Muhammadiyah sebagai gerakan islam sekaligus kekuatan nasional sejak awal berdirinya pada taun
1912 sampai kini telah berjuang dalam pergerakan kemerdekaan dan melalui tokoh-tokohnya
terlibat aktif mendirikan negara RI yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. KH. Ahmad
Dahlan menyatakan bahwa beliau akan terus berjuang untuk menegakkan akhlak dan moral yang
sudah bengkok beliau sadar betul bahwa salah satu kemunduran umat Islam adalah disebabkan
oleh kemerosotan akhlak umatnya sehingga penuh ketakutan seperti kambing dan tidak lagi
memiliki keberanian seperti harimau.
Salah satu penyebab kemerosotan moral ini adalah tiadanya keteladan. Mungkin ada yang berkata,
Bukankah Nabi Muhammad SAW adalah sebaik-baik teladan? Betul sekali.
Hanya saja, berapa waktu yang diberikan kepada kami untuk mengenal beliau? Kami mengenal
beliau, kisah-kisah para Nabi lainnya, sahabat dan keluarga Nabi, ataupun tokoh – tokoh Islam
lainnya hanya dalam pelajaran agama Islam. Itupun tidak setiap hari kami dapatkan.
Padahal serbuan informasi dan gempuran nilai-nilai amoral tidak hanya menyerbu rumah kami
melalui televisi, tapi sudah merasuk ke dalam tas dan kantong saku kami dalam bentuk netbook dan
smartphone.
Generasi sekarang lebih familiar dengan facebook dan instagram daripada kitab suci al Qur’an.
Generasi sekarang lebih akrab dengan whatsapp dan line dibanding dengan pesan-pesan hikmah
dari para ustadz.
Janganlah heran kalau kemudian banyak remaja dan pelajar lebih mengidolakan artis luar negeri
ketimbang Nabinya sendiri. Banyak remaja kita yang akhirnya jatuh pingsan karena rela berjejal demi
sebuah konser penyanyi idola mereka.
Akhirnya, kecintaan pada dunia yang diajarkan oleh nilai-nilai kapitalis global telah membuat
pemuda dan pelajar terkikis rasa malu dan makin jauh dari Islam.
Padahal dalam persepektif Islam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa identik dengan
membangun bangsa yang berkebudayaan Iqra dan membentuk peradaban maju yang cerah-
mencerahkan dalam rancang-bangun “al-madinah al-munawwarah”.
Jadi, pergerakan Muhammadiyah harus berperan lebih besar untuk menyelamatkan bangsa dan
umat Islam Indonesia.
Pada tataran ideologis, pendidikan karakter harus dikembangkan di setiap level pendidikan dan
pengkaderan pergerakan Muhammadiyah.
Namun tetap perlu diingat bahwa dalam setiap permasalahan pasti kita semua tetap berharap
meraih anugerah dan berkah yang lebih bermakna dengan selalu bersyukur sebagaimana janji Allah:
“La-in syakar-tum laajidanna-kum wa la-in kafar-tum inna ‘adabi lasyadid”, artinya “Sesungguhnya
jika kamu bersyukur maka akan Kami tambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku) maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih (QS Ibrahim: 7).
Kami sangat rindu bangsa ini kembali dikenal sebagai bangsa yang besar.
Tapi hal tersebut hanya bisa tercapai bila umat Islam Indonesia terbina akhlaknya dengan baik.
Semoga Pergerakan Muhammadiyah tetap terdepan memajukan akhlak umat Islam Indonesia.
Allahuakbar ...
Wassalamu’alaikum warhamutllahi wabarakatuh