NPM : 173902009
Pembentukan BPUPKI
Pengangkatan anggota BPUPKI dilakukan di Gedung Cuo Sangi In (saat ini Gedung
Departemen Luar Negeri RI), Pejambon, Jakarta. Dengan keanggotan sebagai
berikut:
Anggota 63 orang mewakili seluruh wilayah Indonesia ditambah 7 orang tanpa hak
suara.
Dalam masa sidang ini dikemukakan pendapat tentang dasar negara yang akan
digunakan untuk Indonesia merdeka. Pemikiran ini dikemukakan oleh tiga tokoh
yakni Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr Soepomo dan Ir. Soekarno.
Disampaikan pada tanggal 29 Mei 1945 dengan judul: “Azas dan Dasar Negara
Kebangsaan Republik Indonesia” yang intinya sebagai berikut:
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Atas saran temannya yang ahli bahasa, lima asas yang disampaikan Soekarno
diberinya nama Pancasila. Sehingga saat sebagian orang setiap 1 Juni
memperingati hari lahirnya istilah Pancasila.
Sebelum masa sidang II, BPUPKI membentuk panitia sembilan. Tugas panitia
sembilan adalah menampung aspirasi tentang pembentukan dasar negara untuk
Indonesia merdeka. Panitia sembilan terdiri atas:
1. Ir. Soekarno
2. Abdul Kahar Muzakir
3. Drs. Moh. Hatta
4. KH Abdul Wachid Hasyim
5. Mr. Muhammad Yamin
6. H. Agus Salim
7. Mr. AA Maramis
8. Abikusno Cokrosuyoso
9. Mr. Ahmad Subarjo
Kenapa isi sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat islam bagi pemeluk-pemeluknya.” diubah menjadi “Ketuhanan yang Maha
Esa.”?
Jawabannya:
Karena masyarakat di Indonesia Timur keberatan dengan isi sila tersebut, mereka
mengakui bahwa kalimat tersebut tidak mengikat mereka, dan hanya menyangkut
masyarakat yang beragama Islam, yang berarti mengadakan diskriminasi terhadap
golongan minoritas. Karena tidak ingin ada perpecahan dalam suatu bangsa, maka
akhirnya mereka bermusyawarah untuk mufakat dan akhirnya mengubah isi sila
pertama dari Piagam Jakarta.