KEPERAWATAN GERONTIK
STROKE HEMORAGIK
APRIATNA
1907149010168
BUKITTINGGI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit degeneratif telah menjadi penyebab kematian terbesar di dunia hingga saat ini.
Menurut laporan World Health Organization (WHO), kematian akibat penyakit degeneratif
diperkirakan akan terus meningkat diseluruh dunia. Peningkatan terbesar akan terjadi dinegara
–negara berkembang dan negara miskin. Dalam jumlah total, pada tahun 2030 diprediksi akan
ada 52 juta jiwa kematian per tahun atau naik 14 juta jiwa dari 38 juta jiwa pada tahun ini.
Lebih dari dua per tiga (70%) dari populasi global akan meninggal akibat penyakit degeneratif
(Buletin Kesehatan, 2011). Beberapa penyakit degeneratif yang banyak terjadi dimasyarakat
adalah penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, stroke dan kanker. Penyakit degeneratif
seperti stroke juga sudah mulai ditemui tidak hanya oleh orang yang berusia lanjut namun juga
di kalangan umur muda (Indrawati, 2009).
Prevalensi stroke hemoragik di Jawa Tengah tahun 2011 adalah 0,03% sama dengan angka
tahun 2010. Prevalensi tertinggi tahun 2011 adalah di Kota Magelang 1 2 sebesar 1,34%.
Sedangkan prevalensi stroke non hemorargik pada tahun 2011 sebesar 0,09%, sama dengan
prevalensi tahun 2010. Prevalensi tertinggi adalah di Kota Magelang sebesar 3,45% (Depkes
Jateng, 2011).
Stroke disebabkan penurunan suplai darah ke otak yang disebabkan oleh kecelakaan,
hipertensi, karena pada intinya stroke hemoragik disebabkan olehpembuluh darah yang pecah
menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangansubarachnoid yang menimbulkan
perubahan komponen intra kranial yang tidak dapatdikompensasi tubuh akan menimbulkan
peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian.
Stroke adalah peryakit multifaKtorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis
mayor dan penyebab utama kecacatan dan kematian khususnya dinegara-negara berkembang
(Saidi,2010). Stroke atau dikenal dengan penyakit serebrovaskuler, merupakan penyakit
neurologik yang terjadi karena gangguan suplai darah menuju ke otak (Black and Hawk, 2009).
Ada dua tipe stroke yaitu stroke hemorrhagic dan stroke iskemik. Stroke iskemik banyak
disebabkan karena trombotik atau sumbatan emboli, sedangkan stroke hemorrhagik
disebabkan oleh perdarahan akibat pecahnya pembuluh darah di suatu bagian otak.
Pada pasien stroke biasanya didapatkan peningkatan intrakranial dengan tanda klinis
berupa nyeri yang tidak hilang dan semakin meningkat, peningkatan intra kranial salah
satunnya seperti peningkatan pada tekanan darah sistol, tekanan darah diastole, peningkatan
rate respiration dan nadi. merupakan kasus gawat darurat dimana cedera otak irrevesibel ata
kematian dapat dihindari dengan intervensi tepatpada waktunya (Hisam,2013).
Penanganan pada pasien stroke yang mengalami peningkatak intra kranial atau mencegah
terjadinya peningkatan intra kranial salah satunya melakukan pengontrolan peningkatan TIK
yaitu dengan memberikan posisi kepala posisi kepala merupakan tindakan keperawatan
tradisional,pemberian posisi flat (0o) dan posisi kepala elevasi (30o). Tindakan ini adalah
tindakan mengatur posisi pasien diatas tempat tidur demi kenyamanan pasien ataupun untuk
memeperlancar suatu tindakan terhadap pasien (Sunardi,2011).
B. Rumusan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian
Stroke adalah sindrom klinis yang awalnya timbulnya mendadak, progresif, cepat,
berupa deficit neurologis fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih langsung
menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan oleh gangguan perdarahan otak non
traumatik (Mansjoer,2010).
secara fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh
darah serebral atau dari seluruh system pembuluh darah otak. Stroke atau cedera
serebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang disebabkan oleh terhentinya suplai darah
Stroke Hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh
perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma
kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler (Widjaja,
2008). Stroke hemoragik yaitu suatu kerusakan pembuluh darah otak sehingga
menyebabkan perdarahan pada area tersebut. Hal ini menyebabkan gangguan fungsi saraf
(Haryono,2014).
Hemoragik terjadi bila pembuluh darah di dalam otak pecah. Otak sangat sensitif
terhadap perdarahan, dan kerusakan dapat terjadi dengan sangat cepat. Pendarahan di dalam
menjadi sebuah massa yang disebut hematoma. Pendarahan juga meningkatkan tekanan pada
Klasifikasi
MenurutWijaya & Putri, 2002 :
1) Perdarahan Intraserebral :
mengakibatkan darah masuk ke dalam jaringan otak, membentuk massa yang menekan
jaringan otak dan menimbulkan edema otak. Peningkatan TIK yang terjadi cepat, dapat
disebabkan karena hypertensi sering dijumpai di daerah putamen, talamus, pons dan
2) Perdarahan Subarachnoid :
Perdarahan ini berasal dari pecahnya aneurisma berry atau AVM. Aneurisma yang
pecah ini berasal dari pembuluh darah sirkulasi Willisi dan cabang-cabangnya yang terdapat
di luar parenkim otak (Juwono, 2010). Pecahnya arteri dan keluarnya ke ruang sub
arachnoid menyebabkan TIK meningkat mendadak, meregangnya struktur peka nyeri dan
B. Etiologi
a Emboli
1) Emboli kardiogenik
3) Penyakit ekstrakranial
5) Arteri vertebralis.
c. . Penyakit intracranial
3) Arteri basalis
1) Hipertensi
2) Malformasi arteri-vena
3) Angiopati amiloid
5) Migraine
6) Kondisi hiperkoagulasi
9) Miksoma atrium.
Gejala stroke hemoragik bervariasi tergantung pada lokasi pendarahan dan jumlah
jaringan otak yang terkena. Gejala biasanya muncul tiba-tiba, tanpa peringatan, dan sering
selama aktivitas. Gejala mungkin sering muncul dan menghilang, atau perlahan-lahan
menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Gejala stroke hemoragik bisa meliputi:
c. Kesulitan menelan.
e. Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun dari tidur, membungkuk, batuk, atau
f. Kehilangan koordinasi.
g. Kehilangan keseimbangan.
h. Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti kesulitan menggerakkan salah satu
j. Kejang.
k. Sensasi perubahan, biasanya pada satu sisi tubuh, seperti penurunan sensasi, baal atau
kesemutan.
m. Perubahan visi (penurunan visi, atau kehilangan semua atau salah satu bagian dari visi).
Pada stroke non haemoragik gejala utamanya adalah timbulnya deficit neurologis secara
mendadak atau subakut, dadahului gejala prodromal, terjadi pada waktu istirahat atau bangun
pagi dan kesadaran biasanya tak menurun, kecuali bila embolus cukup besar (Mansjoer, 2000).
Menurut WHO dalam Internasional Statitic Classification Of Diseases And Related Health
Stroke akibat PIS mempunyai gejala prodromal yang tak jelas, kecuali nyeri kepala karena
hipertensi. Serangan seringkali setiap hari, saat aktivitas, atau emosi/marah. Sifat nyeri
kepalanya hebat sekali. Mual dan muntah seringkali terjadi sejak permulaan serangan.
Kesadaran biasanya menurun cepat masuk koma (65% terjadi kurang dari setengah jam, 23%
antara ½ s.d 2 jam dan 12% terjadi setelah 2 jam, sampai 19 hari).
Pada pasien dengan PSA didapatkan gejala prodromal berupa nyeri kepala yang hebat dan akut.
Kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi. Ada gejala atau tanda rangsangan
meningeal. Edema papil dapat terjadi bila ada peredaran subhialoid karena pecahnya anerisma
pada arteri komunikanis anterior atau arteri karotis interna. Gejala neurologis yang timbul
4) Afasia (bicara tidak lancer, kurangnya ucapan atau kesulitan memahami ucapan)
1. Kehilangan motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan control volunter
2. Kehilangan komunikasi
Fungsi otak yang diperngarui stroke adalah bahasa dan komunikasi, misalnya :
1) Disartria, yaitu kesulitan berbicara yang ditunjuka dengan bicara yang sulit dimengerti yang
disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab untuk menghasilkan bicara.
2) Disfasia atau afasia atau kehilangan bicara yang terutamaekspresif/represif.Apraksia yaitu
3. Gangguan persepsi
1) Homonimus hemianopsia, yaitu kehilangan setengah lapang pandang dimana sisi visual yang
2) Amorfosintesis, yaitu keadaan dimana cenderung berpaling dari sisi tubuh yang sakit dan
4. Gangguan hubungan visual spasia, yaitu gangguan dalam mendapatkan hubungan dua atau
5. Kehilangan sensori,antara lain tidak mampu merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh
C. Patofisiologi
Otak sangat tergantung pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan oksigen. Jika aliran
darah kesetiap bagian otak terhambat karena thrombus dan embolus, maka mulai terjadi
kekurangan oksigen kejaringan otak. Kurang selama 1 menit dapat mengarah pada gejala yang
dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Selanjutnya kekurangan oksigen dalam waktu yang
lebih lama dapat menyebabkan nekrosis mikroskopik neiron-neuron. Area nekrotik kemudian
disebut infark. Kekurangan oksigen pada awanya mungkit akibat dari bekuan darah, udara,
plaque, atheroma fragmen lemak. Jika etiologi stroke adalah hemorhagi maka faktor pencetus
adalah hipertensi.
Abnormalitas vaskuler, aneurisma serabut dapat terjadi rupture dan dapat menyebabkan
hemorhagi. Pada stroke thrombosis atau metabolic maka otak mengalami iskemia dan infark
sulit ditentuak. Ada peluang dominan stroke akan meluas setelah serangan pertama sehingga
dapat terjadi edema serebral dan peningkatan tekanan intrakanial (TIK) dan kematian pada
area yang luas. Prognosisnya tergantung pada daerah otak yang terkena dan luasnya saat
terkena.Gangguan pasokan aliran darah otak dapat terjadi dimana saja di dalam arteri-arteri
yang membentuk sirkulasi Willisi: arteri karotis dan systemvertebrobasilar dan semua cabang-
cabangnya. Secara umum, apabila aliran darah kejaringan otak terputus selama15 samapai 20
menit, akan terjadi infark atau kematian jaringan. Perlu diingat bahwa oklusi di suatu arteri
tidak selalu menyebabkan infark didaerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut (Price,
2000).
1) Keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti aterosklerosis dam thrombosis,
2) Berkurangnya perfusi akibat gangguan aliran darah, misalnya syok atau hiperviskositas darah
3) Gangguan aliran darah akibat bekuan embolus infeksi yang berasal dari jantung atau
pembuluh ekstrakranium
2) Diabetes melitus
3) Merokok
5) Atrial Fibrilation
6) Penyakit jantung ( gagal jantung, kelainan jantung congenital, jantung koroner, kardiomegali,
kardiomyopathy)
8) Hiperkolesterolemia
1) Usia
2) Jenis kelamin
Laki-laki mempunyai resiko lebih besar untuk menderita stroke dibandingkan wanita.
3) Riwayat keluarga
E. Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
a. Penatalaksaan Umum
1) Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi lateral decubitus bila disertai muntah.
2) Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi bila perlu berikan oksigen 1-2 liter/menit bila
6) Nutrisi per oral hanya boleh diberikan setelah tes fungsi menelan, bila terdapat gangguan
b. Penatalaksaan Medis
1) Trombolitik(streptokinase)
3) Antikoagulan (heparin)
4) Hemarrhagea (pentoxyfilin)
2) Atasi tekanan intrakranial yang meninggi monitol, gliserol, furosemide, intubasi, steroid dll
BAB III
Askep
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi: nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak badan sebagian , bicara pelo, dan tidak dapat
berkomunikasi.
Serangan stroke seringkali berlangsung sangat mendadak. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual,
muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separuh badan atau
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma kepala,
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus.
B. Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breathing)
Klien tampak sesak nafas, RR :30x/menit, menggunakan NRM 10L,terlihat retraksi dinding dada
b. B2 (Blood)
TD : 180/102 mmHg, N :50 x/menit, S: 36,8, RR: 30x/menit, SPO2 :90%, akral hangat, tidak
c. B3 (Brain)
d. B4 (Bowel)
Klien terpasang NGT, cairan yang keluar berwarna hijau kehitaman,dilakukan bilas lambung ,
e. B5 (Bladder)
f. B6 (Bone)
Tonus otot tidak ada masalah tidak terdapat gangguan hemiparesis pada ekstremitas.
A. Aktivitas/ Istirahat
1) Merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau
paralisis (hemiplegia),
4) Gangguan penglihatan
B. Sirkulasi
C. Integritas Ego
2) Emosi yang labil dan ketidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembira,
D. Eliminasi
E. Makanan/ Cairan
F. Neurosensori
2) Kelemahan/ kesemutan,
5) Status mental/ tingkat kesadaran biasanya terjadi koma pada tahap awal hemoragis,
9) Pada wajah terjadi paralisis, afasia, kehilangan kemampuan untuk mengenali masuknya
seperti gangguan kesadaran terhadap citra tubuh, kewaspadaan, kelainan pada bagian tubuh
11) Kekakuan.
12) Kejang.
G. Kenyamanan / Nyeri
H. Pernapasan
1) Merokok
I. Keamanan
J. Interaksi Sosial
1) Masalah bicara,
ANALISA DATA
-Pasien mengatakan
-Pasien mengatakan
masuk RS
DO :
- Ku : Cukup,
composmentis
- Pasien tampak
lemah
- TD = 200/100 mmHg
- Nadi = 60 x/menit
- Suhu = 36,8oC
- RR= 20 x/menit
- Bicara pelo
-Terdapat gangguan
pada pemeriksaan
nervus IX
Glosofaringeus dan
XII Hipoglosus
2 DS :- Pasien Penurunan kekuatan Hambatan Mobilitas
mengalami kelemah
-Pasien mengatakan
kebutuhannya
DO :
- Ku : Cukup,
composmentis
- TD = 200/100 mmHg
- Nadi = 60 x/menit
- Suhu = 36,8oC
- RR= 20 x/menit
45
45
- Segala aktifitas
makan minum
mobilisasi berpakaian
dll
- Pasien terdapat
gangguan pada
anggota badan
melakukan fleksi
ekstensi sedangkan
pada pergelangan
kaki
3 Ds : Kurang terpaparnya Kurang pengetahuan
mengetahui bahwa
dirinya menderita
tidak mengetahui
cara perawatan
DO :
- Pasien belum
memahami manfaat
menggerakkan
pasien stroke
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan tidak adequatnya suplai darah
paralisis.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan disfagia, kesulitan menelan dan
4. Gangguan bersihan jalan nafas berhubungan dengan refleks batuk menurun, defisit motorik,