Anda di halaman 1dari 15

GAYA BELAJAR

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Perkembangan Peserta Didik

yang dibina oleh Ibu Dr. Hj. Endang Budiasih, M.S

Oleh

Kelompok 11

1. Asiyah Zulfa Mukhtari 150331600574


2. Nahda Afania 150331604532

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
APRIL 2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan sebagai suatu kegiatan kompleks yang menuntut penanganan untuk


meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada beberapa komponen
tertentu saja. Salah satu komponen yang penting dalam sistem pendidikan yaitu adanya
peserta didik. Peserta didik adalah orang yang mempunyai kemampuan dasar baik secara fisik
dan psikis serta perlu dikembangkan melalui pendidikan baik itu pendidikan di keluarga,
sekolah, atau lingkungan.
Dalam mengembangkan potensi (kemampuan) dasar perlu adanya pendidik sebagai
seseorang yang membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta
didik agar peserta didik menjadi manusia dewasa. Idealnya pendidikan yang diberikan pendidik
terhadap peserta didik dapat membantu peserta didik menuju kedewasaanya, namun pada
kenyataannya banyak faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan peserta didik. Salah
satu faktor yang mempengaruhinya adalah karena perbedaan individual pada peserta didik
dalam menyerap proses pembelajaran yang diberikan oleh pendidik.
Pada dasarnya peserta didik memiliki cara yang berbeda-beda dalam menangkap atau
memahami sebuah materi yang disampaikan oleh pendidik. Secara umum perbedaan individual
ini disebabkan karena dua sumber, diantaranya: gen (bawaan) dan lingkungan dimana pesera
didik itu di besarkan, sedangkan macam-macam yang menjadi perbedaan individu pada peserta
didik, yaitu : jenis kelamin atau gender, kemampuan peserta didik, kepribadian dan gaya belajar.
Maka dari itu, guru juga harus selalu belajar, baik untuk ilmu pengetahuan dan keterampilan
pengajaran, maupun belajar memahami aspek psikologis kemanusiaan. Seorang guru juga harus
mampu memahami bagaimana cara murid belajar. Jika guru telah mampu menguasai teknik yang
dapat meningkatkan semangat dan keaktifan anak didiknya dalam belajar, maka dunia
pendidikan akan semakin dewasa dan profesional.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, yaitu:
1. Apa pengertian Gaya Belajar?
2. Apa saja Jenis-jenis Gaya Belajar?
3. Bagaimana ciri-ciri Gaya Belajar Siswa?
4. Bagaimana Strategi untuk Mempermudah Gaya Belajar?
5. Bagaimana Cara Mengetahui Gaya Belajar Siswa?
6. Apa saja faktor-faktor yang Memengaruhi Gaya Belajar Siswa?

1.3 TUJUAN
Adapun tujuan pembahasan tentang Gaya Belajar adalah :
1. Dapat Memahami Pengertian Gaya Belajar.
2. Dapat Membedakan Jenis-jenis Belajar Siswa.
3. Dapat Membedakan Gaya Belajar Siswa.
4. Dapat Memahami Strategi untuk Mempermudah Gaya Belajar Siswa.
5. Dapat Mengetahui Cara Belajar Siswa.
6. Untuk Memahami Faktor-Faktor yang Memengaruhi Gaya Belajar Siswa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GAYA BELAJAR


Pada dasarnya setiap individu memiliki cara tersendiri dalam memahami suatu materi
pembelajaran atau biasa disebut Gaya Belajar. Berikut ini pendapat menurut bebrapa ahli
tentang gaya belajar.
 Menurut Fleming dan Mills (1992), gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk
mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk
mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di
kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran.
 Drummond (1998:186) mendefinisikan gaya belajar sebagai, “an individual’s preferred
mode and desired conditions of learning.” Maksudnya, gaya belajar dianggap sebagai
cara belajar atau kondisi belajar yang disukai oleh pembelajar.
 Willing (1988) mendefinisikan gaya belajar sebagai kebiasaan belajar yang disenangi
oleh pembelajar. Keefe (1979) memandang gaya belajar sebagai cara seseorang dalam
menerima, berinteraksi, dan memandang lingkungannya. Dunn dan Griggs (1988)
memandang gaya belajar sebagai karakter biologis bawaan.
Jadi dapat disimpulkan, gaya belajar merupakan kunci untuk meningkatkan pemahaman
peserta didik dalam belajar dengan menggunakan beberapa metode atau strategi
pembelajaran sehingga diperoleh hasil yang maksimal. Oleh karena itu, pemahaman,
pemikiran dan pandangan antara peserta didik satu dengan yang lainnya dapat berbeda
walaupun mereka tumbuh disuatu lingkungan serta mendapat perlakuan yang sama sehingga
tidak semua perserta didik memiliki gaya belajar yang sama.

B. JENIS-JENIS GAYA BELAJAR


Dalam buku Quantum Learning terdapat tiga jenis gaya belajar pada peserta didik yaitu
visual, auditory, dan kinestik atau dikenal dengan VAK. Teori dan metode ini pertama kali
dikembangkan oleh psikolog dan spesialis pengajar seperti Fernald, Keller, Orton,
Gillingham, Stillman dan Montessori, dimulai pada tahun 1920-an. Dalam prakteknya,
masing-masing orang belajar dengan menggunakan ketiga jenis/modalitas ini pada tahapan
tertentu, kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya. Berikut ini
merupakan penjelasan dari ketiga jenis gaya belajar.

a. Gaya Belajar Visual


Menurut Bobbi De Poter & Mike Hernacki dalam buku Quantum Learning:
Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. hal. 112, gaya belajar visual adalah gaya
belajar dengan cara melihat, mengamati, memandang, dan sejenisnya. Kekuatan gaya belajar
ini terletak pada indera penglihatan. Bagi orang yang memiliki gaya ini, mata adalah alat
yang paling peka untuk menangkap setiap gejala atau stimulus (rangsangan) belajar.
Seseorang yang memiliki gaya belajar visual biasanya senang mengikuti ilustrasi,
membaca instruksi, mengamati gambar-gambar, meninjau kejadian secara langsung, dan
sebagainya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan metode dan media belajar yang
dominan mengaktifkan indera penglihatan (mata).
Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat, sehingga mata sangat
memegang peranan penting. Gaya belajar secara visual dilakukan seseorang untuk
memperolah informasi seperti melihat gambar, diagram, peta, poster, grafik, dan sebagainya.
Bisa juga dengan melihat data teks seperti tulisan dan huruf.
Seorang yang bertipe visual, akan cepat mempelajari bahan-bahan yang disajikan secara
tertulis, bagan, grafik, gambar. Intinya seorang yang bertipe visual mudah mempelajari bahan
pelajaran yang dapat dilihat dengan alat penglihatannya. Sebaliknya, mereka merasa sulit
belajar apabila dihadapkan dengan bahan-bahan dalam bentuk suara atau gerakan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang
menggunakan gaya belajar visual memperoleh informasi dengan memanfaatkan alat indera
mata. Orang dengan gaya belajar visual senang mengikuti ilustrasi, membaca instruksi,
mengamati gambar-gambar, meninjau kejadian secara langsung, dan sebagainya.

b. Gaya Belajar Auditorial


Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dengan cara mendengar. Orang dengan gaya
belajar ini, lebih dominan dalam menggunakan indera pendengaran untuk melakukan
aktivitas belajar. Dengan kata lain, ia mudah belajar, mudah menangkap stimulus atau
rangsangan apabila melalui alat indera pendengaran (telinga). Orang dengan gaya belajar
auditorial memiliki kekuatan pada kemampuannya untuk mendengar.
Oleh karena itu, mereka sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan
belajar, misalnya dengan cara mendengar seperti ceramah, radio, berdialog, dan berdiskusi.
Selain itu, bisa juga mendengarkan melalui nada (nyanyian/lagu).
Anak yang bertipe auditorial, mudah mempelajari bahan-bahan yang disajikan dalam
bentuk suara (ceramah), begitu guru menerangkan ia cepat menangkap bahan pelajaran,
disamping itu kata dari teman (diskusi) atau suara radio/casette ia mudah menangkapnya.
Pelajaran yang disajikan dalam bentuk tulisan, perabaan, gerakan-gerakan yang ia mengalami
kesulitan. Dari beberapa pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa orang yang
menggunakan gaya belajar Auditorial memperoleh informasi dengan memanfaatkan alat
indera telinga. Untuk mencapai kesuksesan belajar, orang yang menggunakan gaya belajar
auditorial bisa belajar dengan cara mendengar seperti ceramah, radio, berdialog, dan
berdiskusi.

c. Gaya belajar Kinestetik


Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak, bekerja, dan
menyentuh. Maksudnya ialah belajar dengan mengutamakan indera perasa dan gerakan-
gerakan fisik. Orang dengan gaya belajar ini lebih mudah menangkap pelajaran apabila ia
bergerak, meraba, atau mengambil tindakan. Misalnya, ia baru memahami makna halus
apabila indera perasanya telah merasakan benda yang halus.
Individu yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan yang berupa tulisan-tulisan,
gerakan-gerakan, dan sulit mempelajari bahan yang berupa suara atau penglihatan. Selain itu,
belajar secara kinestetik berhubungan dengan praktik atau pengalaman belajar secara
langsung. Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa orang yang menggunakan
gaya belajar kinestetik memperoleh informasi dengan mengutamakan indera perasa dan
gerakan-gerakan fisik. Individu yang mempunyai gaya belajar kinestetik mudah menangkap
pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau mengambil tindakan. Selain itu dengan praktik
atau pengalaman belajar secara langsung.
C. CIRI-CIRI GAYA BELAJAR
Pada dasarnya, dalam diri setiap manusia terdapat tiga gaya belajar. Akan tetapi ada di
antara gaya belajar yang paling menonjol pada diri seseorang. Disini peneliti membahas tiga
ciri gaya belajar, yaitu ciri gaya belajar Visual, Auditorial dan Kinestetik.

a. Ciri-ciri yang menonjol dari mereka yang memiliki tipe gaya belajar Visual:
 Senang kerapian dan ketrampilan.
 Jika berbicara cenderung lebih cepat.
 Ia suka membuat perencanaan yang matang untuk jangka panjang.
 Sangat teliti sampai ke hal-hal yang detail sifatnya.
 Mementingkan penampilan, baik dalam berpakaian maupun presentasi.
 Lebih mudah mengingat apa yang di lihat, dari pada yang di dengar.
 Mengingat sesuatu dengan penggambaran (asosiasi) visual.
 Ia tidak mudah terganggu dengan keributan saat belajar (bisa membaca dalam keadaan
ribut sekali pun).
 Ia adalah pembaca yang cepat dan tekun.
 Lebih suka membaca sendiri dari pada dibacakan orang lain.
 Tidak mudah yakin atau percaya terhadap setiap masalah atau proyek sebelum secara
mental merasa pasti.
 Suka mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon atau dalam rapat.
 Lebih suka melakukan pertunjukan (demonstrasi) dari pada berpidato.
 Lebih menyukai seni dari pada musik.
 Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan, akan tetapi tidak pandai memilih
kata-kata.
 Kadang-kadang suka kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan.
Ciri-ciri bahasa tubuh yang menunjukkan seseorang gaya belajar Visual yaitu biasanya
duduk tegak dan mengikuti penyaji dengan matanya.

b. Ciri-ciri yang menonjol dari mereka yang memiliki tipe gaya belajar Auditorial:
 Saat bekerja sering berbicara pada diri sendiri.
 Mudah terganggu oleh keributan atau hiruk pikuk disekitarnya.
 Sering menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan dibuku ketika membaca.
 Senang membaca dengan keras dan mendengarkan sesuatu.
 Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna suara dengan
mudah.
 Merasa kesulitan untuk menulis tetapi mudah dalam bercerita.
 Biasanya ia adalah pembicara yang fasih.
 Lebih suka musik dari pada seni yang lainnya.
 Lebih mudah belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari
pada yang dilihat.
 Suka berbicara, berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar.
 Lebih pandai mengeja dengan keras dari pada menuliskannya.
Ciri-ciri bahasa tubuh yang menunjukkan seseorang yang memiliki gaya belajar
Auditorial yaitu sering mengulang dengan lembut kata-kata yang di ucapkan penyaji, atau
sering menggunakan kepalanya saat fasilitator menyajikan informasi lisan. Pelajar tipe ini
sering “memainkan sebuah kaset dalam kepalanya” saat ia mencoba mengingat informasi.
Jadi, mungkin ia akan memandang ke atas saat ia melakukannya

c. Ciri-ciri yang menonjol dari mereka yang memiliki tipe gaya belajar kinestetik:
 Berbicara dengan perlahan.
 Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka.
 Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang.
 Selalu berorientasi dengan sifik dan banyak bergerak.
 Menghafal dengan cara berjalan dan melihat.
 Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca.
 Banyak menggunakan isyarat tubuh.
 Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.
 Memungkinkan tulisannya jelek.
 Ingin melakukan segala sesuatu.
 Menyukai permainan yang menyibukkan.
Ciri-ciri bahasa tubuh yang menunjukkan seseorang gaya belajar Kinestetik yaitu sering
memnunduk saat ia mendengarkan.

D. STRATEGI UNTUK MEMPERMUDAH GAYA BELAJAR


a. Strategi untuk mempermudah gaya belajar Visual:
Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kita dengan gaya belajar siswa, di
antaranya untuk siswa visual:
1) Gunakan kertas tulis dengan tulisan berwarna dari pada papan tulis. Lalu gantunglah
grafik berisi informasi penting di sekeliling ruangan pada saat anda menyajikannya, dan
rujuklah kembali grafik itu nanti.
2) Dorong siswa untuk menggambarkan informasi, dengan menggunakan peta, diagram,
dan warna. Berikan waktu untuk membuatnya.
3) Berdiri tenang saat penyajikan segmen informasi, bergeraklah diantara segmen.
4) Bagikan salinan frase-frase kunci atau garis besar pelajaran, sisakan ruang kosong untuk
catatan.
5) Beri kode warna untuk bahan pelajaran dan perlengkapan, dorong siswa menyusun
pelajaran mereka dengan aneka warna.
6) Gunakan bahan ikon dalam presentasi anda, dengan mencipkan simbol visual atau ikon
yang mewakili konsep kunci.

b. Strategi untuk mempermudah gaya belajar auditorial :


Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kita dengan gaya belajar siswa, di
antaranya untuk siswa auditorial adalah :
1) Gunakan variasi vokal (perubahan nada, kecepatan, dan volume) dalam presentasi.
2) Ajarkan sesuai dengan cara anda menguji : jika anda menyajikan informasi delam urutan
atau format tertentu, ujilah informasi itu dengan cara yang sama.
3) Gunakan pengulangan, minta siswa menyebutkan kembali konsep kunci dan petunjuk.
4) Setelah tiap segmen pengajaran, minta siswa memberitahu teman di sebelahnya satu hal
yang dia pelajari.
5) Nyanyikan konsep kunci atau minta siswa mengarang lagu/rap mengenai konsep itu.
6) Kembangkan dan dorong siswa untuk memikirkan jembatan keledai untuk menghafal
konsep kunci.
7) Gunakan musik sebagai aba-aba untuk kegiatan rutin.

c. Strategi untuk mempermudah gaya belajar kinestetik :


Secara sederhana kita dapat menyesuaikan cara mengajar kita dengan gaya belajar siswa, di
antaranya untuk siswa kinestetik adalah :
1) Gunakan alat bantu saat mengejar untuk menimbulkan rasa ingin tahu dan menekankan
konsep-konsep kunci.
2) Ciptakan simulasi konsep agar siswa mengalaminya.
3) Jika bekerja dengan siswa perseorangan, berikan bimbingan paralel dengan duduk di
sebelah mereka, bukan di depan atau belakang mereka.
4) Cobalah berbicara dengan setiap siswa secara pribadi setiap hari, sekalipun hanya salam
kepada para siswa saat mereka masuk atau “ibu senang kamu berpartisipasi” atau mereka
keluar kelas
5) Peragakan konsep sambil memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajarinya
langkah demi langkah.
6) Ceritakan pengalaman pribadi mengenai wawasan belajar anda kepada siswa, dan dorong
mereka untuk melakukan hal yang sama.
7) Izinkan siswa berjalan-jalan di kelas jika situasi memungkinkan.
Menurut Rose dan Nichole “setiap orang belajar dengan cara berbeda-beda, dan semua
cara sama baiknya”. Setiap cara mempunyai kekuatan sendiri-sendiri, namun dalam
kenyataannya kita semua memiliki ketiga gaya belajar itu, hanya saja biasanya satu gaya
mendominasi.

E. CARA UNTUK MENGENAL ATAU MENGETAHUI GAYA BELAJAR SISWA


Cara untuk mengenal atau mengetahui gaya belajar siwa menurut Wijaya Kusumah bisa
kita lakukan antara lain melalui:
1. Menggunakan observasi secara mendetail terhadap setiap peserta didik melalui
penggunaan berbagai metode belajar mengajar di kelas. Untuk mengenal peserta
didik yang mempunyai gaya belajar auditori, gunakanlah metode ceramah secara
umum. Selanjutnya perhatikan dan catatlah peserta didik yang betah mendengarkan
dengan tekun hingga akhir. Dari sini kita bisa mengklasifikasikan secara sederhana tipe-
tipe peserta didik dengan gaya auditori yang lebih menonjol.
2. Dengan memberikan tugas kepada peserta didik untuk melakukan pekerjaan yang
membutuhkan proses penyatuan bagian-bagian yang terpisah, misalnya menyatukan
model rumah yang bagian-bagiannya terpisahkan. Ada tiga pilihan cara yang bisa
dilakukan dalam menyatukan model rumah ini, (1) adalah melakukan praktek langsung
dengan mencoba menyatukan bagian-bagian rumah ini setelah melihat potongan-
potongan yang ada; (2) adalah dengan melihat gambar desain rumah secara
keseluruhan, baru mulai menyatukan; dan (3) adalah membaca petunjuk tertulis
langkah-langkah yang diperlukan untuk membangun rumah tersebut dari awal hingga
akhir.
3. Melakukan survey atau tes gaya belajar. Tes gaya belajar ini biasanya menggunakan
jasa konsultan atau psikolog tertentu. Karena tes gaya belajar ini menggunakan
metodologi yang sudah cukup teruji, biasanya survey atau tes gaya belajar
semacam ini mempunyai akurasi yang tinggi sehingga memudahkan bagi guru
untuk segera mengenal gaya belajar peserta didik.

F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya belajar siswa


Menurut Rita Dunn dalam (Sugihartono, 2007) pelopor di bidang gaya belajar yang lain
telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi Gaya belajar siswa, dianatranya:
fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan. Sebagian orang dapat belajar dengan baik dalam
cahaya yang terang, sedangkan yang lain baru dapat belajar jika pencahayaan suram. Ada
sebagian orang paling baik menyelesaikan tugas belajarnya dengan berkelompok, sedangkan
yang lain lebih memilih belajar sendiri karena dirasa lebih efektif. Sebagian orang memilih
belajar dengan latar belakang iringan musik, sementara yang lain tidak dapat belajar kecuali
jika dalam suasana sepi. Ada orang yang memilih lingkungan kerjanya teratur dengan rapi,
tetapi yang lain selalu menggelar segala sesuatunya agar semuanya dapat terlihat.
Sedangkan menurut David Kolb dalam Ghufron dan Risnawati, Gaya belajar siswa
dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta berkembang sejalan dengan
waktu dan pengalaman.
Berdasarkan penjelasan di atas, banyak faktor yang dapat mempengaruhi cara dan gaya
belajar siswa. Di samping faktor yang ada di dalam diri orang itu sendiri (faktor intern),
banyak pula faktor-faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri (faktor ekstern).

1) Faktor-Faktor Intern Yang Mempengaruhi Gaya Belajar Siswa


a) Faktor jasmaniah
Faktor jasmaniah mencakup dua bagian yaitu kesehatan dan cacat tubuh. Faktor
kesehatan berpengaruh pada kegiatan belajar. Proses belajar akan terganggu jika
kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat,
mudah pusing, mengantuk bila badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan
pada alat indera serta tubuh. Sedangkan cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan
kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat itu bisa berupa buta, setengah
buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, lumpuhdan lain-lain. Keadaan cacat tubuh demikian
juga mempengaruhi kegiatan belajar seseorang.
b) Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang
mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan
Kelelahan pada manusia walaupun susah dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani
terlihat dengan menurunya daya tahan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat
dengan adanya kurangnya minat belajar, kelesuan dan kebosanan untuk belajar,
sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Faktor kelelahan
dalam diri seseorang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu cara atau gaya belajar yang
berbeda.
2) Faktor-Faktor Ekstern Yang Mempengaruhi Gaya Belajar Siswa
a) Faktor keluarga
Seseorang yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tu a
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang akan mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa antara lain
metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan
siswa, disiplin atau tata tertib sekolah, suasana belajar, standar pelajaran, keadaan
gedung, letak sekolah, dan lainnya. Faktor guru misalnya, kepribadian guru, kemampuan
guru memfasilitasi siswa dan hubungan antara guru dengan siswa turut mempengaruhi
cara atau gaya belajar siswa.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga mempengaruhi terhadap gaya belajar
siswa. Faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi cara atau gaya belajar
siswa meliputi kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media, teman bergaul
dan bentuk kehidupan masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
Model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode
pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran,
dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan
banyak alat bantu dalam penerapannya.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode,
dan teknik pembelajaran
Di antara macam macam model atau gaya pembelajaran ialah sebagai berikut :
o Auditory
o Visual
o Kinestetik

3.2 SARAN
Seorang pendidik dituntut untuk dapat memahami karakter peserta didik dan dapat
mengembangkan strategi atau metode pembelajaran yang sesuai dengan peserta didik agar
dapat mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai