akan
mempermudah orang mendapatkan kekhusyu’an.

Ketujuh: Menghadirkan di dalam jiwa pahala yang akan


didapatkan oleh orang yang khusyu’ di dalam shalat. Dari Utsaman

14
ra bahwa Nabi saw bersabda: Tidaklah seorang muslim yang di datangi
oleh shalat yang wajib, kemudian dia baik dalam melaksanakan
wudhu’, menhadirkan kekhusyu’an dan ruku’ maka dia akan menjadi
penghapus bagi dosa-dosa yang telah dikerjakan sebelumnya, selama
dia tidak pernah berbuat dosa-dosa besar dan hal itu terjadi selama
sepanjang masa”.

D. SHALAT BERJAMAAH
Shalat berjamaah adalah salat yang dikerjakan oleh dua atau lebih
orang secara bersama-sama dengan satu orang di depan sebagai imam dan
yang lainnya di belakang sebagai makmum.
Shalat berjamaah minimal atau paling sedikit dilakukan oleh dua
orang, namun semakin banyak orang yang ikut solat berjama'ah tersebut
jadi jauh lebih baik. Shalat berjama'ah memiliki nilai 27 derajat lebih baik
daripada sholat sendiri. Oleh sebab itu kita diharapkan lebih
mengutamakan shalat berjamaah daripada solat sendirian saja.

Hukum Salat Berjamaah


Shalat berjama'ah hukumnya adalah sunat muakkad, yakni sunah
yang sangat penting untuk dikerjakan karena memiliki nilai yang jauh
lebih tinggi derajatnya dibandingkan dengan solat munfarid / seorang diri.
Sebelum memulai shalat bersama-sama hendaknya / sebaiknya
dilakukan azan / adzan sebagai pemberitahuan yang mengajak orang-orang
di sekitarnya untuk ikut sholat berjamaah bersama. Jika telah berkumpul di
dalam masjid, mushalla, langgar, surau, ruangan, kamar, dan lain
sebagainya maka salah satu hendaknya melakukan qamat / qomat sebagai
ajakan untuk melakukan / memulai shalat.

15
E. SHALAT JAMA’ dan SHALAT QASAR dan Tata Caranya
Shalat Jama’
Shalat jamak adalah menggabungkan/mengumpulkan dua shalat
fardhu dan dilaksanakan dalam satu waktu. Seperti mengerjakan shalat
zuhur dengan asar yang keduanya dikerjakan dalam waktu zuhur
saja atau dalam waktu asar saja.

Hukum Shalat Jamak


Hukum mengerjakan shalat jamak adalah mubah
(diperbolehkan) bagi orang-orang yang memenuhi
persyaratan.
Hadits Rasulullah SAW :

Artinya :“Dari Anas ia berkata : Adalah Rasulullah SAW


apabila ia bepergian sebelum matahari tergelincir, maka ia
mengakhirkan shalat zuhur sampai waktu asar, kemudian ia berhenti
lalu menjamak antara dua shalat tersebut, tetapi apabila matahari telah
tergelincir sebelum ia pergi, maka ia shalat zuhur (dahulu) kemudian naik
kendaraan.” (HR. Ahmad, Bukhari dan Nasa’i)

Syarat Sah Shalat Jamak


Shalat jamak diperbolehkan bagi orang yang memenuhi
persyaratan atau sebab-sebab sebagai berikut :
a. Dalam perjalan jauh yang jarak tempuhnya kurang lebih 17
km (3 farsakh), sebagian ulama’ mensyaratkan jarak tempuh sampai
80,6 km. Jadi, antara jarak 17 km s.d. 80,6 km sekiranya

16
menyulitkan kita untuk dapat menjalankan shalat sesuai dengan
waktunya, maka kita diperbolehkan menjamak shalat.
b. Perjalanan itu tidak bertujuan maksiat, namun bertujuan
baik seperti untuk silaturrahmi, berdagang, rekreasi dan lain-lain.
c. Dalam keadaan ketakutan dan rasa sangat khawatir, seperti
perang, sakit, hujan lebat, angin topan dan bencana alam.
Sabda Rasulullah SAW :

Artinya : “Dari Mu’az r.a. ia berkata : Kami keluar bersama


Rasulullah SAW dalam peperangan Tabuk, maka beliau shalat zuhur
dengan asar dijamak, dan magrib dengan isya dijamak.” (HR.
Muslim)

Shalat Yang Boleh Dijamak


Di antara shalat lima waktu dalam sehari semalam, pasangan shalat
yang boleh dijamak adalah :
 Zuhur dengan asar
 Magrib dengan isya

Dengan demikian shalat subuh tidak boleh dijamak. Demikian


halnya tidak boleh menjamak shalat asar dengan magrib.
Macam-macam Shalat Jamak
a. Jamak Taqdim
Yakni menjamak shalat yang dilaksanakan dalam waktu yang
pertama.
 Shalat zuhur dengan asar dikerjakan di dalam waktu zuhur. (4 rakaat shalat
zuhur dan 4 rakaat shalat asar)
 Shalat magrib dengan isya’dikerjakan di dalam waktu magrib. (3 rakaat
shalat magrib dan 4 rakaat shalat isya’

17
b. Jamak Ta’khir
Yakni menjamak shalat yang dilaksanakan dalam waktu shalat
yang kedua.
 Shalat zuhur dengan asar dilaksanakan di dalam waktu asar. (4
rakaat shalat zuhur dan 4 rakaat shalat asar)
 Shalat magrib dan isya’ dilaksanakan di dalam waktu isya. (3
rakaat shalat magrib dan 4 rakaat shalat isya’)

Shalat Qasar
Shalat Qasar adalah menjalankan shalat fardhu dengan cara
meringkas dari 4 rakaat menjadi 2 rakaat. Dengan demikian shalat
yang boleh diqasar adalah shalat yang jumlah rakaatnya 4 rakaat,
yakni shalat zuhur, asar dan isya’.

Hukum
Hukum melaksanakan shalat qasar adalah mubah
(diperbolehkan) dan sah jika persyaratannya terpenuhi.
Firman Allah SWT. dalam surat An Nisa’ ayat 101 :

Artinya :“Dan apabila kamu bepergian di muka bumi, maka


tidaklah mengapa kamu mengqasar shalat(mu). Jika kamu takut diserang
orang-orang kafir (QS. An Nisa : 101).

Hadits Rasulullah SAW. :

18
Artinya :“Dari Ibnu Umar : saya menemani Nabi SAW, dan
di dalam perjalanan beliau tidak shalat melebihi dua rakaat, demikian
juga Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali.” (Kesepakatan ahli hadits)

3. Syarat Sah shalat qasar


Shalat qasar seseorang sah apabila memenuhi persyaratan maupun
sebab-sebab sebagai berikut :
a. Dalam perjalan jauh yang jarak tempuhnya kurang lebih 17
km (3 farsakh), sebagian ulama’ mensyaratkan jarak tempuh sampai
80,6 km. Jadi, antara jarak 17 km s.d. 80,6 km sekiranya
menyulitkan kita untuk dapat menjalankan shalat sesuai dengan
waktunya, maka kita diperbolehkan mengqasar shalat.
b. Perjalanan itu bertujuan baik, tidak untuk maksiat. Seperti
untuk silaturrahmi, berdagang,rekreasi dan lain-lain.
c. Dalam keadaan ketakutan dan rasa khawatir yang sangat, seperti
perang, sakit, hujan lebat, angin topan dan bencana alam.

Shalat Jamak Qasar


Shalat Jamak qasar adalah melaksanakan shalat fardhu dengan
cara dijamak (digabung) sekaligus diqasar (diringkas). Hukum dan
syarat sahnya sama dengan shalat jamak dan qasar. Apabila kita sudah
paham tata cara shalat jamak dan shalat qasar, maka tidak sulit
untuk mempraktekkan shalat jamak qasar sekaligus. Yang perlu
diperhatikan adalah shalat yang jumlah rakaatnya 4 dalam shalat jamak
diringkas menjadi 2 rakaat.
Contoh :
 Ketika menjamak shalat zuhur dan asar shalat yang dilakukan
adalah 4 rakaat shalat zuhur dan 4 rakaat shalat asar, dua kali
salam. Saat menjamak qasar sekaligus, shalat yang dilakukan
adalah 2 rakaat shalat zuhur dan 2 rakaat shalat asar, dan tetap dua
kali salam.

19
 Ketika menjamak shalat magrib dan isya, shalat yang dilakukan
adalah 3 rakaat shalat magrib dan 4 rakaat shalat isya’, dua kali
salam. Saat menjamak qasar sekaligus, shalat yang dilakukan
adalah 3 rakaat shalat magrib dan 2 rakaat shalat isya’, dan tetap
dua kali salam.

Praktek Shalat Jamak, Qasar, dan jamak Qasar


Praktek Shalat dengan dijamak Taqdim
1). Berniat menjamak shalat yang pertama (shalat zuhur) dengan
jamak taqdim.
♦ Apabila diucapkan bacaan niatnya adalah :

“Saya berniat shalat zuhur empat rakaat digabungkan dengan shalat


asar dengan jamak taqdim karena melaksanakan perintah Allah Ta’ala.”

2). Takbiratul ihram ♦ Membaca :


3). Shalat zuhur 4 rakaat seperti biasa.
4). Salam

♦ Membaca : َ
(setelah salam shalat pertama ini langsung berdiri, tidak boleh
diselingi kegiatan lain, seperti zikir, berdoa, berbicara dan lain-lain)
5). Berdiri dan niat shalat yang kedua (asar).
♦ Apabila diucapkan bunyi bacaan niatnya adalah :

artinya:“Saya berniat shalat asar empat rakaat digabungkan


dengan shalat zuhur dengan jamak taqdim karena melaksanakan
perintah Allah Ta’ala.”

20
6). Takbiratul ihram

♦ Membaca :

7). Shalat asar 4 rakaat seperti biasa


8). Salam

♦ Membaca :

Praktek shalat dengan dijamak Ta’khir


1). Berniat menjamak shalat yang pertama (shalat magrib) dengan
jamak ta’khir .
♦ Apabila diucapkan bacaan niatnya adalah :

Artinya: “Saya berniat shalat magrib tiga rakaat digabungkan


dengan shalat isya’ dengan jamak ta’khir karena melaksanakan perintah
Allah Ta’ala.”

2). Takbiratul ihram ♦ Membaca :

3). Shalat magrib 3 rakaat seperti biasa.

4). Salam, ♦ Membaca : َ

(setelah salam shalat pertama ini langsung berdiri, tidak boleh


diselingi kegiatan lain, seperti zikir, berdoa, berbicara dan lain-lain)

5). Berdiri dan niat shalat yang kedua (isya’)


Bila diucapkan bacaan niatnya adalah :

21
“Saya berniat shalat isya’ empat rakaat digabungkan dengan
shalat magrib dengan jamak ta’khir karena melaksanakan perintah Allah
Ta’ala.”

6). Takbiratul ihram

♦ Membaca :
7). Shalat isya’ 4 rakaat seperti biasa
8). Salam

♦ Membaca : َ

Praktek Shalat dengan diqasar


1. Berniat shalat dengan cara diqasar
♦ Apabila diucapkan, bunyi bacaan niatnya adalah :

“Saya berniat shalat {zuhur/asar/isya’} dua rakaat, diqasar karena


Allah Ta’ala.”

2. Takbiratul ihram

♦ Membaca :

3. Shalat 2 rakaat seperti biasa, tanpa qunut dan tanpa tahiyat awal.

4. Salam:

Praktek shalat dengan dijamak qasar


1. Berniat menjamak qasar shalat zuhur dengan jamak taqdim.
♦ Apabila diucapkan bacaan niatnya adalah :

22
“Saya berniat shalat zuhur dua rakaat digabungkan dengan
shalat asar dengan jamak taqdim serta diqasar karena melaksanakan
perintah Allah Ta’ala.”
2. Takbiratul ihram

♦ Membaca :
3. Shalat zuhur 2 rakaat (karena diqasar).
4. Salam

♦ Membaca : َ
(setelah salam shalat pertama ini langsung berdiri, tidak boleh
diselingi kegiatan lain,seperti zikir,
berdoa, berbicara dan lain-lain)

5. Berdiri dan niat shalat yang kedua (Asar).


♦ Apabila diucapkan bunyi bacaan niatnya adalah :

Artinya: “Saya berniat shalat asar dua rakaat digabungkan


dengan shalat zuhur dengan jamak taqdim
serta diqasar karena melaksanakan perintah Allah Ta’ala.”
6. Takbiratul ihram

♦ Membaca :
7. Shalat asar 2 rakaat (diqasar).
8. Salam

♦ Membaca : َ

23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah dua kalimat
syahadat. Shalat terbagi 2 yaitu Shalat Fardhu dan Shalat Sunnat. Shalat
Fardhu hukumnya wajib dan mencegah seseorang dari perbuatan keji dan
mungkar. Shalat yang bagaimanakah yang dapat mencegah seseoarang
dari perbuatan keji dan mungkar? Yaitu shalat yang dilakukan dengan hati
yang ikhlas serta khusyu’ dalam pelaksanaannya. Dengan shalat dapat
membentuk pribadi yang mempunyai sifat tawadhu’, pandai bersyukur,
slalu tawakal, sabar, tabah dalam mengarungi kehidupan. Membina
muslim agar senantiasa hidup bersih dan suci jiwa dan raga. Shalat
merupakan sarana untuk menyampaikan pernyataan diri manusia kepada
Tuhan-Nya secara tulus ikhlas bahwa semua yang ada pada dirinya, shalat
dan ibadahnya, hidup dan matinya hanya milik Allah.

B. Saran
Dalam merawat pasien seorang perawat harus memperhatikan
aspek-aspek hati-hati,teliti,dan cekatan serta tanggung jawab terhadap
semua tindakan yang dilakukan. Menganjurkan pasien utuk tidak lupa
melaksanakan mewajiban sebagai umat muslim. Sesibuk apapun kegiatan
yang dilakukan perawat maupun petugas kesehatan yang lain tidak boleh
meninggalkan sholat, dan tidak lupa Memegang teguh prinsip perawat
profesional

24
25
Daftar Pustaka
Rifa’i, Mohammad, 2004. Risalah tuntutan shalat lengkap. Semarang :PT.
Karya Toha Putra

Anda mungkin juga menyukai