Anda di halaman 1dari 68

Laporan Kinerja Ditjen Kerja Sama ASEAN 2015

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PERENCANAAN KINERJA 3


A. RENCANA STRATEGIS DITJEN KSA TAHUN 2015-2019 3
B. PERJANJIAN KINERJA DITJEN KSA 4

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 5


A. GAMBARAN UMUM 5
B. ANALISA PENCAPAIAN SASARAN 9
1. Analisis Capaian Sasaran 1 IKU 1
2. Analisis Capaian Sasaran Strategis 2 IKU 2 14
3. Analisis Capaian Sasaran Strategis 2 IKU-3 17

C. ANALISIS EFISIENSI SUMBER DAYA 20


D. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2015 20

BAB IV PENUTUP 25

LAMPIRAN
1. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
2. REALISASI RENCANA AKSI TAHUN 2015
3. MATRIKS INDIKATOR KINERJA UTAMA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN

Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN (Ditjen KSA) merupakan salah satu Unit
Organisasi di lingkungan Kementerian Luar Negeri yang mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan
hubungan luar negeri dan politik luar negeri pada lingkup kerja sama ASEAN, serta
sekaligus sebagai Sekretariat Nasional ASEAN–Indonesia.

Dalam rangka pencapaian Visi Ditjen KSA Tahun 2015—2019, ―Menjadi Pemimpin
Diplomasi dalam Pelaksanaan Kerja Sama ASEAN untuk Kepentingan Nasional‖ yang
mendukung Visi Kemenlu Tahun 2015—2019, ―Terwujudnya Wibawa Diplomasi guna
Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai Negara Maritim untuk Kepentingan Rakyat‖, peran
strategis Ditjen KSA adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pilar terdepan dalam melaksanakan politik luar negeri dan hubungan luar negeri
dalam rangka kerja sama ASEAN.
2. Meningkatkan kepemimpinan Indonesia di ASEAN dan dukungan serta komitmen yang
tinggi dari pemangku kepentingan nasional atas berbagai kesepakatan yang telah
dihasilkan dalam konteks ASEAN.
3. Menyampaikan dan memperjuangkan prakarsa dan rekomendasi Indonesia dalam
berbagai isu yang tengah dibahas di pertemuan ASEAN agar dapat diterima oleh seluruh
negara anggota ASEAN.
4. Mendorong agar Cetak Biru Masyarakat ASEAN 2015 di ketiga pilarnya (pilar politik-
keamanan, pilar ekonomi, pilar sosial-budaya) dapat diimplementasikan secara penuh
baik oleh seluruh Negara Anggota ASEAN dan Indonesia pada tingkat nasional.
5. Turut serta membangun kesadaran publik mengenai ASEAN dan kerja sama ASEAN.
6. Sebagai Koordinator Sekretariat Nasional ASEAN-Indonesia.

Perpres Nomor 56 Tahun 2015 tentang Kementerian Luar Negeri menyebutkan


bahwa dalam melaksanakan tugas Ditjen KSA untuk menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar
negeri pada lingkup kerja sama ASEAN, Ditjen KSA menyelenggarakan fungsi:

1. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan


pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup kerja sama asean;
2. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan hubungan luar negeri dan politik luar
negeri pada lingkup kerja sama asean;
3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan
hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup kerja sama
asean;
4. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang penyelenggaraan hubungan luar
negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup kerja sama asean;
5. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan
hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri pada lingkup kerja sama
asean;
6. pemajuan identitas dan kesadaran mengenai asean pada tingkat nasional;
7. pengelolaan kebijakan dan pelaksanaan kerja sama internasional dalam pembentukan
masyarakat asean;
8. pelaksanaan administrasi direktorat jenderal kerja sama asean; dan
9. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh menteri.

Ditjen KSA sebagai Sekretariat Nasional ASEAN-Indonesia memiliki peran yang


sangat strategis untuk mendukung kesiapan Indonesia menyambut Masyarakat ASEAN

1
2015 dan ke depan. Dengan peran tersebut, Ditjen KSA bukan hanya sebagai pilar terdepan
dalam hubungan luar negeri di bidang kerja sama ASEAN, namun juga pada tingkat
nasional, sebagai pumpunan kegiatan (focal point) dan koordinator persiapan nasional untuk
pertemuan-pertemuan ASEAN dan implementasi hasil kerja sama ASEAN, menjadi
penyimpan informasi mengenai semua urusan ASEAN dan memajukan identitas dan
kesadaran ASEAN.

Grafik 1
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN

Pada tahun 2015, diplomasi Indonesia dalam kerangka kerja sama ASEAN ditujukan
untuk menghasilkan manfaat yang secara nyata dapat dirasakan secara langsung oleh
rakyat. Dalam penyusunan Visi Masyarakat ASEAN 2025, Ditjen KSA senantiasa
memastikan bahwa rakyat Indonesia dapat merasakan dampak langsung dari pembentukan
Masyarakat ASEAN.

Isu-isu strategis yang dihadapi selama tahun 2015 antara lain implementasi Cetak
Biru Masyarakat ASEAN 2015, isu Laut China Selatan, promosi dan proteksi HAM,
perlindungan buruh migran di luar negeri, kerja sama Maritim dalam konteks ASEAN dan
EAS, kerja sama di bidang anti-terorisme, operasionalisasi Sekretariat AICHR, penguatan
AIPR, perampingan pertemuan ASEAN, isu asap lintas batas, RCEP, penyusunan Visi
Masyarakat ASEAN 2025, pengangkatan moratorium mitra wicara ASEAN, penguatan
Sekretariat ASEAN dan sentralitas ASEAN.

Berbagai isu dan tantangan yang semakin kompleks yang dihadapi di ASEAN
mempengaruhi cara pandang dan kebijakan Indonesia dalam menanganinya.
Kepemimpinan Indoensia di ASEAN perlu diperkuat dan memperoleh dukungan dari para
pemangku kepentingan terkait agar mampu mengelola berbagai dinamika di kawasan untuk
meraih manfaat dan peluang yang ditawarkan ASEAN bagi rakyat Indonesia. Kepemimpinan
Indonesia di ASEAN sangat tergantung pada upaya menindaklanjuti komitmen Indonesia di
ASEAN ke dalam dukungan domestic melalui regulasi, kelembagaan, maupun
program/kegiatan. Untuk mendukung kondisi tersbut, Ditjen KSA senantiasa perlu secara
konsisten menyesuaikan dirinya terhadap dinamika di kawasan dan dalam negeri.

2
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
BAB II
PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS DITJEN KSA TAHUN 2015-2019

Renstra Ditjen KSA Tahun 2015-2019 telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur
Jenderal Kerja Sama ASEAN Nomor SK. 018/KP/05/2015/05. Renstra Ditjen KSA 2015-
2019 dapat diringkas seperti di bawah ini:

VISI KEMLU
"Terwujudnya Wibawa Diplomasi Guna Memperkuat Jati Diri Bangsa sebagai Negara
Maritim untuk Kepentingan Rakyat"

MISI KEMLU
1. Memperkuat peran dan kepemimpinan Indonesia sebagai negara maritim
dalam kerja sama internasional untuk memajukan kepentingan nasional.
2. Memantapkan peran Kementerian Luar Negeri sebagai penjuru pelaksana
hubungan luar negeri dengan dukungan dan peran aktif seluruh pemangku
kepentingan nasional.
3. Mewujudkan kapasitas Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan RI yang
mumpuni.

VISI DITJEN KSA


―Menjadi Pemimpin Diplomasi dalam pelaksanaan Kerja Sama ASEAN untuk
kepentingan nasional‖

MISI DITJEN KSA


1. Meningkatkan rekomendasi dan prakarsa Indonesia dalam pelaksanaan kerja sama
ASEAN di bidang politik-keamanan, ekonomi dan sosial budaya serta hubungan
eksternal ASEAN.
2. Mendorong implementasi saran kebijakan oleh pemangku kepentingan
nasional untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN.
3. Memperkuat organisasi, manajemen, dan kualitas sumber daya manusia di
lingkungan Ditjen Kerja Sama ASEAN.

TUJUAN DITJEN KSA


―Kepemimpinan Indonesia yang berpengaruh dalam kerja sama ASEAN‖

SASARAN STRATEGIS DITJEN KSA


1. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat.
2. Dukungan dan komitmen nasional yang tinggi atas kesepakatan ASEAN.

INDIKATOR KINERJA UTAMA DITJEN KSA


1. Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap
pertemuan.
2. Persentase masyarakat yang memahami integrasi Masyarakat ASEAN.
3. Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN
di tingkat nasional.

PROGRAM DITJEN KSA


―Peningkatan Hubungan dan Politik Luar Negeri Melalui Kerja Sama ASEAN‖.

KEGIATAN DITJEN KSA


1. Kerja Sama ASEAN Bidang Politik dan Keamanan
2. Kerja Sama ASEAN Bidang Ekonomi
3. Kerja Sama ASEAN Bidang Fungsional
4. Kerja Sama ASEAN dengan Mitra Wicara dan Antar Kawasan
5. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Kerja Sama ASEAN

ANGGARAN DITJEN KSA


Rp. 60.203.987.000,-
3
B. PERJANJIAN KINERJA DITJEN KSA

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015


DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA ASEAN

No Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target


(1) (2) (3) (4)
1. Kepemimpinan Indonesia di 1 Persentase rekomendasi dan prakarsa 90%
ASEAN yang meningkat Indonesia yang diterima dalam setiap
pertemuan.
2. Dukungan dan komitmen 2 Persentase masyarakat yang memahami 85%
nasional yang tinggi atas integrasi Masyarakat ASEAN.
kesepakatan ASEAN 3 Persentase saran kebijakan yang disetujui 97%
untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN
di tingkat Nasional.

Kegiatan Anggaran

1 Kerja Sama ASEAN Bidang Ekonomi


Rp. 6.764.100.000,-
2 Kerja Sama ASEAN Bidang Fungsional
Rp. 5.604.600.000,-
3 Kerja Sama ASEAN Dengan Bidang Wicara
dan Antar Kawasan Rp. 5.686.600.000.-
4 Kerja Sama Asean Bidang Politik dan
Keamanan Rp. 11.769.800.000,-
5 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis
Lainnya Ditjen Kerja Sama ASEAN
Rp. 32.742.000.000,-

Jumlah Total Anggaran Kegiatan Rp. 62.567.100.000,- *)

*) Total Anggaran Saat Penandatanganan Perjanjian Kinerja Rp. 62.567.100.000,-


Total Anggaran Revisi Ditjen KSA Rp. 60.203.987.000,-

4
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. GAMBARAN UMUM

Secara keseluruhan tingkat capaian kinerja Ditjen KSA pada tahun 2015 sebesar
99.08%. Selama tahun 2015, Indonesia senantiasa melanjutkan dan meningkatkan
kepemimpinannya di ASEAN. Dengan mulainya Masyarakat ASEAN pada 31 Desember
2015, ASEAN kini menjadi suatu kawasan yang terintegrasi dalam satu komunitas yang
terbuka, damai, dan sejahtera, saling peduli, dan terikat bersama dalam kemitraan dinamis.

Diplomasi dan politik luar negeri Indonesia dalam kerangka kerja sama ASEAN
utamanya dilakukan untuk mendukung Visi Presiden RI menjadikan Indonesia berdaulat
secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian secara budaya. Untuk
mendukung kebijakan ASEAN sebagai prioritas politik luar negeri Indonesia pada tahun
2015, Ditjen KSA memberikan kontribusi yang signifikan di bidang perlindungan buruh dan
diplomasi ekonomi di ASEAN. Untuk mendukung realisasi Poros Maritim, diplomasi
Indonesia ditujukan untuk mendorong penguatan kerja sama maritim dalam berbagai
mekanisme di ASEAN.

Tahun 2015 merupakan tahun dimana Masyarakat ASEAN termasuk Masyarakat


Ekonomi ASEAN akan mulai diberlakukan yaitu pada 31 Desember 2015. Masyarakat
ASEAN bukanlah suatu ―event‖ tetapi sebuah proses yang akan terus berlangsung, bahkan
setelah tahun 2015. Tujuan para Pemimpin negara anggota ASEAN membentuk Masyarakat
ASEAN adalah untuk menciptakan masyarakat yang berpandangan maju, hidup dalam
lingkungan yang damai, stabil, dan makmur serta saling peduli. Secara lebih luas,
Masyarakat ASEAN dibentuk guna mempererat kesatuan ASEAN dalam menghadapi
konstelasi global. Faktor-faktor dinamis tersebutlah yang menegaskan bahwa Masyarakat
ASEAN adalah proses bukan akhir dari sebuah event.

Sepanjang tahun 2015, Indonesia secara konsisten aktif mendorong implementasi


Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea(DoC) secara penuh dan
efektif, serta diselesaikannya Code of Conduct in The South China Sea (CoC). Indonesia
juga terus berperan aktif dalam pencapaian Masyarakat ASEAN dan menyiapkan Visi
Masyarakat ASEAN pasca 2015. Selain masalah Laut Cina Selatan dan Visi Masyarakat
ASEAN pasca 2015, isu-isu strategis dan prioritas yang diperjuangkan Indonesia dalam
konteks ASEAN antara lain mengenai perlindungan buruh migran dan HAM, kerja sama
penanggulangan bencana dan terorisme, kerja sama maritim dan penguatan Sekretariat
ASEAN. Indonesia juga menginginkan semakin sempitnya gap kemakmuran antar-negara
ASEAN dan hubungan kerja sama yang saling menghormati, soliditas dan sentralitas
ASEAN serta kawasan ASEAN yang aman dan stabil.

Pada tahun 2015, ASEAN juga berhasil menyelesaikan dokumen ASEAN 2025:
Forging Ahead Together yang terdiri dari Visi Masyarakat ASEAN 2025, Cetak Biru
Masyarakat Politik Keamanan ASEAN 2025, Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025,
dan Cetak Biru Masyarakat Sosial Budaya 2025, serta Kuala Lumpur Declaration on ASEAN
2025: Forging Ahead Together. Dalam hal ini Ditjen Kerja Sama ASEAN telah berhasil
memasukan elemen-elemen penting usulan Indonesia agar terefleksikan dalam dokumen
tersebut.

Agar kerja sama ASEAN dapat memberikan manfaat optimal bagi rakyat, maka
Ditjen KSA terus berupaya untuk mendorong tindaklanjut dan implementasi kesepakatan
ASEAN kepada pemangku kepentingan di tingkat nasional. Pada tahun 2015, Ditjen KSA
selaku Setnas ASEAN-Indonesia telah melakukan penguatan operasionalisasi Setnas

5
ASEAN-Indonesia. Upaya penguatan ini direalisasikan melalui pembentukan Tim Pelaksana
Harian Setnas ASEAN-Indonesia di bawah Satker Ditjen KSA. Kegiatan pemajuan identitas
dan kesadaran ASEAN di tingkat nasional menjadi prioritas utama Tim ini. Operasionalisasi
didukung secara penuh melalui penyediaan fasilitas kantor Setnas yang berlokasi di
kompleks Pusdiklat Kemlu dan penguatan anggaran. Koordinasi dengan seluruh
kementerian teknis yang menangani isu ASEAN di bidang politik, ekonomi dan sosial
budaya dalam rangka formulasi kebijakan dan implementasi berbagai kesepakatan ASEAN
semakin solid dan terus ditingkatkan.

Dibandingkan dengan tahun 2014, diplomasi Indonesia di ASEAN lebih difokuskan


pada isu-isu yang memberikan dampak langsung kepada masyarakat Indonesia seperti isu
perlindungan buruh migran, pemberantasan IUU fishing, penanggulangan bencana asap
dan lainnya. Peningkatan kepemimpinan Indonesia di ASEAN di tahun 2015 sejatinya
merupakan proses yang berkesinambungan dan tidak dapat terpisahkan dari capain Ditjen
KSA pada tahun 2014. Berbagai prakarsa dan rekomendasi yang berhasil diperjuangkan
Indonesia pada tahun 2015 merupakan refleksi dari kemajuan dan dinamika kerja sama
ASEAN dari tahun sebelumnya dan tahun berjalan.

Terkait upaya peningkatan kesadaran dan dukungan terhadap kesiapan nasional,


Ditjen KSA selaku Setnas ASEAN-Indonesia terus berupaya menyelaraskan dan
menyinergikan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh para pemangku kepentingan
nasional termasuk publik domestik. Mengingat Masyarakat ASEAN bukan suatu peristiwa
melainkan sebuah proses, Ditjen KSA berkepentingan untuk terus mendorong tingkat
pemahaman masyarakat tentang Masyarakat ASEAN. Luas wilayah Indonesia
mengharuskan Ditjen KSA untuk merangkul berbagai pihak, misalnya dengan berbagai
perguruan tinggi di Indonesia. Ditjen KSA bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi
negeri maupun swasta untuk membentuk Pusat Studi ASEAN (PSA). Di Indonesia kini
terdapat 20 PSA yang tersebar di berbagai provinsi. Ditjen KSA terus merangkul PSA di
masa-masa mendatang untuk dapat melaksanakan kegiatan yang mampu mendorong
tingkat pemahaman masyarakat Indonesia mengenai Masyarakat ASEAN, dan memastikan
keberlangsungan dan efektivitas dari upaya tersebut.

Berbagai upaya yang telah dilakukan Ditjen KSA adalah untuk mewujudkan
peningkatan kepemimpinan Indonesia di ASEAN. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN harus
terus diperjuangkan agar Indonesia memiliki pengaruh terhadap kebijakan di forum ASEAN
yang pada akhirnya dapat menyuarakan kepentingan nasional. Status kepemimpinan
Indonesia di ASEAN tidak dapat diragukan lagi, hal ini didukung berbagai pendapat dan
analisa berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar negeri. Pattharapong Rattanasevee,
akademisi Burapha University-Thailand, dalam artikelnya yang dimuat di Jurnal East Asia
Forum, Maret 2015 menyatakan bahwa ada 3 jenis kepemimpinan di ASEAN yaitu sectoral,
cooperative dan periodical leadership. Rattanasevee berpendapat bahwa ASEAN
membutuhkan undisputed leadership dimana Indonesialah satu-satunya kandidat, sebagai
negara terbesar, makmur dan terkuat di kawasan dan pendiri pelopor ASEAN. Pernyataan
ini tentu saja merupakan apresiasi yang sangat tinggi bagi sejarah perjuangan, peran dan
kontribusi Indonesia untuk ASEAN.

Amitav Acharya seorang profesor di American University, pada 29 Juni 2015 menulis
di Jurnal yang sama bahwa Indonesia merupakan ―a thought leader‖. Kishore Mahbubani,
Dekan Lee Kuaw Yew School of Public Policy (pada World Economic Forum on East Asia
2015 yang diselenggarakan di Jakarta 19-21 April 2015-www.rappler.com) menyampaikan
bahwa peran Indonesia sangatlah fundamental bagi kesuksesan MEA, mengingat Indonesia
merupakan ekonomi terbesar di kawasan, sehingga apabila Indonesia tidak ikut dalam
keterbukaan MEA, maka MEA menjadi tidak berarti. Pernyataan ini senada dengan
ungkapan Chairman CIMB Niaga Group Datuk Sri Nazir Razak, bahwa ASEAN bukan apa-
apa tanpa Indonesia. Dia melanjutkan, Indonesia memiliki peranan yang sangat penting di

6
ASEAN, baik dalam bidang politik maupun ekonomi. Oleh sebab itu, kepemimpinan
Indonesia dibutuhkan untuk berlangsungnya MEA.

Grafik 2
Pengakuan akan Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang meningkat

Grafik 3
Dukungan dan komitmen dari pemangku kepentingan di Indonesia terkait
kesepakatan ASEAN

7
Capaian kinerja Ditjen KSA tahun 2015 sebesar 98.99% menandai penuntasan
proses pencapaian pembentukan Masyarakat ASEAN 31 Desember 2015. Capaian pada
tahun 2015 tidak bersifat akumulatif terhadap tingkat pengaruh kepemimpinan Indonesia
dalam kerja sama ASEAN yang akan dicapai sesuai Renstra dengan target 2016 sebesar
78,50% dan sebesar 82,50% pada tahun 2019. Capaian pada masa mendatang juga akan
dipengaruhi oleh perkembangan di kawasan yang sangat dinamis, serta dukungan
pemangku kepentingan nasional terhadap pelaksanaan kesepakatan ASEAN.

Capaian kinerja Ditjen KSA pada tahun 2015 diperoleh dari hasil pengukuran kinerja
yang dilakukan dengan membandingkan antara realisasi kinerja dengan target kinerja yang
telah ditetapkan pada tahun berjalan.
Tabel 1
Capaian IKU Ditjen Kerja Sama ASEAN
NO SASARAN IKU T C INFORMASI J R
KINERJA

1. Kepemimpinan IKU 1 90% 107,01% Prakarsa yang 48


Indonesia di Persentase disampaikan
ASEAN yang rekomendasi dan
Prakarsa yang 47
meningkat prakarsa Indonesia
diterima
yang diterima
dalam setiap Rekomendasi 710
pertemuan. yang
disampaikan

Rekomendasi 683
yang diterima

REALISASI IKU 1: 96.31%

2. Dukungan dan IKU 2: 85% 90.03% Jumlah total 16.949


komitmen Persentase kuesioner yang
nasional yang masyarakat yang diterima
tinggi terhadap memahami Jumlah 12.970
kebijakan luar integrasi masyarakat yang
negeri terkait Masyarakat memiliki nilai 80-
kesepakatan ASEAN 100 (skala 0-100)
ASEAN dalam menjawab
kuesioner

REALISASI IKU 2: 76.52%

Jumlah total 98
IKU 3: 97% 99.94% saran kebijakan
Persentase saran yang
kebijakan yang disampaikan
disetujui untuk
pelaksanaan Jumlah saran
kesepakatan kebijakan yang 95
ASEAN di tingkat disetujui
nasional
REALISASI IKU 3: 96.94%

CAPAIAN SASARAN: 98.99%

8
B. ANALISA PENCAPAIAN SASARAN

1. ANALISIS CAPAIAN SASARAN I IKU 1

Capaian Sasaran Strategis Ditjen KSA ―Kepemimpinan Indonesia di ASEAN yang


meningkat‖ sebagai Sasaran Strategis 1 (SS-1) diukur dengan Indikator Kinerja Utama
(IKU-1) ―Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang diterima dalam setiap
pertemuan”. Wujud Kepemimpinan Indonesia di ASEAN, ditandai dengan banyaknya
prakarsa (inisiatif/gagasan baru) dan rekomendasi (usulan) Indonesia yang diterima oleh
negara-negara ASEAN.

Pada tahun 2015, Indonesia telah berhasil memperjuangkan 730 rekomendasi dan
prakarsa yang diterima dari 758 rekomendasi dan prakarsa yang disampaikan dalam 250
pertemuan ASEAN yang dihadiri oleh delegasi Indonesia. Oleh karena itu pada tahun 2015,
capaian kinerja SS-1 IKU-1 sebesar 107,01% dengan realisasi 96.31% dari target 90%,
sebagaimana tabel berikut :

Tabel 2
Capaian IKU 1 Ditjen Kerja Sama ASEAN

Prakarsa Prakarsa Rekomendasi


Rekomendasi
IKU 1 Bidang yang yang yang Nilai
yang diterima
Disampaikan Diterima disampaikan
Persentase Bidang Politik 0 0 268 248
rekomendasi Bidang Ekonomi 18 17 72 71
dan prakarsa
Indonesia yang Bidang Sosial Budaya 27 27 89 86
diterima dalam Kerjasama ASEAN 7 7 281 278
setiap dengan negara mitra
pertemuan. wicara ASEAN dan
organisasi regional/
internasional
Jumlah 48 47 710 683
Yang diterima (%)
Jumlah Rekomendasi dan Prakarsa yang disampaikan: 758
Jumlah Rekomendasi dan Prakarsa yang diterima: 730
Realisasi IKU 1 (%): 96,31
Capaian (%) dari target 90%: 107,01

Jika dibandingkan dengan capaian IKU pada tahun 2014, capaian IKU tahun ini
mengalami penurunan dari 118.81% menjadi 107,01%, dikarenakan adanya peningkatan
target dari 80% di tahun 2014 menjadi 90% di tahun 2015. Sedangkan, jika dilihat dari angka
realisasi, tahun 2015 telah mengalami peningkatan realisasi dari 95.05% di tahun 2014
menjadi 96.31% pada 2015.

Lebih lanjut berdasarkan data komponen IKU dapat dilihat bahwa jumlah prakarsa
dan rekomendasi yang disampaikan dalam pertemuan ASEAN tahun 2015 mengalami
peningkatan dari 525 menjadi 756 (jumlah rekomendasi yang disampaikan Indonesia
meningkat dari 501 menjadi 705 atau naik 28.9% dan jumlah prakarsa meningkat dari 24
menjadi 51 atau naik 52%). Pada tahun ini Indonesia terus mendorong tindak lanjut dari
rekomendasi dan prakarsa yang telah disepakati tahun 2014 dan merealisasikan keinginan
Indonesia sebagai Poros Maritim dunia.

9
Tabel 3
Perbandingan Kinerja Komponen-1 IKU-1 SS-1
Tahun 2015 dengan Tahun 2014

INFORMASI KINERJA IKU I TAHUN 2014 TAHUN 2015

Prakarsa Yang Disampaikan 24 48


Prakarsa Yang Diterima 23 47
Rekomendasi Yang Disampaikan 501 710
Rekomendasi Yang Diterima 476 683
Realisasi 95.05% 96.31%
Capaian IKU 118,81% 107,01%

Adapun perbandingan kinerja IKU-1 SS-1 tahun 2015 dengan beberapa tahun
terakhir sebagai berikut:

Tabel 4
Perbandingan Realisasi IKU-1 SS-1 Tahun 2012—2015

Informasi Kinerja IKU 1 2012 2013 2014 2015


Jumlah Sidang 328 188 192 250
Rekomendasi dan Prakarsa yang 209 442 525 758
disampaikan
Rekomendasi dan Prakarsa yang 187 717 499 730
diterima
Persentase rekomendasi dan
prakarsa Indonesia yang diterima 89.48% 94.34% 95.05% 96.31%
dalam setiap pertemuan

Capaian selengkapnya rekomendasi dan prakarsa sebagaimana lampiran Matriks No. 1.

Beberapa pertemuan penting pada tahun 2015 diantaranya Pertemuan Tingkat


Pejabat Tinggi (SOM), Pertemuan Tingkat Menteri (AMM/PMC/IAMM), KTT ke-26 dan ke-27
ASEAN, KTT EAS, KTT Plus One, Pertemuan HLTF on ASEAN Community's Post-2015
Vision, Pertemuan ARF, AIPR, AICHR dan berbagai pertemuan dengan negara mitra wicara
ASEAN. Rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang bernilai strategis dan merupakan
perwujudan kepemimpinan Indonesia di ASEAN yaitu:

PRAKARSA
1. Prakarsa Indonesia terkait EAS Statement on Enhancing Regional Maritime Cooperation
telah disahkan para Pemimpin Negara Peserta EAS pada November 2015. Dokumen ini
merupakan salah satu deliverables penting dan utama dari KTT ke-10 EAS dan berisikan
salah satunya upaya pemberantasan Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing.
Indonesia mengusulkan perlunya dibentuk suatu mekanisme/instrumen hukum ASEAN
guna memberantas IUU Fishing dan memasukkannya dalam kategori kejahatan trans-
national.

Upaya ini membantu Indonesia dalam mewujudkan visi sebagai poros maritim dunia dan
upaya pengembangan kerja sama di bidang maritim yang bersifat lebih komprehensif di
kawasan. Hal itu juga akan bermanfaat untuk mendorong kerja sama pemberantasan
IUU Fishing dalam kerangka EAS dan dapat menjadi pedoman yang penting bagi
ASEAN dalam upaya mengembangkan kerja sama maritim dengan mitra eksternalnya.

10
Indonesia juga berhasil mendorong disepakatinya beberapa dokumen kerja sama di
sektor perikanan yang bertujuan untuk mencegah masuknya produk perikanan hasil IUU
Fishing ke dalam regional supply chain pada pertemuan the 37th Meeting of the ASEAN
Ministers on Agriculture and Forestry (37thAMAF).

2. Terkait arsitektur kawasan, Indonesia telah memprakarsai suatu konsep pemikiran


berdasarkan Treaty of Amity and Cooperation (TAC) dan EAS Declaration for Mutually
Beneficial Relations (Bali Principles) guna menghadapi berbagai tantangan ke depan
sekaligus memperkuat pembentukan Masyarakat ASEAN dan juga implementasi dari
Visi Masyarakat ASEAN pasca-2015. Konsep pemikiran Indonesia pada hakekatnya dan
dalam jangka panjang adalah memanfaatkan elemen-elemen TAC dan Bali Principles
untuk disinergikan dengan berbagai inisiatif negara peserta EAS lainnya dalam rangka
menyusun suatu instrumen hukum yang mengikat bagi kawasan yang lebih luas.
Dengan terciptanya arsitektur kawasan yang stabil maka dapat menciptakan enabling
environment yang memungkinkan Indonesia tetap dapat melanjutkan pembangunan
nasional untuk kepentingan rakyat.

REKOMENDASI
3. Dalam rangka mendorong pemeliharaan perdamaian, keamanan dan stabilitas di
kawasan, Indonesia mendorong implementasi DOC secara penuh dan finalisasi COC
secepat mungkin. Indonesia berhasil mendorong tersusunnya elemen awal COC serta
adanya workplan pembahasan COC. Pada isu SEANWFZ, Indonesia mengusulkan
adanya penandatanganan dan ratifikasi dimulai dari negara yang tidak akan melakukan
reservasi. Isu Laut China Selatan dan SEANWFZ sangat penting bagi Indonesia
sehingga stabilitas keamanan di kawasan menjadi terpelihara dan mewujudkan sebuah
prakondisi yang memungkinkan Indonesia melakukan pembangunan nasional secra
berkelanjutan.

4. Terkait aplikasi Timor Leste sebagai anggota ASEAN:


a. Indonesia mengusulkan agar Sekretariat ASEAN dapat menyusun daftar
kegiatan/pertemuan ASEAN yang dapat diikuti oleh Timor Leste dalam kerangka
capacity building.
b. Indonesia menekankan agar negara anggota ASEAN dapat mempertimbangkan
untuk mengundang Timor Leste dalam kegiatan yang bersifat teknis dan untuk
meningkatkan capacity building Timor Leste.
Keanggotaan Timor Leste di ASEAN dapat menjamin stabilitas keamanan dan politik di
Timor Leste yang berbatasan langsung dengan Indonesia. Sehingga berdampak penting
bagi pembangunan Indonesia terutama di wilayah-wilayah Indonesia timur.

5. Indonesia telah berhasil memasukkan beberapa poin penting dalam proses perundingan
High Level Task Force on ASEAN Community’s Post-2015 Vision antara lain
memperluas kerja sama maritim ASEAN untuk menanggulangi terorisme, kejahatan
lintas negara dan transboundary challenges di wilayah laut, termasuk IUU fishing,
penyelundupan, trafficking in persons. Pertemuan HLTF ini memiliki arti strategis karena
akan melandasi arah kerja sama ASEAN pada periode 2016-2025. Dengan ikut serta
secara konstruktif dalam HLTF, Indonesia akan ikut mewarnai arah kerja sama ASEAN
pada dekade mendatang agar searah dan mendukung kepentingan pembangunan
nasional.
6. Terkait hubungan eksternal ASEAN, Indonesia mendorong permintaan Selandia Baru
untuk meningkatkan status kerja sama kemitraan dengan ASEAN dari status
Comprehensive menjadi Strategic Partnership agar dapat dipertimbangkan secara positif
oleh ASEAN. Manfaat bagi Indonesia antara lain pemberian beasiswa dan peningkatan
kapasitas/pelatihan, peningkatan people to people contact, dan permasalahan sosial
lainnya. Manfaat ini direalisasikan melalui optimalisasi program Four Flagship Initiatives

11
and Plan of Action 2016-2020. Indonesia selama ini berpandangan bahwa ASEAN perlu
menyusun kriteria klasifikasi level kerja sama kemitraan ASEAN dengan mitra wicara,
yaitu enhanced, comprehensive, dan strategic partnership untuk menjadi panduan
ASEAN.

7. Indonesia menyampaikan perlunya empat kriteria sebagai rujukan dalam aplikasi


keanggotaan baru di ARF (UAE dan Chili), yaitu: (1) komitmen untuk bekerjasama
mewujudkan tujuan ARF, (2) geographical footprint yaitu Asia timur, Asia Tenggara dan
Oceania, (3) kewajaran jumlah anggota dan (4) dibahas melalui proses konsultasi.

8. Dalam negosiasi RCEP, Indonesia memberi rekomendasi dan mendorong ASEAN untuk
segera menyelesaikan kesepakatan RCEP yang substansial pada akhir tahun ini. RCEP
diharapkan dapat memperlancar arus perdagangan barang, jasa, dan investasi bagi
suatu pasar besar yang mencakup lebih dari 3,5 milyar jiwa (48% penduduk dunia),
dengan jumlah produk domestik bruto sebesar $22,4 triliun dan total nilai ekspor barang
sebesar $5,1 triliun. Indonesia memandang pentingnya RCEP untuk mempersempit
kesenjangan tingkat pembangunan antar negara, karena demi implementasi RCEP yang
efektif dan efisien, manfaatnya harus dapat dirasakan oleh semua pihak termasuk UKM.

9. Sebagai wujud komitmen kuat terhadap penanganan polusi asap lintas bantas,
Indonesia telah menjadi negara pihak pada Persetujuan ASEAN mengenai Polusi Asap
Lintas Batas (ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution /AATHP) pada
tanggal 23 Maret 2015. Komitmen ini ditindaklanjuti dengan pencalonan Indonesia
menjadi tuan rumah ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution
Control (ACCTHPC).

10. Indonesia menegaskan kembali posisi nasional bahwa untuk perlindungan pekerja
migran di ASEAN secara efektif dan komprehensif draft instrumen wajib memenuhi 3 hal
yaitu legally binding, memberikan perlindungan bagi seluruh pekerja migran tanpa
membedakan status keimigrasiannya, serta menghormati hak-hak anggota keluarga
pekerja migran sebagaimana tercantum dalam ASEAN Declaration on the Protection
and Promotion of the Rights of Migrant Workers (2007), ASEAN Human Rights
Declaration (2012), International Convention on the Protection of the Rights of All
Migrant Workers and members of Their Famillies (1990).

Penguatan perlindungan bagi Buruh Migran Indonesia pada konteks ASEAN dilakukan
melalui upaya mendorong terbentuknya instrumen hukum ASEAN tentang perlindungan
buruh migran yang bersifat non-diskriminatif. Hal ini sejalan dengan Visi ASEAN untuk
membentuk Masyarakat ASEAN yang saling peduli.

Capaian di bidang perdagangan barang nampak dari keberhasilan Indonesia


mempertahankan kepentingannya, antara lain tetap mengenakan bea masuk bagi produk
alkohol karena alasan masalah sosial dan moral, serta produk beras dan gula guna
melindungi petani dalam negeri. Indonesia juga berhasil mempertahankan pengaturan
ketentuan standar dan kualitas barang terbatas pada produk yang diproduksi ASEAN dan
bukan produk yang dipasarkan di ASEAN.

Sementara capaian di bidang perdagangan jasa antara lain adalah keberhasilan


Indonesia memperpanjang pemenuhan persyaratan AFAS Paket ke-10 dari tahun 2015
menjadi tahun 2017. Indonesia juga mendominasi jumlah tenaga kerja terampil insinyur
(569 orang dari total 1483) dan arsitek (84 orang dari total 285) yang terdaftar sebagai
tenaga kerja ahli ASEAN. Selain mendominasi jumlah tenaga kerja ahli ASEAN, Indonesia
juga dipercaya menjadi lokasi regional secretariat untuk ASEAN Healthcare Services,
ASEAN Chartered Professional Accountant Coordinating Committee (ACPACC), dan

12
ASEAN Tourism Professional. Keberhasilan Indonesia lainnya adalah mendorong
dirampungkannya ASEAN Strategic Action Plan for SME Development 2016-2025.

Pencapaian target IKU 1 terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.


Mengingat mekanisme pengambilan keputusan di ASEAN melalui konsensus penuh
sehingga pencapaian IKU ini juga dipengaruhi oleh posisi dan dinamika yang ditimbulkan
oleh 9 negara anggota lainnya. Ditetapkannya target di Renstra tahun 2019 sebesar 94%,
meski bukan merupakan target akumulatif, namun menunjukkan pentingnya kepemimpinan
Indonesia di ASEAN dan optimisme akan kemampuan Indonesia untuk terus meningkatkan
kepemimpinan di ASEAN. Realisasi IKU-1 tahun 2015 sebesar 96,31% menunjukkan
peningkatan kualitas dari rekomendasi dan prakarsa yang dihasilkan. Perolehan yang telah
melebihi tahun 2015 menunjukkan pada tahun 2015 Ditjen Kerja Sama ASEAN telah
berhasil meningkatkan kuantitas dan kualitas rekomendasi dan prakarsa sehingga tingkat
penerimaan dari negara ASEAN lainnya menjadi cukup tinggi. Dalam tahun berikutnya
Ditjen KS ASEAN terus meningkatkan target persentase rekomendasi dan prakarsa yang
diterima, meski pengaruh dinamika dari 9 negara ASEAN lainnya sangat menentukan
realisasi pencapaian IKU ini.

Dalam upaya untuk mencapai IKU-1, Ditjen Kerja Sama ASEAN menghadapi
beberapa kendala. Secara umum, faktor penghambat utama yang dihadapi oleh Indonesia
untuk melaksanakan prioritasnya, antara lain masih terdapat perbedaan kepentingan di
antara negara-Negara Anggota ASEAN yang belum dapat dijembatani dan sejumlah negara
anggota ASEAN memiliki posisi yang bertentangan dengan Indonesia terutama dalam isu
perlindangan buruh migran di ASEAN. Koordinasi antar Negara Anggota ASEAN perlu terus
ditingkatkan untuk menjamin kesatuan dan sentralitas ASEAN, khususnya ketika melakukan
pembahasan isu-isu regional seperti Laut China Selatan. Selain itu, keterbatasan waktu dan
sumber daya manusia juga menjadi kendala, sehingga alokasi waktu dan sumber daya
manusia untuk dapat berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ASEAN menjadi terbatas.

Pada pertemuan ke-48 ASEAN Foreign Ministers Meeting di Kuala Lumpur tanggal
1-4 Agustus 2015, Indonesia telah mengajukan proposal untuk adopsi ASEAN Foreign
Ministers’ Statement on the Protection and Promotion of the Rights of Migrant Workers yang
didukung beberapa negara anggota, namun pertemuan belum mencapai konsensus.
Statement ini merupakan bentuk dukungan Menteri Luar Negeri ASEAN atas proses drafting
Instrumen perlindungan pekerja migran dalam ACMW/ACMW-DT dan melalui 15 putaran, di
mana penyelesaiannya terkendala isu-isu yang memerlukan arahan kebijakan politis.

Untuk mengatasi kendala tersebut, Ditjen KSA terus melakukan pendekatan dengan
negara-negara yang masih belum sejalan dengan posisi Indonesia melalui lobi, pertemuan
informal, dialog, dan konsultasi. Sebagai contoh, terkait isu asap lintas batas, Malaysia dan
Singapura cukup keras dalam memasukkan paragraf yang menyudutkan Indonesia. Namun
atas hasil pendekatan yang efektif, Malaysia dan Singapura pada akhirnya dapat
berkompromi dan dapat menerima posisi dan sebagian besar paragraf usulan Indonesia
sebagaimana terefleksi dalam Chairman’s Statement of the 27th ASEAN Summit.
Selanjutnya, Indonesia aktif mendorong perampingan dan perbaikan format pertemuan
ASEAN (streamlining of ASEAN Meetings). Selain hal tersebut sejalan dengan semangat
efektivitas dan efisiensi pertemuan ASEAN, perampingan pertemuan ASEAN akan
berdampak pada optimalnya partisipasi Ditjen KSA di berbagai pertemuan ASEAN.

Langkah antisipasi mendatang terkait dengan negosiasi finalisasi instrumen


perlindungan pemajuan hak-hak pekerja migran ASEAN, Indonesia akan tetap konsisten
dengan posisi nasionalnya bahwa dalam rangka memberikan perlindungan yang efektif dan
komprehensif kepada pekerja migran di ASEAN. Oleh karenanya Indonesia akan
merekomendasikan agar permasalahan dalam perumusan instrument ini dibahas dalam
forum-forum ASEAN selain SLOM seperti AMM. Indonesia akan menyelenggarakan

13
konferensi regional untuk menggalang dukungan terkaitnya pentingnya isu pekerja migran
dengan mengundang seluruh negara ASEAN dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

2. ANALISIS CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 IKU 2

Capaian Sasaran Strategis Ditjen KSA ―Dukungan dan komitmen nasional yang
tinggi terhadap kebijakan luar negeri terkait kesepakatan ASEAN‖ sebagai Sasaran
Strategis 2 (SS-2) diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU-2) ―Persentase masyarakat
yang memahami integrasi Masyarakat ASEAN” Tingkat pemahaman masyarakat
Indonesia mengenai integrasi masyarakat ASEAN dapat mendukung formulasi dan
implementasi hasil kebijakan luar negeri RI terhadap ASEAN. Tingkat pemahaman ini
pengukurannya dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang berisi substansi
pembentukan Masyarakat ASEAN terhadap peserta.

Pada tahun 2015, Ditjen KSA telah berhasil melakukan 100 kegiatan
pemasyarakatan di 50 kota. Dari total 16.949 kuesioner yang diterima kembali dari peserta
kegiatan sebanyak 12.790 kuesioner memiliki nilai 80-100 (skala 0-100). Sehingga pada
tahun 2015, capaian kinerja SS-2 IKU-1 sebesar 90.03% dengan realisasi 76.52% dari
target 85%, sebagaimana tabel berikut :

Tabel 5
Capaian IKU 2 Ditjen Kerja Sama ASEAN

IKU 2 Kuesioner yang Kuesioner yang Nilai


diterima menjawab dengan nilai
80-100
Persentase masyarakat 16.949 12.790
yang memahami integrasi
Masyarakat ASEAN Realisasi IKU 2 (%): 76.52
Capaian IKU 2 (%) dari target 85%: 90.03

Tabel 6
Perbandingan Kinerja Komponen-1 IKU-1 SS-2
Tahun 2015 dengan Tahun 2014

INFORMASI KINERJA IKU 2 TAHUN 2014 TAHUN 2015


Kuesioner yang diterima 13.453 16.949
Kuesioner yang menjawab dengan nilai 80-100 12.191 12.790
Realisasi 90,62% 76.52
Capaian IKU 113,27% 90.03%

Tabel 7
Perbandingan Realisasi IKU-1 SS-2 Tahun 2011—2015

Kegiatan Pemasyarakatan 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Sosialisasi 115 kali 110 kali 141 kali 132 kali 100 kali
Jumlah Kabupaten/Kota 42 25 42 37 49
Jumlah Orang Yang Hadir 5.850 5.400 25.043 35.738 27236

14
Jika dibandingkan dengan capaian IKU pada tahun 2014, capaian IKU tahun ini
mengalami penurunan dari 113.27% menjadi 90.03% hal ini disebabkan adanya
peningkatan target IKU dari tahun 2014 sebesar 80% menjadi 85% pada tahun 2015.

Apabila dilihat dari data komponen IKU dapat dilihat bahwa jumlah kuesioner yang
diterima tahun 2015 mengalami peningkatan dari 13.453 di tahun 2014 menjadi 16.949,
namun realisasi jumlah kuesioner dengan nilai 80-100 mengalami penurunan dari 90.62%
menjadi 76.52%. Penurunan realisasi SS-2 IKU-1 dipengaruhi oleh peningkatan kualitas
kuesioner terhadap pertanyaan subtansi yang lebih tinggi terhadap ASEAN, diantaranya
terkait Visi Masyarakat ASEAN, kebijakan dan pilar Masyarakat ASEAN. Selain itu,
pemilihan daerah kunjungan yang menjangkau hingga pelosok mempengaruhi tingkat
prioritas dan penyerapan pemahaman peserta tingkat pengetahuan peserta mengenai
ASEAN khususnya di daerah pelosok masih kurang sehingga mempengaruhi hasil penilaian
kuesioner.

Pada tahun 2015, Ditjen KSA melanjutkan dan memperkuat strategi pemasyarakatan
Masyarakat ASEAN dengan lebih banyak mengoptimalkan manfaat saluran televisi, radio
dan media cetak agar dapat menjangkau masyarakat lebih luas. Disamping itu, kegiatan
yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dilakukan melalui pelaksanaan seminar,
kuliah umum, pendirian Pusat Studi ASEAN (PSA), simulasi sidang ASEAN, perlombaan dan
penyelenggaraan ASEAN Corner di berbagai kota di Indonesia. Sejak 2011 hingga 2015,
tercatat lebih dari 498 kegiatan sosialisasi baik di ibukota provinsi maupun di daerah
perbatasan, seperti di Kepulauan Anambas, Atambua, Kepulauan Riau dan di Kabupaten
Sangita Laut, Sulawesi Utara. Pada tahun 2015, terdapat lebih dari 10 kegiatan
pemasyarakatan Masyarakat ASEAN yang dilaksanakan Ditjen KSA di 50 kota.

Kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman tentang Masyarakat ASEAN


masih menjadi tantangan karena belum dapat banyak mendorong pemahaman masyarakat.
Hal ini tercermin dari hasil kuesioner yang didistribusikan kepada peserta sosialisasi, serta
hasil survei pihak lainnya seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), media cetak
dan elektronik, radio dan televisi.

Survei lain yang dilakukan oleh pihak luar, diantaranya pada tanggal 2 Desember
2015, LIPI mengumumkan hasil survei tentang pemahaman masyarakat Indonesia terhadap
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Survei tersebut menunjukkan hanya 25,90%
responden memiliki pemahaman mengenai MEA, dan hanya 27,80% dari kalangan
pengusaha dan pedagang. Survei tersebut dilakukan terhadap 2.500 responden dari 16 kota
di Indonesia. Hasil survei juga menunjukkan sebanyak 43,7% responden masyarakat
konsumen mengakui penerapan MEA akan bermanfaat secara ekonomi, yaitu terbukanya
peluang baru.

Survei lain yang dilaksanakan Litbang Kompas menemukan 43% responden tahu
bahwa MEA akan mulai diterapkan akhir 2015 dan 74.7% setuju Indonesia wajib mengikuti
pasar bebas ASEAN. Survei tersebut dilaksanakan pada 1-2 November 2015 melalui jajak
pendapat lewat telepon dengan 582 responden di 12 kota besar. Meskipun hasil survei
menyiratkan pemahaman yang minim tentang MEA, Litbang Kompas menemukan bahwa
terdapat optimism terhadap pembukaan MEA karena Indonesia bisa mencari peluang.

INFID (International NGO Forum on Indonesia Development) juga telah melakukan


survei tentang pemahaman warga Indonesia mengenai ASEAN yang diseminarkan pada 17
Desember 2015, yang hasilnya yaitu 85.20% warga mengaku tahu sedikit mengenai
ASEAN. 80% warga cukup mengenali visi-misi/tujuan dan relevansi ASEAN untuk
Indonesia. Sumber informasi tentang ASEAN sesuai hasil survei INFID yaitu 78% dari
teman, 9% dari Koran/Majalah dan 7% dari Sekolah.

15
Tabel 8
Rekapitulasi Hasil Survei tentang Pemahaman Masyarakat Indonesia
mengenai ASEAN Tahun 2015

No Survey Hasil Keterangan


1 LIPI - 25,90% responden memiliki pemahaman 2.500 responden
mengenai MEA dari 16 kota di
- 43,7% responden masyarakat konsumen Indonesia
mengakui penerapan MEA akan
bermanfaat secara ekonomi, yaitu
terbukanya peluang baru
2 Litbang - 43% responden tahu bahwa MEA akan 582 responden di 12
Kompas mulai diterapkan akhir 2015 kota besar
- 74.7% setuju Indonesia wajib mengikuti
pasar bebas ASEAN
3 INFID - 85.20% warga mengaku tahu sedikit 600 orang
(International mengenai ASEAN responden sampel
NGO Forum on - 80% warga cukup mengenali visi- purposif di Jakarta
Indonesia misi/tujuan dan relevansi ASEAN untuk
Development) Indonesia

Kurangnya pemahaman warga tentang Masyarakat ASEAN tidak hanya terjadi di


Indonesia, tetapi juga di sebagian besar negara-negara anggota ASEAN lainnya. Ditjen KSA
memperoleh informasi tersebut melalui kegiatan benchmarking ke hampir seluruh negara
ASEAN. Kegiatan ini memungkinkan untuk melihat secara langsung, mengumpulkan
informasi yang tidak dapat diperoleh dari sumber terbuka, bertukar pikiran dan pengalaman
dengan pihak-pihak terkait di negara tujuan mengenai persiapan negara tersebut
menghadapi pembentukan Masyarakat ASEAN 2015. Pada tahun 2015, kegiatan
benchmarking dilaksanakan di Myanmar, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Brunei
Darussalam. Sebagai contoh, tingkat pemahaman dan kepedulian masyarakat Malaysia
terhadap Masyarakat ASEAN masih rendah, namun hal tersebut dipandang bukan sebagai
kendala. Pemerintah Malaysia dan para pelaku ekonomi yang tergabung dalam Kamar
Dagang dan Industri (KADIN) Malaysia menekankan bahwa banyak masyarakat Malaysia
sesungguhnya sudah dan sedang menikmati manfaat dari Masyarakat ASEAN tanpa
menyadari secara langsung, melalui berbagaipenerapan kebijakan terkait Masyarakat
ASEAN.

Hal ini selaras dengan informasi yang diperoleh Ditjen KSA dari beberapa
Pemerintah Provinsi di Indonesia. Untuk mengetahui lebih jauh tingkat persiapan di setiap
daerah, serta meningkatkan kesadaran dan menjangkau masyarakat lebih luas, Ditjen KSA
telah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah tingkat satu di seluruh Indonesia.
Saat ini Ditjen KSA telah menerima tanggapan dari 13 provinsi, yang pada umumnya
memiliki semangat positif dan menunjukan kesiapan, tercermin dari berbagai program
kebijakan daerah yang ditujukan untuk peningkatan daya saing. Meskipun tingkat
pemahaman masyarakat di masing-masing Provinsi masih perlu didorong, tetapi berbagai
kebijakan tersebut membuka jalan bagi masyarakat masing-masing untuk dapat
memperoleh manfaat dari Masyarakat ASEAN. Salah satu success story provinsi Indonesia
di ranah ASEAN adalah Provinsi Jawa Timur.

Dengan dimulainya Masyarakat ASEAN pada tanggal 31 Desember 2015 maka perlu
strategi baru yang lebih tepat sasaran dan selaras dengan tugas pokok dan fungsi yang
diemban oleh Ditjen Kerja Sama ASEAN. Tantangan yang dihadapi adalah agar
kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan oleh ASEAN dapat memberikan manfaat secara
langsung bagi rakyat Indonesia. IKU ini pada tahun 2016 tidak digunakan lagi dan sumber

16
daya yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN akan difokuskan untuk
menghasilkan saran kebijakan bagi pemangku kepentingan untuk pelaksanaan kesepakatan
ASEAN di tingkat nasional.

Dalam upaya untuk mencapai IKU-1 SS-2, Ditjen Kerja Sama ASEAN menghadapi
beberapa kendala terutama terkait upaya menyosialisasikan rasa kepemilikan dan kekitaan
terhadap ASEAN di Indonesia. Kendala tersebut, antara lain, yaitu faktor geografis
Indonesia berupa gugusan kepulauan yang mendorong perlunya diversifikasi metode
sosialisasi yang masih harus ditingkatkan, sehingga bersifat lebih interaktif, tidak monoton,
dan tailor made (disesuaikan dengan kondisi suatu daerah) sehingga berdampak lebih luas.
Kendala lain terkait konsistensi dan kontinuitas kebijakan yang mempengaruhi banyak hal
termasuk koordinasi di tingkat pusat serta antara pusat dan daerah, contohnya
pembentukan kementerian baru. Khusus terkait dengan isu MEA, masih terdapat kesulitan
menerjemahkan istilah teknis terkait MEA ke dalam bahasa sehari-hari agar mudah
dipahami masyarakat.

Untuk mengatasi kendala tersebut, perlu disadari beberapa hal berikut. Dari berbagai
kegiatan sosialiasasi yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN, dapat
disimpulkan bahwa secara umum masyarakat Indonesia sudah mengenal ASEAN, tetapi
tidak dapat dipungkiri tingkat pemahaman mereka masih rendah. Selanjutnya, rasa
kepemilikan dan kekitaan terhadap ASEAN juga perlu ditingkatkan dalam kalangan
penyelenggara sosialisasi. Kadar rasa kepemilikan dan kekitaan yang masih rendah
tersebut terlihat dari keengganan dalam mengerahkan sumber daya manusia secara lebih
besar dan mengalokasikan anggaran yang lebih memadai. Dengan kata lain, sosialisasi
dengan skala yang lebih besar sangat diperlukan guna menjangkau Indonesia yang secara
geografis sangat luas dengan beragam hambatan infrastrukturnya.

Untuk itu, langkah antisipasi mendatang sangat bergantung dari diversifikasi metode
sosialisasi yang mampu menjawab berbagai tantangan tersebut di atas. Ditjen KSA dapat
memanfaatkan berbagai pusat studi ASEAN (PSA) yang telah terbentuk. Dalam hal ini,
pemanfaatan PSA perlu berkoordinasi dengan instansi pusat terkait sehingga lebih tepat
sasaran. Di tahun mendatang Ditjen KSA akan melanjutkan kegiatan peningkatan
pemahaman tentang Masyarakat ASEAN secara lebih terarah dengan menyampaikan
saran-saran kebijakan kepada para pemangku kepentingan di pusat maupun daerah. Peran
penyampaian informasi kepada masyarakat luas ke depan dapat dijajaki untuk dilakukan
dengan bekerja sama dengan Kemkominfo menyusun suatu narasi tunggal tentang
kebijakan Pemerintah untuk Pembentukan Masyarakat ASEAN. Sesuai Instruksi Presiden
no. 9 tahun 2015 tentang Pengelolaan Komunikasi Publik, Kemkominfo bertugas
mendiseminasikan dan melakukan edukasi terkait kebijakan Pemerintah melalui seluruh
saluran komunikasi dan melakukan evaluasi efektivitasnya.

3. ANALISIS CAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 IKU-3

Capaian Sasaran Strategis Ditjen KSA ―Dukungan dan komitmen nasional yang
tinggi terhadap kebijakan luar negeri terkait kesepakatan ASEAN‖ sebagai Sasaran
Strategis 2 (SS-2) diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU-3) ―Persentase saran
kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di tingkat nasional”.
Pelaksanaan kesepakatan ASEAN di tingkat nasional merupakan wujud keberhasilan Ditjen
KSA dalam mengawal hasil diplomasi Indonesia dalam kerangka ASEAN dengan
mendorong tindak lanjut berbagai komitmen Indonesia di ASEAN oleh pemangku
kepentingan terkait.

Sesuai dengan Manual IKU Ditjen Kerja Sama ASEAN, pada tahun 2015 ini, IKU 3
Ditjen Kerja Sama ASEAN masih melanjutkan implementasi ASEAN Community Blueprint

17
pada setiap pilar. Sedangkan pada tahun 2016-2019 akan menggunakan implementasi
rencana aksi sesuai dengan visi ASEAN 2016-2025 yang sedang dalam proses perundingan
untuk disahkan pada KTT ke-27 ASEAN.

Pada tahun 2015, tingkat implementasi Cetak Biru ASEAN 2015 di tingkat ASEAN
telah mencapai 96,94 persen, dengan rincian sebagai berikut: pilar Masyarakat Politik
Keamanan ASEAN sebesar 100 persen, pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN 92,7 persen,
dan pilar Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN sebesar 100 persen. Implementasi Rencana
Aksi dalam kerangka pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN yang belum terimplementasi akan
diprioritaskan di dalam agenda pasca 2015 untuk diselesaikan sebelum tahun 2016
berakhir. Pada tahun 2015, capaian kinerja SS-2 IKU-1 sebesar 100.23% dengan realisasi
97.22% dari target 97%,sebagaimana tabel berikut:

Tabel 9
Implementasi Langkah Aksi Cetak Biru Masyarakat ASEAN s.d Tahun 2015

IKU 3 Bidang Jumlah total Action Jumlah Action Line Nilai


Line Cetak Biru yang diimplemen-
Masyarakat ASEAN tasikan Indonesia

Persentase Bidang Politik- 147 147


Implementasi Keamanan
langkah aksi Bidang Ekonomi 506 476
(action line) Bidang Sosial Budaya 339 339
Cetak Biru
Masyarakat Jumlah 992 962
ASEAN. Realisasi IKU 3 (%) 96.94

Capaian IKU 3 (%) dari target 97% 99.94

Tabel 10
Perbandingan Jumlah Langkah Aksi yang Diimplementasikan Negara Anggota ASEAN

Pilar Total Jumlah Langkah Aksi yang diimplementasikan oleh


Langkah Negara Anggota ASEAN
Aksi 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Politik dan 147 67 22 14 10 2 10 25
Keamanan
Ekonomi N/A 94 126 81 301 82 476
Sosial 339 19 24 25 30 197 27 17
Budaya

Di tahun 2015, Indonesia telah melaksanakan seluruh 13 langkah aksi Pilar Politik dan
Keamanan ASEAN yang menjadi komitmen Indonesia. Pada Pilar Ekonomi, di tingkat nasional
Indonesia telah mengimplementasikan 94,1% High Priority Measures atau 476 dari 506 langkah aksi
untuk tahun 2015. Tingkat implementasi tersebut di atas tingkat implementasi keseluruhan ASEAN
yang mencapai 92,7% High Priority Measures.

18
Tabel 11
Capaian IKU 3 Ditjen Kerja Sama ASEAN Tahun 2015

IKU 3 Bidang Jumlah saran Jumlah saran Nilai


kebijakan yang kebijakan yang
disampaikan disetujui

Persentase Bidang Politik- 75 72


saran kebijakan Keamanan
yang disetujui Bidang Ekonomi 20 20
untuk Bidang Sosial Budaya 3 3
pelaksanaan
kesepakatan Jumlah 98 95
ASEAN di Realisasi IKU 3 (%) 96.94
tingkat
nasional. Capaian IKU 3 (%) dari target 97% 99.94

Pada tahun 2015, Ditjen KSA telah menyelenggarakan 49 kegiatan yang


menghasilkan 98 saran kebijakan. Dari jumlah tersebut, 95 saran kebijakan telah disetujui
untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN di tingkat Nasional.

Pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2019, Ditjen KS ASEAN akan menggunakan
IKU Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk pelaksanaan kesepakatan ASEAN. Target
capaian IKU ini pada tahun 2019 adalah 70%. Target ditetapkan relatif tidak tinggi mengingat
IKU ini mengalami perubahan dari IKU yang digunakan sebelumnya yakni implementasi
action line Masyarakat ASEAN yang telah selesai dilaksanakan dengan berlakunya
Masyarakat ASEAN pada 31 Desember 2015. Agar Masyarakat ASEAN dapat memberikan
manfaat bagi rakyat Indonesia, Ditjen KS ASEAN akan memfokuskan upaya untuk
menghasilkan saran kebijakan kepada para pemangku kepentingan nasional untuk
pelaksanaan kesepakatan ASEAN. IKU ini tidak bersifat akumulatif namun diharapkan target
yang terus meningkat mencerminkan keinginan kuat untuk terus meningkatkan implementasi
kesepakatan-kesepakatan di tingkat nasional dengan menghasilkan saran-saran kebijakan
yang berkualitas.

Dalam upaya untuk mencapai IKU-2 SS-2, Ditjen Kerja Sama ASEAN menghadapi
kendala utama yang dihadapi adalah penanganan ASEAN yang menuju ke arah integrasi
menjadi suatu Masyarakat meliputi aspek politik keamanan, ekonomi dan sosial budaya di
Indonesia belum dilaksanakan lintas sektor, hal ini berakibat lemahnya koordinasi di dalam
negeri.

Untuk mengatasi kendala tersebut, Ditjen KS ASEAN pada tahun 2015 membentuk
tim pelaksana harian Sekretariat Nasional ASEAN-Indonesia yang memperkuat fungsi Ditjen
KS ASEAN penguatan peran Setnas ASEAN sebagai focal point untuk semakin
meningkatkan peran Ditjen KS ASEAN untuk menjalin koordinasi dan kerja sama dengan
instansi lain.

Langkah antisipasi yang akan dilakukan di masa mendatang ialah penajaman IKU,
memanfaatkan momentum penataan kelembagaan di Kementerian Luar Negeri
mengusulkan pembentukan Bagian Kerja Sama Antar Lembaga pada Setditjen KS ASEAN
sehingga upaya mengkoordinasikan pemangku kepentingan di tingkat nasional dapat lebih
optimal. Penyesuaian kembali Keppres 23 tahun 2012 mengenai Susunan Sekretariat
Nasional ASEAN-Indonesia sesuai dengan struktur Kementerian dan Lembaga yang baru,
juga perlu segera dilaksanakan.

19
C. ANALISIS EFISIENSI SUMBER DAYA

Capaian Ditjen KSA tahun 2015 sebesar 98.99% didanai dengan anggaran sebesar
54,136,591,034 atau 89.92% dari total anggaran Ditjen KSA sebesar 60.203.987.000.
Selama periode tahun anggran 2015, Ditjen KSA sejak awal tahun telah melakukan efisiensi
anggaran sebesar 3.7% dengan melakukan revisi anggaran dari 62,567,100,000 menjadi
60.203.987.000. Revisi tersebut merupakan tindak lanjut dari instruksi Penghematan
Anggaran Perjalanan Dinas/Meeting Konsinyering Kementerian/Lembaga Tahun 2015.

Selain itu, sebagai konsekuensi logis dari upaya ASEAN untuk melakukan
perampingan pertemuan ASEAN sebagaimana Indonesia menjadi salah satu penggagas ide
tersebut, Ditjen KSA juga telah melakukan efisiensi anggaran dan SDM dalam rangka
menghadiri sidang. Hal ini dilakukan tanpa mengurangi kuantitas dan kualitas penyampaian
prakarsa dan rekomendasi dalam setiap pertemuan ASEAN.

D. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2015

Sesuai dengan Surat Pengesahan DIPA TA 2015 Nomor SP DIPA-


011.04.1.606322/2015 tanggal 14 November 2014, Pagu DIPA Ditjen Kerja Sama ASEAN
TA 2015 dialokasikan sebesar Rp. 62.567.100.000,- (enam puluh dua milyar lima ratus
enam puluh tujuh juta seratus ribu rupiah). Dalam pelaksanaan kegiatan di tahun 2015,
secara umum DIPA TA 2015 Ditjen Kerja Sama ASEAN melakukan 2 (dua) kali revisi untuk
menyesuaikan dan mengoptimalisasikan anggaran untuk kegiatan yang lebih prioritas. Pagu
anggaran dan realisasi Ditjen KSA dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 12
Realisasi Anggaran Ditjen KSA Tahun 2010-2015
(Berdasarkan Data SAKPA)

No DIPA ANGGARAN ANGGARAN REALISASI %


SEMULA REVISI
1 2010 40,515,300,000 40,515,300,000 36,910,359,588 91.10
2 2011 52,910,000,000 85,788,239,000 80,893,752,121 94.29
3 2012 53,200,000,000 37,885,917,000 32,633,752,251 86.14
4 2013 51,852,935,000 54,627,376,000 47,742,955,431 87.40
5 2014 53,976,884,000 52,363,440,000 49,559,453,030 94.65
6 2015 62,567,100,000 60.203.987.000 54,136,591,034 89,92

Dari segi realisasi anggaran, Ditjen Kerja Sama ASEAN mengalami penurunan dari
94,65% di tahun 2014 menjadi 89,92% di tahun 2015. Hambatan yang dihadapi dalam
upaya penyerapan anggaran yang maksimal yaitu dalam hal penyerapan Belanja Pegawai
(79.99%). Besarnya jumlah anggaran pembayaran gaji dan tunjangan khususnnya pada
anggaran Belanja Pegawai untuk Tunjangan Khusus/Kegiatan (Tunjangan Kinerja) disusun
sesuai dengan grade kelas jabatan pada jabatan struktural dan jabatan fungsional, namun
demikian tidak semua kelas jabatan struktural terisi.

20
Grafik 4
Komposisi pagu Anggaran Ditjen KSA TA 2015

Tabel 13
Realisasi Anggaran Ditjen KSA Tahun 2014-2015
(Per Direktorat berdasarkan Data SAKPA)

2015 2014
UNIT ESELON II
PAGU REALISASI % PAGU REALISASI %

KSEA 6,273,790,000 5,912,188,990 94.24% 4,560,213,000 4,426,731,453 97.07%

KFA 5,554,600,000 5,304,243,200 95.49% 3,834,504,000 3,735,464,921 97.42%

MWAK 5,081,971,000 4,597,178,065 90.46% 4,106,088,000 3,790,918,014 92.32%

POLKAM 10,551,626,000 9,867,515,586 93.52% 10,711,192,000 10,064,423,543 93.96%

SETDITJEN 32,742,000,000 28,455,465,193 86.91% 29,151,443,000 27,541,915,099 94.48%

Grafik 5

21
Tabel 14
Pagu dan Realisasi Anggaran Per IKU Eselon II Ditjen KSA
Tahun 2014-2015

2015 2014
IKU UNIT ESELON II
DIPA AWAL DIPA REVISI REALISASI % DIPA REALISASI %

KSEA
6,764,100,000 6,273,790,000 5,912,188,990 94.24% 4,560,213,000 4,426,731,453 97.07%
Persentase Rekomendasi dan
Prakarsa Indonesia yang diterima
I
dalam setiap pertemuan pilar 3,737,400,000 3,737,400,000 3,413,871,768 91.34% 1,994,868,000 1,929,906,203 96.74%
ekonomi ASEAN

Persentase responden yang


II memahami kerja sama ekonomi
2,431,300,000 2,022,050,000 1,991,501,602 98.49% 1,936,090,000 1,879,207,230 97.06%
ASEAN

Persentase saran kebijakan yang


disetujui untuk pelaksanaan
III
kesepakatan ASEAN di bidang 595,400,000 514,340,000 506,815,620 98.54% 629,255,000 617,618,020 98.15%
ekonomi di tingkat nasional
KFA
5,604,600,000 5,554,600,000 5,304,243,200 95.49% 3,834,504,000 3,735,464,921 97.42%
Persentase rekomendasi dan
prakarsa Indonesia yang diterima
I
dalam setiap pertemuan pilar 2,168,100,000 2,168,100,000 1,968,424,355 90.79% 1,218,295,000 1,203,302,135 98.77%
Sosial BudayaASEAN

Persentase responden yang


II memahami kerja sama sosial
3,274,600,000 3,227,050,000 3,189,652,988 98.84% 2,158,818,000 2,090,886,639 96.85%
budaya ASEAN

Persentase saran kebijakan yang


disetujui untuk pelaksanaan
III
kesepakatan ASEAN di bidang 161,900,000 159,450,000 146,165,857 91.67% 457,391,000 441,276,147 96.48%
sosial budaya di tingkat nasional
MWAK
5,686,600,000 5,081,971,000 4,597,178,065 90.46% 4,106,088,000 3,790,918,014 92.32%
Persentase rekomendasi dan
prakarsa Indonesia yang diterima
I dalam setiap pertemuan dengan
5,063,500,000 4,941,400,000 4,464,697,897 90.35% 3,617,016,000 3,320,439,638 91.80%
negara mitra wicara dan organisasi
regional/ internasional
Persentase responden yang
memahami kerja sama ASEAN
II
dengan negara mitra wicara dan 623,100,000 140,571,000 132,480,168 94.24% 489,072,000 470,478,376 96.20%
organisasi regional/ internasional
POLKAM
11,769,800,000 10,551,626,000 9,867,515,586 93.52% 10,711,192,000 10,064,423,543 93.96%
Persentase rekomendasi dan
prakarsa Indonesia yang diterima
I
dalam setiap pertemuan pilar 6,623,600,000 5,982,298,000 5,755,777,505 96.21% 6,652,650,000 6,616,222,269 99.45%
politik-keamanan ASEAN

Persentase responden yang


II memahami kerja sama Politik dan
1,237,141,000 967,069,000 836,034,217 86.45% 1,033,342,000 957,972,006 92.71%
Keamanan ASEAN

Persentase saran kebijakan yang


disetujui untuk pelaksanaan
III
kesepakatan ASEAN di bidang 3,909,059,000 3,602,259,000 3,275,703,864 90.93% 3,025,200,000 2,490,229,268 82.32%
politik keamanan di tingkat nasional
SETDITJEN
32,742,000,000 32,742,000,000 28,455,465,193 86.91% 29,151,443,000 27,541,915,099 94.48%

22
Persentase responden yang
I
memahami kerja sama ASEAN 4,056,858,000 4,056,858,000 3,952,435,086 97.43% 3,595,615,000 3,363,495,316 93.54%

Persentase pegawai yang


II ditempatkan sesuai dengan
532,980,000 547,241,000 546,814,797 99.92% 295,112,000 295,000,000 99.96%
kompetensinya
Persentase realisasi anggaran
III
Ditjen Kerja Sama ASEAN 26,206,417,000 26,192,156,000 22,111,183,373 84.42% 23,242,088,000 22,021,334,307 94.75%
Nilai Evaluasi Akuntabilitas Kinerja
IV Instansi Pemerintah Ditjen KS
1,242,801,000 1,242,801,000 1,157,286,812 93.12% 1,378,416,000 1,225,640,216 88.92%
ASEAN
Persentase Pemenuhan kebutuhan
V sarana dan prasarana Ditjen KS
702,944,000 702,944,000 687,745,125 97.84% 640,212,000 636,445,260 99.41%
ASEAN

62,567,100,000 60,203,987,000 54,136,591,034 89.92% 52,363,440,000 49,559,453,030 94.65%

23
24
BAB IV
PENUTUP
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada tahun 2015 ditandai dengan penuntasan proses pembentukan Masyarakat ASEAN
pada 31 Desember 2015. Ditjen KS ASEAN memainkan salah satu peran utama sebagai
pelaksana kebijakan luar negeri Indonesia dalam kerangka kerja sama ASEAN.
Kepemimpinan Indonesia di ASEAN memiliki peran sentral untuk meningkatkan dan
mempertahankan kohesivitas dan sentralitas ASEAN. Kepemimpinan Indonesia di ASEAN
memperoleh pengakuan dari para pihak di luar Ditjen Kerja Sama ASEAN baik di Indonesia
maupun di tingkat internasional.

Di dalam negeri, Ditjen KS ASEAN sebagai koordinator Setnas ASEAN-Indonesia terus


melakukan peningkatan pemahaman masyarakat di berbagai wilayah Indonesia terhadap
pembentukan Masyarakat ASEAN. Pemangku kepentingan di tingkat nasional maupun
daerah telah bekerja sama dengan baik dalam berbagai kegiatan dilaksanakan, sehingga
pada akhir tahun 2015 masyarakat Indonesia telah menatap Masyarakat ASEAN dengan
optimis disertai dengan kelanjutan upaya untuk terus meningkatkan daya saing.

Pencapaian kinerja Ditjen KS ASEAN pada tahun 2015 sebesar 98,99% merupakan
capaian yang baik meski sedikit menurun dibandingkan capaian tahun 2014 sebesar
114,11%. Penurunan ini antara lain diakibatkan peningkatan target yang ditetapkan oleh
Ditjen KS ASEAN pada Perjanjian Kinerja tahun 2015, sebagai wujud komitmen Ditjen KS
ASEAN untuk terus mempertahankan dan meningkatkan kepemimpinan Indonesia di
ASEAN.

B. Kendala-kendala utama yang dihadapi

1. Mekanisme pengambilan keputusan di ASEAN yang mensyaratkan terpenuhinya


konsensus penuh dari negara-negara anggota. Memerlukan keahlian dan
pendekatan khusus untuk mencapai consensus dari 9 negara ASEAN lainnya, yang
terkadang memiliki perbedaan mendasar pada isu-isu tertentu.

2. Intensitas persidangan di ASEAN yang sangat tinggi, dikombinasikan dengan


banyaknya pemangku kepentingan di dalam negeri yang perlu dilibatkan untuk
memastikan kesepakatan ASEAN dapat dilaksanakan, menjadi tantangan bagi
Ditjen KS ASEAN selaku koordinator Setnas ASEAN-Indonesia untuk mampu
menjalin berbagai pemangku kepentingan yang ada untuk melaksanakan
kesepakatan ASEAN di tingkat nasional.

C. Langkah perbaikan di masa mendatang

1. Sebagai langkah perbaikan untuk tahun mendatang, untuk meningkatkan efektivitas


dan efisiensi Setnas ASEAN-Indonesia, Ditjen KSA telah mengusulkan penataan
kelembagaan/restrukturisasi Ditjen KSA dimana di bawah Setditjen KSA akan
dibentuk satu Bagian yang akan menangani berbagai kerja sama antar lembaga.
Penyempurnaan Keppres 23 tahun 2012 tentang Susunan Sekretariat Nasional
ASEAN-Indonesia perlu dilaksanakan untuk memasukkan organisasi K/L yang baru
ditetapkan pada kabinet kerja. Disadari bahwa dengan intensitas kepemimpinan
Indonesia di ASEAN dan proses integrasi ASEAN yang terus meningkat, di masa
mendatang perlu terus pengelolaan kerja sama ASEAN yang menjadi prioritas lintas
sektoral sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari prioritas pembangunan nasional.

25
2. Pada tahun 2016 Ditjen KS ASEAN akan menggunakan dua IKU untuk lebih
memfokuskan sumber daya pada upaya pemberian saran kebijakan kepada
pemangku kepentingan terkait pelaksanaan kesepakatan ASEAN di dalam negeri.
Diharapkan dengan penggabungan sumber daya yang ada saran-saran kebijakan
yang disampaikan dapat mendorong pelaksanaan-pelaksanaan kesepakatan ASEAN
di tingkat nasional secara lebih optimal.

26
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN I
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
27
28
LAMPIRAN II
REALISASI RENCANA AKSI
DAN
PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN
REALISASI RENCANA AKSI DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA ASEAN S.D. TRIWULAN IV TAHUN 2015

DATA DUKUNG
NO SASARAN ESELON I IKU ESELON I INFORMASI KINERJA JUMLAH %
(sesuai dengan sumber data pada SK IKU atau data relevan lainnya)

1 Kepemimpinan Indonesia di ASEAN IKU 1 Rekomendasi yang disampaikan Laporan dan Dokumen Sidang : Chairman's Statement, Joint Statement, Report
710
yang meningkat Persentase rekomendasi dan prakarsa Indonesia yang of the meeting, Summary of discussion, summary record, joint communique,
diterima dalam setiap pertemuan Rekomendasi yang diterima Agreed Minutes, Declaration, Kertas posisi delri, suggested point of
683 intervention, agreements, MoUs, dan dokumen lainnya.
96,31%
Prakarsa yang disampaikan
48

Prakarsa yang diterima


47

2 Dukungan dan komitmen nasional IKU 2 Laporan hasil survei


yang tinggi terhadap kebijakan luar Persentase masyarakat yang memahami integrasi Kuisioner yang diterima 16949
negeri terkait kesepakatan ASEAN masyarakat ASEAN 76,52%
Responden yang menjawab dengan nilai 80-
12970
100 (skala 0-100)
IKU 3 Cetak Biru, Scorecard , Dokumen Sidang, Laporan rapat, laporan kegiatan
Persentase saran kebijakan yang disetujui untuk Jumlah saran kebijakan yang disampaikan 98
pelaksanaan kesepakatan ASEAN di tingkat nasional
96,94%
Jumlah saran kebijakan yang disetujui 95

Jakarta, Januari 2016


Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN

I Gusti Agung Wesaka Puja


NIP. 19620111 1986031 1 001

29
LAMPIRAN III
MATRIKS INDIKATOR KINERJA UTAMA
REKOMENDASI
Jumlah
No Rekomendasi Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
Rekomendasi
1
Indonesia menggarisbawahi kepentingan untuk segera
menuntaskan Chapter VI of the SASOP dari mekanisme ADMM ke
1 1 K.I.01, Hal. 1; K.I.01a; K.I.01b
ACDM dan mengharapkan kepemimpinan Malaysia sebagai Ketua
ADMM 2015 untuk mendukung proses ini.
1
Dalam pembahasan ASEAN Defence Industry Collaboration Pertemuan ASEAN Defence Senior
(ADIC). Indonesia memberikan masukan agar ADIC dapat Officials‟ Meeting (ADSOM) dan
membuat sejenis rencana kerja atau cetak biru pelaksanaan ASEAN Defence Senior Officials‟
2 1 K.I.01, Hal. 2; K.I.01a; K.I.01b
program-program ADIC ke depan. Malaysia menanggapi bahwa Meeting Plus (ADSOM-Plus), Kuala
rencana kerja atau cetak biru tersebut akan dikembangkan lebih Lumpur, Malaysia, 11-14 Februari
lanjut melalui Consultative Group (CG) of ADIC. 2015

1
Indonesia menekankan untuk menutup ruang bagi berkembangnya
paham ISIS di Indonesia. Disampaikan bahwa kerja sama antar
3 1 K.I.01, Hal. 5; K.I.01a; K.I.01b
negara menjadi kunci bagi penanganan isu ini, terutama melalui
pengumpulan data intelijen dan saling berbagi informasi
1
Sehubungan dengan proposal Malaysia mengenai Guidelines to
Respond to the Request for Informal Engagements or Meetings by
the ADMM-Plus Countries, Indonesia menyampaikan
pandangannya bahwa demi mempertahankan sentralitas ASEAN
4 1 K.I.02, Hal. 5; K.I.02a; K.I.02b
serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan ASEAN,
pertemuan informal kiranya diselenggarakan di dalam wilayah Pertemuan ADSOM WG dan
ASEAN dan di sela-sela pelaksaanaan Pertemuan ADMM atau ADSOM Plus WG, Johor Bahru,
ADMM Retreat. Malaysia, 21-24 Januari 2015
1
Indonesia menggarisbawahi kepentingan untuk segera
menuntaskan Chapter VI of the SASOP dari mekanisme ADMM ke
5 1 K.I.02, Hal. 5; K.I.02a; K.I.02b
ACDM dan mengharapkan kepemimpinan Malaysia sebagai Ketua
ADMM 2015 untuk mendukung proses ini.
1
Indonesia mengajak seluruh negara anggota ASEAN untuk
memerangi masuknya paham radikalisme dan ekstrimisme di
6 kawasan melalui upaya pencegahan, pertukaran informasi, dan 1 K.I.03, Hal. 2; K.I.03a
mendukung program sosialisasi peningkatan kesadaran
masyarakat mengenai bahaya dari paham tersebut.
1
Sebagai negara koordinator bersama Singapura dalam proses Pertemuan Pertemuan 9th ASEAN
penyusunannya, Indonesia mendorong proses pengesahan Defence Ministers‟ Meeting
Standard Operating Procedures (SOP) for the Utilisation of Military
(ADMM), Langkawi, Malaysia, 15-
Assets for HADR under the Framework of AADMER (ASEAN 17 Maret 2015
Agreement on Disaster Management and Emergency Response)
7 oleh ADMM guna mengisi Chapter VI of the SASOP (Standard 1 K.I.03a, Hal. 4; K.I.03b
Operating Procedure for Regional Standby Arrangements and
Coordination of Joint Disaster Relief and Emergency Response
Operations). Pengisian Chapter VI of the SASOP ini dipandang
penting sebagai panduan bagi militer negara-negara di kawasan
dalam menjalankan operasi HADR bersama.

1
Atas rancangan PKLT 2016-2020, Indonesia merekomendasikan
agar AICHR dapat menjadikan 6 arah institusi AICHR yang
tertuang dalam Cha Am Hua Hin Declaration on the Inauguration of
the AICHR dan menempatkan 14 mandat AICHR dibawah arah
8 1 H.I.01, Hal.2
tersebut. Hal tersebut akan berguna dalam mengukur capaian
AICHR lima tahun kedepan dengan lebih tepat. Indonesia akan
menyampaikan masukan tertulis yang akan dibahas pada
pertemuan AICHR berikutnya pada bulan Mei 2015.
1
Terhadap rancangan PKLT 2016-2020, Indonesia mengusulkan
pemutakhiran butir 3 mandat 4.1. tentang pengarusutamaan HAM
9 di ketiga pilar ASEAN karena mulai tahun 2016, ASEAN sudah 1 H.I.01, Hal.2
akan mempunyai visi dan dokumen baru di ketiga pilarnya.
Pertemuan dapat menyepakati usulan Indonesia.
1
Terhadap rancangan PKLT 2016-2020 Indonesia mengusulkan
implementasi AHRD dapat dipindah pada bagian pendahuluan atau
10 1 H.I.01, Hal.2
mandat 4.6. implementasi instrumen ASEAN terkait HAM, karena Special Meeting of ASEAN
mandat 4.2. terkait dengan program pembentukan norma Intergovernmental Commission on
Human Rights, Kuala Lumpur,
1
Dalam Masukan AICHR pada Dokumen ASEAN Community Vision Malaysia, 21-24 Maret 2015
2025, Indonesia merekomendasikan agar AICHR memasukan
ASEAN Human Rights Declaration (AHRD) dan Pnom Phenh
11 Statement on the Adoption of AHRD sebagai dokumen rujukan 1 H.I.01, Hal.3
pada paragraf kedua Preambular, mengingat AHRD adalah
dokumen lintas pilar dan visi pemersatu ASEAN dalam HAM.
Brunei dan Kamboja mendukung usulan ini.

Pada visi di Pilar Ekonomi, Indonesia, Filipina dan Thailand 1


merekomendasikan agar penghormatan atas hak sosial-ekonomi,
12 1 H.I.01, Hal.3
kebebasan fundamental dan long-term sustainability dapat
dimasukkan pada bagian chapeau.
1
Pada visi di Pilar Ekonomi, Indonesia dan Thailand
13 merekomendasikan agar AICHR menyepakati paragraf 8.4.bis 1 H.I.01, Hal.3
sebagai alternatif perbaikan paragraf 8.4.

Pada visi Sosial-Budaya, Indonesia merekomendasikan tambahan 1


14 1 H.I.01, Hal.3
“other vulnerable groups” dalam kalimat tersebut
1
Indonesia menekankan kebali pentingnya penyusunan Visi yang
mencerminkan elemen-elemen utama (consolidated central
P.I.10 Hal. 2; P.I.10a; P.I.10b;
15 elements ) yang telah disepakati oleh para Kepala Negara Anggota 1
P.I.10c
ASEAN dalam dokumen Nay Pyi Taw Declaration on the ASEAN
Community's Post 2015 dan annex -nya.

1
Indonesia menyampaikan rekomendasi bahwa proses penyusunan P.I.10 Hal. 2; P.I.10a; P.I.10b;
16 1
struktur Visi perlu diseragamkan di ketiga pilar. P.I.10c

1
Indonesia menyampaikan rekomendasi pentingnya menyelaraskan
2nd HLTF on ASEAN Community‟s P.I.10 Hal. 3; P.I.10a; P.I.10b;
17 karakteristik APSC AD dengan referensi yang disepakati dalam AC 1
Post-2015 Vision, Bangkok, P.I.10c
Vision 2025.
Thailand, 16-19 Maret 2015
Dalam penetapan timelines dan outcomes APSC AD, Indonesia 1
mengusulkan bahwa ASEAN perlu mengambil pelajaran dari P.I.10 Hal. 3; P.I.10a; P.I.10b;
18 1
pelaksanaan action lines Cetak Biru Pilar Politik Keamanan yang P.I.10c
sulit untuk diukur pencapaiannya.
1
Indonesia menyampaikan rekomendasi pentingnya kerja sama
P.I.10 Hal. 3; P.I.10a; P.I.10b;
19 untuk mengatasi ancaman terhadap integritas teritorial negara 1
P.I.10c
anggota ASEAN.
1
Indonesia menekankan kembali usulan untuk menyusun suatu
P.I.10 Hal. 3; P.I.10a; P.I.10b;
20 instrumen yang mengikat secara hukum yang dapat diterapkan 1
P.I.10c
dalam ruang lingkup kawasan yang lebih luas.

30
Jumlah
No Rekomendasi Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
Rekomendasi
1
Indonesia menyampaikan usulan untuk mempromosikan prinsip- P.I.10 Hal. 3; P.I.10a; P.I.10b;
21 1
prinsip Treaty of Amity and Cooperation (TAC) beyond ASEAN. P.I.10c

1
Indonesia menekankan kembali pentingnya mempromosikan
P.I.10 Hal. 3; P.I.10a; P.I.10b;
22 ASEAN studies dan pengembangan Pusat Studi ASEAN di negara- 1
P.I.10c
negara anggota ASEAN.
1
Indonesia mengusulkan memasukan Bali Democracy Forum
P.I.10 Hal. 3; P.I.10a; P.I.10b;
23 sebagai wadah bagi ASEAN untuk berbagi pengalaman terkait 1
P.I.10c
pelaksanaan demokrasi.
1
Indonesia menyampaikan bahwa secara prinsip siap untuk
24 menegosiasikan HCA antara AIPR dengan Pemerintah Indonesia 1 P.I.01 Hal. 2
terkait keberadaan Kantor Pusat AIPR di Indonesia
1
Sebagai solusi sementara operasionalisasi AIPR, Indonesia
mengusulkan agar Pemerintah Indonesia secara unilateral
25 menyampaikan nota diplomatik yang memberikan hak-hak 1 P.I.01 Hal. 2
istimewa (privileges ) terbatas yang berlaku sementara hingga
disepakatinya HCA antara Pemri dan AIPR;
Indonesia mengusulkan agar pertemuan untuk menunjuk Direktur 1
Eksekutif AIPR sementara (interim ) untuk mewakili AIPR dan
melakukan pembahasan HCA dengan Pemri, serta
26 1 P.I.01 Hal. 2
mempersiapkan hal-hal lain, termasuk rancangan anggaran 4th Meeting of the Governing
tahunan Sekretariat AIPR dan peraturan internal terkait keuangan Council (GC) of the ASEAN Institute
dan staf; for Peace and Reconciliation (AIPR)
1 dan AIPR Workshop on
Indonesia mengusulkan untuk menanggung pembayaran kontribusi Strengthening Women's
sebesar 50% dari anggaran tahunan AIPR selama 3 tahun, Participation in Peace Process,
sementara sisanya akan dibagi secara pro-rata kepada Negara Cebu City, Filipina, tanggal 17-19
27 1 P.I.01 Hal. 2
Anggota ASEAN lainnya. Namun demikian, kontribusi tersebut Maret 2015
masih dibahas oleh Pokja Kontribusi dan Keanggotaan Indonesia
dalam Organisasi Internasional
1
Pada AIPR Workshop on Strengthening Women's Participation in
Peace Process, perwakilan dari Indonesia bertindak selaku peserta
dan moderator sesi III, “Developing a National and Regional
Agenda to Promote Women’s Participation in the Peace Process ”.
Pada kesempatan tersebut, Indonesia menyampaikan agar
28 1 P.I.02 Hal.3
simposium dapat menjadi forum untuk mendapatkan
perkembangan informasi terkait peran wanita dalam proses
penyelesaian konflik internal kawasan di ASEAN dari para think-
tanks , mediator/ fasilitator perdamaian, pemerintah, dan CSOs,
dan forum untuk menjalin jejaring.
1
ASEAN Regional Forum (ARF)
Workshop on Enhancing Regional
Indonesia menekankan pentingnya capacity building bagi penegak Cooperation to Address Challenges
29 hukum guna mengungkap kejahatan narkotika di Indonesia dan 1 Posed by Illicit Drugs dan ARF A.I.01 Hal. 3
kawasan. Workshop on Precursor Chemicals
and Synthetic Drugs, Bangkok,
Thailand, 11-13 Februari 2015

1
Pada pertemuan dimaksud, Wakil Indonesia dalam Advisory Board
AIPR menyampaikan rekomendasi agar ASEAN dan PBB bekerja
sama untuk mendukung operasionalisasi AIPR. Indonesia juga
menyampaikan bahwa saat ini AIPR sudah memiliki kantor di
30 1 P.I.03 Hal. 2
Jakarta dan kegiatan para anggota GC dan AB AIPR sudah mulai
berjalan, namun Executive Director (ED) AIPR dan masalah
pendanaan masih perlu diselesaikan bagi operasionalisasi AIPR ASEAN - UN Workshop: Regional
sepenuhnya. Dialogue II on Political - Security
Cooperation (AURED II), "ASEAN -
1
UN Collaboration in Support of the
Wakil Indonesia dalam Governing Council AIPR menyampaikan ASEAN Institute for Peace and
permintaan dukungan PBB dalam memperkuat kapasitas AIPR Reconciliation (AIPR)," Nay Pyi
yang berdasarkan pada "knowledge based expertise". Beberapa Taw, Myanmar, 25 - 26 Februari
usulan konkrit bagi kerjasama ASEAN-UN guna mendorong 2015
operasionalisai AIPR, antara lain adalah pemberian beasiswa/
31 1 P.I.03 Hal. 5
fellowship dari UNITAR kepada para stakeholders terkait; pelatihan
teknis di bidang penyelesaian konflik; serta beberapa possible
action points. Diharapkan AIPR dapat menjadi pusat pelatihan dan
pakar dalam bidang perdamaian, mediasi, diplomasi pencegahan
dan penyelesaian konflik dunia.

1
Indonesia menyampaikan bahwa ASEAN harus dapat
menunjukkan sentralitasnya dalam menghadapi immediate
challenges dan flash points di kawasan dengan memberikan
32 1 P.I.05 Hal. 2
respon yang cepat, serta agar ASEAN harus menjadi penentu
dalam setiap keputusan sesuai kepentingan dan prioritas ASEAN.
Indonesia juga mendorong penguatan fungsi CPR.
1
Pada Pertemuan SOM, salah satu rekomendasi yang disampaikan
33 Indonesia adalah agar Sekretariat ASEAN dapat menyusun daftar 1 P.I.06 Hal. 4
kegiatan yang dapat dihadiri oleh Timor-Leste.
Indonesia menyampaikan agar preliminary report dari studi 1
independen aplikasi Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN
34 1 P.I.06 Hal. 4
dan implikasinya terhadap Pilar Politik dan Keamanan dapat
disampaikan kepada negara anggota ASEAN sebelum KTT ke-26
1
Indonesia menyampaikan intensinya untuk mengangkat kembali
35 1 P.I.06 Hal. 8-9
EAS Statement on Enhancing Regional Maritime Cooperation.
1
Indonesia menyampaikan perlunya dipertimbangkan peranan
tambahan CPR dalam menentukan beban tugas yang tepat Joint Preparatory Meeting and
mengingat beberapa CPR saat ini memiliki tugas rangkap sebagai Related Meetings, Kuala Lumpur,
36 1 P.I.05 Hal. 3; P.I.05a
Governing Council AIPR, Board Trustees of ASEAN Foundation, Malaysia, 9-11 Maret 2015
ASEAN Connectivity Coordinating Committee dan Council of
ASEAN-China Center.
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai peningkatan 1
engagement antara CPR dengan Dubes Negara Mitra Wicara,
37 Dubes mitra eksternal maupun Dubes mitra eksternal yang 1 P.I.05 Hal. 3; P.I.05a
potensial untuk menjadi mitra ASEAN seperti Pacific Alliance di
Jakarta
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai perlunya 1
38 pembagian yang jelas terkait agenda pertemuan antara pertemuan 1 P.I.05 Hal. 3; P.I.05a
SOM dan Joint Cooperation Committee (JCC).
1
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai perlunya
penguatan dan penambahan sumber daya untuk CPR, termasuk
39 1 P.I.05 Hal. 3; P.I.05a
penempatan pejabat pilar Komunitas Ekonomi dan Sosial Budaya
ASEAN untuk mendukung berbagai tugas.
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai perlu 1
diadakannya pertemuan antara ASEAN Coordinating Council
40 1 P.I.05 Hal. 2; P.I.05a
Working Group/ACCWG (SOM, SEOM, SOCA) dengan HLTF on
ASEAN Community's Post-2015 Vision

31
Jumlah
No Rekomendasi Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
Rekomendasi
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai perlunya 1
41 peningkatan pertemuan CPR dengan Duta Besar negara non- 1 P.I.05 Hal. 2; P.I.05a
ASEAN yang berkedudukan di Jakarta
Indonesia menyampaikan rekomendasinya bahwa ASEAN perlu 1
42 tetap menjadi driving force dalam mengembangkan arsitektur 1 P.I.05 Hal. 3; P.I.05a
keamanan kawasan.
1
Indonesia menyampaikan rekomendasinya bahwa ASEAN dapat
menghasilkan rekomendasi tindak lanjut pada pertemuan ke-4 EAS
43 Workshop on Regional Security Framework untuk kemudian dapat 1 P.I.05 Hal. 3; P.I.05a
dibahas pada pertemuan EAS Foreign Foreign Ministers'Meeting
(EAS FMM) bulan Agustus mendatang.
Indonesia menyampaikan rekomendasinya agar ASEAN 1
44 seyogyanya menjadi penentu dalam setiap keputusan sesuai 1 P.I.05 Hal. 2; P.I.05a
kepentingan dan prioritas ASEAN.
1
Indonesia menyampaikan rekomendasinya bahwa ASEAN harus
dapat memastikan bahwa elemen setralitas ASEAN direfleksikan
45 1 P.I.05 Hal. 2; P.I.05a
dengan jelas dalam ASEAN Community Vision 2025 dan juga
dalam ketiga attendant documents dari visi tersebut.
1
Indonesia menyampaikan rekomendasinya yaitu sekiranya ARF-
46 ISG dikurangi menjadi 1 kali setahun, harus disusun mekanisme 1 P.I.06 Hal. 2
yang jelas untuk pembahasan inisiatif/proyek baru.
Indonesia menyampaikan usulan agar pertemuan Working Group 1
of the Executive Committee of the SEANWFZ Commission dapat
47 dilanutkan dan dilaksanakan pada tahun 2015 guna dapat mencari 1 P.I.06 Hal. 4
solusi bagi upaya penandatanganan Protokol SEANWFZ oleh
NWS
Indonesia menyampaikan rekomendasinya bahwa perlu untuk 1
melihat kembali kepada Bali Concord III Plan of Action terkait
48 1 P.I.06 Hal. 5
dengan penyusunan APSC Attendant Document dalam ASEAN
Community Vision 2025.
Indonesia menyampaikan rekomendasinya bahwa perlunya Review 1
Mechanism dari APSC AD yang komprehensif sehingga tidak
49 1 P.I.06 Hal. 5
hanya dapat memonitor implementasi kegiatan langkah aksi tapi
juga tindak lanjutnya.
1
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai pentingnya
penyusunan positive and negative list/do's and don‟t's list sebagai
50 1 P.I.06 Hal. 3
interim measures guna mengurangi kesenjangan antara apa yang
telah disetujui oleh ASEAN dan RRT serta keadaaan di lapangan.
Indonesia mengusulkan perlunya ASEAN – RRT melakukan suatu 1
51 1 P.I.04 Hal. 3
Joint Development Activities
1
Indonesia merekomendasikan agar pada Pertemuan 14th JWG on
52 DOC dapat dilakukan drafting session untuk membahas Second 1 P.I.04 Hal. 3
List of Commonalities dan TOR EPEG.
Pertemuan ke-13 Joint Working
1 Group on the Implementation of
Pada pembahasan di tingkat ahli mengenai pembentukan Hotline
of Communications on Search and Rescue between ASEAN Declaration on the Conduct of
Member States and China Indonesia mengusulkan pembahasan Parties in the South China Sea,
53 1 Yangon, Myanmar, 30-31 Maret P.I.04 Hal. 4
dan outcome ASEAN Transport and SAR Forum (ATSF) dapat
menjadi basis pembentukan hotline tersebut guna menghindari 2015
duplikasi dan proliferasi mekanisme
Indonesia meminta dimasukannya referensi mengenai ATSF pada 1
Concept Paper RRT terkait pembentukan Hotline
54 1 P.I.04 Hal. 4
Communications on SAR between ASEAN Member States and
China.
1
Guna melengkapi update perkembangan kerja sama maritim di
kawasan, Indonesia juga menyampaikan tentang keketuaannya
pada Indian Ocean Rim Association (IORA) dan mendorong agar
55 ARF dapat membangun kolaborasi dengan IORA, terutama dalam 1 A.I.02 Hal. 5
penanganan isu-isu keselamatan dan keamanan laut yang menjadi
ancaman bagi sea line of communication and transportation di
Samudera Hindia dan Pasifik.
1
Senada dengan Peserta ARF lainnya, Indonesia menyampaikan
himbauan agar semua pihak yang bersengketa di Laut Tiongkok
Selatan dapat mengimplementasikan Declaration on the Conduct
of Parties in the South China Sea (DOC) secara penuh dan efektif,
serta mempercepat pembentukan Code of Conduct in the South
56 1 A.I.02 Hal. 5
China Sea (COC). Digarisbawahi pula pentingnya penyelesaian
sengketa secara damai berdasarkan prinsip dan peraturan hukum
internasional, penerapan self restraint, serta tidak melakukan 7th ASEAN Regional Forum Inter-
tindakan unilateral yang dapat meningkatkan ketegangan serta Sessional Meeting on Maritime
berdampak pada stabilitas dan perdamaian. Security (ARF ISM on MS),
Honolulu, Hawaii, tanggal 30 Maret
1 – 2 April 2015
Indonesia menyampaikan tentang pengalaman operasi SAR dalam
pencarian pesawat Air Asia QZ 8501 yang telah dihentikan pada
tanggal 17 Maret 2015. Indonesia menekankan bahwa lessons-
57 1 A.I.02 Hal. 7
learned dari operasi ini adalah pentingnya kolaborasi di antara
berbagai kementerian/lembaga terkait, termasuk di antara sipil-
militer, serta kerja sama internasional.
1
Indonesia juga menyampaikan pandangan bahwa isu Illegal,
Unregulated and Unreported (IUU) Fishing merupakan isu yang
perlu mendapat perhatian bersama negara-negara di kawasan
mengingat kompleksitas dan ancaman yang tidak hanya terkait
58 sumber daya ekonomi dan perlindungan laut tetapi juga keamanan 1 A.I.02 Hal. 9
maritim. Dengan demikian, perlunya kerjasama erat di antara
negara-negara di kawasan dalam menangani isu ini, termasuk
dengan menerapkan market pressure terhadap pelaku IUU
Fishing.
1
Indonesia menyampaikan bahwa Indonesia tidak mendorong
rencana pembentukan working group EEP karena akan
59 1 A.I.03 Hal. 3
berimplikasi terhadap banyak aspek baik secara birokrasi maupun
keuangan dalam penyelenggaraannya. 9th ASEAN Regional Forum (ARF)
Experts and Eminent Persons
1 (EEP), Helsinki, Finlandia, 11-13
Pertemuan mencatat usulan Indonesia mengenai pembentukan Maret 2015
Indo-Pacific Treaty sebagai kesepakatan hukum mengikat yang
60 1 A.I.03 Hal. 2 lampiran
akan mencegah konflik antara seluruh negara di kawasan melalui
kemitraan yang saling menguntungkan.

1
Indonesia menyampaikan informasi umum dan perkembangan
EAS Rapid Disaster Response Toolkit, yaitu inisiatif Indonesia 14th ARF Inter-Sessional Meeting
bersama Australia untuk menyusun mekanisme pengelolaan on Disaster Relief (ISM on DR),
61 1 A.I.04 Hal. 5-6
kebutuhan dan pemahaman bersama mengenai pengaturan di Tokyo, Jepang, tanggal 12-13
tingkat nasional untuk pemberian dan penerimaan bantuan Februari 2015
penanggulangan bencana asing.

32
Jumlah
No Rekomendasi Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
Rekomendasi
Terkait inisiatif Singapura mengenai pembentukan Changi 1
Regional HADR Coordinating Centre (RHCC), Indonesia
mengingatkan bahwa mekanisme RHCC tersebut memiliki
62 kemiripan dengan AHA Centre . Oleh karena itu, perlu untuk 1 A.I.04 Hal. 6-7
dibahas pembagian tugas antara AHA Centre dengan RHCC, dan
perlu adanya concept paper untuk memastikan sinergi AHA Centre
dan RHCC.
1
Indonesia merekomendasikan kepada co-chairs bahwa untuk ASEAN Regional Forum Disaster
menarik lebih banyak peserta ARF terlibat dalam setiap sesi Relief Exercise (ARF DiREx) 2015
63 simulasi, kiranya co-chairs dapat menyediakan logistik utamanya 1 Final Planning Conference (FPC), A.I.05 Hal. 4
peralatan yang memadai sehingga dapat meringankan pergerakan Alor Setar, Kedah, Malaysia, 3-5
peserta ARF. Februari 2015
1
Indonesia menyampaikan bahwa perbedaan definisi antara piracy
dan armed robbery perlu di pahami secara baik karena berkaitan
ASEAN Regional Forum (ARF)
dengan penerapan rezim hukum yang berbeda. Hal ini terutama
Seminar on Counter Piracy and
64 untuk menegaskan bahwa di perairan Indonesia, khususnya di Selat 1 A.I.06 Hal. 4
Armed Robbery in Asia, Tokyo,
Malaka, hanya terjadi kasus armed robbery yang penanganan dan
Jepang, tanggal 3-4 Maret 2015
proses hukumnya berada di bawah wewenang Indonesia dan
littoral states terkait.
1
Terkait dengan ASEAN Community’s Post-2015 Vision, Menlu RI
menyampaikan 4 (empat) elemen yang harus menjadi perhatian
ASEAN kedepannya, yaitu (1) persatuan dan kesatuan ASEAN
menjadi lebih penting dari sebelumnya; (2) perlu adanya upaya
mempersempit kesenjangan antara capaian pada Cetak Biru ASEAN Foreign Ministers‟ Retreat,
65 Komunitas ASEAN yang dilaporkan setiap tahunnya dengan kondisi 1 Kota Kinabalu, Malaysia, 26-29 P.I.07 Hal. 3
sesungguhnya pada masyarakat ASEAN; (3) pentingnya Januari 2015
masyarakat ASEAN dapat merasakan manfaat langsung dari Visi
Komunitas ASEAN Paska-2015, dan; (4) adanya kebutuhan
mendesak untuk mempersempit kesenjangan pembangunan
(Narrowing Development Gap) antar negara anggota ASEAN.

Indonesia menyampaikan prakarsanya mengenai pentingnya 1


66 masyarakat ASEAN dapat merasakan manfaat langsung dari Visi 1 P.I.07 Hal. 3
Komunitas ASEAN Paska-2015.
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai adanya 1
kebutuhan mendesak untuk mempersempit kesenjangan
67 1 P.I.07 Hal. 3
pembangunan (Narrowing Development Gap) antar negara
anggota ASEAN.
1
Terkait dengan upaya pembentukan arsitektur keamanan di
kawasan, Indonesia menyampaikan rekomendasi untuk mendorong
68 upaya penyelarasan proposal-proposal terkait arsitektur keamanan 1 P.I.07 Hal. 4
regional dimaksud, serta mengharapkan agar hasil-hasil dari ketiga
Workshop on Regional Security Framework dapat ditindaklanjuti.
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai urgensi 1
69 peningkatan kerja sama ASEAN dalam pemberantasan Illegal, 1 P.I.07 Hal. 2
Unreported, Unregulated (IUU) Fishing.
1
Indonesia menyampaikan rekomendasi bahwa ASEAN dapat
secara penuh melaksanakan langkah aksi dari cetak biru pilat politik
70 1 P.I.07 Hal. 2
dan keamanan melalui implementasi dari Nternational Plan of
Action to Prevent, Deter, and eliminate IUU Fishing.
1
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai urgensi agar ASEAN Foreign Ministers‟ Retreat,
71 studi independen aplikasi Timor Leste pada pilar politik-keamanan 1 Kota Kinabalu, Malaysia, 26-29 P.I.08 Hal. 2
dan pada pilar sosial budaya dapat segera dilaksanakan. Januari 2015

Indonesia menyampaikan rekomendasi untuk mengundang Timor 1


Leste dalam pertemuan atau kegiatan ASEAN yang tidak bersifat
72 1 P.I.08 Hal. 3
strategis (low key) seperti workshop atau seminar guna
meningkatkan capacity building.
1
Indonesia menyampaikan rekomendasinya mengenai perlunya
ASEAN untuk menyelesaikan pending application dan terutama
73 1 P.I.08 Hal. 3
agar ASEAN dapat segera memroses permintaan Maroko dimana
tidak ada violent objection dari negara anggota ASEAN.
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai pentingnya 1
74 1 P.I.08 Hal. 3
timeline bagi penyelesaian konsultasi COC.
1
Indonesia menyampaikan rekomendasi agar Protokol SEANWFZ
75 dapat ditandatangani pada tahun 2015 dalam rangka peringatan 20 1 P.I.08 Hal. 3
tahun penandatanganan Traktat SEANWFZ.
1
Indonesia mengusulkan pembentukan Working group guna
membahas isi dan traktat Indo Pacific Treaty sekiranya ide
76 Indonesia mengenai pembentukan dan central elements dari Indo- 1 P.I.08 Hal. 4
Pacific Treaty dapat disepakati dalam pertemuan tingkat Kepala
Negara/Pemerintahan EAS pada November 2015.
1
Indonesia menawarkan penggunaan fasilitas IPSC di Sentul
77 sebagai Regional Multi-National Training Center khususnya 1 Pertemuan ASEAN Defense K.I.04, Hal. 3
pelatihan de-mining dalam rangka penyiapan misi PBB. Ministers‟ Meeting Plus (ADMM-
Plus) Experts‟ Working Group on
1 Peacekeeping Operations;
Workshop on Strenghten
Indonesia menyampaikan usulan untuk peningkatan kerjasama Cooperation through Exchanging
78 khususnya interoperability di bidang de-mining dalam kegiatan 1 Capabilities in Humanitarian De- K.I.04, Hal. 4
ADMM-Plus EWG on HMA. mining, di Siemreap kamboja
tanggal 25-27 Maret 2015

1
Indonesia menekankan bahwa Bali Concord II dan III penting untuk
dirujuk dalam overarching elemen ts mengingat dokumen tersebut P.I.09 Hal. 5; P.I.09a; P.I.09b;
79 1
merupakan dokumen pokok pembentukan masyarakat ASEAN dan P.I.09c
platform global ASEAN pasca 2015

1 1st HLTF on ASEAN Community‟s


Indonesia memasukkan kembali elemen mengenai keperluan untuk
Post-2015 Vision, Kuala Lumpur, P.I.09 Hal. 5; P.I.09a; P.I.09b;
80 mengembangkan suatu arsitektur keamanan regional di visi khusus 1
Malaysia 5-7 Februari 2015 P.I.09c
APSC
Indonesia mengusulkan agara ASEAN berkontribusi terhadap 1
berbagai isu global yang menjadi kepentingan bersama ASEAN P.I.09 Hal. 5; P.I.09a; P.I.09b;
81 1
sesuai Bali Concord III dan menjajaki mitra eksternal baru yang P.I.09c
potensial
1
Indonesia telah membuat draft Guidelines of Alignment between
Pertemuan ke-17 ASEAN
AICHR and ASEAN Sectoral Bodies sebagai bentuk paper kerja
Intergovernmental Commission on
82 sama AICHR dengan badan-badan sektoral ASEAN yang terkait 1 H.I.02, Hal.2; H.I.02a
Human Rights (AICHR), Kuala
dengan HAM guna mensinkronkan dan memperkuat kerja ASEAN
Lumpur, 11-14 Februari 2015
dalam pemajuan dan perlindungan HAM.

1
Pada Guidelines of AICHR’s Engagement with Civil Society
Organizations , Indonesia mengusulkan untuk mempertahankan
83 1 H.I.02, Hal.2; H.I.02a
pasal 16a mengenai pemberian agenda pertemuan AICHR kepada
CSOs sebelum pertemuan dengan AICHR.

33
Jumlah
No Rekomendasi Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
Rekomendasi
1
Indonesia mengajukan kegiatan AICHR Dialogue with ASEAN
84 Community Councils on ASEAN Human Rights Declaration and 1 H.I.02, Hal.3; H.I.02a
Phnom Penh Statement on the Adoption of AHRD
1
Indonesia sepakat untuk mengadopsi ASEAN Convention Against
Trafficking in Persons Especially Women and Children (ACTIP)
dan ASEAN Plan of Action against Trafficking in Persons
85 Especially Women and Children (APA), serta menyetujui usulan 1 K.II.02. Hal 8 & 12, K.II.03. Hal 5
kerangka waktu implementasi APA selama 5 (lima) tahun dengan
pertimbangan bahwa isu kejahatan lintas negara berkembang
sangat cepat sehingga perlu ditinjau kembali setelah lima tahun.
Pertemuan ke-15 ASEAN Senior
1 Officials’ Meeting on Transnational
Indonesia berhasil memasukkan frase “based on the principles of
Crime (SOMTC) and Its Related
reciprocity” pada paragraf 2.1.c. dari draft New ASEAN-China
Meetings
Memorandum of Understanding on Cooperation in the Field of
86 1 K.II.02. Hal 6, K.II.04. Hal 2
Non-Traditional Security Issues terkait area kerja sama pertukaran
informasi intelijen yang awalnya ditentang oleh Malaysia dan
Kamboja.
Indonesia mengajukan diri menjadi tuan rumah pelaksanaan 1
Pertemuan ke-16 SOMTC dan Pertemuan Terkait Lainnya pada
87 1 K.II.03. Hal 14
tahun 2016 dan sekaligus sebagai Ketua SOMTC periode 2016-
2017.
1
Indonesia menggarisbawahi bahwa Indonesia tengah menelaah
penggunaan istilah fighters dalam konteks FF/FTF yang merujuk
pada para jihadis supaya tidak terjadi mispersepsi. Bagi Indonesia,
radikalisme merupakan akar dari terorisme. Oleh karena itu, ASEAN Defence Ministers’
penanggulangan masalah terorisme perlu menyentuh akar Meeting Plus (ADMM-Plus)
88 1 K.II.05.Hal 6
permasalahannya, yakni radikalisme, agar tercapai solusi yang Counter-Terrorism (CT) Operators’
tahan lama. Indonesia juga menekankan pentingnya kesatuan Workshop
regional untuk bersama-sama mencegah terbentuknya dan
meluasnya jaringan terorisme yang mengklaim diri sebagai
representasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di ASEAN.

Indonesia menyampaikan rekomendasi untuk memperluas kerja 1


sama maritim ASEAN untuk menanggulangi terorisme, kejahatan
lintas negara dan transboundary challenges di wilayah laut,
89 termasuk illegal, unreported, and unregulated (IUU) fishing , 1 P.II.4.Hal 2
smuggling, trafficking in persons, piracy, hijacking and armed
robbery against ships , melalui kegiatan-kegiatan konkret dan
praktis.
1
Indonesia menyampaikan usulan agar pelaksanaan dari enam area
kerja sama dalam ASEAN Defence Ministers’ Meeting Plus
(ADMM-Plus) Experts’ Working Group (EWGs) , yaitu
90 humanitarian assistance and disaster relief, peacekeeping 1 P.II.4.Hal 2
operations, maritime security, military medicine, counter terrorism
dan humanitarian mine action dengan memastikan sentralitas
ASEAN di dalam prosesnya.
1
Indonesia menyampaikan 2 (dua) paragraf alternatif untuk
dipertimbangkan terkait South East Asia Nuclear Weapon-free
3rd High Level Task Force (HLTF)
Zone , yakni: 1) agar NWS yang tidak memiliki reservasi dapat
91 1 on ASEAN Community‟s Post-2015 P.II.4.Hal 2
menandatangani Protokol Traktat SEANWFZ terlebih dahulu; dan
Vision
2) agar terdapat kerangka waktu yang jelas untuk menyelesaikan
isu reservasi antara negara anggota ASEAN dan NWS.
Indonesia menyampaikan usulan untuk memulai kembali proses 1
penyusunan Traktat ASEAN mengenai ekstradisi yang telah
92 1 P.II.4.Hal 2
terhenti selama beberapa tahun mengingat semakin meningkatnya
kejahatan lintas negara.
1
Indonesia menekankan kembali pentingnya peningkatan status
93 Treaty on Mutual Legal Assistance in Criminal Matters 2004 1 P.II.4.Hal 2
(MLAT) untuk menjadi sebuah traktat ASEAN.
1
Indonesia mengusulkan agar mekanisme ASEAN untuk mengatasi
94 transboundary challenges hanya dapat dilakukan atas persetujuan 1 P.II.4.Hal 2
negara-negara yang terkait (consent of the countries concerned ).
Indonesia merekomendasikan untuk memperkuat kerja sama di 1
95 dalam dan antar kawasan terkait upaya untuk menghentikan arus 1 P.II.4.Hal 2
keluar foreign terrorist fighters .
1
Indonesia menyampaikan pentingnya dilakukan lebih banyak
96 1 P.II. 5. Hal 2
brainstorming session secara terbuka mengenai isu-isu strategis.
1
Indonesia menyampaikan usulan untuk terus menjajaki upaya
97 penyusunan suatu instrumen yang mengikat secara hukum yang 1 P.II. 5. Hal 2
dapat diterapkan dalam ruang lingkup kawasan yang lebih luas.
Indonesia menyampaikan rekomendasi agar pembahasan dalam 1
98 ASEAN Regional Forum (ARF) dapat dilakukan secara lebih 1 P.II. 5. Hal 2
interaktif.
1
Indonesia menyampaikan usulan penguatan kerja sama dengan
Mitra Wicara dan meningkatkan engagement dengan pihak
99 eksternal lainnya untuk membangun kerja sama yang lebih saling 1 P.II. 5. Hal 2
menguntungkan dengan mempertimbangkan bahwa negara
anggota ASEAN bukan lagi hanya merupakan recipient countries .
1
Indonesia menekankan pentingnya bersikap proaktif dan menjajaki
100 kemitraan dengan negara atau organisasi internasional yang baru 1 P.II. 5. Hal 2
melalui upaya kaji ulang moratorium Mitra Wicara.
Indonesia merekomendasikan penjajakan pengembangan kriteria 1
Mitra Wicara di luar kriteria yang telah ditetapkan dalam Guidelines 4th High Level Task Force (HLTF)
101 for ASEAN’s External Relations untuk merespon keinginan pihak 1 on ASEAN Community‟s Post-2015 P.II. 5. Hal 2
eksternal yang ingin melakukan engagement formal dengan Vision
ASEAN.
Indonesia menyampaikan rekomendasi peningkatan kerja sama 1
102 antara ASEAN dan organisasi multilateral lainnya dalam isu-isu 1 P.II. 5. Hal 2
global yang menjadi kepentingan bersama.
Indonesia mengusulkan agar rekomendasi HLTF on Strengthening 1
the ASEAN Secretariat and Reviewing ASEAN Organs harus
103 dimasukkan kedalam ketiga Attendant Documents mengingat 1 P.II.5. Hal 3
rekomendasi tersebut bersifat komprehensif dan mencakup ketiga
pilar.
1
Indonesia menyampaikan rekomendasi bahwa pendirian
badan/pusat ASEAN di Negara angggota untuk memperkuat
104 kehadiran ASEAN harus sejalan dengan rekomendasi HLTF on 1 P.II.5. Hal 3
Strengthening the ASEAN Secretariat and Reviewing ASEAN
Organs yang mengedepankan efektifitas dan efisiensi.

Indonesia menekankan pentingnya promosi mengenai Masyarakat 1


ASEAN (people-centred, people-oriented ) tidak hanya dilakukan di
105 tingkat negara ASEAN tapi juga di tingkat internasional sehingga 1 P.II.5. Hal 3
perlu didorong pendirian pusat kajian mengenai ASEAN di negara
bukan anggota ASEAN.

34
Jumlah
No Rekomendasi Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
Rekomendasi
Perlunya peran yang lebih besar bagi CPR mengingat CPR 1
106 merupakan implementing body untuk isu-isu yang bersifat cross- 1 P.II.5. Hal 4
cutting.
1
Indonesia menggarisbawai pentingnya penyampaian pesan yang
107 kuat mengenai melaksanakan APSC AD di tingkat nasional untuk 1 P.II.5. Hal 4
menunjukkan keseriusan negara anggota ASEAN.
1
Indonesia mengusulkan penghapusan rujukan spesifik mengenai
108 sumber dana dari pihak eksternal untuk menghindari kesan ASEAN 1 P.II.5. Hal 4
tergantung pada pendanaan dari sumber di luar ASEAN.
Indonesia mengusulkan agar pencantuman referensi “and in 1
accordance to domestic laws, regulations and national policies ”
109 1 P.II.5. Hal 4
merupakan sebuah kemunduran dari Visi Masyarakat ASEAN
Pasca 2015.
Indonesia mengusulkan adanya pembentukan ASEAN Common 1
110 Visa untuk dapat dipertimbangkan menjadi bagian dari program 1 P.II.6. Hal 2
aksi Visi Masyarakat ASEAN 2025.
Indonesia mengusulkan formulasi langkah aksi “Promote effective, 1
111 efficient, coherence and responsive regulations and good 1 P.II.6. Hal 2
regulatory”
1
Indonesia menyampaikan bahwa rumusan terkait penyusunan
policy guidance untuk percepatan penyusunan instrumen hukum
perlindungan hak-hak pekerja migran, khususnya referensi legally
112 binding instrument di dokumen ASEAN Social Cultural 1 P.II.6. Hal 3
Community (ASCC) masih sangat lemah dan tidak mencerminkan
komitmen untuk menyusun instrumen hukum terkait pemajuan dan
perlindungan hak-hak pekerja migran.
5th High Level Task Force (HLTF)
on ASEAN Community‟s Post-2015
Indonesia menyampaikan usulan untuk menambah bidang kerja 1
Vision
sama penanggulangan kejahatan lintas batas negara yang
113 1 P.II.6. Hal 3
mencakup perdagangan kayu dan hewan dilindungi (combating
ilicit wildlife and timber trafficking )
1
Indonesia mengusulkan untuk memindahkan sub-tema mengenai
114 EAS dan APT di bawah bagian C mengenai ASEAN Centrality in 1 P.II.6. Hal 3
A Dynamic and Outward-Looking Region
Indonesia mengusulkan untuk menempatkan paragraf “and in 1
accordance with domestic laws, regulations and national policies
115 of the respective Member States ” dalam draft Kuala Lumpur 1 P.II.6. Hal 3
Declaration on ASEAN Community Vision 2025 di bagian
preambular.
1
116 Indonesia mengusulkan paragraf terkait ASEAN Extradition Treaty 1 P.II.6. Hal 3
1
Indonesia menyampaikan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah DKI Jakarta telah menyetujui secara legal perluasan
117 1 P.II.1.1. hal. 2
Sekretariat ASEAN, sehingga pada prinsipnyaproses perluasan
tersebutdapat segera dilaksanakan
Indonesia menegaskan usulan tentang perlunya roadmap dan 1
timeline aplikasi keanggotaan Timor Leste di ASEAN dan perlu
118 1 P.II.1.1. hal. 3
adanya capacity building bagi Timor Leste untuk memahami
ASEAN secara keseluruhan.
Indonesia menyampaikan harapan agar ASEAN dapat menemukan 1
119 solusi yang dapat diterima oleh semua pihak terkait dengan 1 P.II.1.3. hal. 2
perampingan Pertemuan ASEAN,
1
Indonesia nyampaikan bahwa penting bagi ASEAN untuk
menunjukkan sentralitasnya dengan meningkatkan kerja sama
dalam hal: Kerja sama maritim, termasuk didalamnya
120 pemberantasan Illegal, Unreported and Unregulated (IUU) Fishing; 1
Penyelesaian sengketa perbatasan ASEAN; Penyusunan Instrumen P.II.1.3. hal. 2
hukum sebagai implementasi dari ASEAN Declaration on the
Promotion and Protection of the Rights of Migrant.
Indonesia menyampaikan rekomendasi pembentukan instrumen 1
121 hukum untuk bantuan kekonsuleran di negara ketiga saat situasi 1
krisis.
Indonesia menegaskan pentingnya upaya untuk memajukan 1
122 diplomasi preventif sejalan dengan Rencana Kerja ARF yang 1 P.II.1.4. hal. 2
disepakati tahun 2011.
1
Indonesia menekankan pentingnya pembentukan instrumen hukum
bantuan timbale balik dan ekstradisi di ASEAN, peningkatan kerja
sama pertahanan dan militer, penanggulangan bencana, kontra-
123 1 P.II.1.4. hal. 2
terorisme, pemberantasan IUU Fishing , aksesi Protokol
SEANWFZ oleh negara pemilik senjata nuklir dan pembentukan Rangkaian Pertemuan Konferensi
kawasan bebas narkoba di kawasan. Tingkat Tinggi (KTT) ke-26 ASEAN
1
Indonesia menyampaikan perlunya semua pihak untuk menahan diri
124 demi tercapainya stabilitas dan perdamaian di LTS dan 1 P.II.1.5. hal. 3
menyampaikan kesiapannya menjadi honest broker .
Agar dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakatnya, 1
Indonesia menggarisbawahi pentingnya ASEAN untuk mendorong
125 1
penyelesaian permasalahan perbatasan untuk menjaga stabilitas
keamanan
1
Indonesia merekomendasikan untuk mendorong penguatan kerja P.II.1.5. hal. 3
126 1
sama maritim melalui berbagai mekanisme ASEAN;
Indonesia menekankan pentingnya mendorong agar ASEAN dapat 1
127 mengupayakan perjanjian yang dapat melindungi pekerja migran 1
beserta keluarganya.
Pada KTT ke-26 Sesi Retreat , Indonesia menekankan tiga hal 1
utama, yaitu: Perlambatan ekonomi akan mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi, standar kehidupan, dan tingkat
128 1 P.II.1.6. hal. 3
pengangguran. Indonesia mengusulkan untuk terus berbicara
bersama tentang bagaimana bisa memperbaiki berbagai
permasalahan hal ini.
Kerja sama internasional penting bagi penanggulangan masalah 1
bencana, sebagaimana terlihat dari bantuan dari berbagai negara
129 serta upaya rehabilitasi pasca tsunami Aceh tahun 2004. Indonesia 1 P.II.1.6. hal. 3
mengusulkan dibentuknya gugus tugas (task force) ASEAN untuk
bekerja sama menangani bencana, seperti yang baru terjadi di
1
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai pentingnya
peningkatan kerjasama ASEAN dalam memerangi terorisme dan
130 radikalisme, serta mengatasi akar masalahnya. Salah satu upaya 1 P.II.1.6. hal. 3
untuk memerangi ideologi radikal adalah dengan perbaikan
kesejahteraan dengan pemerintah yang kuat.
1 Seminar-Workshop on the
Implementation of the 2002
Workshop menyambut baik usulan Indonesia terkait dengan
131 1 ASEAN-China Declaration on the
kemungkinan joint cooperation activities di Laut Tiongkok Selatan.
Conduct of Parties in the South
China Sea

35
Jumlah
No Rekomendasi Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
Rekomendasi
Pada Pertemuan ASEAN SOM, Indonesia menyampaikan rencana 1
penyelenggaraan Regional Workshop on the Treaty of Amity and
132 Cooperation (TAC) sebaai komitmen Indonesia untuk 1 P.II.3.1. hal. 1-2
mengimplementasikan langkah aksi Cetak Biru APSC A.2.2.i. pada
tanggal 10-11 Agustus 2015
1
Indonesia menyampaikan rekomendasi untuk mendorong adanya
terobosan dan kemajuan signifikan dalam penyusunan COC,
133 1 P.II.3.1. hal. 3
mengingat pada tahun 2016 ASEAN dan RRT akan merayakan 20
tahun hubungan kemitraannya.
1
Indonesia menekankan kebutuhan untuk menginstitusionalisasi
ASEAN Senior Officials' Meeting
East Asia Summit (EAS) yang memerlukan pemahaman bersama
134 1 (SOM) dan Working Group for the P.II.3.1. hal. 4
dengan memanfaatkan mekanisme yang ada dan tidak membentuk
Executive Committee of the South
mekanisme baru serta tetap menjaga format leaders-led forum.
East Asia Nuclear Weapons Free
1 Zone (SEANWFZ ExCom WG)
Pada Pertemuan SEANWFZ ExCom WG, Indonesia menegaskan
135 perlunya ASEAN untuk membahas outstanding issues terkait 1 P.II.3.2. hal. 2
penandatanganan Protokol Traktat SEANWFZ.

1
Indonesia menyampaikan agar memberikan kesempatan kepada
136 Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk menandatangani Protokol 1 P.II.3.2. hal. 2
Traktat SEANWFZ terlebih dahulu.

Indonesia mendukung resolusi Sidang Majelis Umum PBB 1


137 mengenai Traktat SEANWFZ untuk dibahas pada Komite Pertama 1 P.II.3.2. hal. 4
Sesi ke-70 dari SMU PBB
1
Indonesia merekomendasikan agar ASEAN memperkuat komitmen
atas Non-Proliferation Treaty (NPT), termasuk tindakan dan posisi
kiranya tidak kontradiktif dengan tujuan NPT. Indonesia juga
138 menekankan bahwa kewajiban perlucutan senjata nuklir harus 1 A.II.02 Hal. 4
menjadi prioritas dan tidak seharusnya „kalah‟ oleh isu non-
proliferasi, sebab keduanya saling memperkuat sehingga harus Pertemuan 7th ASEAN Regional
diraih dan diupayakan secara bersama dan seimbang. Forum Inter-Sessional Meeting on
Non-Proliferation and Disarmament
1
Indonesia, yang bersama dengan Hungaria saat ini merupakan Co- (7th ARF ISM on NPD) , Kuala
President Konferensi Artikel XIV Comprehensive Nuclear-Test-Ban Lumpur, Malaysia, 15-16 Juni 2015
Treaty (CTBT) untuk periode 2013-2015, menghimbau negara-
139 negara yang berada dalam Annex II untuk segera meratifikasi 1 A.II.02 Hal. 4
CTBT tanpa saling tunggu. Sejumlah negara a.l. Korsel, Kanada,
Selandia Baru dan Malaysia menyampaikan dukungan atas
himbauan Delri terkait entry into force CTBT.

1 Pertemuan 13th ASEAN Regional


Indonesia menyampaikan tentang perlunya ARF mengembangkan
Forum Inter-Sessional Meeting on
cakupan kerja samanya di bidang CTTC dengan
Counter-Terrorism and
140 mempertimbangkan dinamika dan kompleksitas praktik kejahatan 1 A.II.03 Hal. 3
Transnational Crime (ARF ISM on
dan terorisme, khususnya mengenai perlunya memulai dialog dan
CTTC), Nanning, Tiongkok, 13-15
kerja sama dalam memberantas kejahatan TIP.
Mei 2015
1
Pertemuan 13th ASEAN Regional
Indonesia juga menyampaikan pandangan dan keprihatinannya
Forum Inter-Sessional Meeting on
atas isu Foreign Terrorist Fighter (FTF) dan penggunaan ICT untuk
Counter-Terrorism and
141 tujuan terorisme, termasuk dalam perekrutan ISIS. Dalam hal ini, 1 A.II.03 Hal. 4
Transnational Crime (ARF ISM on
Indonesia mengusulkan agar ARF membentuk suatu kerja sama
CTTC), Nanning, Tiongkok, 13-15
khusus (task force) jangka panjang untuk penanganan isu ini.
Mei 2015
1
Indonesia dan Uni Eropa telah mengajukan TIP sebagai area
prioritas tambahan dalam kerja sama ARF di bidang CTTC dengan
Indonesia dan UE sebagai lead countries. Dalam kaitan ini,
142 Indonesia telah mengajukan draft ruang lingkup kerja sama ARF di 1 A.II.04 Hal. 5
area prioritas tambahan ini untuk dicantumkan ke dalam ARF Work
Plan on CTTC 2015-2017 berikut usulan kegiatan implementasinya,
yaitu ARF Workshop on TIP
1
Sehubungan dengan penyusunan ARF Work Plan on Maritime
Security 2015-2017, Indonesia, antara lain, telah mengajukan IUU
Fishing sebagai salah satu isu keamanan maritim yang perlu
mendapat perhatian dan diperkuat kerja samanya di dalam
143 1 A.II.04 Hal. 5
kerangka ARF. Selain mengajukan ARF Workshop on IUU Fishing
sebagai usulan kegiatan implementasinya, Indonesia juga telah Pertemuan ASEAN Regional
mengajukan diri sebagai lead countries pilar #1 keamanan maritim Forum Senior Officials’ Meeting
bersama Jepang. (ARF SOM) ,Kuching, Malaysia, 10
Juni 2015
1
Dari 18 usulan kegiatan yang akan diselenggarakan di bawah
kerangka kerja sama ARF pada tahun intersesi 2015-2016,
Indonesia telah mengajukan 3 kegiatan di bawah keketuaannya,
144 yaitu: a. ARF Workshop on IUU Fishing (bersama AS); b. 2nd ARF 1 A.II.04 Hal. 5
Workshop on Mediation, Preventive Diplomacy and Conflict
Prevention (bersama Uni Eropa); dan c. ARF Workshop on TIP
(bersama Uni Eropa).
1
Indonesia menyampaikan usulan untuk memberlakukan 1 tahun
masa percobaan untuk pengurangan IUU Fishing mengingat
145 1 A.II.04 Hal. 6
adanya perbedaan pandangan, terutama dari pihak Uni Eropa
yang tidak setuju dalam pembahasan isu tersebut.

1
Terkait dengan isu streamlining of the ARF DOD meetings,
mengingat usulan pengurangan Pertemuan ARF telah disetujui,
Indonesia mendorong agar ARF DOD ke depan dapat
146 mendiskusikan hal-hal yang lebih substantif mengenai berbagai isu 1 A.II.05 Hal. 4
pertahanan dan keamanan di kawasan. Indonesia juga dapat
memfasilitasi information sharing antar ARF DOD dan ADMM Plus
demi terciptanya sinergi dari kedua badan sektoral ini.

1
Indonesia menyampaikan pandangannya bahwa pertemuan ARF
ISG on CBM PD sangat bermanfaat untuk mendiskusikan kegiatan
Pertemuan ASEAN Regional
ARF yang sangat banyak dalam satu tahun inter-sesi. Sekiranya
Forum Defence Officials’ Dialogue
ARF menyepakati pertemuan ARF ISG on CBM PD dilaksanakan
(ARF DOD) dan ARF Inter
dalam satu tahun, diperlukan mekanisme yang lebih efektif dan
Sesssional Support Group on
147 efisien. Pelaksanaan ARF ISG on CBM PD juga harus dapat 1 A.II.06 Hal. 4
Confidence Building Measures and
memberikan waktu yang cukup untuk konsultasi dengan focal point
Preventive Diplomacy (ARF ISM on
dalam negeri untuk isu-isu tertentu guna menanggapi inisiatif baru
CBM PD) , Tokyo, Jepang, 6-8 Mei
ARF. Untuk itu, Indonesia mengusulkan agar ARF ISG on CBM PD
2015
diselenggarakan dalam rentang waktu yang memadai sebelum
pelaksanaan ARF Senior Officials Meeting.

Indonesia juga merekomendasikan „Exchange of Views on 1


Interational Issues‟ untuk dihilangkan dari agenda ARF ISM on CBM
148 1 A.II.06 Hal. 4
PD mendatang karena alasan efisiensi waktu dan agar peserta
lebih dapat fokus pada tujuan pertemuan.

36
Confidence Building Measures and
Preventive Diplomacy (ARF ISM on
CBM PD) , Tokyo, Jepang, 6-8 Mei
2015

Jumlah
No Rekomendasi Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
Rekomendasi
1
Indonesia bersama UE mengusulkan menjadi ketua bersama
149 penyelenggaraan 2nd ARF Workshop on Mediation, Preventive 1 A.II.06 Hal. 6
Diplomacy and Conflict Prevention
1
Indonesia menyampaikan sarannya bahwa seyogyanya latihan
penanggulangan bencana dilaksanakan yang serealistik mungkin,
Pertemuan ASEAN Regional
150 antara lain dengan menyelenggarakan latihan di negara yang 1 A.II.07 Hal. 8
Forum (ARF) Humanitarian
memang rawan bencana dan menggunakan ancaman bencana
Assistance and Disaster Relief
nyata sebagai skenario.
(HADR) Multi-Year Strategic
Exercise Plan Workshop , Kuala
1 Lumpur, Malaysia, 9-10 April 2015
Indonesia menyampaikan pelatihan untuk self evacuation atau
151 kesiapan masyarakat dalam merespon bencana juga menjadi salah 1 A.II.07 Hal. 6
satu hal yang penting untuk menjadi elemen dalam latihan.
1
Indonesia menambahkan usulan mengenai perlunya Sekretariat Pertemuan ke-12 AIPA Fact
AIPA untuk membuat standard format laporan hasil konsultasi Finding Committee (AIFOCOM) to
152 1 A.II.08 Hal. 3
nasional bagi tiap negara, sehingga memberi kemudahan bagi Combat the Drug Menace , Kuala
Sekretariat dalam mengolah laporan yang masuk Lumpur, Malaysia, 8-10 Juni 2015

1
Indonesia mengusulkan untuk memasukkan dalam message Ketua Pertemuan ASEAN Leaders
AIPA mengenai kepentingan yang tinggi terhadap keamanan Meeting with the Representatives
153 maritime : Given the significance of maritime security to ASEAN 1 of ASEAN Inter Parliamentary A.II.09 Hal. 3
Member States, it is imperative to enhance the capacities of the Assembly (AIPA) , Kuala Lumpur,
ASEAN Maritime Forum (AMF) and the Expanded ASEAN Malaysia, 25 - 27 April 2015

1
Indonesia mengusulkan agar AICHR melakukan pendekatan
dengan Governing Council AIPR yang dapat diagendakan pada
154 1 H.II.01, Hal.1
rencana pertemuan dengan CPR dimana sebagian besar CPR
adalah anggota Governing Council AIPR .
Indonesia mengusulkan agar AICHR dapat mengagendakan 1
masalah pelaksanaan rekomendasi kepada Menteri Luar Negeri
155 dan Pemimpin ASEAN pada pertemuan antara AICHR dan 1 H.II.01, Hal.1
ASEAN Foreign Ministers' Meeting (AMM) pada bulan Agustus
mendatang.
1
Indonesia mengusulkan dua kegiatan, yaitu: i) Workshop on the
156 Implementation of Article 22 of AHRD on Freedom of Religion and 1 H.II.01, Hal.2
Belief, dan ii) Annual Meeting on Trafficking in Persons.
1
Indonesia memberikan masukan tertulis atas kerangka Rencana
Kerja Lima Tahun (RKLT) 2016-2020. Masukan Indonesia berupa 5
arah kebijakan (thrust ) AICHR yang diambil dari Cha Am Hua Hin
Declaration on the Inauguration of AICHR. Adapun 5 arah 18th Meeting of ASEAN
kebijakan AICHR yaitu: a) Strengthen a forward looking regional Intergovernmental Commission on
cooperation on human rights; b) AIHCR as vehicle for progressive Human Rights (AICHR), Sekretariat
Social Development and justice, human dignity and higher quality ASEAN, Jakarta, 6 – 9 Mei 2015
157 1 H.II.01, Hal.2
of life for ASEAN peoples; c) improve adequate resource by
ASEAN member states d) promoting the contribution of
Stakeholders in the promotion and protection of human rights in
ASEAN through engagement and dialogue; e) strengthen the
mandate and function of the AICHR . Selain untuk memberikan
arah, kegiatan tersebut nantinya juga berguna untuk mengukur
capaian AICHR lima tahun ke depan.

1
Indonesia juga memasukkan strategic objectives dan kemungkinan
aktivitas yang dapat dijalankan oleh AICHR. Pembuatan dokumen
158 ini dimaksudkan agar perkembangan AICHR dapat terlihat dari 1 H.II.01, Hal.2
waktu ke waktu dan AICHR tidak akan terjebak pada pelaksanaan
kegiatan tanpa jelas arahnya kemana.
1
Indonesia mengusulkan agar dibentuk suatu coordination meeting
159 antara UNICEF dengan institusi di ASEAN yang akan bekerja sama 1 H.II.01, Hal.3
dengan UNICEF agar tidak terdapat duplikasi kegiatan.
1
Wakil Indonesia dalam AICHR menyampaikan rekomendasi agar
ASEAN senantiasa memperkuat mekanisme HAM mengingat
ASEAN merupakan satu-satunya regional di Asia yang memiliki Human Rights Cities Conference,
160 mekanisme HAM, Selain itu, ASEAN diharapkan selalu berupaya 1 Gwangju, Korea Selatan, 15 – 18 H.II.02, Hal.2
secara bertahap meningkatkan upaya tersebut walaupun terdapat Mei 2015
perbedaan signifikan dalam politik dan perkembangan demokrasi di
negara anggotanya.
1
Indonesia telah mengajukan pembahasan krisis migran ireguler di
kawasan Asia Tenggara sebagai salah satu agenda pertemuan. Special AICHR Meeting , Brunei
161 1 H.II.03, Hal. 1
Usulan ini sebelumnya telah diajukan kepada Ketua melalui surat Darussalam, 13-15 Juni 2015
Nomor 07/06/2015/AICHR-INA tanggal 5 Juni 2015
1
Indonesia menyamapaikan usulan agar adanya paragraf tersendiri
Special AICHR Meeting , Brunei
162 yang memaparkan kegiatan pemajuan dan perlindungan HAM oleh 1 H.II.03, Hal. 22
Darussalam, 13-15 Juni 2015
AICHR dan bersinergi dengan badan sektoral lain.

1
Indonesia menekankan pentingnya pencantuman contoh negara
anggota yang telah mendedikasikan unit dan pendanaan tersendiri Special AICHR Meeting , Brunei
163 1 H.II.03, Hal. 22
di tingkat nasional untuk membantu pelaksanaan kerja AICHR Darussalam, 13-15 Juni 2015
sebagai salah satu rekomendasi bagi negara anggota ASEAN lain.

1
Indonesia menggarisbawahi pentingnya pemaparan mengenai
kemungkinan perubahan besar yang mempengaruhi kerja AICHR Special AICHR Meeting , Brunei
164 1 H.II.03, Hal. 22
mulai tahun 2016, sehubungan dengan pergantian mayoritas Wakil Darussalam, 13-15 Juni 2015
AICHR pada akhir 2015.
1
Indonesia menyampaikan rekomendasi pentingnya arah dan tujuan
yang jelas dalam program kerja AICHR tertuang dalam acuan
perkembangan AICHR dalam lima tahun mendatang. Karena itu
Special AICHR Meeting , Brunei
165 Indonesia mengusulkan dimasukkannya thrust dari Cha Am Hua 1 H.II.03, Hal. 22
Darussalam, 13-15 Juni 2015
Hin Declaration on the Intergovernmental Commission on Human
Rights yang diikuti bentuk implementasinya ke dalam chapeau
Program Kerja dimaksud.

1
Indonesia mengusulkan untuk lebih melibatkan pemangku
Special AICHR Meeting , Brunei
166 kepentingan terkait dalam hal pemajuan dan perlindungan HAM 1 H.II.03, Hal. 23
Darussalam, 13-15 Juni 2015
dan hak-hak dasar dengan menyelenggarakan dialog tahunan.

1
Indonesia juga memberi masukan agar AICHR membangun
Special AICHR Meeting , Brunei
167 prosedur jalur komunikasi dengan negara anggota ASEAN 1 H.II.03, Hal. 23
Darussalam, 13-15 Juni 2015
mengenai implementasi AHRD melalui pengisian kuesioner.
1
Indonesia mengusulkan pelaksanaan studi tematis mengenai Special AICHR Meeting , Brunei
168 1 H.II.03, Hal. 24
kebebasan memeluk agama dan kepercayaan. Darussalam, 13-15 Juni 2015

37
Jumlah
No Rekomendasi Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
Rekomendasi
1
ASEAN Defence Ministers‟ Meeting
Indonesia mengusulkan dilaksanakannya pertemuan mengenai
– Plus Experts‟ Working Group on
Humanitarian Mine Action terkait dengan keterlibatan personel pada
169 1 Humanitarian Mine Action Meeting K.III.02 hal 4 no. 19
Peace Keeping Operation (PKO) dimana mereka membutuhkan
(ADMM-Plus EWG on HMA
kemampuan teknik penjinakan ranjau.
Meeting
1
Indonesia mengusulkan agar ACGF menjadi suatu forum yang Experts‟ Group Meeting (EGM) on
K.III.04 Hal 5 No 11 dan Hal 6
170 mengedepankan information sharing dan kerja sama praktis antar 1 the ASEAN Coast Guard Forum
No 20
coast guard dan agensi penegak hukum maritim di ASEAN. (ACGF)

1
Indonesia mengusulkan agar ACMM dapat menyesuaikan tugas
fasilitasi dan fungsi koordinasinya sesuai dengan AADMER dan
7th ASEAN Defence Ministers
SASOP serta dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip K.III.05 Hal. 4 No 15 dan Hal 3
171 1 Meeting-Plus Experts’ Working
umum yang disepakati dalam pelaksanaan HADR, yakni prinsip No 11
Group on Military Medicine
penghormatan terhadap hukum dan budaya negara yang terkena
bencana dan prinsip kemanusiaan.

1
Indonesia menyampaikan rekomendasi terkait draft SOP HADR
bahwa sebaiknya SOP dimaksud disusun untuk keperluan FTX dan
172 1 K.III.05 Hal 4 nomor 11
dalam kerangka EWG saja dan tidak sebagai dokumen baru yang
akan menduplikasi dokumen-dokumen serupa yang sudah ada. 6TH ADMM Plus EWG on HADR

Indonesia mengusulkan bahwa operasi HADR dan kegiatan tidak 1


173 memberikan imunitas kepada personil yang terlibat dalam operasi 1 K.III.05 Hal 4 nomor 11
HADR.
Indonesia menyampaikan daftar pencalonan Indonesia di badan- 1
Informal ASEAN Ministerial
badan PBB dan organisasi internasional lainnya, serta
174 1 Meeting (IAMM) and Related K.III.06 Hal. 2 No 3 dan K.III.06a
mengharapkan dukungan Negara Anggota ASEAN lainnya untuk
Meeting
pencalonan tersebut.
1
Indonesia mengusulkan agar ASEAN meningkatkan engagement
Informal ASEAN Ministerial
dengan organisasi regional lainnya seperti Gulf Cooperation Council
175 1 Meeting (IAMM) and Related K.III.06 Hal. 3 No. 8
(GCC), Economic Cooperation Organization (ECO) serta menjajaki
Meeting
kerja sama dengan African Union.

Indonesia menyampaikan usulan untuk menyusun ASEAN 1 Informal ASEAN Ministerial


K.III.06 Hal. 5 No. 17 dan
176 Ministerial Statement on the Occasion of the 70th Anniversary of 1 Meeting (IAMM) and Related
K.III.06b
the United Nations. Meeting
Indonesia mengusulkan untuk menjajaki pembentukan ASEAN 1
ASEAN Regional Forum Inter-
legal instrument untuk memerangi IUU fishing. Selain itu, untuk
Sessional (ARF) Track 1.5
177 membahas masalah ini, Indonesia akan menyelenggarakan ARF 1 A.III.01, Hal. 3
Symposium on Preventive
Workshop on IUU Fishing sebagai program ARF dalam tahun
Diplomacy
intersesi 2015-2016.
Delri merekomendasikan sinergi yang baik di antara badan legislatif 1
dan eksekutif dalam mendorong implementasi resolusi-resolusi 7th ASEAN Inter-Parliamentary
178 1 A.III.02, Hal. 2
tersebut sekaligus mendukung pembentukan Komunitas ASEAN Assembly (AIPA) Caucus
2015. P
1
Indonesia menyampaikan usulan agar Parlemen ASEAN dapat
mendorong harmonisasi peraturan dan perundang-undangan
masing-masing negara dengan tujuan dan visi bersama ASEAN,
179 termasuk dalam mengembangkan pariwisata berkelanjutan. Delri 1 A.III.02, Hal. 3
dalam hal ini mengusulkan pengembangan standarisasi pekerja
pariwisata ASEAN sebagai salah satu hal konkrit yang dapat
dipertimbangkan parlemen ASEAN.
1
Indonesia mengusulkan agar setiap negara memiliki satu poin
ARF Workshop on Cyber Security
180 kontak yang akan memudahkan semua negara pengguna cyber 1 A.III.03, Hal. 2
Capacity Building
untuk bekerja sama mengatasi tantangan maupun ancaman cyber.
Dalam isu LTS, Indonesia merekomendasikan masing-masing 1
pihak untuk menahan diri dan memperkuat komitmen terhadap Pertemuan Tingkat Menteri 22nd
181 1 A.III.04, Hal. 2 & 4
DOC dan penyelesaian COC, serta mengembangkan potensi kerja ASEAN Regional Forum (ARF)
sama praktis.
1
Dalam isu ekstrimisme, Indonesia menyampaikan usulan dan
kesiapannya untuk bekerja sama dengan semua pihak dalam
Pertemuan Tingkat Menteri 22nd
182 mempromosikan nilai-nilai toleransi, rasa saling pengertian, dan 1 A.III.04, Hal. 2 & 4
ASEAN Regional Forum (ARF)
memajukan dialog antar-umat beragama, termasuk dalam
menahan pergerakan Foreign Terrorist Fighters.
Indonesia menyampaikan usulan menjadikan Universitas 1 ASEAN Regional Forum Head of
Pertahanan sebagai sarana melting pot antara siswa sipil dan Defense Universities, Colleges,
183 1 A.III.05, Hal. 4
militer yang bermanfaat dalam menambah bobot lingkungan dan Institutions Meeting (19th ARF-
pengalaman pendidikan. HDUCIM)
1
Indonesia mengusulkan agar ASEAN dan P-5 bersama-sama
ARF Workshop on Promoting a
segera menyelesaikan outstanding issues terkait SEANWFZ yaitu
184 1 Nuclear-Weapon-Free Status of A.III.06, Hal. 4
terkait isu reservasi/deklarasi yang menghambat penandatanganan
Mongolia
Protokol dari Traktat SEANWFZ oleh P-5.
Indonesia menyampaikan usulan terkait isu perlindungan hak-hak 1
Sidang Umum (SIUM) ke-36
perempuan dan hak pekerja migran, termasuk isu kesetaraan
185 1 ASEAN Inter-Parliamentary A.III.08, Hal. 4
jender dan pemenuhan hak pekerja migran di negara-negara tujuan
Assembly (AIPA)
pengiriman buruh migran Indonesia.
1
Indonesia menyampaikan rekomendasi kebijakan dan langkah
implementasi untuk penanggulangan bencana (seperti disaster risk
ASEAN Regional Forum Workshop
map, disaster database, master plan for tsunami, dan
for First Response Support for
186 pembangunan Disaster Relief Training Ground), dan 1 A.III.09, Hal. 4
Victims of Terrorism and Other
penanggulangan terorisme (program rehabilitasi, reintegrasi,
Mass Casualty Events
program media campaign, dan pembentukan Forum Koordinasi
Pencegahan Terorisme di 28 propinsi)
Terkait draft ASEAN Community Vision 2025 , Indonesia 1
mengusulkan mengenai pengarus-utamaan gender terkait
implementasi program aksi bidang politik keamanan dengan
187 1 P.III.10 hal 2
penambahan frase “including to promote gender-mainstreaming”
pada paragraf 7.3. Usulan ini masih akan dibahas kembali pada
pertemuan berikutnya di Singapura.
Indonesia musulan untuk merujuk kepada Piagam ASEAN dan 1
Treaty of Amity and Cooperation (TAC) sebagai instrument
188 1 P.III.10 hal 4
penyelesaian sengketa ASEAN, disamping rujukan kepada hukum
internasional.
1 6th HLTF on ASEAN Community’s
Indonesia mengusulkan penyusunan program aksi yang dapat Post-2015 Vision
189 menunjang terjadinya sinergi antara ARF dan ADMM Plus 1 P.III.10 hal 4
mengingat program prioritasnya mencakup isu yang sama.
Indonesia menyampaikan usulannya untuk meningkatkan 1
keterlibatan negara anggota ASEAN dalam pasukan penjaga
190 1 P.III.10 hal 4
perdamaian PBB, khususnya bagi negara-negara yang telah
berpartisipasi.
Indonesia mengusulkan formalisasi hubungan ASEAN dengan 1
International Atomic Energy Agency (IAEA) serta usulan referensi
191 1 P.III.10 hal 4
baru mengenai kerja sama dengan Organisasi Internasional terkait
lainnya selain IAEA.

38
Jumlah
No Rekomendasi Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
Rekomendasi
1
Indonesia mengusulkan adanya penambahan referensi mengenai
kerja sama untuk mencegah pengembangan senjata CBRN
192 (Chemical, Biological, Radiology and Nuclear ) dalam upaya 1 P.III.10 hal 4
mempertahankan kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan yang
damai dan bebas nuklir serta senjata pemusnah massal lainnya.
Indonesia mengusulkan penyebutan proses keanggotaan Timor- 1
Leste di ASEA, melalui formulasi “Work towards Timor-Leste’s
193 1 P.III.10 hal 5
membership in ASEAN taking into consideration of the process
taken”.
Indonesia mengusulkan terkait langkah aksi “Review existing 1
moratorium on new Dialogue Partners taking into account strategic
194 1 P.III.10 hal 5
geopolitical and geo-economic developments impacting on our
region”.
Indonesia menyampaikan masukan terhadap draft FAQs yang 1
195 dilengkapi dengan data statistik mengenai kemajuan ASEAN di 1 P.III.3. hal 3
berbagai bidang.
Indonesia mengusulkan penambahan referensi “gender-sensitive” 1
196 1 P.III.3. hal 3
dalam draft ASEAN Community Vision 2025
Indonesia mengusulkan untuk memasukkan gagasan pembentukan 1
197 “ASEAN Common Visa” sebagai salah satu langkah aksi APSC 1 P.III.3. hal 4
Attendant Document.
Indonesia mengusulkan untuk menggunakan formulasi dari Joint 1
Communiqué ASEAN Foreign Ministers’ Meeting (AMM) ke-47
198 1 P.III.3. hal 4
dengan sedikit revisi terkait aplikasi keanggotaan Timor-Leste pada 7th HLTF on ASEAN Community’s
ASEAN. Post-2015 Vision
Indonesia mengusulkan untuk melakukan peninjauan kembali 1
199 1 P.III.3. hal 4
moratorium penambahan mitra wicara ASEAN.
Indonesia merekomendasikan agar seluruh paragraf di bawah 1
program aksi trans-boundary challenges untuk di-bracket. Hal ini
200 dilakukan mengingat Singapura mengusulkan untuk memasukkan 1 P.III.3. hal 5
isu haze di bawah program aksi mengenai trans-boundary
challenges.
1
Terkait penyusunan legally binding instrument untuk pemajuan dan
perlindungan pekerja migran sebagai tindak lanjut Deklarasi Cebu,
Indonesia mengusulkan formulasi tanpa menyebutkan kata legally
201 1 P.III.6. hal 3
binding yang masih akan dikonsultasikan oleh Malaysia dan
Singapura dengan alasan isu tersebut tidak berada di bawah
kewenangan pilar politik-keamanan.
1
Terkait Traktat Ekstradisi, usulan Indonesia yang hanya
menyebutkan penyusunan Traktat tanpa menyebut ekstradisi masih
belum disepakati Singapura meskipun gagasan ini sudah disepakati
202 1 P.III.6. hal 3
dalam dokumen Bali Concord I. Singapura mengusulkan 8th HLTF on ASEAN Community’s
penggunaan formulasi seperti disepakati di dalam Joint Post-2015 Vision
Communique AMM Kuala Lumpur.
1
Formulasi aksesi Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone
(SEANWFZ) oleh negara yang memiliki senjata nuklir seperti
diusulkan Indonesia, khususnya nuansa untuk mendorong aksesi
oleh Tiongkok yang sepakat tanpa reservasi belumdisepakati
203 1 P.III.6. hal 3
Singapura. Usulan Indonesia ini dinilai Singapura sebagai upaya
untuk menekan ASEAN, khususnya Singapura untuk menyepakati
aksesi agar tidak dilakukan bersamaan oleh negara P5 yang mash
memiliki reservasi.

Indonesia menyampaikan usulan formulasi paragraf terkait 1


ekstradisi yaitu “Continue the work of ASEAN Law Ministers’
Meeting to enhance cooperation on the issue of extradition” P.III.7.b hal 3
204 1
pada pertemuan ke-9 HLTF. Usulan Indonesia tersebut disetujui P.III.7.c
oleh Singapura dan disampaikan melalui surat tertanggal 14
September 2015.
1
Indonesia telah menyampaikan usulan formulasi paragraf terkait 9th HLTF on ASEAN Community’s
SEANWFZ yaitu: Intensify the ongoing efforts of the State Post-2015 Vision
Parties to the SEANWFZ Treaty and the Nuclear Weapon
States to resolve all outstanding issues in accordance with
P.III.7.b hal 3
205 the objectives and principles of the SEAWNFZ Treaty 1
P.III.7.c
pertaining to the signing and ratifying of the Protocol to that
Treaty at the earliest ” pada pertemuan ke-9 HLTF. Usulan
Indonesia tersebut disetujui oleh Singapura dan disampaikan
melalui surat tertanggal 14 September 2015.

1
Indonesia mengusulkan agar pernyataan RRT bahwa perundingan
206 COC telah memasuki next phase of consultations dibarengi 1 P.III.4. hal 2
dengan adanya timeline pembahasan COC yang jelas.
1
Indonesia menyampaikan rekomendasi dilakukannya self-restraint
207 di kalangan negara-negara claimant di LTS untuk mencapai 1 P.III.4. hal 3
implementasi DOC secara penuh dan efektif sesuai pasal 5 DOC. 9th Senior Officials’ Meeting on the
Implementation of the Declaration
Terkait early harvest measures , utamanya operasionalisasi 1 on the Conduct of Parties in the
Hotlines Communication between ASEAN and China Foreign South China Sea (9th SOM on
208 1 P.III.4. hal 4
Ministries in Response to Emergencies at Sea , Indonesia DOC)
mengusulkan agar segera diselesaikan.
1
Indonesia merekomendasikan agar ASEAN-RRT fokus pada isu
utama, yaitu penyelesaian COC. Usulan-usulan RRT terkait dengan
209 1 P.III.4. hal 5
kluster dan working toward the COC tidak menyentuh masalah
utama dan dapat memperlambat proses penyelesaian COC.

1
Dalam coordination meeting, Indonesia menyampaikan bahwa
dalam upaya menghindari pembahasan mengalami jalan buntu,
210 perlunya penyusunan draft struktur dan elemen COC dilakukan 1 P.III.1. hal 2
bersama-sama dengan RRT sejak awal serta pentingnya
pembahasan timeline pembentukan COC bersama dengan RRT

Indonesia mengusulkan agar penyelesaian commonalities 1


dipercepat sehingga JWG on DOC dapat fokus kepada
211 1 P.III.1. hal 2 dan 3
pembahasan struktur dan elemen COC pada pertemuan
14th ASEAN-China Joint Working
berikutnya.
Group on the Implementation of the
Indonesia menyampaikan usulan agar kerjasama teknis terkait SAR 1 Declaration on the Conduct of
dibahas oleh Senior Transport Officials Meeting (STOM) dan Parties in the South China Sea
212 ASEAN Transport SAR Forum (ATSF) mengingat kedua 1 (14th JWG on DOC) P.III.1. hal 4
mekanisme tersebut yang memiliki kompetensi dalam bidang SAR
dimaksud.
1
Indonesia mengusulkan agar Eminent Person Expert Group
(EPEG) dapat memberikan non-binding recommendation kepada
JWG dan SOM on DOC terkait COC maupun kerja sama praktis.
213 1 P.III.1. hal 2
Selain itu, agar EPEG akan melakukan pekerjaannya berdasarkan
permintaan dari SOM on DOC atas rekomendasi dari JWG on
DOC.

39
Jumlah
No Rekomendasi Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
Rekomendasi
1
Indonesia melalui paparan Duta Besar Ngurah Swajaya
merekomendasikan adanya penyelenggaraan pertemuan rutin
214 1 P.III.8.hal 3
antar High Contracting Parties (Conference of High Contracting
Parties) sebagaimana tertuang dalam Bab 3 TAC.

1 Regional Workshop on the Treaty


Indonesia melalui paparan Duta Besar Rahmat Pramono of Amity and Cooperation
menyampaikan kembali usulan Indonesia mengenai “EAS Treaty of
Friendship and Cooperation yang didasarkan pada prinsip-prinsip
215 1 P.III.8. hal 4
TAC dan Bali Principles. Traktat ini ditujukan untuk
menghubungkan dan mengikat kerja sama antar negara Mitra
Wicara yang saat ini belum terikat oleh TAC.
1
Indonesia mengusulkan penyusunan ASEAN Foreign Ministers’
Statement on the Promotion and Protection of the Rights of
216 1 P.III.5.a. Hal 2
Migrant Workers sebagai strategic guidance untuk melanjutkan
kerja ACMW menyelesaikan instrumen hukum tersebut.

Indonesia mengusulkan concept paper mengenai keuntungan bagi


217 ASEAN apabila RRT menandatangani Protokol dari Traktat 1 P.III.5.c. Hal 2
SEANWFZ terlebih dahulu. Drafting Committee of the SOM/
ASEAN Senior Officials'
Meeting/Executive Committee of the
1 South East Asia Nuclear Weapons
Free Zone (SEANWFZ)/SEANWFZ
Indonesia mengusulkan draft paragraf mengenai penyelesaian Commission/ 48th ASEAN Foreign
218 pending issues yang sesuai dengan maksud dan tujuan Traktat 1 Ministers' Meeting P.III.5.e. Hal 2
SEANWFZ

Indonesia mengusulkan agar negara anggota ASEAN


219 mengundang Timor-Leste dalam kegiatan yang bersifat teknis dan 1 P.III.5.F. Hal 3
untuk meningkatkan capacity building Timor-Leste.

1
Indonesia merekomendasikan agar review TOR AICHR lebih baik
didasarkan pada rekomendasi yang diberikan AICHR kepada AMM
bulan Oktober 2014 karena draft tersebut telah dibahas oleh Dialogue between the ASEAN and
AICHR yang juga adalah perwakilan negara. Namun demikian, Civil Society Organisations on the
220 Review TOR AICHR hanya salah satu cara untuk memperkuat 1 Development of a Regional Human H.III.05, Hal 7
peran AICHR. Bagi Indonesia, AICHR tetap harus membahas dan Rights Mechanisms , Bangkok, 19 -
memberikan masukan atas permasalahan HAM di kawasan. Hal ini 20 Agustus 2015
dapat dilakukan dengan menerjemahkan mandat dalam TOR
AICHR secara lebih progresif.
1
Indonesia mengusulkan agar proses pemilihan Wakil Indonesia
221 1
untuk AICHR dapat dijadikan best practice bagi negara lain
1
Indonesia merekomendasikan agar AICHR memberi perhatian lebih
pada isu buruh migran dan mencegah perdagangan manusia
222 1 Konsultasi Nasional AICHR, H.III.01, Hal 2
dengan mengadvokasi instrumen perlindungan buruh migran
Jakarta, 9 Juli 2015
kepada negara yang belum meratifikasi
1
Indonesia menyampaikan usulan agar AICHR perlu mengadvokasi
223 ASEAN Regional Plan of Actions on Violence against Children agar 1 H.III.01, Hal 2
dapat diimplementasikan di tingkat nasional
Menlu RI mengusulkan kepada Sekretariat ASEAN dan CPR untuk 1
224 dapat mewujudkan pembentukan Human Rights Division seperti 1 H.III.03b, Hal 2
yang diusulkan oleh AICHR.
1
Menlu RI menyampaikan usulan untuk memperkuat mandat Special Meeting AICHR , Kuala
AICHR, serta menggarisbawahi pentingnya mandat perlindungan Lumpur, 2-5 Agustus 2015
225 untuk terus diperkuat. Terkait hal tersebut, Menlu RI mengusulkan 1 H.III.03b, Hal 3
agar rekomendasi AICHR dapat diinkorporasi oleh AICHR ke
dalam TOR AICHR yang saat ini berlaku.
1
Pada agenda pembahasan Program Kerja Dua Tahunan ASEAN
Inaugural Meeting of the ASEAN
Network for Witness and Victim Protection , Indonesia mengajukan
Network for Witness and Victim
226 usulan 3 (tiga) kegiatan pelatihan bagi para pejabat badan 1 H.III.06, Hal 2
Protection, Yogyakarta, 24 – 26
perlindungan saksi dan korban di ASEAN dan pembangunan
Agustus 2015
standar perlindungan saksi dan korban di ASEAN.
1
Indonesia mengusulkan agar Sekretariat memasukan pembahasan
mengenai hasil dari Emergency ASEAN Ministerial Meeting on
227 Transnational Crimes (EAMMTC ), khususnya tentang rekomendasi 1 H.III.09, hal 2
EAMMTC untuk badan sektoral ASEAN terkait pembentukan Task
Force khusus untuk membahas isu irregular migration.
1
Indonesia mengusulkan agar AICHR dan badan sektoral ASEAN
228 dapat bertemu terlebih dahulu untuk membahas kemungkinan 1 H.III.09, hal 2
Special Meeting of AICHR, Manila,
posisi yang sama dalam Dialog HAM antara ASEAN dan EU.
16 - 17 September 2015
Wakil Indonesia menyampaikan usulan Concept Paper Thematic 1
229 1 H.III.09, hal 4
Study on the Right to Life.
Indonesia menyampaikan Concept Paper on the Juvenile Justice 1
230 1 H.III.09, hal 4
in ASEAN.
Indonesia selaku anggota tim Screening Panel akreditasi CSO 1
pada AICHR mengusulkan untuk menetapkan kerangka waktu
231 1 H.III.09, hal 5
sebagai informasi kepada CSO terkait kapan Screening Panel akan
melakukan pertemuan.
Indonesia mengusulkan untuk menggabungkan rujukan mengenai 1
ASEAN Declaration on Combating Transnational Crime tahun 1997
232 dan ASEAN Plan of Action to Combat Transnational Crime tahun 1 K.IV.01 hal 4 no. 6
1999 pada paragraf pembukaan Declaration on Transnational
Crime.
Indonesia mengusulkan untuk meningkatan Mutual Legal 1
Assistance Treaty menjadi Traktat ASEAN dan mengesahkan
233 1 K.IV.01 hal 4 no. 6
kejahatan penyelundupan manusia sebagai salah satu area kerja
sama di bawah SOMTC/AMMTC
Terkait dengan pembahasan isu-isu keamanan maritim non- 1 Pertemuan 10th ASEAN Ministerial
Meeting on Transnational Crime K.IV.01 hal 6 no. 12e & hal 7 no.
234 tradisional, Indonesia telah mengusulkan untuk memajukan isu IUU 1
Fishing. (AMMTC) and Its Related Meetings 16ii

Indonesia mengusulkan proyek Comparative Research on Muslim 1


235 Youth‟s Social Identity and Their Attitude on Caliphate dalam Japan 1 K.IV.01 hal 8 no.1 9
ASEAN Integration Fund (“JAIF”)
1
Indonesia mengusulkan untuk meningkatkan dukungan terhadap
peningkatan kapasitas aparat penegak hukum maupun sarana dan
236 prasarana dalam menanggulangi kejahatan dunia maya dalam ker 1 K.IV.01 hal 8 no. 19
ja sama ASEAN – Jepang di bidang pemberantasan kejahatan
dunia maya (cybercrime),

Indonesia menyampaikan usulan untuk melaksanakan patroli 1


237 terkoordinasi (Joint Patrol) dengan tujuan damai, dengan tetap 1 K.IV.02 hal 3 no. 6
mengedepankan spirit ASEAN.

40
Jumlah
No Rekomendasi Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
Rekomendasi
1
Indonesia menyampaikan rekomendasi penyelesaian masalah-
masalah ASEAN secara internal untuk menghindari masuknya
238 1 K.IV.02 hal 3 & 4 no. 6
kepentingan negara-negara lain di luar ASEAN yang mungkin justru
Pertemuan ADMM Retreat & 3rd
akan memperkeruh suasana.
ADMM-Plus
Indonesia menyampaikan usulan upaya bersama ASEAN dalam 1
239 menangani kejahatan di laut seperti illegal fishing termasuk upaya 1 K.IV.02 hal 4 no. 6
dalam menjaga stabilitas perairan
1
Indonesia menyampaikan usulan untuk berbagi pengalaman terkait
240 penanganan bencana alam, khususnya dalam aspek sinergi militer 1 K.IV.02 hal 4 no. 6
dan sipil, seperti dalam penanganan bencana tsunami 2004.
1
Indonesia mengusulkan peningkatan peran penting AHA Center
241 1 K.IV.02 hal 4 no. 6
sebagai pusat koordinasi penanganan bencana alam di ASEAN.
1
Terkait ISIS, Indonesia menyampaikan usulan upaya-upaya
bersama dalam pencegahan dan penanganan terorisme seperti
242 melalui pertukaran informasi/intelijen, penegakan hukum, dialog 1 K.IV.02 hal 4 no. 6
sosial dan perlindungan kegiatan di perbatasan, sehingga tidak
akan memberikan celah bagi ISIS untuk berkembang di Indonesia.
Indonesia mengusulkan untuk melakukan joint patrol untuk tujuan 1
243 perdamaian di LCS (antara ASEAN dan China) dengan pilihan 1 K.IV.02 hal 7 no. 14
tema HADR atau search and rescue.
1
Indonesia mengusulkan agar dalam isu LCS masing-masing pihak
dapat memperkecil perbedaan dan memperbesar persamaan
244 1 K.IV.02 hal 7 no. 14
karena hasil positif dari pertemuan ini bukan hanya berdampak
rakyat di sekitar LCS tapi juga bagi dunia
1
Indonesia mengusulkan agar ACMM dapat menyesuaikan tugas
fasilitasi dan fungsi koordinasinya sesuai dengan AADMER dan 7th ASEAN Defence Ministers
SASOP dan dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip Meeting-Plus Experts‟ Working K.IV.05 hal 3 no. 11 & hal 4 no
245 1
umum yang disepakati dalam pelaksanaan HADR, yakni prinsip Group on Military Medicine 15
penghormatan terhadap hukum dan budaya negara yang terkena (Vladivostok)
bencana dan prinsip kemanusiaan.
1
Indonesia menyampaikan usulan pendirian Cooperation on Cyber
Incident Response Teams (C-CIRTs), dimulai dalam kerangka
246 internal ASEAN ataupun dengan mitra wicaranya. Jika pendirian 1 A.IV.01, Hal. 5
kerjasama ini menunjukkan hasil yang siginifikan, dapat diupayakan
ASEAN Regional Forum (ARF)
untuk ditingkatkan menjadi level ARF.
Seminar on Operationalizing Cyber
Indonesia menggusulkan pertemuan merujuk kembali ARF Work 1 Confidence-Building Measures in
Plan on ICTs yang memandatkan untuk membentuk open ended the ARF , Singapura, 21-22 Oktober
study group on CBMs . Study group ini diharapkan dapat 2015
247 mengembangkan proses dan prosedur sharing informatio n di 1 A.IV.01, Hal. 5
antara point of contact negara Peserta ARF untuk mencegah krisis
ICT. Rusia turut mendukung pembentukan segera study group
tersebut.
1
Indonesia mengusulkan peningkatan MLAT menjadi Treaty ASEAN
sebagai pelaksanaan mandat APSC Blueprint. Selain itu, juga
disampaikan bahwa peningkatan MLAT akan berdampak pada
248 1
dapat diterapkannya ASEAN Dispute Settlement Mechanism dan
terbentuknya mekanisme pelaporan badan sektoral MLAT kepada
suatu Ministerial Sectoral Bodies.
H.IV.01 Hal 3
1
Indonesia menyampaikan usulan proposal “Establishment of a ASEAN Senior Law Offcials Meeting
Working Group to Study the Legal Instrument on the Protection of
249 1 (ASLOM) ke-16 dan ASEAN Law
Migrant Workers ” sebagai agenda tetap ASLOM untuk
Ministers Meeting (ALAWMM) ke-9,
menanggapi proposal Singapura mengenai kabuut asap.
Bali, 18 - 22 Oktober 2015 H.IV.01 Hal 5
1
Indonesia mengusulkan pembentukan suatu instrumen hukum
ekstradisi yang mengikat berdasarkan: (i) alasan politis bahwa
mandat untuk memiliki instrumen hukum ekstradisi yang mengikat
250 telah dimuat dalam 1976 Declaration of ASEAN Concord Plan dan 1
Vientianne Action Programme serta (ii) alasan teknis bahwa model
law tidak akan memberikan manfaat banyak bagi perkembangan di
kawasan.
H.IV.01 Hal 3
Indonesia menyampaikan usulan perbaikan concept paper on 1
Thematic Study of Juvenile Justice System di ASEAN dengan
menekankan studi pada upaya negara anggota ASEAN
251 1
memperbaiki Juvenile Justice System serta pengembangan
regional guidelines on juvenile justice yang dapat dirujuk oleh
negara anggota ASEAN H.IV.02 Hal 2
1
Indonesia mengusulkan agar AICHR dapat mengakreditasi semua
CSO yang telah mendaftar dan tidak melanggar Guidelines.
Walaupun ada beberapa CSO yang kritis terhadap negara, 19th ASEAN Intergovernmental
Indonesia meyakini bahwa kritik CSO harus dilihat sebagai suatu Commission on Human Rights
252 motiviasi bagi AICHR. Oleh karena itu, Indonesia tidak mendukung 1 (AICHR) Meeting, Kuala Lumpur,
penolakan AICHR untuk International Commission of Jurist (ICJ). 27 -29 November 2015
Indonesia menyatakan lebih baik memberikan waktu sambil melihat
engagement yang dibangun oleh ICJ dengan AICHR setahun
kedepan.
H.IV.02 Hal 5
1
Indonesia mengusulkan agar Laporan Tahunan AICHR dapat
dibuka kepada publik melalui laman AICHR. Hal ini mengingat
253 1
bahwa badan HAM dimanapun perlu untuk memberikan
transaparansi kerja kepada publik untuk menjaga kredibilitas
H.IV.02 Hal 2
Indonesia menyampaikan usulan agar pertemuan dapat 1
memberikan masukan terkait kegiatan dan pertemuan ASEAN
254 1 P.IV.2.b Hal 4 Poin 17
yang dapat dihadiri oleh Timor Leste sebagai bentuk peningkatan
kapasitas.
Indonesia menyampaikan rekomendasi mengenai streamlining 1
ASEAN Senior Officials Meeting
ASEAN Meetings dalam penyusunan Joint Proposal Non-paper P.IV.2.b Hal 3 Poin 13, 14 dan
255 1 (SOM), Joint Preparatory Meeting
Streamlining of ASEAN Meetings yang disusun bersama dengan (JPM) KTT ke-27 ASEAN, 15
Singapura. Pertemuan ASEAN Coordinating
1 Council Working Group ke-6, dan
Dalam mendorong perkembangan terkait penandatanganan dan
ratifikasi Nuclear Weapon State terhadap Protokol Traktat Drafting Commission of 2015 Kuala
Lumpur Declaration on the P.IV.2.b Hal 4 Poin 18, 19, dan
256 SEANWFZ, Indonesia merekomendasikan untuk melaksanakan 1
Establishment of the ASEAN 20
pertemuan untuk dapat belajar dari Kawasan Bebas Senjata Nuklir
lainnya seperti Traktat Raratonga. Community, Kuala Lumpur,
Malaysia, 6-9 Oktober 2015
1
Dalam pertemuan drafting commission, Indonesia menyampaikan
usulan terkait deklarasi ASEAN yang mencakup: (a) rujukan
kepada Piagam ASEAN secara keseluruhan, (b) rujukan mengenai
257 1 P.IV.2.d Hal 2 Poin 4 dan 5
the Treaty of Amity and Cooperation (TAC), (c) unsur “outward-
looking” , dan (d) unsur yang merujuk pada kesinambungan proses
pembentukan Masyarakat ASEAN pasca 2015.
1
Sebagai tindak lanjut dari dimulainya pembahasan mengenai
elemen COC, Indonesia mengusulkan agar negara-negara ASEAN
258 1 Pertemuan ke-15 ASEAN-China P.IV.3.a Hal 4 Poin 10
dan RRT menyepakati Elements of the Possible Outline of a COC
Joint Working Group (JWG) /
yang telah diformulasikan sebelumnya di dalam pertemuan JWG.
Pertemuan ke-10 Senior Officials’
Meeting on the Implementation of
the Declaration on the Conduct of
Parties in the South China Sea
(SOM on DOC), Chendu, RRT, 18-
21 Oktober 2015
41
Pertemuan ke-15 ASEAN-China
Jumlah Joint Working Group (JWG) /
No Rekomendasi Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
Rekomendasi Pertemuan ke-10 Senior Officials’
Meeting on the Implementation of
1
Indonesia menyampaikan usulan untuk menyusun suatu roadmap the Declaration on the Conduct of
atau workplan yang spesifik dalam konteks konsultasi COC. Parties in the South China Sea
Pertemuan menyambut baik usulan ini dan menyepakati dua hal, (SOM on DOC), Chendu, RRT, 18-
259 1 P.IV.3.a Hal 4 Poin 12 dan 15
yakni menambah waktu penyelenggaraan JWG menjadi 2 hari 21 Oktober 2015
dengan menambah sesi drafting , serta menambah frekuensi
pertemuan JWG dan SOM on DOC pada tahun 2016.

1
Menuju ASEAN 2025, Indonesia menyampaikan usulan agar
ASEAN tetap menjaga kesatuan dan sentralitas, menjadi
260 1 P.IV.9.a Hal 3 Poin 4g
organisasi yang lentur dan efisien melalui efisiensi pertemuan, dan
memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah dunia.

1
Sebagai upaya menjadi problem solver, Indonesia menyampaikan
rekomendasi agar ASEAN dapat mendorong: (1) Perlunya
penguatan kerja sama regional dan internasional dalam
memerangi terorisme dan radikalisme, serta mengatasi akar
masalahnya. Salah satunya dengan memanfaatkan adanya
261 1 P.IV.9.e Hal 3
ASEAN Convention on Counter Terrorism secara optimal, dan (2)
Pembentukan mekanisme regional ASEAN sebagai solusi
penanganan masalah kemanusiaan akibat irregular migrants, baik
untuk menangani akar permasalahan maupun faktor penyebab
lainnya. KTT ASEAN ke-27 dan KTT terkait
lainnya, Kuala Lumpur, 18-23
1 November 2015
Indonesia menyampaikan usulan agar negara-negara ASEAN
menjaga dan memastikan Laut Tiongkok Selatan (LTS) sebagai
262 1 P.IV.9.a Hal 3 Poin 5
wilayah yang damai dan stabil, serta tidak dijadikan wilayah
perebutan kekuasaan oleh kekuatan-kekuatan besar.

1
Indonesia menyampaikan usulan formulasi paragraf asap lintas
263 1 P.IV.9.a Hal 5 Poin 9
batas dalam Chairman’s Statement of the 27 th ASEAN Summit

1
Indonesia menyampaikan usulan terkait isu-isu irregular movement
of persons, ASEAN Maritime Forum (AMF), penanggulangan
P.IV.9.f Hal 6 Poin 21, Hal 7
terorisme, mainstream prinsip-prinsip hak asasi manusia dalam
264 1 Poin 25, Hal 8 Poin 27 dan 28
ketiga pilar ASEAN, dan kemungkinan untuk membentuk suatu
P.IV.9.g
ASEAN Extradition Treaty yang mengikat secara hukum untuk
dimasukan dalam Chairman‟s Statement.

1
Indonesia menyampaikan usulan anggaran sekretariat AIPR
sebesar USD 289,547 per tahun, dan Indonesia berkomitmen untuk
265 mmenanggung 50 persen dari jumlah anggaran tersebut selama 3 1 Pertemuan 5th Meeting of the P.IV.10 Hal 2 Poin 7 dan 8
tahun pertama, sementara 50 persen sisa kontribusi ditanggung Governing Council (GC) of the
oleh negara anggota ASEAN lainnya secara equal (pro-rata). ASEAN Institute for Peace and
Reconciliation (AIPR) dan 3rd
1
Dalam agenda pembahasan Roles of Procedures dari AB AIPR, Meeting of the Advisory Board of
Indonesia mengusulkan adanya penguatan peran Advisory Board the AIPR, Yogyakarta, 26
266 yang lebih substantif dan tidak hanya terbatas pada pelaksanaan 1 November 2015 P.IV.10 Hal 2 Poin 15
penelitian, contohnya melalui pemberian masukan sesuai dengan
elemen-elemen dalam ToR pada poin 4.2.

1
Indonesia menyampaikan rekomendasi peningkatan gerakan
moderat global serta peningkatan peran pemangku kepentingan
267 1 P.IV.11 Hal 1 Poin2
lainnya terkait isu violent extremism dalam rangka menyelesaikan
akar permasalahan kekerasan radikal.
1 AIPR Symposium on Repercussion
Indonesia menyampaikan rekomendasi kebijakan terkait formulasi of Violent Extremism Towards
strategi nasional dalam menangani Islamophobia, penguatan Moderates, Yogyakarta, 27-28
penegakan hukum, peningkatan koordinasi dan sinergi antar November 2015
268 seluruh program deradikalisasi, penyelenggaraan interfaith 1 P.IV.11 Hal 1 Poin 3
dialogues, serta peningkatan mekanisme pemantauan, intervensi,
dan program pemberdayaan untuk meminimalisir dampak aksi-aksi
radikalisasi dan menanggulangi terorisme.

42
Persentase Masyarakat yang Memahami Integrasi Masyarakat ASEAN
Dukungan dan Partisipasi Masyarakat ASEAN 2015
No Nama Kegiatan Tempat Tanggal Kuisioner
Kuisioner yang Target
dengan nilai Jumlah Peserta Yang Hadir
diterima/Kembali Peserta Total Peserta
80-100
Akademisi Pejabat Pemerintah Asing SKPD Media Pelaku Usaha Guru Pelajar Umum LSM

Seminar “Penanggulangan Isu Radikalisasi


1 dan Cyberterrorism dalam rangka Mewujudkan Bandung 28 Mei 2015 88 81 100 87 - 20 - - - - - - 107
Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN”

Lokakarya Isu-isu Hukum di ASEAN bagi


2 Manado 21 Mei 2015 42 39 70 70 - 0 - - - - - - 70
Dosen Hukum di Sulawesi, Ambon, dan Papua

Lokakarya Isu-isu Upaya Pemajuan dan


3 Manado 20 Mei 2015 58 46 70 49 - 6 4 - - - - 11 70
Perlindungan HAM di ASEAN

Seminar Sosialisasi Pilar Politik-Keamanan Tasikmalaya,


4 29-30 September 2015 338 298 625 461 - 26 - - - - - - 487
menuju Masyarakat ASEAN 2015 Ciamis, Banjar

Civitas Akademika Menyambut Masyarakat


5 Bandung 13 Desember 2015 301 258 350 302 - 23 2 - - - - - 327
ASEAN 2015

Diskusi dan Debat Publik Penguatan Mandat


Perlindungan Mekanisme HAM ASEAN dalam
6 Jakarta 5 Oktober 2015 45 39 60 12 - 10 - - - - - 33 55
Mencegah dan Mengatasi Kekerasan terhadap
Perempuan dan Anak Perempuan di ASEAN
Dialogue on Developing Peace and
7 Reconcilliation in the Southeast Asia Region: Jakarta 29 Oktober 2015 54 48 80 12 10 38 16 - - - - - 76
Indonesia's Perpspective

8 Dialog Mahasiswa tentang Visi ASEAN 2025 Bandung 31 Oktober 2015 80 75 100 117 - - - - - - - - 117

Seminar ”MEA 2015: Upaya Meraih Peluang bagi


9 63 52 200 20 25 3 45 16
UMKM Indonesia” Bangkalan 25 Maret 2015 0 0 0 0 93
10 Kuliah Umum di Universitas Trunojoyo Bangkalan Madura 25 Maret 2015 146 92 200 146 0 0 0 0 146

Seminar “Membangun sinergi masa depan antara


11 181 167 200 178 8 7 5 22
akademisi, pelaku bisnis, dan pemerintah menuju
ASEAN Economic and Education Community 2015” Bandung 12 Februari 2015 0 0 0 0 198
Rangakaian kegiatan seminar dengan tema besar
12 implementasi MEA 2015 telah dilaksanakan pada 283 242 300 120 45 5 110 15
tanggal 18-19 Mei 2015 Cirebon 18-19 Mei 2015 0 0 0 0 280
Seminar "Meraih Manfaat Masyarakat Ekonomi
13 ASEAN 2015: Meningkatkan Kesiapan Civitas 69 12 80 78 10
Akademika dan Pelaku Usaha di Batam" Batam 1 April 2015 0 0 0 0 88
14 307 31 150 449
Kuliah Umum di Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjung Pinang 2 April 2015 0 0 0 0 449
Sulawesi tenggara Menghadapi Masyarakat Ekonomi
15 92 25 150 120 50
ASEAN Kendari 9-10 April 2015 0 0 0 0 170
Seminar “Masyarakat Ekonomi ASEAN :
16 211 164 300 320 5 5 15 7
Tantangan dan Peluang” Manado 23 Mei 2015 0 0 0 0 345
Seminar "Peningkatan Daya Saing UMKM dalam
17 Rangka Memasuki Regional Value Chain 100 93 100 6 3 0 83 8
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)" Bali 11 Agustus 2015 0 0 0 0 92

Seminar Ketahanan Energi Nasional Menjawab


18 Tantangan Pengwmbangan Batubara Ramah 131 76 150 120 50 18 30 20
Lingkungan dan Kuliah Umum "Menyongsong MEA
2015: Tantangan dan Peluang Bagi Indonesia Banjarmasin 19 Agustus 2015 0 0 0 0 218
Kegiatan Seminar, dan Kuliah Umum Masyarakat
19 Ekonomi ASEAN di Yogyakarfta, 16-19 September 226 86 300 156 105
2015 Tanjung Pandan 27-28 Agustus 2015 0 1 10 0 0 0 272
Kegiatan Seminar, dan Kuliah Umum Masyarakat
20 Ekonomi ASEAN di Yogyakarfta, 16-19 September 217 198 200 211
2015 Yogyakarta 16 - 19 September 2015 0 6 0 0 0 217
Kuliah Umum: ASEAN adalah Kita, Jayapura,
21 130 84 140 153
Papua, 17-18 November 2015 Jayapura 17-18 November 2015 0 0 0 0 153

Kegiatan Seminar "Gejolak Ekonomi Global dan


22 130 99 150 150 0
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015" di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana Bali 3 Oktober 2015 0 0 0 0 0 0 0 150
Kegiatan Outreach Meningkatkan Kesiapan
23 Sumatera Barat Dalam Menghadapi MEA 2015, 160 41 150 101 12 0 33 4
Padang, 2-3 Desember 2015 Padang 2-3 Desember 2015 0 0 0 0 146

Seminar dan Kuliah Umum ”Implementasi

43
24 191 147 300 192 50 5 30 7
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015” di Mataram,
Nusa Tenggara Barat, 4-5November 2015 Matram 4-5 November 205 0 0 0 0 277
Persentase Masyarakat yang Memahami Integrasi Masyarakat ASEAN

44
Dukungan dan Partisipasi Masyarakat ASEAN 2015
No Nama Kegiatan Tempat Tanggal Kuisioner
Kuisioner yang Target
dengan nilai Jumlah Peserta Yang Hadir
diterima/Kembali Peserta Total Peserta
80-100
Akademisi Pejabat Pemerintah Asing SKPD Media Pelaku Usaha Guru Pelajar Umum LSM
Seminar Guru - Guru mengenai Perkembangan Mamuju, Sulawesi
25 ASEAN, ASEAN Goes To School (AGTS). 20-24 Januari 535 492 200 167 75 2 92 199 - 368
Barat 0 0 0
Seminar Guru - Guru mengenai Perkembangan
26 kerja sama ASEAN, dan ASEAN Goes To School Merauke, Papua 1-6 Maret 437 405 200 207 41 1 53 135 - 230
(AGTS). 0 0 0
Sosialisasi mengenai perlindungan perempuan dan Tasikmalaya, Jawa
27 anak 12-15 Maret 102 98 150 - 66 - 1 - 125 192
Barat 0 0 0
Seminar dan kuliah Umum mengenai Perkembangan
28 ASEAN UKI, Jakarta 16 Maret 204 178 200 204 - - - - - -
0 0 0
Seminar Guru-guru mengenai perkembangan kerja
Magelang Jawa
29 sama ASEAN, dan ASEAN Goes to School. 23-27 Maret 513 497 200 163 - - 150 200 - 350
Tengah
0 0 0
Kuliah Umum mengenai Perkembangan ASEAN, Banjarmasin,
30 30 Maret-3 April 410 321 400 270 - 3 - 163 - 166
dan ASEAN Goes To School (AGTS). Kalimantan Selatan 0 0 0
Kuliah Umum mengenai Perkembangan ASEAN Universitas Mustopo
31 7 April 160 155 150 160 - - - - - -
Jakarta 0 0 0
Kuliah Umum mengenai Perkembangan ASEAN Universitas Budi
32 21 April 179 172 200 192 - - - - - -
Luhur Jakarta 0 0 0
Kuliah Umum mengenai Perkembangan kerja sama
ASEAN di Universitas Muhammadiyah (UMMU) dan
33 AGtS dengan tema Menyongsong Masyarakat Maluku Utara 29 April- 1 Mei 2015 400 389 400 246 - - - 171 - 171
ASEAN 2015: “Peluang Bagi Dunia Pendidikan
Indonesia” di Ternate 0 0 0
Seminar Guru - Guru/Kuliah Umum dan AGtS
mengenai Perkembang an kerja sama ASEAN
34 Sulawesi Selatan 5-7 Mei 480 468 450 200 112 - - 170 - 282
dengan tema Menyongsong Masyarakat ASEAN
2015 di Pare-Pare, Sulawesi Selatan 0 0 0
Seminar Guru - Guru/Kuliah Umum dan AGtS
mengenai Perkembang an kerja sama ASEAN
35 dengan tema Menyongsong Masyarakat ASEAN Kalimantan Utara 19-21 Mei 457 392 500 209 - - - 168 202 370
2015 di Kota Tarakan, dan Kabupaten Nunukan
0 0 0
Sosialisasi mengenai masyarakat ASEAN 2015
dengan peserta dari civitas academika Universitas
36 Kemlu Jakarta 19-05-16 75 75 75 75 - - - - - -
Prof.Dr. Hazairin SH (UNIHAZ), Bengkulu
0 0 0
Sosialisasi mengenai masyarakat ASEAN 2015 di JABABEKA,
37 17-06-16 200 196 200 202 - - - - - -
President University Cikarang 0 0 0
Seminar, Kuliah Umum dan AGtS tema:
38 Tual, Maluku 7-9 Juli 224 224 450 64 113 - - 134 - 247
Menyongsong Masyarakat ASEAN 2015 0 0 0
Seminar, Kuliah Umum dan AGtS tema:
39 Kota Batu, Malang 29-30 Juli 220 220 300 - 109 - 144 - - 253
Menyongsong Masyarakat ASEAN 2015 0 0 0
Seminar, Kuliah Umum dan AGtS tema: Pemekasan, Jawa
40 25-27 Agustus 297 297 350 - - - 130 186 - 316
Menyongsong Masyarakat ASEAN 2015 Timur 0 0 0
Seminar dan AGtS tema: Menyongsong Masyarakat
41 Tasikmalaya 31 Agust- 3 Septmber 375 375 400 64 - - 4 149 239 392
ASEAN 2015 0 0 0
Seminar, Kuliah Umum dan AGtS tema:
42 Menyongsong Masyarakat ASEAN 2015, dan Bengkulu 26-28 Agustus 141 141 200 191 - - - - - -
Penandatanganan MoU PSA di UNIHAZ 0 0 0
Seminar, Kuliah Umum dan AGtS tema:
43 Kota Mataram, NTB 1-3 Septmber 259 259 300 - - - 128 170 - 298
Menyongsong Masyarakat ASEAN 2015 0 0 0
Seminar, Kuliah Umum dan AGtS tema:
44 Kab Siak, Riau 2-3 Septmber 224 224 300 - 427 - - 136 - 563
Menyongsong Masyarakat ASEAN 2015 0 0 0
Seminar, Kuliah Umum dan AGtS tema: Kab Nganjuk, Jawa
45 9-10 Septmber 298 298 450 125 - - 148 151 - 299
Menyongsong Masyarakat ASEAN 2015 Timur 0 0 0
Sosialisasi menuju kawasan ASEAN Bebas Narkoba
46 Medan 15-17 Septmbr 130 130 200 - - - - - 173 173
2015 0 0 0
Seminar, Kuliah Umum dan AGtS tema:
Menyongsong Masyarakat ASEAN 2015, dan Baubau, Sulawesi
47 19-22 Septmber 221 221 200 358 - - 20 - - 20
Penandatanganan MoU PSA di Universitas Dayanu tenggara
Ikhsanuddin 0 0 0
Seminar "Menyongsong Masyarakat ASEAN 2015"
48 Garut 4-6 November 221 221 200 211 10 - - - - 10
dan PSA di Univ. Garut 0 0 0
Sosialisasi "Menyongsong Masyarakat ASEAN
49 Ambon 9-12 November 494 400 450 376 1 - 5 197 - 203
2015" di Ambon 0 0 0
Sosialisasi "Menyongsong Masyarakat ASEAN
50 Maros 16-19 November 549 538 450 50 211 - 150 145 - 506
2015" di Maros 0 0 0
Sosialisasi Masyarakat ASEAN 2015 di Manggarai
51 Manggarai NTT 1-3 Desember 317 256 450 180 183 - 150 150 - 483
0 0 0
Sosialisasi Komunitas ASEAN berupa Seminar
52 Capaian dan prospek Indonesia menunju Yogyakarta 17 Februari 2015 130 125 150 99
masyarakat ASEAN 2015 0 31 0 0 0 0 0 0 130
Sosialisasi MA 2015 di Pemkab Kepulauan
53 25 Februari 2015 103 89 198 5 cetak 0 2
Anambas Tarempa 0 0 0 0 0 7
Sosialisasi untuk Pelajar SMA/K dan SMP se-
54 25 Februari 2015 194 111 0 127 cetak 0 17
Kabupaten Kepulauan Anambas Tarempa 0 0 0 0 0 144
Dialog Interaktif (Live Show) di Televisi Raja
55 25 Februari 2015 0 0 0 0 20 0 0
Vision Tarempa 0 0 0 0 0 20
56 Temu Media Massa Tarempa Tarempa 25 Februari 2015 0 0 0 0 0 0 Radio 0 0 0 1.500 0 1.500
57 4 - 5 Maret 2015 50 12 0 105 cetak 0 0
Sosialisasi MA 2015 di Pemkab Tasikmalaya Tasikmalaya 0 0 0 0 0 105
Persentase Masyarakat yang Memahami Integrasi Masyarakat ASEAN
Dukungan dan Partisipasi Masyarakat ASEAN 2015
No Nama Kegiatan Tempat Tanggal Kuisioner
Kuisioner yang Target
dengan nilai Jumlah Peserta Yang Hadir
diterima/Kembali Peserta Total Peserta
80-100
Akademisi Pejabat Pemerintah Asing SKPD Media Pelaku Usaha Guru Pelajar Umum LSM
Sosialisasi MA 2015 di Universitas Siliwangi
58 4 - 5 Maret 2015 86 58 102 0 cetak 0 0
Tasikmalaya. Tasikmalaya 0 0 0 0 0 0
Sosialisasi untuk Pelajar SMA/K se-Kab.
59 4 - 5 Maret 2015 97 23 102 0 cetak 0 0
Tasikmalaya Tasikmalaya 0 0 0 0 0 0
Sosialisasi MA 2015 diMadya Praja IPDN
60 4 - 5 Maret 2015 240 67 731 0 cetak 0 18
Jatinangor. Tasikmalaya 0 0 0 0 0 18
61 4 - 5 Maret 2015 0 0 0 0 Radio 0 1200
Dialog Interaktif di Radio Galuh Tasikmalaya Tasikmalaya 0 0 0 0 0 1.200
Dialog Interaktif (Live Show) di TV
62 4 - 5 Maret 2015 0 0 0 0 TV 0 1000
Tasikmalaya Tasikmalaya 0 0 0 0 0 1.000
Sosialisasi MA melalui ASEAN Corner pada
63 9th Agrinex, Jakarta Convention Center. 20 - 22 Maret 2015 0 0 0 0 cetak 0 219
Jakarta 0 0 0 0 0 219
Sosialisasi MA melalui ASEAN Corner pada
64 ASEAN Leterary Festival di Taman Ismail 20 - 22 Maret 2015 0 0 0 0 cetak 0 119
Marzuki, Jakarta. Jakarta 0 0 0 0 0 119
Sosialisasi MA melalui ASEAN Corner pada
65 20 Maret 2015 0 0 0 0 cetak 0 205
Kegiatan Jakarta Car Free Day. Jakarta 0 0 0 0 0 205
66 Dialog Interaktif di Palaradio Cirebon Cirebon 15-17 April 2015 0 0 0 0 0 0 Radio 0 0 0 1500 0 1.500
67 Sosialisasi MA 2015 di Pemkab Kuningan Kuningan 15-17 April 2015 77 13 0 0 0 103 cetak 0 0 0 0 0 103
Sosialisasi MA 2015 untuk pelajar SMA se-
68 15-17 April 2015 95 20 155 0 cetak 0 0
Kabupaten Kuningan Kuningan 0 0 0 0 0 0
69 Dialog Interaktif di Radio Kuningan FM Kuningan 15-17 April 2015 0 0 0 0 0 0 Radio 0 0 0 950 0 950
70 Kuliah Umum, di Universitas Kuningan Kuningan 15-17 April 2015 155 24 202 0 0 0 cetak 0 0 0 0 0 0
71 Dialog Interaktif di Palaradio Cirebon Cirebon 15-17 April 2015 0 0 0 0 0 0 Radio 0 0 0 1500 0 1.500
72 20-21 April 2015 69 51 0 103 cetak 0 0
Sosialisasi MA 2015 di Pemkab Kubu Raya Kubu Raya 0 0 0 0 0 103
Sosialisasi MA 2015 untuk pelajar SMA
73 20-21 April 2015 141 90 155 0 cetak 0 0
se-Kabupaten Kubu Raya. Kubu Raya 0 0 0 0 0 0
74 20-21 April 2015 0 0 0 0 cetak 0 950
Media Gethering di Kantor Tribun Pontianak Pontianak 0 0 0 0 0 950
75 ASEAN Goes on Air di Radio Sonora Kubu Raya 20-21 April 2015 0 0 202 0 0 0 Radio 0 0 0 0 0 0
Sosialisasi MA di Akademi Kebidanan Kubu
76 20-21 April 2015 146 90 0 0 cetak 0 1500
Raya Kubu Raya 0 0 0 0 0 1.500
77 Dialog Interaktif di TVRI Pontianak Pontianak 20-21 April 2015 0 0 0 0 0 0 TV 0 0 0 1000 0 1.000
Sosialisasi MA melalui ASEAN Corner di JIE
78 13 - 15 Mei 2015 177 97 0 0 cetak 0 188
Expo Kemayoran, Jakarta. Jakarta 0 0 0 0 0 188
Sosialisasi MA melalui ASEAN Corner di
79 19 - 20 Mei 2015 165 127 0 0 cetak 0 167
Universitas Djuanda Bogor Bogor 0 0 0 0 0 167
Sosialisasi MA melalui ASEAN Corner di
80 20 - 21 Mei 2015 283 153 0 0 cetak 0 293
Universitas Muhammadiyah Cirebon Cirebon 0 0 0 0 0 293
Sosialisasi MA melalui Lomba Simulasi Sidang
81 ASEAN (ASEAN Model) bagi Pelajar SMA/K Serang 25-27 Mei 2015 0 0 420 156 cetak 0 0
dan MA se-Provinsi Banten. 0 0 0 0 0 156
Penandatanganan Nota Kesepahaman
82 mengenai Pembentukan Pusat Studi ASEAN 1 Juni 2015 142 88 191 0 cetak 0 0
(PSA) di Sumenep. Sumenep 0 0 0 0 0 0
83 Sosialisasi MA 2015 di Pemkab Sumenep Sumenep 1 Juni 2015 59 19 0 0 0 105 cetak 0 0 0 0 0 105
Sosialisasi Menuju Masyarakat ASEAN 2015
melalui ASEAN Corner pada Kegiatan ASEAN
84 9 Agustus 2015 107 64 22 22 cetak 0 117
Fun Run 5K dan ASEAN Carnival Jakarta, 9
Agustus 2015. Jakarta 0 0 0 0 0 139
Lomba Desain motif Batik dalam rangka HUT
85 13 Mei - 10 Agustus 2015 99 99 0 0 cetak 0 99
ke - 48 ASEAN Jakarta 0 0 0 0 0 99
Sosialisasi menuju Masyarakat ASEAN 2015
melalui kegiatan Talk Show "menyongsong
86 Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015" di gedung 22 Agustus 2015 69 30 212 44 cetak 0 8
Asia-Afrika, Bandung, 22 - 23 Agustus 2015.
Bandung 0 0 0 0 0 52
Sosialisasi Masyakat ASEAN 2015 melalui
87 ASEAN Corner pada Kegiatan Fun Bike di 23 Agustus 2015 219 21 10 11 cetak 0 107
Bandung, 23 Agustus 2015. Bandung 0 0 0 0 0 118
Sosialisasi menuju Masyarakat ASEAN 2015 di
88 Universitas Pancasakti Tegal - Jawa Tengah, 29-09-15 183 133 153 48 cetak 0 0
29 September 2015. Tegal 0 0 0 0 0 48
Sosialisasi Masyakat ASEAN 2015 di
89 Pemerintah Kabupaten Tegal - Jawa Tengah 30-09-15 74 35 48 57 cetak 0 0
30 September 2015. Tegal 0 0 0 0 0 57
Sosialisasi Masyarakat ASEAN melalui ASEAN
90 Corner pada Lengkong Culinary Night (LCN) di 10 Oktober 2015 198 117 141 4 cetak 0 57
Badung. Bandung 0 0 0 0 0 61
Sosialisasi Masyarakat ASEAN melalui ASEAN

45
91 Corner pada Kegiatan Trade Expo Indonesia 21-25 Oktober 2015 323 182 57 29 cetak 0 247
(TEI) Kemayoran, Jakarta. Jakarta 0 0 0 0 0 276
Persentase Masyarakat yang Memahami Integrasi Masyarakat ASEAN

46
Dukungan dan Partisipasi Masyarakat ASEAN 2015
No Nama Kegiatan Tempat Tanggal Kuisioner
Kuisioner yang Target
dengan nilai Jumlah Peserta Yang Hadir
diterima/Kembali Peserta Total Peserta
80-100
Akademisi Pejabat Pemerintah Asing SKPD Media Pelaku Usaha Guru Pelajar Umum LSM
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU)
mengenai Pembentukan Pusat Studi ASEAN
92 (PSA) di Bandung, dan Kuliah Umum tentang 29 - 30 Oktober 2015 202 83 200 3 cetak 0 2
Isu-isu terkini Perkembangan Kerja Sama
ASEAN Bandung 0 0 0 0 0 5
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU)
mengenai Pembentukan Pusat Studi ASEAN
31 Oktober -
93 (PSA) di Jombang, dan Kuliah Umum tentang 203 76 288 6 cetak 0 10
3 November 2015
Isu-isu terkini Perkembangan Kerja Sama
ASEAN Jombang 0 0 0 0 0 16
Sosialisasi Masyarakat ASEAN melalui ASEAN
94 Corner pada asean SME Parnership 2015. 10-12 November 2015 207 106 31 12 cetak 0 166
Tangerang 0 0 0 0 0 178
Kuliah Umum Masyarakat ASEAN 2015
"menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN
95 2015" di Unversitas Muhammadiyah 15 Desember 2015 220 118 250 0 cetak 0 0
Sukabumi, 15 Desember 2015
Sukabumi 0 0 0 0 0 0
Sosialisasi Masyarakat ASEAN 2015 di
96 Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 16 Desember 2015 360 298 360 0 cetak 0 0
Sukabumi, 16 Desember 2015 Sukabumi 0 0 0 0 0 0
Dialog Interaktif di Radio Fortuna FM 90,7
97 15 Desember 0 0 0 0 Radio 0 1000
Sukabumi Sukabumi 0 0 0 0 0 1.000
Sosialisasi Masyarakat ASEAN 2015 di
98 Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 2 17 Desember 2015 85 71 86 0 cetak 0 0
Semarang, 17 Desember 2015. Semarang 0 0 0 0 0 0
Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU)
mengenai Pembentukan Pusat Studi ASEAN
(PSA) di Unversitas Negeri Semarang
99 18 Desember 2015 226 145 301 9 cetak 1 0
(UNNES) dan Kuliah Umum tentang
Menyongsong Pembentukan Masyarakat
ASEAN 2015. Semarang 0 0 0 0 0 10
100 Dialog Interaktif di TVRI Semarang Semarang 18 Desember 2015 0 0 0 0 0 0 TV 0 0 0 1500 0 1.500
TOTAL 16949 12970 17317 7643 10 2804 92 378 1175 2624 16380 143 27236

TOTAL KEGIATAN: 100 KEGIATAN


TOTAL KOTA : 50 KOTA
Jumlah
No Saran/Kebijakan Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
saran/kebijakan
Menekankan pentingnya instrumen kerja sama 1
regional sebagai dasar komitmen Negara-
negara anggota ASEAN dalam memajukan
perlindungan tenaga kerja migran di kawasan
1 serta penanggulangan kejahatan perdagangan 1 SOMTC Regional Conference K.I.10, Hal. 4
orang yang juga mencakup unsur eksploitasi on the Labor Dimensions of
tenaga kerja. Dalam hal ini, perlindungan WNI Trafficking in Persons in the
termasuk pekerja migran merupakan komitmen ASEAN Region, Manila,
utama Indonesia. Filipina, 27-29 Januari 2015
1
Menyampaikan pentingnya perlindungan
pekerja migran di kawasan termasuk
2 1 K.I.10, Hal. 5
pembentukan instrumen hukum ASEAN terkait
perlindungan hak-hak pekerja migran

1
Pertemuan menyepakati usulan Indonesia
untuk menambahkan pada Summary Record
bahwa frase “such offence” Pada Paragraf 10 Ad-Hoc Meeting (Legal
3 1 K.I.06, Hal. 2; K.I.06a
(2) juga mencakup pasal-pasal yang dirujuk Scrubbing) for the Draft
pada Paragraf 10 (1). Hal ini penting supaya ASEAN Convention against
tidak ada kerancuan di kemudian hari. Trafficking in Persons,
1 Especially Women and
Melakukan scrubbing dengan prinsip-prinsip Children and ASEAN Regional
yang diajukan Indonesia, yaitu (i) konsistensi Plan of Action to Combat
dan (ii) koherensi penggunaan terms and Trafficking in Persons
concepts, serta (iii) clustering pasal-pasal Especially Woman and
4 1 K.I.06, Hal. 2; K.I.06a
berdasarkan thematic chapters. Sehubungan Children, Bogor, 24-26
dengan chapters clustering, pertemuan sepakat Februari 2015
menggunakan proposed clustering yang
diajukan oleh Indonesia.

1
Menyampaikan saran dan rekomendasi untuk
mendukung pekerja migran mendapatkan
akses yang lebih luas terhadap overseas
5 mobile service dan untuk menguatkan kerja 1 K.I.07, Hal. 3
sama antar negara dalam Seminar-Workshop on
monitoring/interdiction. Indonesia saat ini telah Radicalisation of Overseas
mempunyai layanan TKI Mobile Service. Workers, Cebu, Filipina, 19-20
Maret 2015
1 Initial Planning Conference
Indonesia telah menyampaikan indikasi (IPC) of the Combined Field
keikutsertaannya serta menyampaikan indikasi Training Exercise (FTX) on
assets dan support yang akan diberikan Maritime Security (MS) and
Indonesia, yakni 1 warship dengan dua tim dari Counter-Terrorism (CT)
6 special forces (gabungan dari 3 matra TNI) dan 1 dalam kerangka ASEAN K.I.08, Hal.7
beberapa personel TNI sebagai staf latihan. Defence Ministers’ Meeting
Latihan yang akan datang akan menjadi tempat Plus (ADMM-Plus), Brunei
unjuk kemampuan Indonesia sekaligus Darussalam, 2-6 Februari
penguatan koordinasi lapangan antar negara. 2015

Indonesia mengusulkan agar elemen hak asasi 1


manusia yang pada dasarnya merupakan isu
7 1 H.I.03, Hal 3
cross-cutting dapat dimuat dalam ketiga pilar
ASEAN Vision. Regional Consultation
1 Workshops on Strengthening
Indonesia mengusulkan beberapa opsi AICHR’s Protection Mandate
mekanisme perlindungan AICHR yang dapat through Exploration of
ditindaklanjuti ke depannya seperti: (i) Strategies to Protect Women
institutional builiding (complaint mechanism, and Girls from Violence in
8 friendly settlement mechanism, special 1 ASEAN, Manila, 27 – 29 Maret H.I.03, Hal 10
rapporteur, working group, precautionary 2015
measures) ; dan (ii) standard setting yang
berhubungan dengan review mekanisme
mengenai implementasi AHRD.
1
Penyelenggaraan program capacity building
9 1 A.I.07 Hal. 6
bagi para rehabilitator ekstremis dan teroris

Penyediaan perlindungan bagi para praktisi 1 ASEAN Regional Forum (ARF)


10 1 Workshop on Counter A.I.07 Hal. 6
deradikalisasi
Radicalisation, Kuala Lumpur,
1 Malaysia, 25-26 Maret 2015
Edukasi dini bagi kaum muda agar lebih peduli
11 dan berbaur, sehingga mencegah keterasingan 1 A.I.07 Hal. 6
yang dapat berujung pada radikalisasi

1
Indonesia mendorong dan menekankan
kepada peserta dan panitia Workshop
mengenai pentingnya kerja sama regional atas
12 1 A.I.08 Hal. 5
repatriasi pengungsi / displaced person ,
termasuk para buruh migran jika mereka
terjebak dalam situasi krisis di negara penerima ARF Workshop on Security,
Stability and International
1 Migration in the ASEAN
Sejalan dengan upaya ASEAN untuk Region, Nay Pyi Taw,
meningkatkan koordinasi di antara tiga pilar Myanmar, 10-11 Maret 2015
ASEAN, kiranya koordinasi tersebut perlu juga
13 1 A.I.08 Hal. 5
dilakukan dalam pembahasan terkait migrasi
yang merupakan isu yang bersifat lintas pilar
(cross-pillar issue )

47
Jumlah
No Saran/Kebijakan Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
saran/kebijakan
1
Indonesia mengusulkan penggunaan nilai-nilai
yang telah ada dalam instrumen PBB atau
internasional lainnya sebagai dasar
pembentukan kerja sama di bidang manajemen
14 1 A.I.08 Hal. 6
dan perlindungan migrasi di kawasan ASEAN,
atau dengan kata lain mengimplementasikan
nilai positif universal menjadi keuntungan
regional

1
Mengingat terbentuknya Masyarakat ASEAN
pada akhir 2015, naiknya arus migran intra-
ASEAN membutuhkan penanganan tersendiri
termasuk peningkatan border security
15 1 A.I.08 Hal. 6
management . Security concern diperlukan
untuk mengantisipasi arus regional migration
yang terkait dengan kejahatan transnasional,
extremist group maupun terorisme

1
Indonesia menekankan keterkaitan erat antara
Peacekeeping Operations dan Humanitarian ASEAN Defence Ministerial
Mine Assistance. Sehubungan dengan hal Meeting Plus Experts’ Working
tersebut, Indonesia telah menawarkan kerja Group on Humanitarian Mine
16 1 K.II.01, Hal 4
sama penggunaan pusat pelatihan PKO di Assistance (ADMM-Plus EWG
Sentul untuk kegiatan peningkatan capacity on HMA), Nanjing, RRT, 29-30
building. Pertemuan mencatat tawaran April 2015
Indonesia.
1
Indonesia menjelaskan langkah/prosedur di
Indonesia dalam pengelolaan bantuan
internasional, termasuk pengiriman dan
penerimaan bantuan. Keputusan pengiriman
dan penerimaan bantuan dijalankan setelah
ASEAN Regional Forum
mendapatkan assesment BNPB sebagai focal
Disaster Relief Exercise (ARF
point penanganan bencana di Indonesia dan
17 1 DiREx) 2015, Kedah dan A.II.01 Hal. 3
mendapatkan persetujuan Presiden. Prosedur
Perlis, Malaysia, 24-28 Mei
tersebut telah dituangkan ke dalam beberapa
2015
peraturan, antara lain: PP no.23/2008
mengenai Peran Serta Lembaga Internasional
dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam
Penanggulangan Bencana dan Peraturan
Kepala BNPB No.22 tahun 2010.

Indonesia menggarisbawahi dimensi HAM 1


dalam elemen visi ASCC, yakni inklusivitas dan
Dialogue with ASEAN
18 berkelanjutan, yang sangat berkaitan dengan 1 H.II.06, Hal 2
Community Councils on the
pelibatan dan peningkatan kesejahteraan
AHRD and Pnom Penh
masyarakat.
Statement in the Adoption of
Indonesia menekankan pentingnya AICHR, 1
the AHRD , Jakarta, 25 – 26
ACWC, dan ACMW untuk menjadi aktor utama Mei 2015
19 1 H.II.06, Hal 2
dalam mewujudkan perlindungan bagi para
pekerja migran.
Perwakilan dari TNI, Kemenko Polhukam dan 1
Kementerian Pertahanan secara prinsip terus
menekankan peran penting AHA Centre
ASEAN Military Preparedness
sebagai satu-satunya central of gravity di
20 1 on Humanitarian Assistance K.III.01.Hal 5 No 16
ASEAN dalam koordinasi sumber daya sipil
and Disaster Relief Seminar
dan militer penanggulangan bencana di
ASEAN, dan hal ini telah sesuai dengan
AADMER.
1
Kepolisian RI selaku focal point implementasi
pemberantasan trans-national crime telah
menyampaikan usulan untuk menugaskan
21 1 K.III.03.Hal 4 No 10
SOMTC untuk membahas isu people
smuggling sebagai kejahatan lintas negara di
bawah tanggung jawab SOMTC dan AMMTC.
1
Polri dan Kemenko Polhukkam telah
menyepakati untuk menugaskan ASEAN
Emergency ASEAN Ministerial
Directors-General of Immigration and Heads of
Meeting on Transnational
Consular Affairs Divisions of the Ministries of
Crime (EAMMTC) Concerning
22 Foreign Affairs (DGICM) dalam menjajagi 1 K.III.03.Hal 4 No 10
Irregular Movement of
kemungkinan pembentukan Task Force atau
Persons in Southeast Asia
Heads of Specialist Unit on Irregular Movement
Region
of Persons dalam rangka implementasi
penanganan penyelundupan orang.
1
Merekomendasikan Para Pemimpin ASEAN
untuk menugaskan badan sektoral ASEAN
yang relevan untuk menjajagi pembentukan
23 1 K.III.03.Hal 4 No 10
sebuah mekanisme regional tanggap krisis dan
situasi darurat sebagai dampak dari irregular
movement of persons.
1
Kemenko Kemaritiman menyampaikan
kesepakatannya atas usulan pembahasan
24 Regional Maritime Initiatives untuk menjelaskan 1 K.III.07 Hal 2 Point 5 a,b,c,d
kebijakan Poros Maritim Dunia sebagai
implementasi AMF dan EAMF

48
Jumlah
No Saran/Kebijakan Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
saran/kebijakan
1
Para pemangku kepentingan nasional secara
prinsip menyepakati pengusulan pembahasan
National Preparatory Meeting
Konservasi Lingkungan Laut (Conservation of
of the 6th ASEAN Maritime
Marine Environment) serta pembentukan
25 1 Forum (AMF) and 4th K.III.07 Hal 2 Point 5 a,b,c,d
regional instrument mengenai IUU Fishing,
Expanded ASEAN Maritime
dalam Forum AMF dan EAMF yang merupakan
Forum (EAMF)
implementasi kerja sama kemaritiman di
ASEAN dan EAS.
1
Para pemangku kepentingan nasional secara
prinsip menyepakati pengusulan pembahasan
26 Stock-taking of maritime issues dalam Forum 1 K.III.07 Hal 2 Point 5 a,b,c,d
AMF dan EAMF yang merupakan implementasi
kerja sama kemaritiman di ASEAN dan EAS.
1
Para pemangku kepentingan nasional secara
prinsip menyepakati pengusulan pembahasan
27 Isu Laut Tiongkok Selatan (LTS) dalam Forum 1 K.III.07 Hal 2 Point 5 a,b,c,d
AMF dan EAMF yang merupakan implementasi
kerja sama kemaritiman di ASEAN dan EAS.
1
Para pemangku kepentingan nasional secara
prinsip menyepakati pengusulan pembahasan
28 perubahan Forum EAMF menjadi Track 1, yang 1 K.III.07 Hal 4 Point 7 e
merupakan implementasi kerja sama
kemaritiman di ASEAN dan EAS.
1
Para pemangku kepentingan kemaritiman
nasional menyepakati untuk menjadikan ajang
29 AMF dan EAMF Regional Maritime Initiatives 1 K.III.08 Hal 3 Point 12
untuk menjelaskan kebijakan Poros Maritim
Dunia yang diusulkan Indonesia.
1
Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan
didukung oleh pemangku kepentingan lainnya
K.III.08 Hal2 & 4 Point 6,13, dan
30 mengusulan pembentukan regional instrumen 1
14
mengenai IUU Fishing sebagai implementasi
kerja sama kemaritiman di ASEAN.

Para pemangku kepentingan kemaritiman 1


nasional menyepakati usulan peningkatan kerja
31 sama maritim dalam kerangka AMF dan EAMF 1 K.III.08 Hal 3 & 4 Point 9 dan 16
sebagai implementasi kerja sama kemaritiman
di ASEAN dan EAS.
Pertemuan 6th ASEAN
1
Para pemangku kepentingan kemaritiman Maritime Forum and the 4th
nasional menyepakati pembahasan mengenai Expanded ASEAN Maritime
isu-isu non keamanan seperti isu-isu ekonomi, Forum
32 1 K.III.08 Hal 3 & 4 Point 9 dan 16
kesehatan, connectivity, dan lain-lain dalam
AMF dan EAMF yang merupakan implemantasi
kerja sama kemaritiman di ASEAN.
Para pemangku kepentingan kemaritiman 1
nasional menyepakati pengusulan
penambahan Forum EAMF Track 1, namun
33 demikian rekomendasi tersebut belum dapat 1 K.III.08 Hal 3 Point 8
diimplementasikan karena belum ada
kesepakatan dengan negara-negara ASEAN
lainnya.
Para pemangku kepentingan nasional terkait 1
perdamaian dan stabilitas regional menyepakati
pengusulan upaya-upaya baru dalam
34 penanganan South China Sea sebagai 1 K.III.08 Hal 2 & 4 Point 7,dan 15
implementasi kesepakatan ASEAN dalam
menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah
Laut Tiongkok Selatan
1
Dirjen Kerja Sama ASEAN selaku Indonesia’s
Representative to the HLTF on ASEAN
Community’s Post-2015 Vision bersama
dengan para pemangku kepentingan nasional
telah menyepakati usulan memasukan
beberapa butir kepentingan Indonesia agar
35 tercermin dalam dokumen Visi Masyarakat 1 P.III.2. hal 2
ASEAN 2025, yang akan diimplementasikan
s.d. tahun 2025, yang meliputi , peningkatan
kerja sama di bidang pemajuan dan
perlindungan Hak Asasi Manusia, termasuk
didalamnya untuk pekerja migran; serta Konsultasi Nasional Visi
peningkatan kerja sama maritim. Masyarakat Indonesia Pasca-
2015
1
Kemenko Pembangunan Manusia dan
Kebudayaan selaku wakil pilar Sosial Budaya,
menyepakati beberapa hal yang menjadi
prioritas Indonesia dalam pilar sosial budaya
ASEAN untuk diimplementasikan dalam Visi
36 ASEAN paska 2015, antara lain, 1 P.III.2. hal 2
mempersempit kesenjangan antara hasil
kesepakatan dengan situasi di lapangan,
melindungi pekerja migran dan keluarganya
serta mengawal agar isu asap lintas batas tidak
menjadi isu regional.

49
Jumlah
No Saran/Kebijakan Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
saran/kebijakan
1
Dirjen Kerja Sama ASEAN selaku Indonesia’s
Representative to the HLTF on ASEAN
Community’s Post-2015 Vision bersama
dengan para CSOs menyepakati usulan
37 1 P.III.9.hal 4
kegiatan forum regional consultation sebagai
upaya untuk melanjutkan mekanisme
implementasi kesepakatan ASEAN yang sudah
dilakukan selama ini.
1
Perwakilan CSOs Indonesia serta perwakilan
Kemlu RI menyepakati usulan agar
pembahasan isu HAM di masa mendatang
38 perlu menekankan dan memberikan porsi yang 1 P.III.9.hal 4
lebih besar pada aspek “protection ”. Hal ini
merupakan implementasi dari TOR AICHR, Regional Consultation on the
termasuk jika TOR AICHR akan di-review . Vision of a People-Centred
ASEAN Community
1
Perwakilan CSOs Indonesia serta perwakilan
Kemlu RI menyepakati rekomendasi agar
Human Rights Dialogue yang sudah
39 1 P.III.9.hal 4
dilaksanakan di Jakarta dan Bangkok perlu
terus dilanjutkan, sebagai implementasi
Deklarasi ASEAN tentang Hak Asasi Manusia.
1
Dalam rangka memperingati 50 tahun ASEAN
pada tahun 2017, Perwakilan Pemerintah dan
CSOs Indonesia merekomendasikan adanya
40 upaya-upaya breakthrough untuk menunjukkan 1 P.III.9.hal 4
kredibilitas ASEAN sebagai people-centered,
sebagai implementasi Deklarasi People-
Centered ASEAN tahun 2009.
Perwakilan AICHR Indonesia, akademisi, 1
jurnalis dan Kementerian Luar Negeri
menyepakati pentingnya mekanisme HAM
regional ASEAN untuk pemajuan dan
41 perlidungan HAM di tingkat regional dan 1 H.III.02, Hal 2
membantu negara anggota dalam pemajuan
dan perlindungan HAM di tingkat nasional. Hal
ini merupakan implementasi Deklarasi HAM
ASEAN tahun 2012.
Perwakilan AICHR Indonesia didukung 1
pemangku kepentingan nasional lainnya
menyepakati usulan pengarusutamaan AHRD
AICHR Training of Trainers for
di dokumen ASEAN pasca-2015, sinergi kerja
Journalists in ASEAN Member
dengan badan2 sektoral ASEAN lain,
42 1 States , Bangkok, 25 – 29 Juli H.III.02, Hal 2
memperkuat sekretariat AICHR, dan
2015
meningatkan kemampuan AICHR merespon
krisis-krisis HAM di ASEAN, sebagai
implementasi Deklarasi HAM ASEAN dan TOR
AICHR.
1
Dalam mengangkat isu Person with Disabilities
(PWD), perlu digunakan konsep prophetic
journalism yakni jurnalisme yang tidak hanya
43 memberitakan mengenai PWD, tetapi juga 1 H.III.02, Hal 3
melakukan sesuatu untuk PWD, salah satunya
dengan menjadi agen perubahan untuk
mengubah persepsi masyarakat.
Dit Polkam ASEAN dan Wakil Indonesia untuk 1
AICHR menyepakati untuk melakukan
implementasi kegiatan ini dengan
44 penyelenggaraan diseminasi informasi 1 H.III.04, Hal 2
mengenai Konvensi di tingkat nasional kepada
anggota militer, para penegak hukum, dan
parlemen. Regional Workshop
1 “Preserving Human Dignity
Para pemangku kepentingan nasional by Preventing Torture and Ill-
menyepakati untuk mengimplementasikan hasil Treatment” in ASEAN, Bali,
workshop dengan mensosialisasikan komitmen
10 – 11 Agustus 2015
dan berbagai best practices secara konstruktif
45 upaya pencegahan penyiksaan di Indonesia, 1 H.III.04, Hal 5
antara lain melalui peluncuran UNCAT Training
of Trainers Manual for Law Enforcement
Officers, sebagai hasil kerjasama
Kemenkumham dengan APT.
1
Perwakilan Youth Indonesia yang didampingi
Wakil Indonesia dalam AICR telah berhasil
memperoleh penghargaan sebagai Best
Sepaker pada sesi debat ke-3 dengan tema AICHR Youth Debates on
46 "The ASEAN Human Rights Decalaration is an 1 Human Rights, Singapura, 4 - H.III.07, hal 2
useful document of human rights in the region". 6 September 2015
Ke depan, kegiatan ini akan diimplementasikan
melalui sosialisasi HAM di kalangan Youth di
Indonesia.
1
Wakil Indonesia untuk AICHR selaku salah satu
pemangku kepentingan nasional terkait HAM
menyepakati pentingnya ASEAN untuk AICHR Workshop on the
mengeksplorasi konvensi di tingkat Development of ASEAN Legal
47 internasional yang telah diratifikasi oleh 1 Instruments on Human Rights, H.III.08, hal 2
mayoritas negara anggota ASEAN, seperti UN Manila, 14 – 15 September
Convention Against Torture , untuk menjadi 2015
instrumen ASEAN tersendiri, sebagai
implementasi dari Deklarasi HAM ASEAN 2012.

50
Jumlah
No Saran/Kebijakan Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
saran/kebijakan
1
Wakil Indonesia untuk AICHR mengharapkan
instrumen perlindungan pekerja migran dapat
segera disahkan dan tidak berlarut-larut dalam
48 1 H.III.08, hal 2
menentukan sifat instrumen yang akan legally
binding, non-legally binding, atau hybrid,
mengingat urgensi kondisi di kawasan

1
Pemangku kepentingan di bidang kesehatan
militer yang terdiri dari dari Polri, Kementerian
Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan
Mabes TNI menyepakati keputusan indikasi
49 1 K.IV.03.Hal 3&4 No 4e
keikutsertaan Indonesia pada AMHEX 2016
(pada Force Integration Training (FIT), Initial Planning Conference for
Command Post Exercise (CPX), Field Training ASEAN Military Medicine-
Execise (FTX). Humanitarian Assistance and
Disaster Relief Joint Exercise
1 2016 (AMHEX 2016-IPC)
Pemangku kepentingan di bidang kesehatan
militer yang terdiri dari dari Polri, Kementerian
50 Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan 1 K.IV.03.Hal 3&4 No 4e
Mabes TNI menyepakati keputusan indikasi
kontribusi Indonesia pada AMHEX 2016.

1
Pemangku kepentingan bidang pertahanan di
Indonesia yang terdiri dari Kementerian
Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan
KBRI Singapura menyepakati usulan agar isi
SOP Counter Terrorism Task Force
51 1 K.IV.04.Hal 1 No 7
Headquarters yang akan disusun oleh 5 th ASEAN Defence Ministers’
Singapura (untuk kegiatan FTX) sejalan Meeting-Plus (ADMM-Plus)
dengan kesepakatan pada ASEAN Convention Experts Working Group
on Counter Terrorism dan kesepakatan (EWG) on Counter Terrorism
internasional terkait lainnya. (CT) dan Middle Planning
Conference (MPC) of the
1 ADMM-Plus Maritime Security
Pemangku kepentingan bidang pertahanan di (MS) and CT Exercise
Indonesia yang terdiri dari Kementerian
Pertahanan, Kementerian Luar Negeri dan
52 1 K.IV.04.Hal 2 No 9&10
KBRI Singapura menyepakati usulan komitmen
keikutsertaan Indonesia pada FTX dan
kontribusi asset pada latihan dimaksud.

1
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Pertahanan dan Kementerian
Pertemuan ke-7 ASEAN
Luar Negeri menyepakati usulan agar draft
Defence Ministers’ Meeting –
Template Declaration by Affacted Countries
Plus Experts’ Working Group
53 disesuaikan dengan draft pada pada 1 K.IV.06.Hal 3 No 6-7
on Humanitarian Assistance
pertemuan HADR sebelumnya. Selain itu,
and Disaster Relief (ADMM-
disepakati pula usulan agar dokumen tersebut
Plus EWG on HADR)
bersifat template yang berfungsi sebagai
guidance dan bersifat mengikat.

1
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Polri dan Kementerian Luar Negeri
menyepakati usulan untuk mengangkat isu
penjeratan hutang (debt bondage) sebagai
salah satu modus dalam kasus TIP, yang mana
54 tidak diatur di dalam Protocol to Prevent, 1 K.IV.07. hal 2 no. 7
Suppress and Punish Trafficking in Persons
Especially Women and Children,
supplementing the United Nations Convention
against Transnational Organized Crime
(Protokol Palermo). ASEAN and COMMIT
Workshop "Identifying Victims
1
of Trafficking in Persons and
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri Forced Labour
dari Polri dan Kementerian Luar Negeri
menyepakati usulan dan masukan terhadap
draft composite document yang dikembangkan
oleh panitia yang berisi: (1) daftar tanda-tanda
55 visual (fisik korban maupun situasi di lapangan) 1 K.IV.07. hal 3 no. 11 & 12
yang mengindikasikan adanya kasus TIP atau
eksploitasi lainnya, dan (2) daftar pertanyaan
dan indikator bagi front-line responders untuk
menggali fakta yang dialami oleh korban TIP
atau eksploitasi lainnya

1
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri ASEAN Regional Forum
dari Kementerian Luar Negeri, Kemenko (ARF) Seminar and Training
Polhukam, Kementerian Pertahanan, Polri dan on Preventive Diplomacy and
56 1 A.IV.02, Hal. 2
Pusat Studi ASEAN menyepakati usulan poin- Mediation, Yogyakarta,
poin rekomendasi Pertemuan yang selanjtnya Indonesia, 29 November – 2
dimasukan dalam annex laporan pertemuan. Desember 2015

1
Pemangku kepentingan nasional menyepakati
usulan penyediaan time frame yang cukup ASEAN Regional Forum
bagi setiap negara untuk untuk melaporkan (ARF) Workshop on Marine Oil
hasil workshop ini ke pemerintah pusat masing- Spill Emergency Response
57 1 A.IV.03, Hal. 7
masing sebelum dapat memberikan nama Management and Disposal
pakar yang direkomendasikan untuk Cooperation, Kunming, RRT,
bergabung ke dalam network yang diputuskan 17-18 Desember 2015
dalam pertemuan.

51
Jumlah
No Saran/Kebijakan Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
saran/kebijakan
1
Para pemangku kepentingan nasional telah
menyepakati usulan mengenai aktivitas dan
inisiatif untuk membangun saling percaya di
kawasan Laut China Selatan (LCS), termasuk
ASEAN Regional Forum
pembentukan Hotline Communications
(ARF) Workshop on Maritime
between Senior Officials of the Ministry of
58 1 Risks Management and A.IV.05, Hal. 4
Foreign Affairs of ASEAN and China in
Cooperation, Beijing, RRT, 13
Response to Maritime Emergencies in the
– 15 Desember 2015
South China Sea sebagai langkah strategis
dalam menurunkan ketegangan dalam situasi
darurat di LCS

1
Pemangku kepentingan nasional menyepakati
usulan kemungkinan provisional arrangement
dijadikan sebagai dasar atau alasan bagi salah
satu pihak untuk menunda penyelesaian
ARF Seminar on Regional
penetapan batas maritim. Utamanya apabila
Confidence Building and the
59 pihak tersebut berpandangan bahwa 1 A.IV.04, Hal. 3
Law of the Sea , Tokyo,
pengaplikasian provisional arrangement lebih
Jepang, 3 – 4 Desember 2015
menguntungkan dibandingkan adanya
penetapan batas yang didasarkan pada
ketentuan hukum Laut internasional

Pemangku kepentingan nasional yang terdiri 1


dari Kementerian Luar Negeri dan LAPAN
menyepakati usulan peningkatan kerja sama
regional dan intsrnasional dalam aspek transfer
60 1 A.IV.06, Hal. 5
teknologi keamanan luar angkasa serta
eksplorasi luar angkasa demi kepentingan
seluruh umat manusia.

1
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri dan LAPAN
menyepakati usulan untuk tidak menempatkan
61 1 3rd ASEAN Regional Forum A.IV.06, Hal. 5
senjata di luar angkasa serta berupaya untuk
(ARF) Workshop on Space
mencegah luar angkasa menjadi kawasan
Security, Beijing, RRT, 30
perlombaan senjata.
November-2 Desember 2015
1
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri dan LAPAN
menyepakati usulan untuk melakukan analisa
yang lebih mendalam mengenai kemungkinan
isu tersebut dapat dipertimbangkan sebagai
62 1 A.IV.06, Hal. 5
salah satu area prioritas dalam Work Plan on
Non-Proliferation and Disarmament (NPD),
mengingat pembahasan mengenai keamanan
antariksa telah dilakukan sebanyak 3 kali dalam
kerangka ARF.

Pemangku kepentingan nasional yang terdiri 1


dari Kementerian Luar Negeri, Wakil Indonesia
dalam AICHR, serta organisasi masyarakat sipil
4th Forum on Business and
menyepakati usulan penyampaian
63 1 Human Rights, Jenewa, 16 - H.IV.05 Hal 4
perkembangan penyusunan RAN Bisnis dan
18 November 2015
HAM pada sesi “State Implementation of the
Guiding Prinsiples in the Context of Investment
Policy".
1
Kementerian Luar Negeri dan Wakil Indonesia
dalam AICHR selaku pemangku kepentingan
nasional menyepakati usulan peningkatan kerja AICHR-SOMTC Joint
sama dan koordinasi antara badan untuk Workshop on Human Rights
meningkatkan peran ASEAN dalam Based Approach in Combating
64 1 H.IV.06 hal 4
menanggulangi kejahatan TIP. Selain itu Trafficking in Persons,
disampaikan juga pentingnya menciptakan Yogyakarta, 2-6 November
pertemuan rutin antar badan-badan sektoral 2015
dan AICHR untuk menjaga sinergi dari institusi
yang menangani TIP di ASEAN

Pemangku kepentingan nasional yang terdiri 1


dari Kementerian Luar Negeri, Komnas HAM,
65 LIPI dan wakil media menyepakati 1 Pemilihan Wakil Indonesia H.IV.07 Hal 1
pelaksanaan komitmen Indonesia pada Pasal 5 untuk AICHR 2016 - 2018,
TOR AICHR Jakarta, 13 November 2015
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri 1
dari Kementerian Luar Negeri, wakil Indonesia
dalam AICHR, wakil Indonesia dalam ACWC
dan KBRI Brussel menyepakati usulan
66 1 H.IV.08 Hal 3
kebijakan migrasi di ASEAN ke depan untuk
untuk segera dibangun dari hasil EAMMTC
dengan sinergi antarnadan ASEAN yang ASEAN – EU Human Rights
relevan. Policy Exchange Dialogue,
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri 1 Brussels, 19-23 November
dari Kementerian Luar Negeri, wakil Indonesia 2015
dalam AICHR, wakil Indonesia dalam ACWC
dan KBRI Brussel menyepakati usulan
67 1 H.IV.08 Hal 3
peningkatan hubungan CSO dengan AICHR
yang masih berada pada tahap pengembangan
saling percaya untuk menuju “critical
engagement”.

52
Jumlah
No Saran/Kebijakan Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
saran/kebijakan
1
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri, Kemenko
The 10th High Level Task
Polhukam dan Kementerian Perdagangan
Force on ASEAN Community
menyepakati usulan formulasi paragraf B.3.1.xii
68 1 Post-2015 Vision, Kuala P.IV.1.b Hal 19 Agenda Item 5
yaitu: Continue the work of ASEAN Law
Lumpur, Malaysia, 2-4
Ministers’ Meeting to enhance cooperation
Oktober 2015
on the issue of extradition .

1
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri, Kemenko
Polhukam dan Kementerian Perdagangan
menyepakati usulan formulasi paragraph
B.5.1.ii yaitu: Intensify the ongoing efforts of
the State Parties to the SEANWFZ Treaty
69 1 P.IV.1.a Hal 5 Poin 18
and the Nuclear Weapon States to resolve
all outstanding issues in accordance with
the objectives and principles of the
SEAWNFZ Treaty pertaining to the signing
and ratifying of the Protocol to that Treaty
at the earliest.

Para pemangku kepentingan nasional 1


menyepakati usulan berbagai inisiatif untuk
70 meningkatkan good governance dan integritas 1 P.IV.8 Hal 2 Poin 4 dan 5
di sektor publik dalam sesi ‘Best Practices from
Indonesia’. Workshop on Enhancing
Para pemangku kepentingan nasional 1 Integrity in the Public Sector:
menyepakati usuluan untuk meningkatkan Sharing best practices in good
71 1 P.IV.8 Hal 3 Poin 6, 7, dan 8
partisipasi masyarakat dalam good governance, Jakarta, 12
governance. November 2015
Para pemangku kepentingan nasional 1
menyepakati usulan mengenai peningkatan
72 1 P.IV.8 Hal 3 Poin 9, 10, dan 11
kerja sama internasional dalam bidang
pemberantasan korupsi
1
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri, Perguruan
Tinggi dan Mahasiswa menyepakati
implementasi salah satu butir cetak biru Simulasi Sidang “Mini Multi
Komunitas Politik Keamanan ASEAN terkait Stages Negotiation Simulation”
73 peningkatkan pemahaman dan penghargaan 1 Pertemuan Tingkat Pejabat P.IV.12 Hal 1 Poin 3
terhadap sistem politik, budaya dan sejarah Tinggi ASEAN, Bandung, 4-6
negara-negara ASEAN melalui pertukaran Desember 2015
pengalaman dan pelatihan dalam lembaga-
lembaga demokrasi di kawasan melalui
penyelenggaraan Mini MSNS
1
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri
dari Kementerian Luar Negeri, ACWC dan
Akademisi/Perguruan Tinggi menyepakati
usulan penyampaian pentingnya intervensi
kemanusiaan dalam situasi konflik, termasuk
74 pada situasi pasca bencana alam, seharusnya 1 P.IV.13 Hal 5 Poin 18
dilaksanakan secara menyeluruh seperti yang
dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam
ASEAN Institute for Peace and
penanganan program rekonstruksi dan
Reconciliation (AIPR)
rehabilitasi pasca bencana tsunami di
Symposium on Plight of
Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Women and Children in
1 Conflict Situation, Tagaytay,
Pemangku kepentingan nasional yang terdiri Filipina, 8 – 9 Desember 2015
dari Kementerian Luar Negeri, ACWC dan
Akademisi/Perguruan Tinggi menyepakati
usulan penyampaian pentingnya upaya
75 pencegahan konflik, utamanya dalam 1 P.IV.13 Hal 5 Poin 18
melindungi kesejahteraan perempuan dan
anak-anak yang memiliki peran penting dalam
proses perdamaian dengan cara pandang dan
pengalaman mereka yang unik.
1
Melihat jalannya diskusi dalam FGD ini sangat
terasa adanya perbedaan posisi dari unit pembina
sektor-sektor dalam mengahadapi negosiasi
AHKFTA. Banyak Pembina sektor yang menunjukkan
bahwa AHKFTA tidak menjadi prioritas
76 1
Kementerian/Lembaga. Untuk itu, Indonesia perlu
menyampaikan kepada ASEAN agar penyelesaian FGD"Menghadapi Perundingan
AHKFTA tidak didesakkan untuk segera selesai ASEAN Hong Kong Free Trade Area",
mengingat adanya kekurangan SDM pada proses Kemlu, 3 Maret 2015. Rekomendasi
negosiasi. di Para 6 Nota Dinas
1
Perlunya penyamaan persepsi di masyarakat
mengenai kebijakan pembentukan masyarakat
77 ekonomi ASEAN. Kesalahan persepsi dapat 1
menciptakan sikap masyarakat yang menolak MEA
tanpa alasan yang jelas
1
perlunya peningkatan kualitas SDM manusia,
Workshop "Menggali Potensi Tujuan
78 khususnya di bidang pariwisata sehingga mampu 1
Wisata Cianjur Guna Meningkatkan
bersaing di tingkat regional ASEAN
Daya Saing Pariwisata Nasional
Dalam Menghadapi Masyarakat
1 Ekonomi ASEAN", di Cianjur, 12
perlunya peningkatan kualitas SDM manusia,
79 khususnya di bidang pariwisata sehingga mampu 1 Maret 2015
bersaing di tingkat regional ASEAN

53
Jumlah
No Saran/Kebijakan Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
saran/kebijakan
1
Perlunya sinergi antara Pemerintah, masyarakat,
dan pelaku usaha dalam kualitas industri pariwisata
80 1
di Indonesia sehingga mampu mendatangakan lebih
banyak turis ASEAN

1
Perlu kehati-hatian dalam kerja sama negara lain
dalam pengembangan EBT, dikhawatirkan kerja
81 1
sama tersebut malah menghambat pengembangan
EBT di Indonesia bukan memajukan Indonesia
Focus Group Discussion (FGD)
1 “Memanfaatkan Kerja Sama Energi
Perlunya melakukan evaluasi terhadap ASEAN Plan Terbarukan di ASEAN untuk
of Action for Energy Cooperation (APAEC) 2010- Memenuhi Kebutuhan Energi Dalam
2015, apakah sudah mengakomodir kepentingan Negeri” di Jakarta, tanggal 15 April
Indonesia, terutama dalam kerja sama ASEAN 2015
82 1
Power Grid (APG) dan Trans ASEAN Gas Pipeline
(TAGP). Selain itu perlu suatu kesepahaman dalam
menerapkan target-target dalam energy mix di
APAEC sesuai dengan target di Indonesia.

1
Manusia Indonesia harus memiliki karakter yang
baik, karena menurut teori Return on Character
(RoC), negara maju memilki nilai RoC yang lebih
83 1
baik daripada negara berkembang dan hal ini
berarti Indonesia harus memiliki sumber daya
manusia yang berkarakter.
1 Workshop “Peningkatan Kualitas
sumber daya manusia Indonesia harus
Sumber Daya Manusia Indonesia
mengembangkan kemampuan keterampilan/skill
Dalam Menghadapi Masyarakat
sehingga mampu menghasilkan kreatifitas. Menurut
Ekonomi ASEAN”. Di Malang, 27
sebuah penelitian, kehidupan manusia semakin
84 1 April 2015
kompleks dan hal tersebut membutuhkan
kreatifitas yang tinggi dari manusia untuk
menemukan cara dalam menghadapi permasalahan
kompleksitas.
Sumber Daya Manusia Indonesia perlu 1
85 meningkatkan pengetahuan / knowledge dan 1
kekhususan bidang yang dikuasai
1
Peningkatan produktivitas dan efisiensi perusahaan
dapat dilakukan melalui analisis kekuatan FGD & Workshop "Peningkatan
perusahaan, peningkatan kerja sama antara Daya Saing UMKM dalam Rangka
86 pegawai dan jajaran manajemen, serta perbaikan 1 Memasuki Regional Value Chain
kerapihan dan kebersihan di tempat kerja agar daya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)"
saing UMKM meningkat dan mampu menyongsong di Bali, 12 - 15 Agustus 2015
MEA 2015.
1
Perlunya melakukan evaluasi terhadap ASEAN Plan
of Action for Energy Cooperation (APAEC) 2010-
Focus Group Discussion
2015, apakah sudah mengakomodir kepentingan
“Memanfaatkan Kerja Sama Energi
Indonesia, terutama dalam kerja sama ASEAN
Terbarukan di ASEAN untuk
87 Power Grid (APG) dan Trans ASEAN Gas Pipeline 1
Memenuhi Kebutuhan Energi Dalam
(TAGP). Selain itu perlu suatu kesepahaman dalam
Energi” di Jakarta, tanggal 15 April
menerapkan target-target dalam energy mix di
2015
APAEC sesuai dengan target di Indonesia, termasuk
energi terbarukan
1
6. Terkait dengan kepemimpinan Indonesia di
ASEAN, disampaikan bahwa kiranya Indonesia dapat
memilih isu-isu potensial dalam konteks kerja sama
maritim untuk dapat diusung sebagai prakarsa
Focus Group Discussion (FGD) “Kerja
Indonesia di berbagai mekanisme kerja sama di
Sama Maritim di ASEAN: Koordinasi
ASEAN. Isu-isu potensial tersebut antara lain adalah
antar Pilar Masyarakat ASEAN dan
88 sebgai berikut: 1
Keselarasan Posisi Indonesia di
a. Illegal Unreported and Unregulated (IUU) Fishing;
Berbagai Fora”, Hotel Aryaduta,
b. Biodiversity;
Jakarta, 26 Agustus 2015
c. Blue Economy;
d. ASEAN Fish Stock Assessment; dan
e. ASEAN Maritime Pollution

1 Focus Group Discussion (FGD)


Para Pelaku UMKM di dorong untuk memiliki Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015:
89 inovasi dan kreativitas yang tinggi sehingga dapat 1 Kesiapan Dunia Usaha Jawa Tengah,
menciptakan produk-produk UMKM yang unik di UMKM Centre Semarang, 17
September 2015
1
Perlunya penyamaan persepsi di masyarakat
mengenai kebijakan pembentukan masyarakat
90 ekonomi ASEAN. Kesalahan persepsi dapat 1
menciptakan sikap masyarakat yang pesimis Pertemuan Forum Duta Besar
terhadap Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kementerian Luar Negeri, Jakarta,
23 September 2015
Perlunya sinergi antara Pemerintah, masyarakat, 1
dan pelaku usaha dalam meningkatkan daya saing
91 1
Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN
Provinsi Papua perlu memahami secara seksama 1
dan mempersiapkan diri dengan baik dalam
FGD : Peran Pemerintah Daerah
menyongsong kerja sama ekonomi global dan
92 1 dalam Menghadapi MEA, Jayapura,
regional guna Provinsi Papua tidak tertinggal dari
Papua, 17 November 2015
negara lain

54
Jumlah
No Saran/Kebijakan Diterima Tidak Diterima Keterangan Kegiatan Kodifikasi Data Dukung
saran/kebijakan
1
Saat ini isu dalam pilar politik ASEAN telah meluas
ke pilar Ekonomi ASEAN. Guna Indonesia dapat
memajukan kepentingannya, diperlukan koordinasi
yang kuat antara Kementerian/Lembaga (K/L).
93 1
Selain itu, K/L yang membawahi sektor perlu
menginformasikan dengan jelas kepada K/L yang
Focus Group Discussion (FGD):
menjadi focal point terkait sektor-sektor yang dapat
"Evaluasi Masyarakat Ekonomi
dimajukan dan yang masih perlu dipertahankan,
ASEAN dan Rencana/Koordinasi
Implementasi Masyarakat Ekonomi
1
Pentingnya K/L dalam mengindentifikasi ASEAN 2015" di Jakarta pada
kepentingan Indonesia yang akan dimajukan dalam tanggal 27-28 November 2015
penyusunan Action Plan dari Blueprint 2025
tersebut. Pemasukan kepentingan Indonesia ke
94 1
dalam Action Plan dari Blueprint 2025 tersebut akan
meningkatkan rasa kepemilikan sektor kepada
Blueprint 2025. Sehingga Action Plan tersebut juga
dapat segera diselesaikan oleh Indonesia.
1
Kegiatan konsultasi akses pasar sangat signifikan
Konsultasi Akses Pasar dan Upaya
untuk memberikan kesempatan bagi UKM untuk
Penetrasi Pasar ASEAN dan Mitra
meraih peluah dalam MEA, utamanya dengan
95 1 FTA ASEAN bagi Usaha Kecil dan
informasi dan pengetahuan mendalam dan konkrit
Menengah, Jakarta, 21 Oktober
tentang akses pasar di negara ASEAN dan mitra FTA
2015
ASEAN.
Kemenpora selaku focal point menyampaikan 1
tengah melakukan tahap awal Pengembangan
96 ASEAN Youth Development Index (AYDI), yang 1
sebelumnya berstatus pending pada ASCC
Blueprint 2009-2015.
1
Pada the remaining 3% action lines yang berstatus
on-going dalam ASCC Blueprint 2009-2015 , antara
lain terkait pengembangan kompetensi jaringan
laboratorium makanan yang sudah ada di ASEAN
(v. Develop further the competency of existing
network of food laboratories in ASEAN to facilitate
97 1
the exchange of information, findings, experiences,
and best practices relating food laboratories works
and new technology ), Kemenkes dan BPOM selaku
focal points menyatakan bahwa implementasi action
line tersebut sudah berjalan dan telah diprogramkan
secara rutin.

1
Kemenkes dan BPOM selaku focal point juga
menginformasikan bahwa action line terkait
penguatan advokasi produksi makanan yang sehat
dan aman (xiv. Enhance advocacy to promote
98 1
production of safe and healthy food by producers
and education and communication to communities
for empowerment in food safety) sudah berjalan dan
telah diprogramkan secara rutin.

TOTAL 98 95

55

Anda mungkin juga menyukai