Anda di halaman 1dari 13

INama : Eka Junita Rahmawati

NIM : 1610112106
Lokal : Rabu, 09.40-11.20
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta

SOAL TEORI
Soal No. 8
1. 1. Jelaskan apa yang dinamakan nama perusahaan dan bagaimana
cara mengurus nama perusahaan.

Jawaban :
Nama perusahaan merupakan jati diri yang dipakai oleh perusahaan untuk
menjalankan usahanya yang melekat pada bentuk usaha atau perusahaan
tersebut, dikenal oleh masyarakat, dipribadikan sebagai perusahaan tertentu,
dan dapat membedakan perusahaan itu dengan perusahaan yang lain. Nama
perusahaan dapat diberi dengan cara sebagai berikut:
a. Berdasarkan nama pribadi pengusaha,
b. Berdasarkan jenis usaha yang dilakukannya,
c. Berdasarakan tujuan didirikannya.

Setiap nama perusahaan harus disahkan, dimulai sejak dibuatnya akta


pendirian di depan notaris,diumumkan di Berita Negara dan didaftarkan
dalam daftar perusahaan. Apabila tidak ada keberatan dari pihak lain, maka
nama tersebut telah legal untuk digunakan oleh perusahaan tersebut.
Sedangkan bila ada pihak yang menyangkal, lalu pihak tersebut mengajukan
keberatan tertulis kepada Menteri Perdagangan yang kemudian akan
diberitahukan kepada perusahaan yang bersangkutan. Jika alasan keberatan
pihak lain tadi dapat diterima, maka menteri akan membatalkan pendaftaran
yang berarti tidak mengesahkan nama perusahaan tersebut.

Soal No. 6

1. 2. Jelakan apa yang dikatakan merek dan kenapa merek tersebut harus
berbeda antara satu merek dengan merek yang lain.

Jawaban :

Merek Menurut Pasal 1 UU no. 15 Taun 2001: Merek adalah tanda berupa
gambar, susunan warna, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda, dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.

Suatu merek harus berbeda antara satu dengan merek lain diatur Pasal 6 ayat
(1) menyatakan bahwa permohonan pendaftaran merek harus ditolak oleh
Direktorat Jenderal apabila merek tersebut:

a. a) Mempunyai persamaan pada pokoknya atau


keseluruhannya dengan merek milik pihak lain yang sudah terdaftar lebih
dahulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis;

b. b) Mempunyai persamaan pada pokoknya atau


keseluruhannya dengan merek yang sudah terkenal pihak lain untuk
barang dan/atau jasa yang sejenis;

c. c) Mempunyai persamaan pada pokoknya atau


keseluruhannya dengan indikasi geografis yang sudah dikenal.

Selanjutnya, Pasal 6 ayat (3) UU Merek menambahkan lagi bahwa


pendaftaran merek juga harus ditolak oleh Direktorat Jenderak Merek (Kantor
Merek) apabila merek tersebut:

a. a) Merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto dan


nama badan hukum yang dimiliki orang lin, kecuali atas persetujuan
tertulis dari yang berhak;

b. b) Merupakan tiruan atau menyerupai nama, singkatan nama,


bendera, lambang atau simbol atau emblem dari negara atau lembaga
nasional maupun internasional, kecuali atas persetujuan tertulisd ari pihak
yang berwenang;
c. c) Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau
stempel resmi yang digunakan negara atau lembaga pemerintah, kecuali
atas persetujuan dari pihak yang berwenang.

Unsur paling penting dalam Pasal 6 ayat (1) huruf 9a UU Merek tersebut di
muka ialah persamaan pada keseluruhan., persamaan pada pokoknya dan
merek pihak lain yang telah terdaftar lebih dahulu, serta merek terkenal.

Jadi kenapa Lalu, pada Pasal 76 ayat (1) UU Merek memberikan hak kepada
pemilik merek terdaftar untuk mengajukan gugatan terhadap pihak lain yang
secara tanpa hak menggunakan merek barang dan atau jasa yang mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhan untuk barang atau jasa sejenis
berupa:

a. a) Gugatan ganti rugi, dan/atau


b. b) Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan
penggunaan merek tersebut

Jadi, merek tersebut harus berbeda antara satu merek dengan merek yang lain
karena jika suatu merek sama dengan merek lain itu merupakan sebuah
pelanggaran hukum.

Soal No. 18

1. 3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pembukuan dan apa tujuan


pembukuan tersebut merupakan suatu kewajiban yang harus dibuat oleh
perusahaan

Jawaban :

Pembukuan = Pencatatan mengenai keadaan kekayaan yang semuanya


mengenai perusahaan menurut syarat yang diminta sehingga dari catatan itu
setiap waktu dapat diketahui hak-hak dan kewejibannya.

Tujuan / fungsi pembukuan :


a. a) Untuk melihat perkembangan harta kekayaan perusahaan.
b. b) Untuk dapat melihat hak dan kewajiban / kepentingan,
seperti hak : piutang, kewajiban : hutang.
c. c) Sebagai alat bukti.

Soal No. 14
1. 4. Bahwa hubungan hukum dalam bisnis ( Bank-Kreditur dan
Debeitur ) yang menimbulkan hak dan kewajiban dalam perikatan, adalah
antara dua pihak. Pihak yang berhak atas prestasi (pihak yang aktif ) adalah
kreditur atau orang yang berpiutang. Sedangkan pihak yang berkewajiban
memenuhi prestasi ( pihak yang pasif ) adalah debitur atau orang yang
berhutang.

a. a. Jelaskan syarat – syarat sahnya perikatan.


Syarat-syarat untuk sahnya suatu perjanjian disebutkan dalam pasal 1320 BW
yaitu :

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya

Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya mengandung makna bahwa


para pihak yang membuat perjanjian telah sepakat atau ada persesuaian
kemauan atau saling menyetujui kehendak masing-masing, yang
dilahirkan oleh para pihak dengan tiada paksaan, kekeliruan dan penipuan.
Persetujuan mana dapat dinyatakan secara tegas maupun secara diam-
diam.
1. Cakap untuk membuat suatu perjanjian
Cakap (bekwaam) merupakan syarat umum untuk dapat melakukan
perbuatan hukum secara sah yaitu harus sudah dewasa, sehat akal fikiran
dan tidak dilarang oleh suatu peraturan perundang-undangan untuk
melakukan sesuatu perbuatan tertentu.
1. Suatu hal tertentu
Suatu hal tertentu dalam perjanjian adalah barang yang menjadi obyek
suatu perjanjian. Menurut pasal 1333 BW barang yang menjadi obyek
suatu perjanjian ini harus tertentu, setidak - tidaknya harus ditentukan
jenisnya, sedangkan jumlahnya tidak perlu ditentukan asalkan saja
kemudian dapat ditentukan atau diperhitungkan.
1. Suatu sebab yang halal
Suatu sebab yang halal merupakan syarat yang keempat atau terakhir
untuk sahnya suatu perjanjian. Mengenai syarat ini pasal 1335 BW
menyatakan bahwa suatu perjanjian tanpa sebab, atau yang telah dibuat
karena sesuatu sebab yang palsu atau terlarang, tidak mempunyai
kekuatan.

a. b. Jelaskan apa yang dikatakan prestasi.


Menurut pasal 1234 BW prestasi ini dapat berupa “memberi sesuatu”,
“berbuat sesuatu” dan “tidak berbuat sesuatu”. Apa yang dimaksud dengan
“sesuatu” di sini tergantung dari pada maksud atau tujuan dari pada para
pihak yang mengadakan hubungan hukum, apa yang akan diberikan,
yang harus diperbuat dan tidak boleh diperbuat. Perkataan “sesuatu”
tersebut bisa dalam bentuk materiil (berwujud) dan bisa dalam bentuk
immateriil (tidak berwujud).

Prestasi dari suatu perikatan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut


di bawah ini :

a. Harus diperkenankan, artinya tidak boleh bertentangan dengan undang-


undang, ketertiban umum dan kesusilaan.
b. Harus tertentu atau dapat ditentukan, artinya harus terang dan jelas.
Harus mungkin dilakukan, artinya mungkin dilaksanakan menurut
kemampuan manusia. Jika prestasinya secara obyektif tidak mungkin
dilaksanakan maka tidak akan timbul perikatan.

a. c. Jelaskan wan prestasi serta akibat wan prestasi.


Apabila debitur tidak memenuhi prestasi sebagaimana yang telah
ditentukan dalam perjanjian maka ia dikatakan “wanprestasi” (kelalaian).

Wanprestasi seorang debitur dapat berupa 4 macam yaitu :

1. Sama sekali tidak memenuhi prestasi


2. Tidak tunai memenuhi prestasi
3. Terlambat memenuhi prestasi
4. Keliru memenuhi prestasi

Akibat wan prestasi:


1. 1. PENGGANTIAN KERUGIAN

Bahwa yang dimaksud ganti rugi adalah sanksi yang dapat dibebankan
kepada debitur yang tidak memenuhi prestasi dalam suatu perikatan untuk
memberikan penggantian biaya, rugi dan bunga.

Biaya adalah segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata telah


dikeluarkan oleh debitur. Rugi adalah segala kerugian karena musnahnya
atau rusaknya barang-barang milik kreditur akibat kelalaian debitur.
Sedangkan bunga adalah segala keuntungan yang diharapkan atau sudah
diperhitungkan.

Kerugian-kerugian yang dapat dituntut

Kendati pun debitur yang wanpresasi dapat dituntut oleh kreditur untuk
membayar ganti kerugian, namun kerugian yang dapat dituntut oleh
kreditur jumlahnya tidak dapat diperhitungkan dengan sekehendak hati,
melainkan dibatasi sedemikian rupa oleh undang-undang.
1. 2. PEMBATALAN PERJANJIAN

Pengertian “pembatalan” di sini bukanlah pembatalan karena tidak


memenuhi syarat subyektif dalam perjanjian, akan tetapi karena debitur
telah melakukan wanprestasi. Jadi pembatalan yang dimaksudkan adalah
pembatalan sebagai salah satu kemungkinan yang dapat dituntut kreditur
terhadap debitur yang telah melakukan wanprestasi. Selain dapat
mengajukan tuntutan pembatalan, kreditur dapat pula mengajukan tuntutan
yang lain yaitu pembatalan perjanjian dan ganti kerugian, ganti kerugian
saja, pemenuhan perikatan atau pemenuhan perikatan dan ganti kerugian.
Namun perlu juga dikemukakan di sini bahwa sementara ahli ada yang
menyebut dengan istilah “pemutusan perjanjian” untuk maksud yang sama
dengan “pembatalan perjanjian”.

Asas syarat batal :

1. Syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam perjanjian-


perjanjian yang bertimbal-balik, manakala salah satu pihak tidak
memenuhi kewajibannya.
2. Dalam hal yang demikian perjanjian tidak batal demi hukum, tetapi
pembatalan harus dimintakan kepada hakim.
3. Permintaan ini juga harus dilakukan, meskipun syarat batal
mengenai tidak dipenuhinya kewajiban dinyatakan di dalam perjanjian.
4. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam perjanjian, hakim adalah
leluasa untuk menurut keadaan, atas permintaan si tergugat, memberikan
suatu jangka waktu untuk masih juga memenuhi kewajibannya, jangka
waktu mana namun itu tidak boleh lebih dari satu bulan.
Syarat yang harus dipenuhi untuk terjadinya pembatalan perjanjian yaitu :
1. Perjanjiannya harus bersifat timbal-balik
2. Harus ada wanprestasi
3. Harus dengan keputusan hakim
Perjanjian yang bersifat timbal-balik adalah perjanjian dimana kedua
belah pihak sama-sama mempunyai kewajiban untuk memenuhi prestasi,
misalnya perjanjian jual-beli, tukar menukar, sewa-menyewa dan lain
sebagainya.

Soal No. 20
1. 5. A. Jelaskan Prosedur APendirian Yayasan berdasarkan UU
nomor 28 Tahun 2004

Jawaban :

Pendirian suatu Yayasan berdasarkan Undang-Undang No. 16 Tahun 2001


mengenai Yayasan, yang diubah dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2004,
diatur dalam pasal 9 UU No. 16/2001, yaitu:
1. 1. Minimal didirikan oleh satu orang atau lebih. Maksud dari
“Satu orang” di sini bisa berupa orang perorangan, bisa juga berupa badan
hukum. Pendiri yayasan boleh WNI, tapi juga boleh orang asing (WNA
atau Badan hukum asing). Namun demikian, untuk pendirian yayasan oleh
orang asing atau bersama-sama dengan orang asing akan ditetapkan lebih
lanjut dalam Peraturan Pemerintah (pasal 9 ayat 5).
2. 2. Pendiri tersebut harus memisahkan kekayaan pribadinya
dengan kekayaan Yayasan. Hal ini sama seperti PT, dimana pendiri
“menyetorkan” sejumlah uang kepada Yayasan, untuk kemdian uang
tersebut selanjutnya menjadi Modal awal/kekayaan Yayasan.
3. 3. Dibuat dalam bentuk akta Notaris yang kemudian di ajukan
pengesahannya pada Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia, serta
diumumkan dalam berita negara Republik Indonesia.

B. Jelaskan bentuk hukum apakah Yayasan tersebut berbadan hukum


atau tidak berbadan hukum, jelaskan alasannya

Jawaban :
Yayasan termasuk badan hokum karena:

1. 1. Dapat melakukan perbuatan hukum (rechtshandeling) dalam


hubungan-hubungan hukum (rechtsbetrekking)
2. 2. Mempunyai harta kekayaan sendiri, dimana harta yayasan dan
harta pribadi dipisahkan secara jelas.
3. 3. Mempunyai hak dan kewajiban
4. 4. Dapat digugat dan menggugat didepan pengadilan

C. Menurut pendapat anda kenapa Yayasan tidak mengutamakan laba


dalam menjalankan kegiatannya.
Jawaban :
Karena maksud dan tujuan didirikan yayasan itu sendiri untuk mencapai
tujuan tertentu di bidang social, keagamaan, dan kemanusiaan. Pembina,
pengurus, dan pengawas yayasan juga tidak dapat diberikan gaji, upah atau
honorarium, atau bentuk lain yang dapat dinilai dengan uang. ( Pasal 5 UU
28/2004 ).

Soal No. 10
1. 6. Jelaskan apa saja yang membedakan ( SIUP ) dengan Pendaftaran
Perusahaan.

Jawaban:

SIUP adalah Izin Usaha yang dikeluarkan Instansi Pemerintah melalui Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Kota/Wilayah sesuai domisili perusahaan.
SIUP digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha dibidang Perdagangan
Barang/Jasa di Indonesia sesuai dengan KLUI “Klasifikasi Lapangan Usaha
Indonesia”.Jika kita telah mendaftarkan perusahaan ada bukti yang didapat
perusahaan yaitu TDP. TDP adalah tanda daftar catatan resmi sebagai bukti
bahwa perusahaan telah melakukan wajib daftar perusahaan sesuain dengan
ketentuan UUD Nomor 3 tahun 1982Prosedurnya yaitu kita urus dahulu SIUP
= izin usaha, setelah dapat izin kita mendirikan usaha kemudian kita urus
TDP, TDP = kita mendaftarkan usaha kita agar tercatat dalam catatan dinas
perindustrian.

Soal No. 4
1. 7. Sebutkan dan jelaskan unsur – unsur dari hukum
Jawaban :
a. a. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam
pergaulan masyarakat
Misalnya agar anggota masyarakat terlindungi dari tindak kejahatan, maka
diberlakukanlah hukum pidana. Dalam salah satu pasal KUHP (Kitab
Undang-undang Hukum Pidana) ditegaskan bahwa: "Barangsiapa
menghilangkan nyawa orang lain dengan sengaja, diancam hukuman
penjara....” [Hukum Pidana adalah hukum mengenai kejahatan atau
pelanggaran (perbuatan kriminal) dengan sanksinya].

a. b. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang


berwajib
Misalnya KUHP itu dibuat resmi oleh negara, bukan oleh lembaga swasta.
Badan resmi yang berwajib membuat undang-undang adalah Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR). Periksalah ketentuan tentang hal ini dalam
UUD 1945.[Berdasarkan UUD 1945 Pasal 20 ayat 1 “Dewan Perwakilan
Rakyat memegang kekuasaan membuat undang-undang. Ayat 2 “Setiap
rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan
Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.

a. c. Peraturan itu bersifat memaksa


Sifatnya yang memaksa inilah yang merupakan unsur pembeda antara
hukum dengan norma-norma lainnya yang berlaku di masyarakat.
Misalnya dalam Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(UULLAJ) ditegaskan bahwa pengendara sepeda motor harus mengenakan
helm pengaman. Jika ada seseorang yang mengendarai sepeda motor
kedapatan tidak mengenakan helm pengaman, maka petugas Polisi Lalu
lintas (Polantas) akan menangkapnya dan memberinya Tilang (Bukti
Pelanggaran).

a. d. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah


tegas
Jika seseorang melanggar hukum, kepada yang bersangkutan akan
dikenakan sanksi. Sanksi atas pelanggaran hukum adalah tegas. Tegas
maksudnya diberi penderitaan fisik berupa hukuman, misalnya hukuman
mati, penjara, dan denda. Hal ini berbeda dengan sanksi yang dikenakan
apabila seseorang melanggar norma lain, misalnya melanggar kebiasaan
yang hanya memperoleh sanksi berupa cemoohan.

SOAL KASUS
Soal 2
Firma adalah sebuah persekutuan antara 2 orang atau lebih dengan nama bersama
yang bertujuan untuk menjalankan usaha bersama. Tanggung jawab masing-
masing anggota badan usaha firma, yang disebut Afirma adalah tidak terbatas.
Laba yang diperoleh jika anda menggunakan badan usaha firma ini akan dibagi
bersama-sama. Begitu pula jika menderita kerugian, semua anggota firma
menanggung beban kerugian tersebut. Seperti halnya badan usaha yang lain,
badan usaha firma juga mempunyai kelebihan dan kelemahan.
Jawaban :

Kelebihan firma sebagai bentuk badan usaha :


1. 1. Untuk mendirikan firma relatif lebih mudah, tidak memerlukan
syarat yang berat, namun jika dibandingkan dengan perusahaan perseorangan
lebih sedikit berat karena firma memerlukan kesepakatan dari para pihak
yang akan mendirikan firma.
2. 2. Kelebihan firma yang kedua adalah dalam hal pendirian firma
tidak terlalu memerlukan akta formal, karena dapat menggunakan akta di
bawah tangan (tidak formal), hanya saja perbedaan kedua hal ini juga berbeda
jika terjadi masalah hukum.
3. 3. Lebih mudah dalam memperoleh modal kerja karena pihak
perbankan lebih mempercayainya, apalagi jika firma tersebut didirikan
dengan akta resmi dan juga tidka terlalu banyak aturan pemerintah yang
mengatur.
4. 4. Lebih mudah berkembang karena manajemen dipegang lebih dari
satu orang sehingga terbuka terhadap berbagai pendapat atau kritikan untuk
kemajuan usaha.

Kekurangan firma sebagai bentuk badan usaha :


1. 1. Dalam hal tanggung jawab, pemilik firma bertanggung jawab yang
tidak terbatas atas utang yang dimilikinya.
2. 2. Apabila salah satu pemilik firma meninggal dunia atau
mengundurkan diri, maka akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
3. 3. Kesulitan dalam peralihan kepemimpinan karena berbagai
kepentingan para pihak yang terlibat dan juga sering terjadi konflik
kepentingan sehingga dapat menghambat kemajuan usahanya.
4. 4. Kesulitan untuk menghimpun dana dalam jumlah besar, serta
mengikuti tender dalam jumlah tertentu.

Soal 3

Ada 3 orang yang sepakat membuat usaha toko pengecer dengan menggunakan
badan usaha firma. Total modal yang yang disetor penuh adalah 7 milyar
dengan perincian :

1. 1. Si A punya investasi di toko pengecer sebesar 4 milyar rupiah dengan


kekayaan pribadinya 6 milyar rupiah.

2. 2. Si B punya investasi di toko pengecer sebesar 2 milyar rupiah dengan


kekayaan pribadinya 5 milyar rupiah.

3. 3. Si C punya investasi di toko pengecer sebesar 1 milyar rupiah dengan


kekayaan pribadinya 2 milyar rupiah.

Dimana dalam perjalanan usahasa terjadi sesuatu diluar perhitungan bisnis yang
disebabkan terjadi sesuatu dalam perobahan variable makro ekonomi, sehingga
perusahaan mengalami kerugian sebesar 10 milyar.

Dari kasus tersebut bagaimana penyelesaian hutang yang menjadi tanggung jawab
masing – masing , dan apa yang dimasud tanggung jawab pendiri dalam Firma
tersebut ?

Jawaban:
Modal Si A = Rp 4.000.000.000
Modal Si B = Rp 2.000.000.000
Modal Si C = Rp 1.000.000.000
Total Modal = Rp 7.000.000.000
Kerugian = Rp 10.000.000.000
Kekurangan kerugian yang perlu ditanggung menggunakan
uang pribadi masing-masing = Rp 3.000.000.000
rugi yang ditanggung Si A (4/7xRp 3.000.000.000) = Rp
rugi yang ditanggung Si B (2/7xRp 3.000.000.000) = Rp
rugi yang ditanggung Si C (1/7xRp 3.000.000.000) = Rp

Perhitungan tersebut didasari oleh hak dan kewajiban pendiri firma bahwa Untung
dan rugi dalam perusahan firma ditanggung bersama dan tidak terlepas dari harta
pribadi. Pesentase tersebut berdasarkan jumalh modal yang disetor awal, karena
persentase tersebut juga berlaku juga perusahaan untung.

Anda mungkin juga menyukai