Anda di halaman 1dari 41

Mioma Uteri

Selasa, 7 Februari 2018 / Yoga Yudhistira (20120310186)


Refleksi Kasus
Kepaniteraan Klinik Stase Obstetri dan Ginekologi
Periode 53
Pembimbing : dr. H. Sapar Setyoko Sp.OG (K)

Free SlideSalad PowerPoint Template Copyright (C) SlideSalad.com All rights reserved.
Kasus

Free SlideSalad PowerPoint Template Copyright (C) SlideSalad.com All rights reserved.
Identitas Pasien

• Nama : Ny. EH
• Umur : 46 th
• Pekerjaan : Karyawan Swasta
• Pendidikan Terakhir: SMA
• Agama : Islam
• Alamat : Tempuran, Magelang
• Tanggal kunjungan poli : 18 Desember 2017, Jam 15:00

Free SlideSalad PowerPoint Template Copyright (C) SlideSalad.com All rights reserved.
Anamnesis
Keluhan Utama Riwayat Penyakit Sekarang

Senin, 18 Desember 2017 pukul 15.00 WIB,


Benjolan tersebut muncul dan membesar
Seorang wanita G2P2A0 usia 46 tahun
perlahan-lahan, tidak nyeri, tidak
datang ke poliklinik kandungan RSB. Budi
menimbulkan perlukaan dan dapat
Rahyu dengan rujukan dari puskesmas
digerakan. Riwayat penurunan berat badan
dengan keluhan utama berupa munculnya
drastis disangkal pasien dan pasien saat ini
benjolan keras berbentuk bulat lonjong di
masih menstruasi.
perut bagian bawah sejak 2 bulan terakhir.

Teraba benjolan di
perut bagian bawah

Selain keluhan tersebut. Riwayat menstruasi


pasien selama 6 bulan terakhir tidak teratur.
Pasien bercerita bahwa 6 bulan terakhir Gejala kehamilan seperti mual-mual, muntah,
menstruasi pasien cukup banyak 5-6 perubahan di payudara disangkal pasien.
pembalut tiap harinya (50-70% luas Riwayat pengobatan sebelumnya disangkal,
pembalut), dengan durasi 8-10 hari, dan pasien sempat ke puskesmas 1 hari sebelum
siklus haid yang tidak teratur. Riw. KB hanya ke RS, tidak diberi obat dan hanya diberi
IUD, tidak dalam pengobatan antikoagulan, rujukan.
tidak ada riwayat keluarga dengan gangguan
perdarahan/rutin tranfusi.
Free SlideSalad PowerPoint Template Copyright (C) SlideSalad.com All rights reserved.
Anamnesis
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga


1. HT (-) 1. HT (-) : Ayah
2. DM (-) 2. DM (+) : Ibu
3. Gangguan Perdarahan (-) 3. Gangguan Perdarahan (-)
4. Alergi (-) 4. Alergi (-)
5. Sakit Jantung (-) 5. Sakit Jantung (-)
6. Tuberkulosis (-) 6. Tuberkulosis (-)
7. Keguguran (-) 7. Keguguran (-) :
8. Kehamilan dengan penyulit non-obstetric (-) 8. Kehamilan dengan penyulit non-obstetric (-)
9. Kehamilan dengan penyulit obstetric (-) 9. Kehamilan dengan penyulit obstetric (-)
10. Infertilitas (-) 10. Infertilitas (-)
11. Lain-lain : (+) abses aksila 11. Lain-lain (-)

Free SlideSalad PowerPoint Template Copyright (C) SlideSalad.com All rights reserved.
Anamnesis
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Riwayat pengobatan sebelumnya
• Riwayat pengobatan sebelumnya disangkal, pasien sempat ke puskesmas 1
hari sebelum ke RS, tidak diberi obat dan hanya diberi rujukan. Gejala kehamilan
seperti mual-mual, muntah, perubahan di payudara disangkal pasien.
• Pasien tidak dalam pengobatan rutin dan tidak ada riwayat minum jamu-
jamuan.
• Riwayat Operasi : Abses Aksila
• Riwayat Menstruasi
• Menarche : 14 tahun
• Siklus : Tidak Teratur
• Jumlah : Tidak normal (-+ 5-6 pembalut/hari)
• Lamanya : >7 hari (8-10 hari)
• Disertai rasa sakit : Tidak

Free SlideSalad PowerPoint Template Copyright (C) SlideSalad.com All rights reserved.
Anamnesis
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
• Riwayat Obstetri

No. Keadaan Kehamilan, Persalinan, Umur Keadaan Anak Tempat


Keguguran dan Nifas Sekarang Persalainan
1. Aterm/Spontan/2000 gr/laki- 11 tahun Saat ini sehat, Lahir di RSI
laki/Nifas baik tapi saat
kelahiran anak
sempat dirawat
selama 3 hari di
ruang bayi

2. Aterm/Spontan/3-00 gr/laki- 9 tahun Sehat Bidan


laki/Nifas baik

Free SlideSalad PowerPoint Template Copyright (C) SlideSalad.com All rights reserved.
Anamnesis
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Riwayat Ginekologi Riwayat Seksual Riwayat Kontrasepsi

Pasien tidak pernah menderita Pasien menikah satu kali dengan Pasien pernah menggunakan KB
keputihan yang gatal dan berbau. suami saat ini. Usia pernikahan dan IUD, dan telah dilepas tahun 2016
Keputihan hanya muncul saat akan kebiasaan seksual tidak ada data
menstruasi, tidak berbau dan
berwarna putih bening.

Free SlideSalad PowerPoint Template Copyright (C) SlideSalad.com All rights reserved.
Pemeriksaan Fisik
Kepala :
• Keadaan Umum :
Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Sakit sedang
Thorax :
• Tanda-tanda vital
Simetris, sonor, SDV (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-
• Tekanan darah : /-), S1>S2 Reguler, Murmur (-)
140/80 mmHg
Abdomen :
• Denyut Nadi : 80
x/menit • Inspeksi : perut bagian bawah cembung,
permukaan rata, tanda inflamasi (-), perlukaan (-)
• Suhu tubuh : 36,7oC
• Auskultasi : BU (+) Normal,
• Frekuensi napas : 20
• Perkusi : kuadran tengah bawah redup
x/menit
• Palpasi : teraba massa berbentuk bulat lonjong
• Status gizi :
sebesar telur angsa, dengan konsistensi padat-
• Tinggi Badan : 140cm kenyal, tidak nyeri dengan penekanan, solid tidak
• Berat badan : 50 kg rapuh, cukup mobile, serta tidak menimbulkan
perlukaan.
• BMI : 25.51 kg/m2
Ekstremitas :
• Obesitas Kelas I
Akral hangat, nadi kuat
Free SlideSalad PowerPoint Template Copyright (C) SlideSalad.com All rights reserved.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ginekologi :
1. Pemeriksaan luar :
• Inspeksi: Perdarahan pervaginam (-),
Discharge (-), Vulva eritem (-), inflamasi (-)
• Palpasi: Supel, nyeri tekan regio hipogastrika (-
), tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusar,
teraba uteri sebesar telur angsa.

2. Pemeriksaan dalam (Vaginal Toucher) :


• Vagina : fluxus (-), fluor (-), permukaan portio
tidak dapat dinilai karena tidak dilakukan
pemeriksaan inspekulo.
• Serviks : Portio tertutup, tidak nyeri dan teraba
licin
• Corpus uteri : antefleksi, terasa membesar
• Adnexa ka/ki : tidak teraba nyeri dan massa
• Cavum dauglasi : tidak ada penonjolan
Free SlideSalad PowerPoint Template Copyright (C) SlideSalad.com All rights reserved.
Pemeriksaan penunjang :
DARAH RUTIN & FUNGSI GINJAL (3/1/2018) URINALISA (3/1/2018)
No Pemeriksaan Hasil Normal NO PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
1 WARNA KUNING KUNING
1 HB 12.3 11.5-16.5
MUDA
2 AL 6.9 4-11 2 KEKERUHAN Jernih JERNIH
3 BJ 1.015 1.010 – 1.025
3 AE 4.5 3.8-5.8
4 KEASAMAN 5.0 L 6-7
4 HMT 36.1 37-47 5 GLUKOSA URINE NEGATIF NEGATIF
6 PROTEIN URINE NEGATIF NEGATIF
5 AT 240 7 BILIRUBIN URINE NEGATIF NEGATIF
EOS 1-6 8 UROBILINOGEN NORMAL NORMAL
1
9 KETON NEGATIF NEGATIF
6 BASO 0 0-1 10 NITRIT NEGATIF NEGATIF
11 LEKOSIT URINE NEGATIF NEGATIF
7 NS 60 40-75
12 BLOOD URINE 25/uL H NEGATIF
8 LIM 31 20-45 MIKROSKOPIS
13 LEKOSIT 1-4/LPB H 2-4
9 MONO 8 2-10 14 ERITROSIT 6-9/LPB 0-1
10 UREUM 15.6 (L) 16.6 – 48.5 15 EPITEL 10-14/LPK 1-3
11 KREATININ 0.92 0.51-0.95 16 KRISTAL CA OXALAT (++)
17 SILINDER NEGATIF
Free SlideSalad PowerPoint Template 18 BAKTERI POSITIF (+)
Copyright (C) SlideSalad.com All rights reserved.
19 LAIN-LAIN NEGATIF
Pemeriksaan penunjang USG :

Free SlideSalad PowerPoint Template Copyright (C) SlideSalad.com All rights reserved.
Sikap
//////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////

1. Jika terjadi kegawatan (Hb <10, hemodinamik tidak stabil), pasang IV


line  resusitasi cairan dengan RL atau Asering/NaCl (jika pasien DM)
 kemudian rujuk.
2. Pemeriksaan Lab : Darah Lengkap
3. Tranfusi PRC jika Hb <7 atau >7 jika terdapat tanda-tanda anemia
(gejala klinis: pusing, pandangan berkunangkunang, takikardia) atau
hemodinamik tidak stabil.
4. Stop Perdarahan :
a. Asam Traneksamat 3x1 gram,
b. Asam Mefenamat 3x500mg (Bila Nyeri)
5. Rujuk ke spesialis Obsgin
Free SlideSalad PowerPoint Template Copyright (C) SlideSalad.com All rights reserved.
Pembahasan

Free SlideSalad PowerPoint Template Copyright (C) SlideSalad.com All rights reserved.
Pengertian
• Mioma uteri merupakan tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel
jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen (Williams gynecology. 2nd
ed. 2012. p. 247). Mioma uteri dapat juga disebut dengan leiomyoma, mioma atau
fibroid (Glass’ office gynecology, 7th, 2014, p27).
• Mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling sering diderita wanita. (Robbins And
Cotran Pathologic Basis Of Disease, 10th ed., 2015, p1019-1020), terjadi pada 20-25%
perempuan di usia reproduktif (Anwar, 2014), hanya 10% yang masih tumbuh setelah
menopause (Dewhurst’s texbook of obstetrics & gynaecology. 7th ed) dan Tumor ini
dapat muncul tunggal atau multipel (Robbins And Cotran Pathologic Basis Of Disease,
10th ed., 2015, p1019-1020)
• Kebanyakan mioma uteri memiliki karyotipe normal namun sekitar 40% memiliki
kelainan kromosomal (Robbins And Cotran Pathologic Basis Of Disease, 10th ed.,
2015, p1019-1020).
• Tumor ini merupakan tumor yang dependen terhadap esterogen, mengecil ukurannya
selama menopause (-+usia 50 tahun) dan kondisi yang hipoestrogenik (Glass’ office
gynecology, 7th, 2014, p27).
Epidemiologi
Prevalensi Sebaran Usia
• Pada perempuan sekitar 20-25 % namun beberapa • Prevalensi berdasarkan usia, yang
literatur atau penelitian yang menggunakan pemeriksaan tertinggi yaitu antara usia 35-45 tahun.
histologis dan sonografi menunjukkan angka mencapai
70-80% (Buttram, 1981; Cramer, 1990; Day Baird, 2003) (DC Dutta’s Textbook Of Gynecology,
dalam (Williams Gynecology, 2nd Edition, 2012 p247) 2013, 272) atau
• 35-50 tahun (Netter's Obstetrics and
Insidensi Gynecology, Second Edition, p303,
• Insidensi berdasarkan usia pada mioma uteri yaitu 5% 2008)
pada dewasa muda, 15% pada perempuan paruh
baya, dan 30% pada wanita yang lebih tua dari 40
tahun. Conn’s Current Therapy, 2015, p1076)
Etiologi
Teori Cell Nest
• Mioma uteri kaya akan reseptor estrogen. Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell nest atau teori
genitoblast, teori ini menyatakan bahwa untuk terjadinya mioma uteri harus terdapat dua komponen
penting yaitu:
• sel nest ( sel muda yang terangsang) dan
• estrogen (perangsang sel nest secara terus menerus).
• Percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan
tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen.
• Hormon estrogen dapat diperoleh melalui penggunaan alat kontrasepsi yang bersifat hormonal (Pil KB,
Suntikan KB, dan Susuk KB).
• Peranan estrogen didukung dengan adanya kecenderungan dari tumor ini menjadi stabil dan menyusut
setelah menopause dan lebih sering terjadi pada pasien yang nullipara.
Patofisiologi
• Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit (seedling) yang kecil didalam
mimetrium dan lambat laun membesar. Karena pertumbuhan itu,
myometrium terdesak dan menyusun semacam psudokapsula atau simpai
semu yang mengelilingi tumor.
• Mioma memiliki reseptor estrogen yang lebih banyak dibanding
miometrium normal. Teori cell nest (Meyer dan De Snoo) membuktikan
dengan pemberian estrogen ternyata menimbulkan tumor fibromatosa
yang berasal dari sel imatur.
(Ilmu Kandungan Sarwono, 1991, p285)
Proses Degenerasi
Bila terjadi perubahan pasokan darah selama pertumbuhannya, maka mioma
dapat mengalami perubahan sekunder atau degeneratif sebagai berikut.
A. DEGENERASI JINAK dengan infeksi yang ditandai dengan nyeri, kaku dinding
1. Atrofi : ditandai dengan pengecilan tumor yang umumnya perut, dan demam akut.
terjadi setelah persalinan atau menopause 6. Kaneus : disebut juga degenerasi merah yang diakibatkan
2. Hialin : terjadi pada mioma yang telah matang atau “tua” oleh trombosis yang diikuti dengan terjadinya bendungan
dimana bagian yang semula aktif tumbuh kemudian vena dan perdarahan sehingga menebabkan perubahan
terhenti akibat kehilangan pasokan nutrisi dan berubah warna mioma. Degenerasi jenis ini, seringkali terjadi
warnanya menjadi kekuningan, melunak atau melebur bersamaa dengan kehamilan karena kecepatan pasokan
menjadi cairan gelatin sebagai tanda terjadinya nutrisi bagi hipertrofi miometrium lebih di prioritaskan
degenerasi hialin. sehingga mioma mengalami defisit pasokan dan terjadi
degenerasi aseptik dan infark. Degenerasi ini disertai rasa
3. Kistik: setelah mengalami hialinisasi, hal tersebut nyeri tetapi akan menghilang sendiri (self limited).
berlanjut dengan cairan gelatin sehingga mioma Terhadap kehamilannya sendiri, dapat terjadi partus
konsistensinya menjadi kistik. Adanya kompresi atau prematurus atau koagulasi diseminata intravaskuler.
tekanan fisik pada bagian tersebut dapat menyebabkan
keluarnya cairan kista ke kavum uteri, kavum peritoneum 7. Miksomatosa : disebut juga degenerasi lemak yang terjadi
atau retroperitoneum. setelah proses degenerasi hialin dan kistik. Degenerasi ini
sangat jarang dan umumnya asimtomatik.
4. Kalsifikasi : disebut juga degenerasi kalkareus yang
umumnya mengenai mioma subserosa yang sangat rentan B. DEGENERASI GANAS :
terhadap defisit sirkulasi yang dapat menyebabkan 1. Transformasi ke arah keganasan (menjadi miosarkoma)
pengendapan kalsium karbonat dan fosfat di dalam terjadi pada 0,1%-0,5% penderita mioma uteri.
tumor. (Mochamad Anwar, 2014)
5. Septik : defisit sirkulasi dapat menyebabkan mioma
mengalami nekrosis dibagian tengah tumor yangberlanjut
Faktor Resiko

Williams ginecology, 2nd edition, p249


Faktor Resiko
Meningkatkan
Menurunkan
1.Nuliparitas
2.Menstruasi Dini (<10 tahun) 1. Multiparitas
3.Penggunaan kontrasepsi oral sebelum usia 16 tahun 2. Menopause
4.Obesitas (Meningkat 21% tiap 10 kg kenaikan BB)
3. Kontrasepsi
5.Kondisi hiperestrogenik (PCOS, Obesitas, Wanita
dengan terapi hormone) Progesteron
6.Alkohol 4. Diet (buah-buahan,
7.Predisposisi keluarga (2.5x lipat dengan wanita yang sayuran, makanan
bersaudara kandung dengan wanita bermioma)
8.Wanita berkulit hitam / Ras afrika-amerika (2.9x lipat
rendah lemak)
dibanidng ras kaukasian)

(5-minute clinical consult, 2017), (DC Dutta’s Textbook Of Gynecology, 2013, 273), (Netter's Obstetrics and Gynecology, Second
Edition, p303, 2008), (Conn’s Current Therapy, 2015, p1076)
Klasifikasi
97% 3%

(Oats, et al., 2010)

(DC Dutta’s Textbook Of Gynecology, 2013, 273)

(Williams ginecology, 2nd ed., p250)


Manifestasi Klinis
Keluhan Umum :
1. Perdarahan Uterus Abnormal (PUA)
2. Nyeri
3. Efek Penekanan
(Ilmu Kandungan Sarwono edisi 3, Anwar,
2014, p276-277)

(Williams ginecology, 2nd ed)


1. Perdarahan Uterus Abnormal
• Permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa
• Peningkatan vaskularisasi aliran vaskuler ke uterus
• Ulserasi endometrium pada mioma submukosa
• Kompresi pada pleksus venosus didalam miometrium
• Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma di
antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah
yang dilaluinya dengan baik.
Manifestasi Klinis
2. Nyeri
Keluhan Umum :
• Mioma tidak menyebabkan nyeri dalam pada uterus kecuali
1. Perdarahan Uterus Abnormal (PUA)
apabila kemudian terjadi gangguan vaskuler.
2. Nyeri
• Nyeri lebih banyak terkait dengan proses degenerasi akibat
3. Efek Penekanan
• oklusi pembuluh darah,
(Ilmu Kandungan Sarwono edisi 3, Anwar,
• infeksi,
2014, p276-277)
• torsi tangkai mioma atau
• kontraksi uterus sebagai upaya untuk mengeluarkan mioma
subserosa dari kavum uteri.
• Gejala abdomen akut dapat terjadi bila torsi berlanjut dengan
terjadinya infark atau degenerasi merah yang mengiritasi selaput
peritoneum (peritonitis).
• Mioma yang besar dapat menekan rektum sehingga menimbulkan
sensasi untuk mengedan.
• Nyeri pinggang dapat terjadi pada penderita mioma yang
menekan persyarafan yang berjalan di atas permukaan tulang
pelvis.
(Ilmu Kandungan Sarwono edisi 3, Anwar, 2014, p276-277)
Manifestasi Klinis
Keluhan Umum : 3. Efek Penekanan
1. Perdarahan Uterus Abnormal (PUA) Tergantung besar dan tempat mioma uteri
2. Nyeri
3. Efek Penekanan Penekanan pada :
(Ilmu Kandungan Sarwono edisi 3, Anwar, - Ureter : hydroureter dan hidronefrosis
2014, p276-277) - Kandung kemih : poliuri
- Uretra : retensi urin
- Cavum Uteri : Abortus
- Serviks : secret vaginal, perdarahan, dyspareunia, dan infertilitas
- Usus : strangulasi usus, obstruksi saluran cerna
- Rectum : obstipasi, tanesmia
- Pembuluh darah dan pembuluh limfe : edema tungkai dan nyeri
panggul
(Anwar, 2014)
Kelainan pada haid
Diagnosis
Menoragia Interval normal teratur tapi jumlah darah dan durasi
lebih dari normal
Metroragia Perdarahan yang terjadi diantara periode haid atau
wanita yang memiliki Interval haid yang tidak teratur
Menometroragia Perdarahan haid yang lebih lama dan lebih banyak
Haid normal : jumlah perdarahannya dari normal pada interval haid
yang tidak teratur
- Durasi 4-7 hari, Oligomenorea Interval lebih dari 35 hari
- Jumlah darah 30-80 ml, Polimenorea Interval kurang dari 24 hari
- Interval 24-35 hari. Amenorea • Tidak terjadinya haid sampai usia 13 tahun, disertai
tidak adanya pertumbuhan atau perkembangan tanda
kelamin sekunder
• Tidak terjadinya haid sampai usia 15 tahun, disertai
adanya pertumbuhan normal dan perkembangan
tanda kelamin sekunder
• Tidak terjadi haid sedikitnya 3 bulan berturut-turut
pada wanita yang sebelumnya pernah haid.
Diagnosis
Anamnesis • Mayoritas pasien asimptomatik, namun 30% bergejala, paling sering pembesaran uterus atau menstruasi
yang banyak

Tanyakan :
• Usia
• Riwayat menstruasi (siklus, jumlah, durasi, dan kualitas), seksual dan kandungan termasuk penggunaan
kontrasepsi
• Gejala mioma termasuk :
1. Perdarahan Abnormal Uterus : biasanya menometroraghia (lebih banyak dan lama)
2. Nyeri : tidak terus menerus, berhubungan dengan torsio dari mioma pedunkulata, dilatasi serviks
dari mioma submukosum
3. Tekanan pada kandung kemih : frekuensi atau retensi urin, rasa tidak nyaman di suprapubik
4. Tekanan pada rectosigmoid : nyeri punggung bawah, konstipasi
5. Infertilitas : 1-2,5% pasien dengan mioma, biasanya diakibatkan mioma submukosum yang
mendistorsi kavias uterin atau mengganggu implantasi.
Pemeriksaan • Adanya massa abdominal
Fisik • Adanya uterus membesar, mobile dan solid
• Tanda-tanda peritoneal (peritonitis)
• Tanda-tanda anemia (konjungtiva anemis, takikardia)
• 5 Minute Clinical Consult, 2017
• 5 Minute Consult Clinical Companion to Womens Health,
Diagnosis
Pemeriksaan Lab :
Penunjang • Tes kehamilan
• Darah Rutin (Hb)

Pencitraan :
• USG Abdominal / Transvaginal : konfirmasi diagnosis, jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium,
keadaan adneksa dan rongga pelvis.
• USG Renal : evaluasi obstruksi
• Histerosalpingografi : mengidentifikasi mioma submucosal dan mengevaluasi uterus dan tuba falopi

Lain-lain
• Biopsi

• 5 Minute Clinical Consult, 2017


• 5 Minute Consult Clinical Companion to Womens Health, p240
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PADA
PERDARAHAN UTERUS
ABNORMAL
1. Nilai stabilitas keadaan hemodinamik.
2. Pastikan bahwa perdarahan berasal
dari kanalis servikalis dan tidak
berhubungan dengan kehamilan.
3. Pemeriksaan indeks massa tubuh,
4. tanda tanda hiperandrogen,
5. pembesaran kelenjar tiroid atau
manifestasi hipotiroid/hipertiroid,
6. galaktorea (hiperprolaktinemia),
7. gangguan lapang pandang (adenoma
hipofisis),
8. purpura dan ekimosis wajib diperiksa.
Diagnosis
Leiomyoma
• Uterine leiomyomas are heterogeneously hypoechoic, solid masses,
meaning they may display some areas that contain many echoes and
others that demonstrate few echoes. When degenerated, they may
become calcifed and absorb enough sound to produce acoustical
shadowing (Fig. 21-16). They may become necrotic with cystic
components or echogenic with fat
• It is important to characterize the location of fbroids as submucosal
(which has implications for bleeding and infertility), myometrial (most
common), or subserosal (pedunculated, which can grow very large).

Normal

(Learning Radiology : Recognizing Basics, 3 rd Edition, p211)


Keluhan dan gejala Masalah
Nyeri pelvik, mual, Abortus, kehamilan ektopik,
Penigkatan frekuensi berkemih Hamil
Diagnosis Banding Peningkatan berat badan, fatigue,
gangguan toleransi terhadap
Hipotiroid

dingin
Penurunan berat badan, banyak Hipertiroid
Perdarahan Uterus Abnormal keringat, palpitasi
- Kondisi anovulasi Riwayat konsumsi obat Koagulopati
- Disfungsi Tiroid antikoagulan dan gangguan
- Hiperplasia atau keganasan endometrium pembekuan darah
Nyeri pelvis Riwayat hepatitis, ikterik Penyakit hati
- Endometriosis Hirsutisme, akne, akantosis Sindrom ovarium polikistik (SOPK)
nigricans, obesitas
- Adenomyosis
Perdarahan pasca koitus Displasia serviks, polip endoserviks
- Kehamilan ektopik Galaktorea, sakit kepala, Tumor hipofisis
- Torsio atau rupture kista ovarium gangguan lapang pandang
- Pelvic Inflammatory Disease (Konsensus PUA, POGI, 2016)
Massa pelvis Diffuse abdominal swelling: 6F
- Kehamilan 1. Fetus: i.e. pregnancy (normal or abnormal).
- Adenomyosis 2. Fluid: e.g. ascites or cyst (ovarian or peritoneal
- Polip Uteri pseudo-cyst, or pseudo-pancreatic cyst)
3. Flatus: i.e. abdominal distension.
- Keganasan ovarium 4. Fat: i.e. obesity.
- Leiomiosarkoma 5. Feces: i.e. intestinal obstruction.
(5 Minute Consult Clinical Companion to Womens Health, p240) 6. Fibroid or other tumor.
(Case Taking and Clinical Method, 2nd Ed., 2009, Osama M. Warda, MD )
Tatalaksana

• Terapi harus memperhatikan usia, paritas, kehamilan,


konservasi fungsi reproduksi, keadaan umum, dan
gejala yang ditimbulkan.
• Bila kondisi pasien sangat buruk, lakukan upaya
perbaikan yang diperlukan termasuk nutrisi,
suplementasi zat esensial, ataupun tranfusi.
• Pada keadaan gawat darurat untuk menyelamatkan
penderita. Pilihan prosedur bedah terkait dengan
mioma uteri adalah miomektomi atau histerektomi.
(Mochamad Anwar, 2014)
Tatalaksana mioma dapat konservatif atau operatif,
konservatif untuk mengobati gejala. Cara operatif digunakan
bila terapi medikamentosa tidak dapat mengatasi keluhan.
(Mioma Servikal, Ervan Surya, Musrah Muzakkar, CDK-249/ vol. 44 no. 2
th. 2017 )
Tatalaksana
(Panduan Praktik Klinis Ginekologi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, 2015, Hal 139-140)

Bila pasien menolak


pembedahan dan tanpa
keluhan dapat dicoba
pemberian terapi hormone
seperti progesterone dan
GnRH analog
Tatalaksana Indikasi Pembedahan
Indikasi bedah untuk mioma uteri menurut American
• Asimtomatik : pemeriksaan pelvik dan USG pada interval College of Obstetricians and Gyneclogist (ACOG) dan
>=3 bulan, American Society of Reproductive Medicine (ASRM):
• Medikamentosa • Perdarahan uterus yang tidak responsive terhadap
• Progestin, kontrasepsi oral kombinasi, agonis GnRH,
terapi konservatif
Antiprogesteron • Dugaan adanya keganasan
• Pertumbuhan mioma pada massa
• Pembedahan
menopause
• Histerektomi (vaginal, laparoskopik, robotic atau laparotomi)
• Infertilitas karena gangguan pada kavum uteri
• Miomektomi (Abdominal, laparoskopik, robotic, histereskopik)
ataupun karena oklusi tuba
• Ablasi endometrial (untuk mioma submukosal kecil)
• Nyeri dan penekanan organ lain yang sangat
• Non Pembedahan & Medikamentosa : menganggu
• Embolisasi arteri uterin • Gangguan berkemih ataupun obstruksi traktus
• MR-Guided Focused Ultrasound urinarius
• Anemia akibat perdarahan
(5-minute clinical consult 2017)
(Vilos GA, Allaire C, Laberge PY, Leyland N. The
management of uterine leiomyomas. J Obstetr
Gynaecol Canada 2015;37(2):157 78. doi:
10.1016/S17012163(15)30338-8. )
Comparison of Treatment Options for Women with Uterine Fibroid Tumors
Uterine Fibroid Tumors: Diagnosis and Treatment, Brunsell &
Tatalaksana Evans, Am Fam Physician. 2007 May 15;75(10):1503-1508
Treatment Description Advantages Disadvantages Fertility preserved?
Gonadotropin- Preoperative treatment to Decreases blood loss and Long-term treatment associated with Dependent on
releasing hormone decrease size of tumors operative and recovery time high cost, menopausal symptoms, and subsequent
agonists before hysterectomy, bone loss; increased recurrence risk procedure
myomectomy, or myolysis with myomectomy
Hysterectomy Surgical removal of the Definitive treatment for women Surgical risks No
uterus (transabdominal, who do not wish to preserve
transvaginal, or fertility Vaginal procedure
laparoscopic) associated with less blood loss,
pain, and fever and greater
patient satisfaction compared
with abdominal procedure
Myolysis In situ destruction of Ease and rapidity of procedure; Delay in reduction of uterine size; Unknown
tumors by heat, laser, or minimal blood loss; rapid unknown risk of recurrence; prolonged
cryotherapy recovery time vaginal bleeding
Myomectomy Surgical or endoscopic Resolution of symptoms with Fibroid recurrence rate of 15 to 30 Yes
excision of tumors preservation of fertility; percent at five years; success of
perioperative morbidity similar procedure determined by number and
to that with hysterectomy extent of tumors
Uterine artery Interventional radiologic Minimally invasive; avoids Symptom recurrence of more than 17 No (limited
embolization procedure to occlude surgery; short hospital stay (24 percent at 30 months; risk of extended experience)
uterine arteries to 36 hours) hospitalization for postprocedure pain
Tatalaksana Recommended Treatment Options for Women with Uterine Fibroid Tumors

Uterine Fibroid Tumors: Diagnosis and Treatment, Brunsell &


Evans, Am Fam Physician. 2007 May 15;75(10):1503-1508

Patient characteristics Treatment options


Asymptomatic women Observation
Symptomatic women who desire fertility preservation Nonsurgical treatment or myomectomy
Symptomatic women who do not desire future Nonsurgical treatment or myomectomy, myolysis, or
fertility but wish to preserve the uterus uterine artery embolization
Women who desire fertility preservation and have Myomectomy
had a pregnancy complicated by uterine fibroid
tumors
Infertile women with distortion of uterine cavity Myomectomy
Women with severe symptoms who desire definitive Hysterectomy
treatment
Tatalaksana
Resusitasi Cairan

Indikasi Tranfusi
Transfusi untuk anemia dilakukan pada pasien
dengan kondisi berikut:
• Kadar Hb <7 g/dl atau kadar hematokrit <20 %
• Kadar Hb >7 g/dl dengan gejala klinis: pusing,
pandangan berkunang kunang, atau takikardia
(frekuensi nadi >100x per menit)
(Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu, WHO, p161)
Komplikasi
Berbagai macam komplikasi dapat terjadi pada pasien dengan mioma uteri,diantaranya adalah :
• Perdarahan sampai terjadi anemia.
• Torsi tangkai mioma.
• Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.
• Pada Kehamilan
• Infertilitas.
• Abortus.
• Persalinan prematuritas dan kelainan letak.
• Inersia uteri.
• Gangguan jalan persalinan.
• Perdarahan post partum.
• Retensi plasenta.
Pengaruh kehamilan dan persalinan pada mioma uteri
Sebaliknya, kehamilan dan persalinan dapat mempengaruhi
mioma uteri menjadi :
Komplikasi • Tumor tumbuh lebih cepat dalam kehamilan akibat hipertrofi
dan edema, terutama dalam bulan-bulan pertama, setelah
kehamilan 4 bulan tumor tidak bertambah besar lagi.
• Tumor menjadi lebih lunak dalam kehamilan, dapat berubah
Pengaruh mioma pada kehamilan dan persalinan bentuk, dan mudah terjadi gangguan sirkulasi di dalamnya,
Terdapatnya mioma uteri mungkin mengakibatkan hal-hal sehingga terjadi perdarahan dan nekrosis, terutama di
sebagai berikut. tengah-tengah tumor.
• Sulit hamil  mioma uteri submukosum • Tumor tampak merah (degenerasi merah) atau tampak
• Kemungkinan abortus bertambah seperti daging (degenerasi karnosa).
• Kelainan letak janin dalam rahim  terutama pada • Perubahan ini menyebabkan rasa nyeri di perut yang disertai
gejala-gejala rangsangan peritoneum dan gejala-gejala
mioma yang besar dan letak subserosum.
peradangan, walaupun dalam hal ini peradangan bersifat suci
• Menghalangi lahirnya bayi  terutama pada mioma yang
hama (steril)
letaknya di serviks. • Lebih sering lagi komplikasi ini terjadi dalam masa nifas
• Inersia uteri dan atonia uteri, terutama pada mioma yang karena sirkulasi dalam tumor mengurang akibat perubahan-
letaknya di dalam dinding rahim atau apabila terdapat perubahan sirkulasi yang dialami oleh perempuan setelah
banyak mioma. bayi lahir.
• Mempersulit lepasnya plasenta  terutama pada mioma • Mioma uteri subserosum yang bertangkai dapat mengalami
yang submukosum dan intramural. putaran tangkai akibat desakan uterus yang makin lama
(Saifuddin, et al., 2016) makin membesar. Torsi menyebabkan gangguan sirkulasi dan
nekrosis yang menimbulkan gambaran klinik nyeri perut
mendadak (akut abdomen).
(Saifuddin, et al., 2016)
Daftar Pustaka
1. 5 Minute Consult Clinical Companion to Womens Health [Buku] / 9. Llewellyn-Jones Fundamentals of Obstetrics and Gynaecology
pengar. McGarry Kelly A.. - [s.l.] : Wolters Kluwer, 2012. [Buku] / pengar. Oats Jeremy dan Abraham Suzanne. - [s.l.] :
Elseviers Saunder, 2010.
2. Conn’s Current Therapy [Buku] / pengar. Bope Edward T. dan
Kellerman Rick D.. - [s.l.] : Elseviers Saunder, 2015. 10. Netter's Obstetrics and Gynecology, Second Edition, p303, 2008
[Buku] / pengar. Smith Roger. - [s.l.] : Elseviers, 2015. - Vol. 2nd
3. DC Dutta's Textbook of Gynecology [Buku] / pengar. Dutta D. C. ed..
dan Konar Hiralal. - [s.l.] : Hiralal Konar, 2013.
11. Robbins And Cotran Pathologic Basis Of Disease [Buku] / pengar.
4. Dewhurst’s texbook of obstetrics & gynaecology [Buku] / pengar. Kumar Vinay, Abbas Abul K. dan Aster Jon C.. - [s.l.] : Elsevier
Edmonds Keith. - [s.l.] : Blackwell, 2007. - Vol. 7th ed. Saunder, 2015. - Vol. 10th ed.
5. Glass' Office Gynecology [Buku] / pengar. Curtis Michèle G.. - [s.l.] 12. The 5-Minute Clinical Consult 2017 [Buku] / pengar. Domino
: Wolters Kluwer, 2014. Frank J.. - [s.l.] : Lippincott Williams & Wilkins, 2016.
6. Ilmu Kandungan [Buku] / pengar. Mochamad Anwar Ali Baziad, 13. Williams gynecology. 2nd ed. 2012. p. 247). [Buku] / pengar.
Prajitno Prabowo. - Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Hoffman Barbara L., Schorge John O dan Karen D Bradshaw. -
Prawirohardjo, 2014. - Vol. Edisi Ketiga. [s.l.] : McGraw Hill Professional, 2012. - Vol. 2nd.
7. Ilmu Kandungan [Buku] / pengar. Prawirohardjo Sarwono,
Wiknjosastro Hanifa dan Saifuddin Sudraji SumaprajaBari. -
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 1991.
8. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjdo [Buku] / pengar.
Saifuddin Abdul Bari, Rachimhadhi Trijatmo dan Wiknjosastro
Gulardi H.. - Jakarta : Bina Pustaka, 2016.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai